PEMBEBANAN STRUKTUR
3.1 PEMBEBANAN STRUKTUR
Dalam menghitung gaya dalam yang terjadi pada elemen struktur kayu harus memperhatikan gaya luar
yang terjadi pada struktur. Beban nominal yang ditinjau pada struktur perpustakaan terdiri dari:
- Beban mati (DL), yaitu beban yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk berat
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
- Beban hidup (LL), yaitu beban yang diakibatkan oleh berat dari penggunaan struktur, termasuk
didalamnya berat manusia, dan berat pengaruh kejut.
- Beban hidup atap (La), yaitu beban yang ditimbulkan dari berat pekerja, peralatan, dan material
selama masa konstruksi berlangsung.
- Beban Hujan (H), yaitu beban yang diakibatkan oleh hujan. Tidak termasuk didalamnya genangan
air.
- Beban Angin (W), yaitu beban yang diakibatkan oleh pengaruh gaya angin dengan
memperhitungkan aerodinamika bangunan.
- Beban Gempa (E), yaitu beban lateral yang diakibatkan oleh adanya percepatan pada tanah di
lokasi bangunan. Pada perencanaan struktur perpustakaan ini diambil beban gempa pada arah-x
dan arah-y di Bandung dengan jenis tanah sedang.
3.1.1 Beban Mati
Beban mati terdiri dari:
Berat sendiri struktur yang terdiri dari berat kolom, balok, atap, dan lain-lain, dengan berat
jenis kayu diambil 1000 kg/m3.
Beban mati atap terdiri dari penutup atap kaca sebesar 30 kg/m2.
Beban mati lantai yaitu berupa lantai kayu sederhana sebesar 30 kg/m2.
3.1.2 Beban Hidup
Beban hidup terdiri dari:
Beban hidup untuk fungsi perpustakaan adalah 250 kg/m2 sesuai dengan Pedoman Pembebanan
Indonesia Untuk Rumah dan Gedung 1987.
3.1.3 Beban Hidup Atap
Beban hidup atap terdiri dari:
Beban hidup atap lurus, terdiri dari berat hidup atap yaitu pekerja dan peralatannya sebesar 100
kg/m2. Beban hujan yaitu sebesar (40-0.8*α), dimana α atap lurus = 0 derajat, sehingga nilai
beban hujan atap lurus = 40 kg/m2.
III-1
Gambar 3.1 Beban Hidup Atap
3.1.4 Beban Angin
Beban yang diaplikasikan pada struktur yaitu:
- Tekanan tekan harus diambil minimum 25 kg/m3
- Tekanan tekan di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40
kg/m3.
- Untuk daerah-daerah di dekat laut dan daerah-daerah lain tertentu, dimana terdapat kecepatan-
kecepatan angin yang mungkin menghasilkan tekanan tekan yang lebih besar daripada yang
telah ditentukan di poin-poin sebelumnya, tekanan tiup harus dihitung dengan rumus,
𝑣 2 𝑘𝑔
𝑃= ( )
16 𝑚2
III-2
Karena perpustakaan yang direncanakan tidak berada di bagian pesisir laut dan sebagainya maka,
besarnya pengaruh tekanan angin diambil sebesar 25 kg/m2. Persamaan beban angun adalah
sebagai berikut:
V = C x 25 kg/m2 x (tributary area)
C = 0.02*α-0.4 untuk angin tekan
C = -0.4 untuk angin hisap
Vtekan = 15.384 kg/m
Vhisap = -30 kg/m
III-3
Nilai factor keutamaan (I) untuk gedung perpustakaan adalah 1. Struktur didesain pada taraf
kinerja elastic penuh sehingga factor reduksi gempa diambil sebesar 1.6.
Dari perhitungan didapat nilai berat keseluruhan struktur (Wt) adalah 25997.6 kg, didapat pula
nilai periode struktur (T) = 0.542424 untuk arah x dan 0.43317 untuk arah y, sehingga dengan
menggunakan respon spectra pada wilayah gempa 4, didapat nilai C = 0.7.
Dengan rumus, didapat nilai base shear pada perpustakaan:
𝐶×𝐼
𝑉= × 𝑊𝑡
𝑅
0.7 × 1
𝑉= × 25997.6
1.6
𝑉 = 11373.95 𝑘𝑔
Untuk tinggi lantai dasar adalah 4 meter dan lantai 2 adalah 3.5 m, sehingga nilai beban gempa
yang bekerja perlantai adalah sebagai berikut:
𝑊𝑖 × 𝑍𝑖
𝐹𝑖 = ×𝑉
∑ 𝑊𝑖 × 𝑍𝑖
Beban gempa untuk atap dan lantai 2 yaitu sebesar,
III-4
3. 1.2 DL + 1.6 (La atau H) + (0.5LL atau 0.8W)
4. 1.2 DL + 1.3W + 0.5LL + 0.5 (LL atau H)
5. 1.2 DL ± 1.0 E ± 0.5 E
6. 0.9 DL ± (1.3 W atau 1.0 E)
7. Kombinasi Envelope, yaitu penggabungan dari seluruh kombinasi yang telah didefine.
III-5
BAB IV
IV-1
4.2 LANGKAH PENGERJAAN
Terdapat tahapan yang harus dilakukan untuk memodelkan struktur perpustakaan rencana pada
SAP2000. Tahapan tersebut akan dijelaskan dalam langkah pengerjaan di bawah ini disertai
dengan ilustrasi yang mendukung.
4.2.1 Grid
Sebelum mulai menggambar konfigurasi struktur, terlebih dahulu dipilih sistem grid yang sesuai.
Dalam perencanaan ini, sistem yang dipilih yaitu Grid Only.
Kemudian, masukkan panjang bentang struktur arah x, y, dan z, sesuai dengan desain yang ingin
dimodelkan. Perpustakaan direncanakan memiliki bentang sepanjang 15 meter pada arah x, 12
meter pada arah y, serta tinggi total (bentang arah z) 7,5 meter.
IV-2
Gambar 4.3 Input Data Grid
4.2.2 Material
Seluruh elemen struktural pada perpustakaan rencana, yaitu kuda-kuda, gording, balok anak,
balok induk, serta kolom menggunakan material kayu jenis merbau, dengan kode mutu E16.
Kayu dengan kode mutu E16 memiliki nilai modulus elastisitas lentur (Ew) sebesar 15000 MPa
dengan berat jenis diambil sebesar 1000 kg/m3. Jenis material beserta modulus elastisitas dan
berat jenisnya harus didefinisikan pada SAP2000. Saat memasukkan nilai pada SAP2000, perlu
diperhatikan satuan yang digunakan agar tidak terdapat kesalahan data.
IV-3
4.2.3 Penampang
Seperti yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya, elemen struktural pada perencanaan
ini terdiri dari lima macam dengan dimensi yang berbeda, yaitu:
Kuda-kuda : 12 x 12 (cm)
Kolom : 20 x 20 (cm)
Untuk mendefinisikan elemen tersebut, digunakan menu section designer kemudian dibuat
penampang persegi dengan dimensi masing-masing sesuai jenis penampangnya.
IV-4
Gambar 4.7 Contoh Input Data untuk Penampang Kolom
Suatu struktur harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu memikul beban-beban
yang bekerja pada struktur tersebut. Pola pembebanan untuk tugas ini terdiri dari berat sendiri
(D), beban mati tambahan (SIDL), beban hidup (L), beban angin (W), beban hujan (H), beban
pekerja (La) serta beban gempa (E) dengan self-weightmultiplier yang sesuai dengan jenis
beban.
Semua beban tersebut bekerja pada arah gravitasi, kecuali beban angin serta gempa yang
bekerja pada arah lateral struktur. Beban lateral tersebut perlu didefinisikan lagi sesuai dengan
arah kerjanya pada struktur. Untuk itu beban angin dibedakan menjadi angin tekan dan angin
hisap, sedangkan beban gempa dibedakan menjadi Gempa X dan Gempa Y.
IV-5
Untuk penyederhanaan, pembebanan gempa di-assign sebagai gaya terpusat yang bekerja pada
joint struktur arah x dan y, sehingga tidak perlu dibuat respon spektra gempa pada SAP2000.
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2, terdapat 7 jenis kombinasi pembebanan yang
diaplikasikan pada struktur rencana. Dengan mengombinasikan seluruh beban tersebut (beban
arah x dan y serta nilai positif dan negatif dibedakan), diperoleh 29 kombinasi. Kemudian,
dibuat satu kombinasi lagi yang merupakan gabungan dari seluruh kombinasi yang telah dibuat
sebelumnya sehingga akan dihasilkan kombinasi pembebanan paling besar pada struktur, yang
disebut dengan istilah Envelope.
IV-6
Gambar 4.10 Kombinasi Pembebanan
Struktur yang telah dimodelkan sampai ke tahap pembebanan selanjutnya harus diperiksa apakah
struktur tersebut mampu memikul beban luar yang bekerja. Dari SAP2000, dapat diketahui
besarnya gaya dalam seluruh elemen struktur yang telah dimodelkan akibat beban luar. Gaya
dalam ini akan dibandingkan dengan kapasitas penampang yang dihitung secara manual.
Pemeriksaan masing-masing elemen cukup dilakukan satu kali menggunakan gaya dalam yang
terbesar dari seluruh elemen struktur yang ditinjau.
Karena pemeriksaan dilakukan pada setiap elemen, terlebih dahulu dipilih elemen tertentu yang
akan kita tinjau gaya dalamnya menggunakan menu Select Properties Frame Section.
Untuk menampilkan tabel gaya dalam elemen yang dipilih, gunakan menu Display Show
Tables. Kemudian pada opsi frame output, dipilih table: element forces – frames.
IV-7
Gambar 4.12 Pemilihan Tabel yang Ingin Ditampilkan
Tabel gaya dalam yang diperlukan dalam perencanaan merupakan gaya dalam terbesar yang
terjadi, untuk itu dipilih jenis kombinasi beban 1.2 DL+1.6LL+ 0.5 (H atau La).
Maka, akan ditampilkan tabel gaya dalam yang terdiri dari nomor elemen, lokasi (sepanjang satu
elemen), gaya aksial (tarik dan tekan), geser, torsi, serta momen arah x dan y.
Dari tabel tersebut, perlu disortir lagi nilai terbesar untuk mendapatkan gaya dalam
maksimum/ultimate yang nantinya akan dibandingkan dengan kapasitas penampang elemen yang
ditinjau. Berikut ini gaya dalam ultimate pada setiap elemen struktur rencana.
Pu Vu Mu
Elemen
kg kg kg.m
Kuda-kuda 789,06 1213,21 1308,72
Gording 148,24 24,56 25,3
Balok Anak 174,04 411,95 220,81
Balok Induk 2888,73 2579,2 1470,23
Kolom 7582,499 521,695 1116,695
IV-8
BAB V
DESAIN PENAMPANG
V-1
Kondisi lingkungan diasumsikan memiliki temperature kurang dari 38°C. Dengan demikian nilai
Ct = 1.
7. Faktor koreksi stabilitas balok (CL)
Diasumsikan struktur balok memiliki perbandingan penampang (d/b) kurang dari sama dengan
dua dan tidak perlu pengekang lateral. Dengan demikian nilai CL = 1.
8. Faktor koreksi luas tumpu (Cb)
Faktor koreksi tumpu diasumsikan =1
V-2
Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang:
T ′ = (33 MPa)(24300 mm2 ) = 801900 N = 80190 kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øt = 0.8. Dengan demikian:
λ. ϕt . T ′ = (0.8)(0.8)(80190 kg) = 51321.6 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar 2888.73 kg. Nilai ini
lebih kecil dari kedua nilai (λ. ϕt . T ′ ). Jadi penampang balok induk dengan dimensi 180 mm x
180 mm mampu menahan beban aksial tarik.
V-3
Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser:
Fb′ = (35 MPa)(1)(1)(1)(1)(1.15)(1) = 40.25 MPa
1 1
S = (b)(d)2 = (180 mm)(180 mm)2 = 972000 mm3
6 6
M ′ = (40.25 MPa)(972000 mm3 ) = 39123000 N − mm = 3912.30 kg − m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øb = 0.85. Dengan demikian:
λ. ϕb . M ′ = (0.8)(0.85)(3912.30 kg − m) = 2660.36 kg − m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 1470.23 kg-m. Dengan
demikian diperoleh kondisi Mu = 1470.23 kg − m < 𝜆. ϕb . M ′ = 2660.36 kg − m. Jadi
penampang balok induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu menahan beban lentur.
Dari kedua nilai ftu yang terbesar adalah 1.189 MPa. Nilai ini digunakan dalam perhitungan.
Selanjutnya nilai fbu dihitung dari momen maksimum yang diterima struktur (Mu) dibagi dengan
V-4
modulus penampang pada sumbu lentur (S). Nilai Mu diketahui dari analisis SAP sebesar 1470.23
kg-m atau 14702300 N-mm. Nilai fbu adalah:
Mu 14702300 N
fbu = = = 15.126 MPa
S 1
(180 mm)(180mm)2
6
Dengan demikian balok induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu memikul beban
kombinasi aksial tarik dan lentur.
Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan dicek sebagai berikut:
15.126 MPa − 1.189 MPa
= 0.346 < 1
40.25 MPa
Dengan demikian balok induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu memikul beban lentur
minus tarik.
V-5
L
ΔLL =
360
L
ΔkDL+LL =
240
dimana :
L adalah panjang bentang terbesar balok
k adalah creep factor , untuk kondisi layan kering nilai k=0.5
Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 3 meter. Besarnya lendutan
maksimum adalah:
L 3000 mm
ΔLL = = = 8.33 mm
360 360
L 3000 mm
ΔkDL+LL = = = 12.5 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan beban mati (DL).
Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
5 wLL L4 5 wDL L4
∆LL = dan ∆DL =
384 Ew ′I 384 Ew ′I
dimana:
wLL = qLL
wDL = qDL
1
I= . b. d3
12
Ew ′ = Ew . C M . C t . C i
Dari hasil perhitungan beban diketahui besarnya LL =250 kg/m2 dan DL = 50 kg/m2. Panjang
pengaruh untuk balok induk adalah 3 meter. Berikut adalah perhitungan untuk lendutan.
wLL = qLL = 3 m × 150 kg/m2 = 750 kg/m = 7.5 N/mm
wDL = qDL = 3 m × 50 kg/m2 = 150 kg/m = 1.5 N/mm
1
I= . (180mm)(180 mm)3 = 87480000 mm4
12
′
Ew = (15000)(1)(1)(1) = 15000 MPa
V-6
5 (7.5 N/m)(3000 mm)4
∆LL = = 6.03 mm
384 (15000MPa)(87480000 mm4 )
V-7
5.3 DIMENSI BALOK ANAK
Dimensi balok anak yang digunakan dalam perhitungan:
b = 120 mm
d = 120 mm
Luas kotor penampang dihitung sebagai berikut:
Ag = b x d = 120 mm x 120 mm = 14400 mm2
Luas bersih penampang diasumsikan besarnya 0.75 Ag
An = 0.75 Ag = 0.75 x 14400 mm2 = 10800 mm2
V-8
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar 174.04 kg. Nilai ini
lebih kecil dari kedua nilai (λ. ϕt . T ′ ). Jadi penampang balok anak dengan dimensi 120 mm x 120
mm mampu menahan beban aksial tarik.
V-9
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øb = 0.85. Dengan demikian:
λ. ϕb . M ′ = (0.8)(0.85)(1159.2 kg − m) = 788.26 kg − m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 220.81 kg-m. Dengan
demikian diperoleh kondisi Mu = 220.81 kg − m < 𝜆. ϕb . M ′ = 788.26 kg − m. Jadi
penampang balok induk dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu menahan beban lentur.
Dari kedua nilai ftu yang terbesar adalah 0.161 MPa. Nilai ini digunakan dalam perhitungan.
Selanjutnya nilai fbu dihitung dari momen maksimum yang diterima struktur (Mu) dibagi dengan
modulus penampang pada sumbu lentur (S). Nilai Mu diketahui dari analisis SAP sebesar 220.81
kg-m atau 2208100 N-mm. Nilai fbu adalah:
Mu 2208100 N
fbu = = = 7.667 MPa
S 1 2
6 (120 mm)(120mm)
V-10
ftn ′ = Ft′ = (33 MPa)(1)(1)(1)(1) = 33 MPa
∗
fbn = Fb . CM . Ct . Cf . Cfu . Cr . Ci = (35 MPa)(1)(1)(1)(1)(1.15)(1) = 40.25 MPa
Dengan demikian balok anak dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu memikul beban
kombinasi aksial tarik dan lentur.
Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan dicek sebagai berikut:
7.667 MPa − 0.161 MPa
= 0.186 < 1
40.25 MPa
Dengan demikian balok anak dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu memikul beban lentur
minus tarik.
V-11
Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 3 meter. Besarnya lendutan
maksimum adalah:
L 3000 mm
ΔLL = = = 8.33 mm
360 360
L 3000 mm
ΔkDL+LL = = = 12.5 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan beban mati (DL).
Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
5 wLL L4 5 wDL L4
∆LL = dan ∆DL =
384 Ew ′I 384 Ew ′I
dimana:
wLL = qLL
wDL = qDL
1
I= . b. d3
12
Ew ′ = Ew . C M . C t . C i
Dari hasil perhitungan beban diketahui besarnya LL =250 kg/m2 dan DL = 50 kg/m2. Panjang
pengaruh untuk balok induk adalah 3 meter. Berikut adalah perhitungan untuk lendutan.
wLL = qLL = 0.5 m × 250 kg/m2 = 125 kg/m = 1.25 N/mm
wDL = qDL = 0.5 m × 50 kg/m2 = 25 kg/m = 0.25 N/mm
1
I= . (120mm)(120 mm)3 = 17280000 mm4
12
′
Ew = (15000)(1)(1)(1) = 15000 MPa
V-12
L
ΔLL = 5.09 mm < = 8.33 mm
360
k(∆DL ) + ∆LL = (0.5)(1.02 mm) + 5.09 mm = 5.59 mm
L
Δ(kDL+LL) = 5.59 mm < = 12.5 mm
240
Jadi penampang balok anak 120 mm x 120 mm memenuhi persyaratan defleksi maksimum.
Untuk preliminary design, dipilih dimesi dan mutu kolom sebagai berikut :
1. Profil (b x d) : 20 x 20 cm
2. Ag : 400 cm2
3. Mutu kayu adalah E16, sehingga didapat nilai-nilai kekuatan kayu :
- Fb = 35 Mpa
- Ft = 33 Mpa
- Fc’ = 33 Mpa
- Ew = 15.000 Mpa
Kapasitas kolom akan dicek terhadap beban aksial dan lentur yang telah dianalisis dengan software
SAP. Resume nilai-nilai beban yangbekerja pada kolom ialah sebagai berikut :
V-13
Pu = 75825 N
Mu = 11166954 Nmm
Pu ≤ λ
Øc Pn
Pn= Fcn x Ag x CM x Ct x CF x CP x Ci
dimana :
Pn = Kapasitas Nominal Penampang
Ag = Luas Penampang Kotor
Fcn = Kekuatan tekan nominal = 33 MPa
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL + 1,6 LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
CP = Faktor stabilitas kolom (dihitung terlebih dahulu)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
CT =1
Øc = 0,9
Øs = 0,85
c = 0,9 (untuk kayu laminasi)
Kf = 0,75 (untuk kolom dibaut dimana perhitungan FcE dengan Ley/dy)
Mencari nilai CP
Ew’ = E x CM x Ct x Ci
= 15000 (1) (1) (1)
= 15000 MPa
σE
KVE = Ew '
5049,7
= 15000
= 0,3366
V-14
E’ min n = 1,03 Ew’ (1-1,645(KVE))
= 1,03 (15000) (1-1,645(0,3366))
= 6894,04 MPa
F*cn = Fcn (CM) (Ct) (CF) (Ci)
= 33 (1) (1) (1) (1) (1)
= 33 MPa
0,822. 𝐸′𝑚𝑖𝑛
𝐹𝑐𝐸𝑛 =
𝐿𝑒 2
( )
𝑑
0,822 .6894,04
= = 14,17 Mpa
202
2
𝐹𝑐𝐸𝑛 𝐹𝑐𝐸𝑛 𝐹𝑐𝐸𝑛
1 + 𝐹 ∗ 𝑐𝑛 1 + 𝐹 ∗ 𝑐𝑛
𝐶𝑝 = 𝐾𝑓 . − √( ) − ∗ 𝑐𝑛
𝐹
2𝑐 2𝑐 𝑐
Cp = 0,302
P’ = Fcn x A x CM x Ct x CF x CP x Ci
= 33 x 40000 x 1 x 1 x 1 x 1 x 0,302 x 1
= 398.220,5 N
Pu ≤ λ
Øc Pn
V-15
2
fcu 1 fbxu
' ' 1
F cn 1 fcu F bxn
FcExn
Dimana :
Fcu = tegangan tekan terfaktor
Pu
75825
= A =40000 = 1,896 N/mm2
V-16
Maka,
F’bxn = 35 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1,05
= 36,75 Mpa
Maka :
𝑓𝑐𝑢 2 1 𝑓𝑏𝑥𝑢
(𝑓𝑐𝑛) + (1−𝑓𝑐𝑢/𝑓𝑐𝑛) 𝑥 𝑓′𝑏𝑥𝑛
≤1
1,896 2 1 8,375
(9,956) + (1−1,896/9,956) 𝑥 36,75
≤1
0,3 ≤1 (ok!)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.
5.5 DIMENSI KUDA-KUDA
5.5.1 Kuda-Kuda Miring
Cek terhadap Gaya Aksial Tarik
Dalam pemeriksaan kapasitas terhadap tarik penampang, dengan membandingkan tegangan-
tegangan kerja akibat berbagai kombinasi, kemudian diambil tegangan maksimum. Jika telah
memenuhi syarat kekuatan maka profil tersebut juga menahan beban yang diberikan di bagian
bentang lain.
Elemen ukuran 12 x 12 cm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 120 x 120 = 14400 mm2
3. Gaya Ultimate (Tu) : 7464.21 N
Tu ≤
Øt Tn
V-17
Øt = 0,8
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL + 1,6 LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
Ci = Faktor Takikan = 1
Øt Tn =
Øt Ftn x An x λ x CM x Ct x CF x Ci
= 0,8 x 33 x x 12177.5 x 1 x 1 x 1 x 1
= 257188.8 N
Dari hasil perhitungan kapasitas rencana tarik diperoleh
Øt Tn = 257188.8 > Tu = 7464.21
V-18
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
CP = Faktor stabilitas kolom
Ci = Faktor Takikan = 1
= 0,95 (untuk modulus elastisitas)
Øc = 0,9
C = 0,9
Ew’ = E (CM) (Ct) (Ci)
= 15000 (1) (1) (1) = 15000 MPa
σE
'
KVE = Ew = 0.3366
E’ min n = 1,03 Ew’ (1-1,645(KVE))
= 1,03 (1500) (1-1,645(0,3366))
= 6894.04081 MPa
0.822 × E ′ min
Fce =
le
( )2
d
Fce = 6.765 MPa
V-19
= 4.95 x 14400 x 100
= 71280.483 MPa
λ
Øc Pn = 0.8 x 0,9 x 71280.483 = 51321.9477 N ≥ Pu = 7738.02 N
V-20
memenuhi syarat kekuatan maka profil tersebut juga menahan beban yang diberikan di bagian
bentang lain.
Elemen ukuran 12 x 12 cm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 120 x 120 = 14400 mm2
3. Gaya Ultimate (Tu) : 189.14 Kg
4. Gaya Geser Ultimate (Vu) : 457.9 Kg
Perhitungan Kapasitas Nominal Penampang
Kekuatan terhadap tarik
Tu ≤
Øt Tn
V-21
3. Geser Ultimate (Vu) : 457.9 kg
Fv’ = Fv x CM x Ct x Ci
Fv’ = 5.2 MPa
V’ = 2/3 x Fv’ x Ag = 4992 kg
λΦtV’ = 4992 > Vu = 457.9 kg
Penampang mampu menahan Geser ultimate yang bekerja.
Cek terhadap Defleksi Atap Lurus
Elemen ukuran 120 mm x 120 mm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 14400 mm2
3. Ew’ : 15000 MPa
4. I : 17280000 mm4
5. qLL : 153.33 kg/m
6. qDL : 90 kg/m
7. wLL : 0.76667 N/mm
8. wDL : 0.45 N/mm
9. L :3m
10. Lendutan Izin : L/360 = 8.333 mm
11. Lendutan beban hidup = 3.12 mm
12. Lendutan beban mati = 1.831 mm
Atap mempunyai nilai defleksi akibat beban hidup dan beban mati kurang dari lendutan izin
Cek terhadap Kombinasi Tarik dan Momen
Cek Tarik untuk penampang bersih
T = 189.14 kg = 1891.4 N
An = 12622 mm2
Ftu = 0.15 MPa
Cek Tarik untuk penampang kotor
T = 1891.4 N
Ag = 14400 mm2
Ftu = 0.1313 MPa
Ftu Max = 0.15 MPa
Cek Lentur
Mu = 341.62 kg.m = 3416200 N.mm
B = 12 cm
V-22
D = 12 cm
Sx = 0.000288 m3
Fbu = M/Sx = 11.861 MPa
Cek Lentur ditambah Tarik
Ftu/Ftn’ + Fbu/Fbn* ≤ 1
0.15/33 + 11.861/40.25 = 0.3 ≤ 1, OK!!
Cek Lentur Minus Tarik
Fbu-Ftu/Fbn** ≤ 1
Fbn** = Fb x CM x Cf x Ct x Ci x Cr, dengan Cr = 1.05
Fbn** = 35 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1.15
Fbn** = 40.25 MPa
Fbu-Ftu/Fbn** = 0.3 ≤ 1, OK!!
V-23
BAB VI
SAMBUNGAN
Diketahui:
Nu = 28309,55N
b = 18 cm
h = 18 cm
α = 31o = 0,54 rad
ϕv = 0,75
λ =1
Fv = 520 N/cm2 (mutu E16)
1. Menentukan tm, lm, dan em
Dicoba:
tm = 3 cm (tm ≤ 1/3 b)
lm = 22 cm (lm ≥ 1,5h; lm ≥ 20 cm)
em = 1,5 cm
2. Menghitung faktor koreksi (C)
CM = 0,97 (balok kayu)
Ct =1 (suhu ≤ 38oC)
Ci = 0,8
3. Menghitung Fv terkoreksi (Fv’)
Fv’ = Fv.C = 403,52 N/cm2
4. Cek memenuhi atau tidak
VI-1
Kesimpulan: digunakan sambungan gigi dengan tm = 3 cm; lm = 22 cm; dan em = 1,5 cm
VI-2
s = 8 cm
Didapat u = 1,023525, m = 0805 , ai = 7,961
Cg = 7,961
4. Menghitung faktor koreksi CΔ
karena D 1.5 cm
0.590551181 inch > 0.25 inch
Jadi, jarak alat penyambung untuk tepi, dipinggir, atau jarak dalam satu baris harus
diperhatikan
jarak ujung dengan tipe pembebanan pada serat kayu lunak = min 3,5D dan max 7D
jarak tepi dengan tipe pembebanan tepi pada serat dengan pembebanan tepi min N/A dan max
4D
spasi dlm satu baris dgn pembebanan pada serat min 3D dan max 4D
spasi dalam satu baris dgn pembebanan pada serat l/D > 6 dgn min N/A dan max 5D
Tabel 6.1 Spasi Penyambung Balok Dengan Balok
Didapat CΔ = 1
VI-3
Setelah dihitung didapat k1 = 0,5088 , k2 =1,03242 , k3 = 1,06307
8. Menentukan besar Z
Mode Kelelahan 1
Z= 125496 N
Mode Kelelahan 2
Z=89640 N
Mode Kelelahan 3
Z= 5110,39 N
Mode Kelelahan 4
Z= 54115,4 N
Mode Kelelahan 5
Z= 39801,3 N
Mode Kelelahan 6
Z=23212 N
Diambil yang paling minimum, Z = 5110,39 N =421,469 kgf
9. Menghitung Z terkoreksi (Z’)
Z’ = Z.Cg.CΔ = 4151,354 N
10. Cek memenuhi persamaan atau tidak
Zu ≤ λ.θz.Z'
2579,2 ≤ 2698,38 OK!
VI-4
6.3 PERHITUNGAN SAMBUNGAN KOLOM DENGAN BALOK
Diketahui:
Em = 1500000 N/cm2
Es = 1500000 N/cm2
Am = 400 cm2
As = 324 cm2
tm = 14 cm
ts = 10 cm
θ = 0o = 0 rad
G = 0,84 g/cm3(kayumerbau)
1. Menentukan D, nf, nr, dan ni
Diambil:
D = 1,5 cm
nf = 4 buah
nr = 2 baris
ni = 10 buah
2. Menghitung (EA)m, (EA)s, dan REA
(EA)m = 6.107 N
(EA)s = 4,86.107 N
REA = (EA)min/(EA)max = 0,81
3. Menghitung faktor koreksi Cg
VI-5
Jadi, jarak alat penyambung untuk tepi, dipinggir, atau jarak dalam satu baris harus
diperhatikan
jarak ujung dengan tipe pembebanan pada serat kayu lunak = min 3,5D dan max 7D
jarak tepi dengan tipe pembebanan tepi pada serat dengan pembebanan tepi min N/A dan max
4D
spasi dlm satu baris dgn pembebanan pada serat min 3D dan max 4D
spasi dalam satu baris dgn pembebanan pada serat l/D > 6 dgn min N/A dan max 5D
Tabel 6.2 Spasi Penyambung Kolom Dengan Balok
Didapat CΔ = 1
5. Menentukan Fyb, Fes, Fem
Diambil Fyb = 41000 N/cm2
Fem = 7200 N/cm2
Fes = 7200 N/cm2
6. Menghitung Re dan Rt
Re = Fem/Fes = 1
Rt = tm/ts = 1,4
7. Menghitung k1, k2, dan k3
Z= 125496 N
VI-6
Mode Kelelahan 2
Z=89640 N
Mode Kelelahan 3
Z= 5110,39 N
Mode Kelelahan 4
Z= 54115,4 N
Mode Kelelahan 5
Z= 39801,3 N
Mode Kelelahan 6
Z = 23212 N
Diambil yang paling minimum, Z = 5110,39 N =421,469 kgf
9. Menghitung Z terkoreksi (Z’)
Z’ = Z.Cg.CΔ = 3990,04 N
10. Cek memenuhi persamaan atau tidak
Zu ≤ λ.θz.Z'
2579,2 ≤ 1.0,65. 3990,04
2579,2 ≤ 2593,52 OK!
VI-7