Anda di halaman 1dari 6

RESIN

Getah Pinus (Oleoresin) menghasilkan :


Proses Pembuatan Tall Oil Rosin :
- Oleo (terpentin)
- Serpihan kayu pinus diolah menjadi bubur (pulp)
Resin = substansi padat atau sangat kental dengan polimer
- Resin : rosin, gondorukem, atau pine resin
dengan krafting (penambahan NaOH dan Na2SO4)
reaktif.
- Selanjutnya akan terpisah menjadi terpentin, pulp, dan
3
jenis
resin
dari
pohon
pinus
(Pinus
merkusii)
:
Gum
rosin
Resin dibagi menjadi Resin alami dan resin sintesis
lindi hitam.
(getah pinus), Wood Rosin (batang pinus), & Tall oil rosin (pulp
Resin alami = material padat atau semi padat, biasanya
Lindi hitam jika dilakukan penyabunan lalu diasamkan
pinus):
komponen organik disebut terpen
menghasilkan tall oil kasar
Proses pembuatan Gum rosin :
- Tall oil kasar didestilasi akan menghasilkan tall oil
Terpen = tidak larut di air, larut di pelarut organik
- Pembersihan :
rosin.
Resin larut di minyak = resin yang larut di minyak dan pelarut
o Pengenceran 60-80C selama 10-15 mnt
hidrokarbon
dengan penambahan terpentin
Resin larut di alkohol (spirit) = resin yang larut di alkohol
o Pencucian dengan asam oksalat 3-5 Kg/batch
utk pengendapan ion besi
Resin Alami = hasil eksudasi tanaman secara alami dan keluar
o
Penyaringan dengan filter 5 mikron
karena alami, buatan, atau hasil sekreasi serangga
Destilasi
160-165 C / 40-60 cmHg selama 3 jam,
Ciri Ciri Resin Alami =
untuk
menguapkan
terpentin dan air
- Padatan yang rapuh
Pengemasan
(canning)
- Meleleh kena panas
- Mudah terbakar
- Tidak larut dalam air
- Larut dalam pelarut organik
Resinoid = cairan, semi cairan, atau padatan yang kental dari
resin alami diekstraksi dengan pelarut hidrokarbon.
Mengandung senyawa yang mudah menguap
Berdasar SNI 7636-2010, Gondorukem dibagi menjadi 4 mutu
Oleoresin = resin yang mudah menguap, lebih lembut dari
: Utama (U), Pertama (P), Kedua (D), & Ketiga (T)
cairan sedikit atau tanpa minyak, biasanya karena setelah
pengolahan resin.
Pemanfaatan Gondorukem :
- Unmodified : bahan pengisi pada pabrik
Penyusun Resin = Diterpena dan Triterpena
- Modified (karena unmodified rosin bereaksi dengan
Klasifikasi Resin =
Proses pembuatan Wood Rosin
garam logam) : memiliki ikatan ganda & gugus
1. Berdasar kondisi fisik saat panen :
- Batang pinus dieksrak menjadi serpihan kayu
karboksil
a. Hard Resin : Damar, Kopal, jernang, Lak
- Serpihan didestilasi memisahkan terpentin dan
Gaharu
gondorukem (rosin kasar)
Produk Turunan Gondorukem :
b. Soft Resin(oleoresin): getah pinus,
- Gondorukem diekstraksi akan menghasilkan Dark
- Fortifikasi gondorukem : mensaturasi ikatan rangkap
gondorukem (rosin)
wood Rosin & Pale wood rosin
dengan asam fumarat dan panas
c. Balsan : kemenyan
- Gondorukem ester : reaksi alkohol dengan
2. Berdasar Cara pemanenan
gondorukem menjadi formasi ester
a. Penyadapan : getah pinus, damar, kopal, &
- Gondorukem Hidrogenasi
kemenyan
b. Pemetikkan : Lak & jernang
c. Penenbangan : Gaharu
d. Pemungutan : Damar & kopal

Pengolahan Hard Resin :


- Damar
o Ada 6 mutu : A, B, C, AB, KK (hitam), debu
o Fisikokimia :
Warna putih, kuning, dan tembus cahaya
Titik lunak : 75 Celsius
Bil asam : 19-36
Densitas : 1,04 1,12
Bil ester 0-1,5
Punya asam damar 23%, damar resin 40%,
dan damaresence 22,5%
o Pemanfaatan : sizing paper, kilap pernis,
daya rekat, pengisi moulding, water resistant,
obat hepra, lilin
Contoh Resin Alami :
- Kopal (Agathis spp)
1. Jernang (dragons blood)
o Kandungan : asam trachiolat 90%,
Berasal
dari tanaman rotan dengan komponen kimia :
isotrachilotat 6%, sexen. & minyak atsiri
dracoalban
2,5%, dracoresene 13-58%, ester dracoresinotannol
o Fisikokimia : kuning-merah & tembus cahaya
benzoat, ester dracoresinotannol benzolasetik, & dracohordin
Titik lunak : 70-135 Celsius
Pengolahan jernang : Pengeringan, Penumbukkan, Pemanasan
Bil asam = 110-140
dengan air panas, Pencetakkan.
Larut dalam pelarut organik
o Fungsi : vernis, sizing paper, bahan
Mutu Jernang : Super, A, B
pencampur tinta, perekat/lem
Fisikokimia : warna merah, larut alkohol, eter, minyak atsiri
o Jenis kopal dari pemanenan :
Teknik ekstraksi :
Kopal melengket (2-3 minggu
- Teknik proses basah : rendam jernang, penekanan,
penyadapan)
resin akan mengalir ke bawah, pengeringan.
Kopal loba (berbulan bulan
- Teknik proses kering : penjemuran 3 hari, pengepresan
penyadapaan)
Kopal bua (terluka alami dan tertimbun Fungsi : pewarna keramik, kayu, kertas, dan versin alat musik
o

tanah
Mutu Kopal :

2. Gaharu
Bewarna coklat muda, didapat dari reaksi pertahanan dari jamur
pada pohon.
Ciri pohon mengandung gaharu : ranting kering mernggas,
kulit mudah dikupas, bau khas
Klasifikasi :
- Gubal Gaharu (super) : warna coklat hitam
- Kemedangan : putih keabuan coklat
- Abu : putih coklat - hitam
Pengolahan Gaharu :Penyortiran, Destilasi
Fungsi : bahan baku parfum, aromaterapi, kosmetik, dupa, obat
hepatitis

3. Kemenyan
Fungsi : industri coating, cat, semen, industri laminasi, oli
pengereman, dan vurnis insulator elektrik
Dari pohon Styrax, untuk obat luka, ekspektoran, parfum
sabun, & dupa
Membuat vernis CNSL :
Resin yang diperoleh jika batang terkena infeksi jamur
- Pengepresan yang diawali dengan suhu 180 celsius
selama 60 mnt
Mengandung asam sinamat 3-4% asam benzoat 30-38% dan
- Pemisahan kardanol (destilasi vakum dan ekstraksi
turunannya
pelarut)
Klasifikasi : Mata kasar, mata kacang/halus, jurur, dan tahir
- Mencampur dengan formaldehid 37% dengan katalis
Kemenyan tampangan : kemenyan campur damar
asam pada 100 Celsius selama 6 jam
- Penguapan air dengan suhu 100 Celsius selama 2 jam
Fisikokimia :
- Kelarutan alkohol 90% : 75-85%
- Bil. Asam : 100-145
- Bil. Ester : 50-120
Lak
Hasil sekreasi kutu lak pada tanaman kusambi dan tanaman
lain
Fungsi : bahan pencampur pernis, pelitur, dempul, perekat,
semir, isolasi alat listrik, dan tinta cetak.
Sifat fisik : membentuk film (lapisan tipis), resisten air/ uap air,
Ekstraksi CNSL :
tidak lengket, mengkilap, tidak mudah bereaksi dan teroksidasi.
- Proses minyak panas
Komposisi : resin 68%, zat warna 10%, dan lilin 6%
- Ekstraksi pelarut
Ada dua kualitas lak batang :
- Ekstraksi mekanik
- A1: penutupan lak di batang 90%
- Destilasi vakum
- A3 : penutupan lak di batang sedikit
- Ektraksi cairan superkritis
Pengolahan lak :
- Pemisahan lak dari batang
Tall Oil
- Pengayakkan
Sebuah campuran dari komponen asam seperti terpentin dari
- Pemberian soda untuk pemisahan kotoran
pohon pinus dan didapat dari limbah industri kertas sebagai
- Perendaman 20 jam dan diputar
pulp.
- Pembilasan 15 menit menghilangkan warna merah
Fungsi : pertambangan, manufaktur kertas, cat, karet sintesis,
- Penggaraman dan pembilasan
agen flotasi, bahan pembasah tekstil, sabun, deterjen,
- Pemerasan untuk mengurangi air
desinfektan, minyak tekstil, pengelap logam
- Pengeringan 7 hari
Komposisi : asam resin 49%, asam lemak 32%, dan komponen
netral 19%
Cashew Nut Shell Liquid (CNSL)
Tahap ekstraksi :
Termasuk senyawa non lemak isoprena fenoik tidak jenuh di
- Cairan hitam dari industri kertas di lapisan atasnya
cincin benzena, memiliki warna gelap.
mengandung Tall Oil Soap.
Berasal dari biji jambu mete
- Tall Oil Soap di reaksikan dengan asam membentuk
Kandungan CNSL : asam anakardat 60-65%, kardol 15-20%,
crude tall oil
karanol 10%, & 2 metil kardol.
RCOONa + H3O+ RCOOH + H2O + Na+

crude tall oil didestilasi untuk mengambil tall oil


murni
kemudian rosin di reaksikan dengan asam
maleat/fumarat lalu dengan KOH. Terakhir
direaksikan dengan air

KARET
Berasal dari Hevea braziliensis, indonesia luas area perkeunan
terluas di dunia, dan produktivitas ketiga dunia untuk karet.
Faktor mempengaruhi kualitas karet :
- Bibit : klon unggul, okulasi, seedling
- Perawatan : pengendalian gulma
- Pemupukkan
- Penyadapan : teknik dan waktu yang pas
Umur panen karet 30 tahun di batangnya
Penyadapan dilakukan pada umur 5 tahun selama 25-35 tahun
Penyadapan dengan membeset pembuluh karet untuk
mendapatkan lateks
Syarat Penyadapan : biaya rendah, tidak mengganggu
tanaman, lateknya banyak
Produktivitas penyadapan : panjang irisan, frekuensi
pengirisan, stimulan, dan kedalaman sadap
Faktor kualitas lateks :
- Kebunnya (klon, sistem sadap, kebersihan)
- Iklim (hujan dpt prokoagulasi lateks, kemarau
membuat lateks tdk stabil)
- Alatnya harus tidak dari logam
- Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak,
waktu)
- Kualitas air dalam pengolahan
- Bahan kimia yang dipakai
- Komposisi lateks
Lateks : cairan pekat putih yang dapat menggumpal
Komposisi lateks:karet 25-40%, 60-75% serum
Komposisi karet : karet murni 90-95%, protein 2-3%, asam
lemak 1-2%, gula 0,2%, dan garam 0,5%

Prakoagulasi :penggumpalan lateks sebelum diolah


- Crump rubber
- Tyre rubber
Faktor Prakoagulasi:
- Reclaimed rubber
- Mikroorganisme (Schizomycetes, Bacillus pandora,
Struktur
kimia lateks poliisoprena (C5H8)
Micrococcus)
- Enzim
- Iklim
- Keadaan tanaman : makin muda pohon lateks kurang
bagus, semakin tua lateks juga kurang bagus
- Jenis klon tanaman
- Perbandingan pupuk
- Pengangkutan
- Kotoran
Cara mencegah prakoagulasi :
- Kultur teknis yang baik
- Cara penyadapan (malam)
- Alat penyadap tiada karat
- Pemberian zat anikoagulan (amoniak, soda,
formaldehid, natrium sulfat, boraks)

Kelebihan Karet Alam dari Sintesis :


- elastis tinggi
- plastisasi baik
- daya aus tinggi
- tidak mudah panas
- dya tahan keretakan tinggi
Kelebihan karet sintesis dari alam :
- tahan zat kimia
- harga dapat dipertahankan
- jarangnya suplai
Sifat Karet alam :
- warna coklat, tembus cahaya
- densitas 0,91 - 0,93
Pengelompokkan lateks :
- melunak pada 140 celsius
- Lateks segar
- terurai pada 200 celcius
- Lump : lateks yang berprakoagulasi
- isolasi listrik berbeda
- Cup lump : Lateks yg prakoagulasi di mangkuk sadap
- larut pada benzen
- Scraps : lateks yg prakoagulasi di bidang sadap
- tidak larut air
- Lump tanah : lateks prakoagulasi jatuh di tanah
- mudah teroksidasi oleh udara
Produk lateks mentah :
- bila dibakar menjadi CO2 dan H2O
- Ribbed smoke sheet
- White crepes
- Pale crepe
- Block rubber

Pengolahan RSS (Ribbed smoked sheet)/ Karet lembaran


asap :
- penerimaan lateks kebun
- pengenceran (mempermudah penyaringan kotoran)
- pembekuan (penambahan zat koagulan seperti asam
format / asam cuka konsentrasi 1-2% dengan dosis 4
ml/kg karet)
- Penggilingan (mengeluarkan air)
- Pengasapan (pengeringan sit, memberi warna coklat,
dan menghambat pertumbuhan jamur)
- Sortasi
Standar mutu dari RSS : SNI 06-0001-1987 yang membedakan
mutu rss menjadi RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5, dan
Cutting

Tujuan pemekatan lateks:


- Memperoleh kadar karet kering 60%
- Mengurangi biaya produksi
- Mengetahui jumlah air yang ditambah
- Menyeragamkan mutu

Perbedaan Karet Alam dan Sintesis


Kekurangan karet alam :
- Cepat rusal
- Tidak elastis
- Tidak tahan bahan kimia
- Harga tidak stabil
- Hidrofilik
- Sukar dilebur dan dicetak
- Pengadaan barang sulit
Karet sintetis berasal dari monomer butadiena dan stirena
dengan kopolimerisasi
Kelebihan karet sintetik :
- Dibuat dari minyak bumi
- Tahan suhu tinggi, kedap udara dan gas
- Tahan zat kimia
- Harga stabil
- Suplai bahan jarang
Jenis bahan baku karet (padatan) :
- Cup Lump : kadar karet kering 60-90%
- Slab : lateks menggumpal karena asam gormat, kadar
karet kering 30-60%

Jenis karet sintetik umum:


- Karet Stirena butadiena (SBR)
- Karet butadiena (BR)
Karet isoprena (IR)
Jenis karet sintetik khusus:
- Karet isobutena isoprena (IIR)
- Karet nitrika butadiena (NBR)
- Karet kloroprena (CR)
- Karen etilen propilen (EPR)
Kopolimer : polimer yang monomernya tidak sejenis dengan
suhu dan tekanan tinggi memakai katalis, contoh
- Karet SBR : stirena 25%, butadiena 75%
Proses Vulkanisasi : molekul karet linear mengalami sambung
silang (crosslinking) menjadi polimer 3 dimensi.
Proses ini membuat karet menjadi plastis (lembut), lemah,
elastis, keras, dan kuat.
Produksi sekarang kurang karet alam karena bahan baku yang
mahal dan meningkatnya minat orang akan ban radial berserat

Anda mungkin juga menyukai