BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Terjadinya penurunan produktifitas hutan alam terutama hasil hutan berupa
kayu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal ini disebabkan karena selama ini
pemerintah lebih mengutamakan hasil hutan berupa kayu sebagai produk primadona
dalam bidang bisnis kehutanan untuk memperoleh devisa yang sebanyakbanyaknya. Kondisi ini telah mengakibatkan rusaknya lingkungan hutan,
berkurangnya keanekaragaman hayati, serta bentuk-bentuk kerusakan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut maka pengelolaan hutan di masa yang akan datang
seyogyanya diarahkan untuk lebih meningkatkan pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu yang jenis dan potensinya sangat berlimpah. Banyak pakar yang memprediksi
bahwa pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu akan berperan lebih
penting dibandingkan dengan produk-produk kayu, baik dari sisi ekonomi,serta
lingkungansosial.
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang mempunyai prospek cukup
cerah di masa mendatang untuk dikembangkan di Indonesia adalah gondorukem
(getah pinus) yang merupakan hasil destilasi dari getah (oleo-resin) yang disadap
dari pohon pinus (Pinus merkusii). Peluang mengembangkan industri gondorukem
(getah pinus) ini cukup besar, mengingat potensi hutan pinus yang cukup besar
yang belum dimanfaatkan secara optimal, serta adanya peluang pasar yang terbuka
lebar, baik untuk keperluan domestik maupun ekspor.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pinus ?
2. Bagaimana cara penyadapan getah pinus ?
3. Bagaimana cara pengolahan getah pinus ?
4. Apakah manfaat dari getah pinus ?
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu pinus
2. Untuk mengetahui cara memperoleh getah pinus
3. Untuk mengetahui cara pengolahan pinus
4. Untuk mengetahui manfaat dari getah pinus
BAB II
PEMBAHASAN
A.PINUS
Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang
semuanya tergabung dalam marga pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau
pinus
biasanya
ditujukan
pada
tusam
Sumatera
(Pinus
merkusii Jungh. et deVries). Tusam
kebanyakan
bersifat
berumah
satu
(monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun
terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (subdioecious). Adapun klasifikasi pinus sebagai berikut :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Coniferophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo:
Pinales
Famili:
Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr
1)
2)
3)
4)
Warna gondorukem disebut dengan X (Rex) untuk warna yang paling jernih,
kemudian WW (Water White) untuk warna yang beningnya seperti air dan WG
(Window Glass) untuk warna yang bening seperti kaca jendela dan N (Nancy) untuk
warna Kuning kecoklat-coklatan, dan M dan seterusnya untuk warna yang lebih
gelap. Softening point, adalah komponen mengenai kekerasannya yang ditunjukkan
dengan derajat Celcius (C).
Kadar kotoran yang ditunjukkan dalam prosen (%) adalah kotoran-kotoran kasar
yang terkandung dalam gondorukem.
Untuk terpentin hanya ditentukan satu mutu, yakni :
- warna jernih
- kandungan kotoran
- komposisi Alpha pinene & Betha pinene
- Aroma Khas Terpentin.
Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin,
dihasilkan dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah Pinus yang
dikumpulkan dan diterima di PGT berupa :
- cairan kental yang bercampur dengan kristal,
- air,
- serpihan kayu,
- daun pinus,
- kembang pinus,
- dan kotoran-kotoran lain yang sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).
Oleh karenanya Kualitas Getah ditentukan oleh kadar kotoran dan warnanya.
Untuk memperoleh Gondorukem berkualitas baik diperlukan getah yang baik pula.
Karenanya sangat membantu bila sekiranya getah bisa dipisahkan sesuai dengan
kualitasnya. Kalau tidak, maka diperlukan peralatan yang baik dan canggih untuk
mendapatkan kembali getah yang berkualita baik.
Dalam proses pengenceran getah dengan penambahan beberapa liter terpentin
sesuai dengan kondisi getah yang akan diproses. Pengenceran getah ini
dimaksudkan untuk memudahkan pemisahan kotoran dari getah maupun
memudahkan didalam pemindahan dan penyaringannya.
Setelah mencapai kondisi pengenceran yang diinginkan maka larutan getah
didiamkan/diendapkan beberapa menit untuk memberikan kesempatan terjadinya
endapan kotoran dan air turun kebawah, setelah itu dilakukan pembuangan dan
penyaringan.
Dari hasil akhir proses pada tangki pemurnian dapat diketahui hasil gondorukem
dan terpentin yang baik atau tidak. Pada proses tangki pemurnian ini pula sangat
ditentukan perlakuan yang cermat dan trampil, karena meskipun dari hasil proses
pencucian berhasil sempurna namun tanpa ada dukungan dari proses pemasakan
yang baik maka hasil dari gondorukem pun jadi bermutu rendah, misalnya titik lunak
terlalu rendah, browning/hangus, atau berkristal.
Untuk itu didalam menangani tangki pemasakan ini diperlukan ketelitian dan
kecermatan operator didalam melakukan pemasakan maupun mengenal peralatan
yang ditangani (karakter alat).
Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain :
- Pemanasan harus bertahap
- Tekanan vakum
- Tekanan uap dari uap penekan (Open steam) tidak terlalu besar (golakan tidak
terlalu besar)
- Suhu pemanasan
- Suhu peludangan (canning)
- Bahan Bakar 300 Liter.
Proses terakhir adalah proses pengemasan, dengan setiap kaleng kemasan
berisi 240 kg. Kemudian di diamkan untuk proses pengendapan Gondorukem
sebelum akhirnya di jual ke pasar.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Getah pinus merupakan produk hasil hutan bukan kayu yang mempunyai
prospek cukup cerah di masa mendatang untuk dikembangkan di Indonesia
mengingat potensi hutan pinus yang cukup besar yang belum dimanfaatkan secara
optimal, serta adanya peluang pasar yang terbuka lebar, baik untuk keperluan
domestik maupun ekspor.
Gondorukem dan Terpentin merupakan hasil distilasi/penyulingan dari getah
Pinus yang memiliki banyak manfaat antara lain :
1.Manfaat gondorukem :
a.bahan penyampur lilin batik
b.bahan pengisi dalam pembuatan kertas
c.sebagai campuran sabun
d.Pembuatan Vernish, tinta,bahan isolasi listrik, korek api, lem, industry kulit dan
lain-lain.
e.Di luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk
membuat resin sintetis, plastic, lem, aspal, bahan pliitur, lak sintetis, industry
sepatu, galangan kapal, dll.
2.Manfaat terpentin
a.Pelarut organic
b.Pelarut resin
c.bahan semir sepatu,logam dan kayu
d.bahan kamfer sintetis dll.
B. Saran
Mengingat besarnya potensi getah pinus yang mampu dihasilkan di
Indonesia serta semakin kurangnya hasil hutan kayu maka dapat dilakukan :
1.Getah pinus dijadikan alternatif produksi hutan untuk mengurangi produksi hasil
hutan kayu untuk mejaga kelestariannya
2. Meningkatkan teknologi untuk pengolahan getah pinus
3. Memanfaatkan sebesar-besarnya potensi yang dimiliki getah pinus sebagai hasil
hutan bukan kayu