Anda di halaman 1dari 36

BAHAN TAYANG

MODUL
SPESIFIKASI UMUM
DIVISI 2 PEKERJAAN DRAINASE
DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini menjelaskan Tentang petunjuk teknis spesifikasi umum
pekerjaan drainase (Divisi 2) Tentang pengertian pekerjaan drainase
dan ruang lingkup pekerjaan, metode pelaksanaan
pekerjaan,Persyaratan Bahan dan Peralatan dan Prosedur pengukuran
dan pembayaran pekerjaan yang telah selesai dikerjakan .

INDIKATOR KEBERHASILAN
Mampu memahami dan menjelaskan kepada Pihak pihak terkait
tentang uraian spesifikasi umum pekerjaan drainase (Divisi 2) mulai
dari pengertian pekerjaan drainase dan ruang lingkup pekerjaan,
metode pelaksanaan pekerjaan, persyaratan penggunaan bahan dan
peralatan dan prosedur pengukuran dan proses pembayaran
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan
1. PENGERTIAN DRAINASE JALAN
Pekerjaan Drainase Jalan adalah suatu bangunan
berupa Saluran atau Gorong gorong yang berada
disamping permukaan dan dibawah permukaan
jalan yang berfungsi mencegah air yang ada
diatas dan dibawah permukaan jalan agar tidak
masuk kedalam badan jalan. Air yang berasal dari
permukaan seperti air hujan, Cathment Area dan
dibawah permukaaan seperti air tanah dsbnya
akan disalurkan ke Saluran samping jalan dan
Gorong gorong (Box Culvert) untuk seterusnya
dibuang ketempat pembuangan akhir atau ke
Sumur Resapan .
1. JENIS JENIS PEKERJAAN DRAINASE MELIPUTI :

a. Selokan dan Saluran air


b. Pasangan batu dengan mortar

c. Gorong gorong dan Drainase beton

d. Drainase Porous

2. PEMBAHASAN JENIS PEKERJAAN DRAINASE


MELIPUTI :

a. Pengertian umum
b. Penggunaan bahan dan Jaminan mutu

c. Metode pelaksanaan pekerjaan

d. Proses pengukuran dan pembayaran terhadap


pekerjaan yang telah selesai dikerjakan
3. PEKERJAAN DRAINASE

l. SELOKAN DAN SALURAN AIR


a.Uraian Singkat Pekerjaan

Pekerjaan ini adalah pembuatan Selokan batu yang


dilapisi (Lined) maupun tidak yang lokasinya disamping
kiri kanan jalan.selain itu pekerjaan ini juga termasuk
Relokasi atau perlindungan terhadap Sungai, Kanal dan
Saluran Irigasi
b. Kaitan dengan pekerjaan Divisi
lainnya :

Mobilisasi dan Demobilisasi


Kajian teknis lapangan
Pengamanan lingkungan hidup
Keselamatan dan kesehatan kerja
Pasangan batu dengan Mortar
Gorong gorong dan Drainase beton
Galian dan Timbunan
Pemeliharaan rutin perkerasan,bahu jalan,
Drainase dan pelengkapan lainnya
c. Batas toleransi Ukuran pekerjaan
a. Elevasi galian yang selesai dikerjakan tidak boleh lebih
3 cm dari yang telah ditentukan direksi
b. Alinyemen selokan dan profil melintang yang selesai
dikerjakan tidak boleh lebih 5 cm dari setiap titik
yang ditentukan Direksi Pekerjaan.

d. Pengajuan Kerja (Request) dan persyaratan


c. Setiap bahan yang digunakan harus diajukan serta
disetujui oleh direksi pekerjaan
d. Sebelum memulai pekerjaan penyedia Jasa harus
survey melakukan pengikatan disetiap titik
pengukuran disetiap 25 m di setiap titik lokasi saluran
pembuangan, ataupun saluran disisi jalan.
e.Jadwal dan Kondisi tempat kerja
Kondisi tempat kerja yang akan dilakukan ditempat
galian dan timbunan harus bebas dari genangan
air(kering) oleh sebab itu penyedia jasa wajib
melaksanakan pemompaan disekitar lokasi
pekerjaan apabila ada genangan air.Pemeliharaan
berkala untuk saluran sementara dan permanen
tetap tanggung jawab penyedia jasa.

f. Pekerjaan tidak memenuhi Spesifikasi


Pekerjaan yang tidak memenuhi Spesifikasi tidak
boleh diterima dan diperbaiki sesuai petunjuk
direksi Pekerjaan . Pekerjaan yang diperbaiki selain
pekerjaan utama pekerjaan lainnya pun harus
diperbaiki seperti pekerjaan galian dan timbunan .
g. Pemeliharaan pekerjaan selesai

Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas


pemeliharaan Rutin dari pekerjaan selokan yang
telah selesai dan diterima oleh direksi Pekerjaan
selama periode Pelaksanaan

h . Penggunaan bahan , peralatan dan


jaminan mutu
Bahan timbunan , penghamparan dan pemadatan
sesuai dengan persyaratan spesifikasi atau sesuai
perintah direksi Pekerjaan
i. Pelaksanaan pekerjaan

a. Penetapan lokasi Pekerjaan


Penyedia jasa harus cermat menentukan lokasi, Arah
aliran,kelandaian , tempat pembuangan dan lubang
penampung (Cath Pits). Hal hal yang berkaitan
dengan kegiatan diatas harus dikonsultasikan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan .
b. Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
Kegiatan Penggalian , Penimbunan serta
kelandaian selokan harus seperti Gambar
pelaksanaan atau sesuai Petunjuk Direksi Pekerjaan
. Seluruh bahan Galian harus dibuang dan
selanjutnya bekas galian dibersihkan untuk
mencegah dampak lingkungan
c. Perlindungan saluran lama

 Sungai atau kanal didekat lokasi tidak boleh


diganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan
 Bilamana tidak terhindarkan terpaksa pengerukan
dasar aliran sungai , maka harus disetujui oleh
Pihak Direksi Pekerjaan . Bahan yang tertinggal
dialiran sungai akibat pengerukan tersebut harus
dibuang ketempat lain.

d. Relokasi saluran air

 Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan


atau pekerjaan permanen lainnya , maka lokasi
Saluran yang menghalangi pekerjaan tersebut
harus direlokasi serta mendapat persetujuan dari
direksi pekerjaan
y. Pengukuran dan Pembayaran
pekerjaan
a. Galian dan timbunan untuk
pekerjaan Selokan dibayar dalam
satuan m3
b. Selokan dan Saluran air dibayar
dalam satuan m3.
III.Pasangan Batu dengan Mortar
III.I .Umum
a.Uraian singkat pekerjaan
Pekerjaan ini berupa pelapisan sisi dan atas
selokan dan saluran air, pembuatan lantai
saluran,lubang masuk, bahannya dari batu
dengan mortar. Pekerjaannya meliputi
garis,kelandaian , ketinggian dan dimensi
sesuai dengan gambar pelaksanaan (shop
Drawing) .

b. Kaitan dengan pekerjaan Lain


1.Kajian teknis lapangan
2.Pengamanan Lingkungan Hidup
3.Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4.Selokan dan Selokan air
5.Gorong gorong dan drainase beton
6.Drainase Porous
7.Beton
8.Pasangan batu
9. Pemeliharaan Rutin perkerasan ,bahu Jalan
drainase dan perlengkapan jalan dan Jembatan

c. Toleransi Dimensi dan Pengajuan kerja

1. Tebal minimum pasangan batu dengan


mortar haruslah 20 cm serta sisi muka
pasangan batu dengan mortar lainnya
tidak lebih dari 1 cm
2. Sebelum bahan digunakan penyedia jasa
harus mengajukan contoh batu seberat 50
kg untuk diperiksa dan disetujui oleh
direksi pekerjaan.
d. Kondisi tempat kerja dan perbaikan pekerjaan
yang tidak sesuai Spesifikasi

1. Kondisi tempat kerja harus kering dan fasilitas


sanitasi terjamin untuk pekerja dilapangan

2. Pekerjaan pasangan batu dengan Mortar yang tidak


memenuhi toleransi Spesifikasi harus dibongkar dan
diperbaiki sesuai arahan dari direksi pekerjaan.

3. Bilamana pekerjaan yang telah diselesaikan


terganggu atau rusak maka tetap tanggung jawab
peneyedia jasa

4. Pihak penyedia jasa tetap bertanggung jawab


terhadap pemeliharaan pekerjaan yang telah
diterima Pihak direksi Pekerjaan .
d. Penggunaan bahan dan Jaminan mutu

1. Batu harus dari batu alam yang utuh ,


keras ,awet, padat serta tahan terhadap
cuaca. mutu dan ukuran harus sesuai
spesifikasi atau sesuai petunjuk direksi
pekerjaan
2. Mortar harus merupakan adukan semen yang
memenuhi spesifikasi .

e. Pelaksanaan pekerjaan

1. Pondasi atau galian parit dari pasangan batu


dengan Mortar haru disiapkan terlebih
dahulu seuai dengan ketentuan
2. Batu sebelum dipakai harus dibersihkan
terlebih dahulu dan saat dipasang batu
tersebut harus dibasahi dipermukaannya
3. Batu harus ditanam kuat diatas landasan adukan
semen setebal 3 cm
4. Pekerjaan dimulai dari dasar lereng menuju
keatas
5. Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus
dirawat dengan baik
6. Penimbunan kembali disekeliling pekerjaan haru
dilakukan dengan rapi sesuai ketentuan
spesifikasi dan arahan pihak Direksi.

f. Pengukuran dan Pembayaran


1. Pekerjaan Pasangan batu dengan mortar dibayar
dalam satuan m3
2. Setiap bahan yang melebihi dari volume yang
disetujui tidak dibayar.
III. Gorong gorong dan Drainase beton

1. Uraian Singkat Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan berupa


perbaikan, perpanjangan,
,penggantian,pembuatan Gorong gorong pipa
beton bertulang dan tanpa tulangan, gorong
gorong pipa logam bergelombang, persegi
dan pelat beton bertulang atau sesuai dengan
gambar pelaksanaan (Shop Drawing)
2. Kaitan dengan Pekerjaan lain

a. Mobilisasi dan Demobilisasi


b. Manajemen dan Keselamatan lalu lintas
c. Kajian Teknis lapangan
d. Pengamanan Lingkungan hidup
e. Keselamatan dan kesehatan kerja
f. Galian untuk selokan dan saluran air
g. Pasangan batu dengan mortar
h. Drainase Porous
i. Galian dan Timbunan
j. Beton
k. Adukan semen
l. Pasangan batu
m. Pekerjaan Harian
n. Pemeliharaan Rutin perkerasan,bahu
jalan,drainase,perlengkapan jalan dan jembatan
o. Pemeliharaan jalan samping dan jembatan
3.Jadwal kerja dan Kondisi tempat kerja

a. Pekerjaan Gorong gorong atau Drainase beton tidak boleh dimulai sampai
ada persetujuan tertulis dari Direksi pekerjaan
b. Kondisi tempat kerja harus kering dan bebas dari genangan air

4. Pekerjaan yang tidak memenuhi Spesifikasi

Pekerjaan yang tidak memenuhi spesifikasi haus ditolak dan diperbaiki


sessuai petunjuk direksi pekerjaan

5.Pemeliharaan pekerjaan yang selesai

Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap pemeliharaan pekerjaan yang


selesai dikerjakan pada periode pelaksanaan
III. 2 Persyaratan bahan

 Bahan landasan untuk beton harus berbutir kasar ,


sedangkan gorong gorong pipa dan struktur lainnya
harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi
 Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan
Seksi 7.1 (pekerjaan Struktur ) atau SNI .
 Gorong gorong beton pipa beton bertulang harus
menggunakan beton pra cetak dengan mutu beton K
350 (fc 30 Mpa) dan harus memnuhi persyaratan
AASTHO M170-07
 Gorong gorong Pipa logam bergelombang (Corrugated)
harus terbuat dari baja yang memnuhi persyaratan SNI
03-6719-2002
 Adukan untuk sambungan pipa harus mempunyai
kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 (5 Mpa) pada
umur 28 hari dengan benda uji coba 50 mmx 50 mmx
50mm.
III. 3 Pelaksanaan Pekerjaan

 Sebelum dilakukan pekerjaan berupa


pemasangan gorong gorong dan drainase
beton lokasinya harus digali terlebih
dahulu dan telah selesai ditimbun
kembali sesuai persyaratan divisi seksi
3.1 galian dan seksi 3.2 Timbunan .
 Pipa beton harus dipasang hati hati ,lidah
sambungan harus diletakkan dihilir dan
dimasukkan kedalam alur sambungan
sesuai arah kelandaiannya .
 Pipa beton harus diselimuti dengan beton
sesuai petunjuk gambar pelaksanaan
 Untuk pemasangan Gorong gorong pipa
bergelombang dapat dirakit dilokasi pekerjaan
Semua pipa logam bergelombang yang telah
irakit harus dibaut dan alur sambungan harus
terpasang dengan benar untuk menghindari
regangan yang berlebihan .
 Untuk pekerjaan Gorong gorong persegi
dimensinya sesuai petunjuk gambar
pelaksanaan .
 Untuk seluruh pekerjaan beton itu sendiri
mengikuti petunjuk divisi 7 tentang Struktur.
 Semua Gorong gorong lama haru dipelihara
dengan baik bebas dari kotoran dan sampah .
III. 3 Pengukuran dan Pembayaran
 Gorong gorong pipa beton bertulang diameter
dalam 35-45 cm, 55-65 cm, 75-85 cm,95- 105
cm diukur dalam Meter panjang
 Gorong gorong pipa beton tanpa tulangan
diameter 20 cm ,25 cm dan 30 cm diukur dalam
Meter panjang
 Saluran bentuk U type DS 1, DS 2 dan DS 3
diukur dalam meter panjang
 Gorong gorong pipa baja bergelombang diukr
dalam Ton
 Pasangan batu tanpa adukan diukur dalam M3
 Sedang Beton K 250 (fc 20) untuk Struktur
Drainase beton minor diukur dalam M3
IV.
Drainase Porous
V.Uraian Singkat
Pekerjaan ini mencakup pengadaan,pengangkutan pemasangan dan
pemadatan bahan porous untuk Drainase bawah tanah. Tujuan
pekerjaan ini agar butiran halus tidak hanyut atau tergerus oleh
rembesan air bawah tanah .

II.Terkait dengan Pekerjaan lainnya


 Kajian Teknis lapangan
 Pengamanan Lingkungan hidup
 Manajemen Keselamatan lalu lintas
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pasangan Batu dengn Mortar
 Gorong gorong dan Drainase beton
 galian dan Timbunan
 Beton
 Adukan semen
 Pasangan Batu
 Pasangan btu kosong dan Bronjong
III. Toleransi Ukuran dan Standar Rujukan

 Elevasi dan kelandaian bahan landasan pipa dan


Drainase beton tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm
atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
 Kemiringan lereng Drainase yaang dibuat dengan
menggunakan pipa berlubang minimum harus 1 : 200
 Standard Rujukan metode uji analisa saringan
Agregate kasar/halus ,kepadatan , batas cair dan
padat serta test kepadatan berdasarkan Standard
Nasional Indonesia(SNI) dan AASTHO .
IV. Pengajuan dan Jadwal kerja

 Contoh setiap bahan diusulkan paling lambat


21 hari sebelum pemasangan
 Bahan contoh pipa berlubang atau anyaman
penyaring harus diserahkan kepada Direksi bersama
dengan Spsifikasinya dari Paberik
 Penyedia jasa harus memberi tahu ke Direksi
pekerjaan apabila akan menimbun kembali untuk
pemasangan bahan porous serta kepadatannya
harus di uji sesuai Standard rujukan spesifikasi.
 Bahan Drainase porous berbutir harus bersih dan
dihampar segera sebelum penghamparan bahan lain
diatasnya .
V. Persyaratan Bahan

 Bahan Porous untuk penyaring haruslah keras, awet dan bersih


dan bebas dari bahan organik, Gumpalan lempung dan bahan
bekas bongkaran beton
 Gradasi partikel bahan porous harus mengikuti Spesifikasi atau
sesuai arahan dari Direksi Pekerjaan .
 Anyaman penyaring filter harus dari anyaman geotekstil
sintesis yang disetujui oleh Direksi pekerjaan .
 Pipa berlubang PVC berdiameter dalam 10 cm sesuai
persyaratan AASTHO atau sesuai arahan dari direksi Pekerjaan .
 Bahan porous harus dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal
masing lapisan 15 cm dengan kepadatan diatas 95 % Oftimum.
VI.Pengukuran dan Pembayaran

 Bahan untuk bahan penyaring (Filter)


diukur dalam satuan meter kubik
 Anyaman Filter plastik diukur dalam
satuan meter persegi
 Pipa berlubang banyak (perforated pipe)
untuk pekerjaan Drainase bawah
permukaan diukur dalam satuan meter
panjang
GBR.1 PENAMPANG MELINTANG JALAN
GBR.2 JENIS DAN BENTUK SALURAN SAMPING
GBR.3 BENTUK SALURAN SAMPING DARI TANAH
GBR.4 SALURAN U TERBUKA PRACETAK
GBR.5 GORONG GORONG BETON PRACETAK
GBR.5 BOXCULVERT PERSEGI PRACETAK
fasilitas, serta penempatan fasilitas yang dibatasi oleh tempat
pada proyek. Contoh-contoh fasilitas tersebut diantaranya
meliputi kantor, parker, gudang, batching plant, maintenance
areas, fabrikasi, staging area, dan lay-down area Perencanaan
layout yang sesuai sangat dianjurkan untuk dilakukan di awal
proyek. Karena jika nantinya ada ketidaksesuaian rencana site
layout di tengah proyek yang sedang berjalan, maka biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan penyesuaian tersebut
akan lebih besar dari pada sudah adanya tindakan
pencegahan di awal proyek. Pada perencanaan site layout
biasanya dilakukan oleh project manager atau planner
berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya dari proyek
terdahulu. Hal ini dapat menyebabkan adanya perbedaan
hasil perencanaan antara satu perencana dengan perencana
lainnya. Oleh karena itu, peneliti bidang konstruksi
memperkenalkan pendekatan-pendekatan perencanaan site
layout yang sistematis supaya perencanaan suatu site layout
lebih perspektif. Antara pendekatan yang satu dengan yang
lain mempunyai perbedaan dalam hal penyediaan hasil yang
diinginkan (kelengkapan detail) hingga tingkat kesulitan

Anda mungkin juga menyukai