Anda di halaman 1dari 67

1.6.

Sambungan
1.6.1. Pendahuluan
1.6.2. Perencanaan Kekuatan
1.6.3. Perencanaan Harga Acuan : Alat
Sambung Beban Lateral
1.6.4. Perencanaan Harga Acuan : Alat
Sambung dengan Beban Tarik
1.6.5. Perencanaan Harga Acuan : Alat
Sambung dengan Beban
Kombinasi Lateral dan Tarik
1.6.1. Pendahuluan
Harus diperhatikan gaya yang bekerja pada elemen
Kekuatan elemen bergantung pada kekuatan sambungan
Perencanaan Sambungan harus diperhatikan dalam gambar kerja/shop
drawing
Dan penerapannya dilapangan
Type sambungan :
Paku D < 1/4”
Paku ulir D < 1/4”
Sekrup ¼”< D < 1”
Baut ¼” < D < 1”
Baut dipasang harus dibor dulu paling tidak dibor 1/32”, tidak boleh di
palu langsung
Paku lebih kecil dari ¼” dipasang langsung dengan palu
1.6.2. Perencanaan kekuatan
Pembebanan pada sambungan :
Gaya lateral
Gaya cabut

Sambungan harus direncanakan sedemikian sehingga :


Zu ≤ λ θz Z’

Zu = tahanan perlu sambungan


λ : faktor waktu
θz = 0,65
Z’ : tahanan terkoreksi sambungan

Perencanaan sambungan :
Z’ = ZCMCtCgC∆CegCdiCtn

ZW’ = ZWCMCtCegCtn
Z : harga rencana lateral nominal
Z’ : harga penyesuaian
Zw : harga cabut nominal
Zw ’ : harga cabut penyesuaian
CM : faktor koreksi kelembaban
Ct : faktor koreksi temperatur
Cg : faktor koreksi aksi kelompok
C∆ : faktor koreksi geometri
Ceg : faktor koreksi serat
Cdi : faktor koreksi diafragma
Ctn : faktor terkoreksi paku miring
Faktor penyesuaian dalam sambungan
Kayu mempunyai kecenderungan :
Perubahan volume sejalan dengan waktu
Perubahan posisi sambungan
Pengurangan kapasitas daya dukung beban

Perlunya faktor penyesuaian


CM
Ct
Faktor aksi kelompok Cg
Bila paku/baut dibebani akan dipengaruhi oleh distribusi
paku/baut tersebut dan harganya tidak sama
Faktor aksi kelompok tidak berlaku untuk penyambung ukuran
D< ¼ ”
Harga Cg :

nf : jumlah total alat pengencang dalam sambungan

nr : jumlah baris alat pengencang dalam sambungan

ai : jumlah alat pengencang efektif pada baris alat pengencang i akibat


ketakseragaman gaya yang bekerja pada suatu baris alat pengencang,
bervariasi dari 1 hingga ni.

ni : jumlah alat pengencang dengan spasi yang seragam pada baris ke i.


𝑚 1 − 𝑚2𝑛 𝑖 1 + 𝑅𝐸𝐴
𝑎𝑖 =
𝑚𝑛𝑖 1−𝑚
1 + 𝑅𝐸𝐴 1 + 𝑚 − 1 + 𝑚2𝑛 𝑖

REA = (EA)min / (EA)max,


(EA)min : nilai yang lebih kecil di antara (EA)m dan (EA)s
(EA)max : nilai yang lebih besar di antara (EA)m dan (EA)s
γ : modulus beban atau modulus gelincir untuk satu alat pengencang. Kecuali
bila ada data lain maka nilai γ harus diambil sebagai berikut :
γ : 87.6 kN/mm untuk cincin belah atau pelat geser berukuran 102 mm
γ : 70.1 kN/mm untuk cincin belah atau pelat geser berukuran 67 mm
γ : 0.246 D1.5 kN/mm untuk baut, sekrup kunci, pen atau pasak dalam
sambungan kayu ke kayu
γ : 0.369 D1.5 kN/mm untuk baut, sekrup kunci, pen atau pasak dalam
sambungan kayu ke baja
s : spasi dalam baris alat pengencang, jarak pusat ke pusat antar alat
pengencang didalam satu baris.

(EA)m : kekakuan aksial, modulus elastisitas lentur rerata komponen struktur


utama dikalikan dengan luas bruto penampang utama sebelum
dilubangi atau dicoak.
(EA)s : kekakuan aksial, modulus elastisitas lentur rerata komponen struktur
sekunder dikalikan dengan jumlah luas bruto penampang komponen
struktur sekunder sebelum dilubangi atau dicoak.
Faktor Geometri C∆
- Sambungan dimana jarak alat sambung (paku/baut) tidak cukup, akan
mengakibatkan robeknya kayu
- Pemasangan alat sambung diameter > ¼” jarak alat penyambung untuk
ditepi, dipinggir atau jarak dalam satu baris diperhatikan
- Bila alat penyambung diameter < ¼” diambil faktor

C∆ = 1.0, dengan memperhatikan jarak minimumnya


Tabel 6.1
Pemasangan alat penyambung bila dibor terlebih dahulu akan
mempengaruhi jarak minimumnya
- Minimum kedalaman alat sambung (penetrasinya) : sekrup 4D
Paku berulir 6D
Konfigurasi sambungan jarak minumum

Pemasangan Dengan plat baja


Pemasangan
Tipe pembebanan dengan dibor sampai dengan dib
langsung
terlebih dahulu or terlebih dahulu

Jarak ujung ║serat tarik 15D 10D 5D

║serat tekan 10D 5D 3D

Jarak tepi Semua pembebanan 2,5D 2,5D 2,5D

Spasi dalam satu baris ║pada serat 15D 10D 5D

┴pada serat 10D 5D 2,5D

Spasi antar baris 2,5D 2,5D 2,5D

Dalam garis 5D 3D 2,5D


1. mengikuti aturan jarak dasar yang diperlukan untuk
perencanaan penuh → ambil C∆ = 1.0
2. diperlukan reduksi jarak lebih kecil dari jarak dasar,
untuk perencanaan harga maksimum tetapi lebih
besar dari aturan minimumnya, harga C∆

C∆ = jarak yang ada/jarak dasar untuk perencanaan


harga maksimum
Jarak minumum

Tipe pembebanan Pengurangan Penuh

Jarak ujung ┴pada serat 2D 4D

║pada serat tekan 2D 4D

║pada serat tarik kayu lunak 3,5D 7D

║pada serat tarik kayu keras 2,5D 5D

Jarak tepi ║pada serat l/D≤6 N/A 1,5D

║pada serat l/D>6 N/A 1,5D atau 0,5 baris

┴pada serat dengan pembebanan tepi N/A 4D

┴pada serat tanpa pembebanan tepi N/A 1,5D

Spasi dalam satu baris ║pada serat 3D 4D

┴pada serat N/A 3D

Spasi antar baris ║pada serat N/A 1,5D

┴pada serat l/D ≤ 2 N/A 2,5D

┴pada serat 2 < l/D ≤ 6 N/A (5 l + 10 D)/8

┴pada serat l/D > 6 N/A 5D


Bila alat penyambung sejajar dengan serat , kapasitas alat sambung akan
berkurang.
Untuk beban cabut W untuk sekrup Ceg = 0.75.
untuk paku dan paku berulir tidak diperbolehkan. Untuk beban lateral
paku dan paku ulir Ceg =0.67

Faktor diafragma Cdi


Kapasitas konektoe /alat penyambung Cdi = 1.1

Faktor paku miring Ctn


Pemasangan optimal untuk mencegah elemen
ujung menjadi robek
Paku miring digunakan untuk beban minimal

Untuk paku miring gaya cabut/aksial tarik


Ctn = 0.67 untuk beban lateral Ctn = 0.83
Asumsi2, Harga nominal lateral untuk alat penyambung Z :
1. kontak permukaan alat penyambung
2. beban bekerja tegak lurus dengan sumbu alat penyambung
3. Jarak tepi, jarak alat penyambung memenuhi persyaratan
harga minimum
4. kedalaman penetrasi alat penyambung memenuhi
persyaratan
 Mode kegagalan
 Diameter alat sambung D
 Panjang tumpu alat sambung l
 Jenis kayu
 Arah beban terhadap sudut serat θ
 Kekuatan leleh alat sambung terhadap lentur
Fb
 Kekuatan tumpu alat sambung Fe
 Mode I kegagalan tumpu → alat penyambung
merusakan lelemen kayu pada bidang kontaknya.
Kehancuran pada elemen utama mode Im atau
pada elemen penyambung
 Mode II kegagalan karena alat sambung berputar
pada elemen kayu (alat sambung belum leleh).
 Adanya kerusakan lokal pada serat kayu pada sisi
elemen kayu.
 Type kegagalan hanya terjadi pada alat sambung
geser tunggal
Mode III kegagalan kombinasi terjadinya sendi plastis
pada alat sambung dan adanya kegagalan pada elemen
utama mode Im atau kegagalan pada elemen
penyambung mode Is
Type kegagalan hanya terjadi pada alat sambung geser
tunggal
Mode IV kegagalan alat sambung dengan terjadinya dua
sendi plastis dan kerusakan pada serat kayu karena geser
Kegagalan pada alat sambung : terjadi baik kegagalan pada kayu
dan lelehnya alat sambung, tegangan tumpu alat sambung Fe
dan tegangan leleh alat sambung Fb merupakan faktor kritis
untuk menentukan harga Z

Bila alat sambung dibebani dengan membentuk sudut terhadap


serat kayu maka digunakan formula Hankinson tegangan tumpu
:
Baut dan sekrup → dapat digunakan
Paku dan paku ulir tidak diperbolehkan

Gaya tarik / tahanan acuan cabut untuk alat penyambung :


ZW = 92.6 D0.75 G1.5 p nf
ZW dalam Newton (N)
D adalah diameter batang sekrup mm
G berat jenis kayu
P kedalaman penetrasi efektif yang berulir mm
nf jumlah alat pengencang

Tahanan cabut terkoreksi


Tahanan cabut terkoreksi ZW’ dihitung dengan mengalikan tahanan cabut acuan
dengan faktor2 koreksi seperti dijelaskan diatas
Tahanan terkoreksi dari sekrup yang memikul beban
dengan sudut  terhadap permukaan kayu

Harga Z’ dapat dibandingkan dengan resultan beban P


lihat gambar fig 8.19
Faktor aksi kelompok sambungan kayu –kayu
Baut 4 – 12 mm (½”)

10
Baut 4 buah –D ½” = 12mm 10 10

Papan 4/14
Jarak baut as ke as 10 cm
Am = As = 56 cm2
Em = Es = 9600 Mpa = 960.000 N/cm2
- REA terkecil dari EsAs / EmAm atau EmAm / EsAs = 1

-  = 0.246 D1.5 kN/mm D = 12 mm


= 0.246 121.5 = 10.22 kN/mm = 1.022 x 105 N/cm

- u = 1 + ½ [1/(EmAm) + 1/(EsAs)]
= 1 + 0.019 = 1.019

- m  u  u 1 2

 0.823
- n = 4 (jumlah alat penyambung dalam satu baris)

m(1 - m2n) 1 + REA


Cg = ----------------------------------------------- -------------
n[( 1 + REAmn)(1 + m) – 1 + m2n)] 1–m

0.823(1-0.8232x4) 1+1
Cg = ------------------------------------------------------------- * -------------
4[(1 + 1.0 x 0.8234)(1 + 0.823) – 1 + 0.8232x4)] 1 – 0.823

= 0.982

Didapat Cg = 0.982
Faktor aksi kelompok sambungan kayu – Baja
10 cm 10 cm 10 cm

Plat baja

Kayu 6 cm x 1.5 cm
4 baut Æ 1" Em = 4600 Mpa
Am = 90 cm2
Baut 4 buah – D 1” = 25.4mm
Jarak baut as ke as 10 cm
Papan 6/15
Em = 9600 Mpa
Am = 90 cm2
Plat baja (0.6 cm x 10 cm)
Es = 210000 Mpa
As = 6 cm2
- REA terkecil dari EsAs / EmAm atau EmAm / EsAs = 1
1.45 0.686
Ambil yang terkecil REA = 0.686

-  = 0.369 x D1.5 kN/mm D = 25.4 mm


= 0.369 x 25.41.5 = 31.5 kN/mm
= 3.15 x 105N/cm

- u = 1 + ½[1/(EmAm) +1/(EsAs)]
= 1 + 0.0307 = 1.0307

- m  u  u 1 2

 0.78092
- n = 4 (jumlah alat penyambung dalam satu baris)

m(1 - m2n) 1 + REA


Cg = --------------------------------------------- ------------
n[( 1 + REAmn)(1+m) – 1 + m2n)] 1–m

0.78092(1-0.780922x4) 1+0.686
Cg = ------------------------------------------------------------------- * -------------
4[(1 + 1.0x0.780924)(1+0.78092) – 1 + 0.780922x4)] 1 –0.78092

= 0.94

Didapat Cg = 0.94
Sambungan seperti gambar dibawah dibutuhkan 12 paku
D = 0.148” = 3.76 mm dan l = 80 mm = 8 cm
Tentukan penempatan paku agar dapat menerima gaya sesuai
perencanaan
Asumsi lubang paku tidak dibor terlebih dahulu

6 6 7,5

4/14
C∆ = 1.0 untuk sambungan paku
Untuk mendapatkan harga acuan alat penyambung :
Jarak ujung : 15 D
Jarak tepi : 2.5 D
Jarak as ke as : 15 D
Jarak per baris : 5D

Untuk paku D = 0.148” = 3.76 mm


l = 8 cm = 80 mm

Jarak ujung : 15 D = 56.4 mm < 75 mm


Jarak tepi : 2.5 D = 9.4 mm < 40 mm
Jarak as ke as : 15 D = 56.4 mm < 60 mm
Jarak per baris : 5D = 18.8 mm < 60 mm

Minimum penetrasi p = 10 D = 10 x 3.76 mm = 37.6 mm < 40 mm


l = 80 mm (panjang paku) – 40 mm (tebal papan pertama) = 40 mm
Baut 6 buah D ¾” → 6 (19 mm)
Papan 4/14

6(¾”) baut = 6 (19 mm)


4

6 6 10

P 4/14

P
Jawab:

L/D terkecil
Lm/D = 40 mm/19 mm = 2.1
Ls/D = 40 mm/19 mm = 2.1
diambil L/D = 2.1

jarak baut yang ada :


jarak ujung 10 cm
jarak tepi 4 cm
jarak as/as 6 cm
jarak perbaris 6cm
dari tabel disyaratkan/dasar

Min Max
Jarak ujung 3.5 D = 6.7 7 D = 13.3
Jarak tepi N/A 1.5 D = 2.85
Jarak as ke as 3 D = 5.7 4 D = 7.6
Jarak per baris N/A 1.5 D = 2.85
C∆ = jarak tersedia/jarak dasar

jarak ujung C∆ = 10/13.3 = 0.75


jarak tepi C∆ = 1 (penuh)
jarak as/as C∆ = 6/7.6 = 0.8
jarak perbaris C∆ = 1 (penuh)

Harga terkecil sebagai kontrol → C∆ = 0.75


Contoh Soal 8.5 ALAT SAMBUNG
Beban Lateral untuk Paku Satu Irisan
Gambar 8.13
Tentukan harga Z nominal lateral rencana

paku

P 4 cm S
4 cm M P
4/9

Paku D = 0.33 cm = 3.3 mm = 0.131”


l = 6.4 cm = 64 mm
Specific gravity kayu = 0.42
Fyb = tegangan leleh lentur alat penyambung = 10.000 psi
= 68900 N/cm2
Tegangan tumpu penyambung = Fem = Fes = 16.600 G1.84 (psi)
= 3364 psi = 2318 N/cm2

Untuk D < ¼ ”
Fe = 16600 G1.84 (psi)
Tegangan tumpu D ≥ ¼”
penyambung Fe // = 11200 G (psi)
Fe┴ = 6100 G1.45 /(√D) (psi)

Re = Fem/Fes = 1
Rt = lm/ls = l-4/(ls) = 6.4 - 4/(4) = 2.4/4 = 0.6
Rd = 2.2 (faktor reduksi lihat tabel 8.5) → diameter baut D ≤ 0.17” →
Rd = 2.2
K1 
 2

Re  2 Re 1  Rt  Rt  Rt Re  Re 1  Rt 
2 2 3

 0.349
1  Re 

2 Fyb 1  2 Re D 2
K 2  1  21  Re    1.264
3Fem m I
2


2 1  Re  2 F 2  R D 2

K3  1    1.1
3F I 
yb e
2
Re m s
Mode Im :
Z = D lm Fem / Rd
= (0.33cm) (2.4cm) (2318N/cm2) / (2.2) = 835 N

Mode Is :
Z = D ls Fes / Rd
= (0.33 cm)(4 cm)(2318 N/cm2) /(2.2) = 1390 N

Mode II :
Z = k1D ls Fes/ Rd
= (0.349)(0.33 cm)(2.4 cm)(2318 N/cm2)/(2.2) = 485 N

Mode IIIm :
Z = k2 D lm Fem /[(1+2Re)Rd]
= (1.264)(0.33 cm)(2.4 cm)(2318 N/cm2)/[(1 + 2*1)2.2] = 351 N
Mode IIIs :
Z = k3 D ls Fem / [(2+Re)Rd]
= (1.1)(0.33 cm)(4 cm)(2318 N/cm2) / [(2+1)2.2] = 510 N

Mode IV :

D2 2 Fem Fyb
Z 
Rd 31  Re 


0.33  * 2 * 2318 N / cm
2 2
* 8900 N / cm 2   364 N
2.2 31  1
Harga yang menentukan 351 N
Contoh Soal ALAT SAMBUNG
Harga Nominal Lateral Z ┴
P/2

P( serat)

P/2

Tebal kayu : 6,5 cm


Tebal plat : 6 mm = 0,6 cm
Sambungan seperti pada gambar
Tentukan harga nominal lateral Z┴
P(tegak lurus serat)
Baut 5/8” = 16 mm = 1.6 cm
Tebal plat = 6 mm = 0.6 cm
Tebal Kayu = 65 mm = 6.5 cm
G = 0.42
D = 16 mm = 5/8”
lm = 6.5 cm
Fem = Fe┴ = 6100G1.45/√D = 2269 psi = 1563 N/cm2
Fyb = 45000 psi (tabel 8.4) = 31000 N/cm2
Fes = (plat baja) = 60000 N/cm2

Rt = lm/ls = 6.5 cm/0.6 cm = 10.8


Re = Fem/Fes = 1563 N/cm2 / 60000 N/cm2 = 0.026
θ = 900 tegak lurus serat
Kθ = 1 + 0.25(θ/90) = 1 + 0.25 = 1.25

21  Re  2 Fyb 2  Re D
2

K3  1    15,4
Re 
3Fm I s
2

Mode Im : (Rd = 4 kθ = 4 * 1.25 = 5)
Z = D lm Fem / Rd
= (1.6 cm) (6 cm) (1563 N/cm2) / (5) = 3000 N

Mode Is : Rd = 4 kθ
Z = 2 D ls Fes / Rd
= (2)(0.6 cm)(60000 N/cm2) /(5) = 23000 N

Mode II N.A

Mode IIIm N.A


Mode IIIs :
Z = 2 k3DlsFem /[(2 + Re)Rd]
= (2)(15.4)(1.6 cm)().6 cm)(1563 N/cm2)/[(2 + 0.026)4]
= 5703 N

Mode IV :

2D 2 2 Fem Fyb
Z 
Rd 31  Re 


 
2 1.6 2
*
2 * 1563N / cm 2
* 31000 N / cm 2 
2.2 31  0.026
 7182 N
Yang menentukan Mode Im : 3000 N
Contoh Soal : Alat Sambung
Gaya Lateral Alat Sambung/Sekrup ┴ Serat
Kolom kayu disambung dengan plat baja yang disekrup ,
berapa gaya P yang dapat dipikul?
Gambar

P
Sekrup 3/8"
Sekrup 3/8”
G = 0.50
D = 3/8” = 0.375” = 10 mm = 1 cm
Dtanpa ulir = 0.275” = 7 mm = 0.7 cm
lm = 10 D = 7 cm
ls = tebal plat baja = 3.5 mm = 0.35 cm
Fyb = 45000 psi = 31000 N/cm2
Fem = Fe┴ = 6100 G1.45/√D = 3646 psi = 2512 N/cm2
Fes = ASTM A653 = 42600 N/cm2 = 4260 Mpa
Re = Fem/Fes = 0.059
Rt = lm/ls = 7/0.35 = 20
θ = 90
cari harga k1, k2 dan k3
k1 = 0.480
k2 = 0.487
k3 = 9.11

Mode Im Rd = 4 kθ
Mode Is Rd = 4 kθ
Mode II Rd = 3.6 kθ
Mode IIIm Rd = 3.2 kθ
Mode IIIs Rd = 3.2 kθ Z = 680 N
Mode IV Rd = 3.2 kθ

Harga terkecil yang menentukan


Contoh Soal : Alat Sambung
Jumlah Baut yang dibutuhkan
P = 4500 N = 450 Kg

Sambungan seperti pada gambar


Beban akibat beban angin lateral
P = 4500 N = 450 kg
D = 0.162“ = 0.4 cm = 4 mm
l = 9 cm
Jarak minimum paku:
Jarak ujung 15D = 60 mm
Jarak tepi 2.5D = 10 mm
Jarak p ke p 15D = 60 mm
Jarak perbaris 5D = 20 mm
Minimum penetrasi paku : p = 10D = 40 mm

Misal kekuatan paku acuan Z = 550 N = 55 Kg


Kelembaban kayu CM = 0.7
Faktor yang lain = 1
Z’ = ZCMCtCgC∆CegCdi = (550)(0.7)(1)(1)(1)(1)(1) = 385 N
Jumlah baut yang dibutuhkan = 4500/385 = 12
( 6 baut per sisi)
gambar

10
60
60

10
20 60
10

Anda mungkin juga menyukai