Anda di halaman 1dari 28

2.4.

Sambung Las
2.4.1. Pengantar
Sambungan las adalah salah satu cara menyambung dua logam dengan cara melelehkan
bersama-sama bahan dasar dan bahan tambah (elektroda). Salah satu jenis pengelasan yang
paling sederhana dan paling canggih untuk pengelasan baja struktural adalah pengelasan
busur nyala logam terlindung. Pemanasan dilakukan dengan busur listrik (nyala) antara
elektroda yang dilapisi dan bahan yang akan disambung. Elektroda yang dilapis akan habis
karena logam pada elektroda dipindahkan kebahan dasar selama proses pengelasan.
Kawat elektroda (kawat las) menjadi bahan pengisi dan lapisannya sebagian dikonversi .
menjadi gas pelindung, sebagian menjadi terak (slag), dan sebagian lagi diserap oleh logam
las. Rangkaian pengelasan lihat gambar bawah.

Gambar 2.4.1.Las listrik

Lapisan elektroda berfungsi sebagai berikut :


¨ Menghasilkan gas pelindung untuk mencegah masuknya udara dan membuat busur stabil.
¨ Memberikan bahan lain, seperti unsur pengurai oksida, untuk memperhalus struktur
butiran pada logam las.
¨ Menghasilkan lapisan terak di atas kolam yang mencair dan memadatkan las untuk
melindunginya dari oksigen dan nitrogen dalam udara, serta juga memperlambat
pendinginan.
Jenis las untuk pembahasan berikutnya harus diketahui untuk mengetahui dan memilih
bagaimana bahan dasar sebagai elemen konstruksi harus disambung dan cara perhitungannya.

44
Jenis- jenis sambungan las.
Jenis las yang umum adalah : las tumpul, las sudut, las pengisi (sebagai las baji atau las
pasak).

Gambar 2.4.2.Jenis-jenis sambunganlas

2.4.2. Pemeriksaan las.


Perkembangan pesat dalam bidang pengelasan struktur bangunan dan jembatan dewasa ini
dikarenakan adanya inspeksi dan pengontrolan yang baik. Industri las telah mengeluarkan
petunjuk-petunjuk yang bila diikuti akan menghasilkan las yang kuat. Prosedur pemeriksaan
harus dimulai sebelum pengelasan pertama dilakukan hingga selesai. Jika diperlukan, uji
awal pada sambungan dilakukan untuk menjamin hasil yang memuaskan. Karena
pengawasan yang ketat tidak mungkin pada setiap kali las dibuat, disarankan:
 Gunakan prosedur pengelasan yang baik dengan mengikuti saran saran dari AWS,
AISC dan penghasil peralatan las. Prosedur yang akan diikuti tergantung pada sifat
kimia dan fisik dari bahan, jenis dan ukuran las, serta peralatan khusus yang
digunakan.
 Gunakan tukang las yang sudah lulus uji kualifikasi AWS sebelum diijinkan mernbuat
sambungan struktural.
 Gunakan pengawas yang baik dan selalu berada di tempat, karena bisa membuat
tukang las bekerja lebih baik. Pengawas sebaiknya bekas tukang las yang mampu
melihat cacat pada las dan mengetahui kualitas las.
 Lakukan teknik inspeksi khusus jika perlu

45
Pemeriksaan yang paling sederhana dan murah ialah pengamatan tetapi ini tergantung pada
keahlian dari pemeriksa.
Struktur yang lebih penting dan untuk las yang keruntuhannya sangat membahayakan, teknik
pemeriksaan yang lebih ketat harus harus diterapkan.

Beberapa yang bermanfaat ialah :


Metode ultrasonik : dilakukan dengan melewatkan gelombang suara yang sangat tinggi
frekwensinya pada las. Cacat pada suatu las akan memantulkan gelombang suara, sedang las
tanpa cacat akan meneruskan gelombang tersebut.

Metode radiografis : menggunakan sinar X dan sinar gamma. Dalam metode ini, sumber
radiasi diletakkan pada salah satu sisi las dan plat fotografis diletakkan pada sisi lainnya.
Metode ini mahal dan memerlukan perlakuan khusus karena radiasinya berbahaya. Namun
metode radiografis dapat dipercaya dan niemberikan rekaman permanen.

Metode uji partikel magnetis : memakai bubuk besi yang disebarkan di sekeliling daerah
yang di las dan dipolarisasi dengan melewatkan arus listrik melalui las. Kutub lokal yang
kecil akan terbentuk di tepi-tepi suatu cacat, ini dapat dilihat oleh pengamat yang
berpengalaman.

Perhitungan kekuatan las

1. LAS TUMPUL

Penyaluran gaya pada las terjadi pada bidang kedalaman / ketebalan bahan dasar (elemen
yang disambung).
Las tumpul penetrasi penuh. Las tumpul dimana terdapat penyatuan antara las dan bahan
induk sepanjang kedalaman penuh sambungan.
Las tumpul penetrasi sebagian : Las tumpul di mana kedalaman penetrasi lebih kecil
daripada kedalaman penuh sambungan.

sudut
gsr

Le (a)
tr / tk
d

46
sudut gsr

Le

d3 tr / tk

(b)
d4 sudut

Gambar 2.4.3.Las tumpul

Tebal rencana las (tt)


Tebal rencana las ditetapkan sebagai berikut :
a) Las tumpul penetrasi penuh : tt = ukuran las ;
b) Las tumpul penetrasi sebagian :
i) Sudut antara bagian yang disambung < 60°
Satu sisi : tt = (d – 3) mm Gambar 2.4.3.a
Dua sisi : tt = (d3 + d4 – 6) mm Gambar 2.4.3.b
ii) Sudut antara bagian yang disambung > 60°
Satu sisi : tt = d mm Gambar 2.4.3.a
Dua sisi : tt = (d3 + d4) mm Gambar 2.4.3.b
Dengan d adalah kedalaman yang dipersiapkan untuk las (d 3 dan d4 adalah nilai untuk
tiap sisi las)
Paniang efektif : (Le)
Le = panjang las ukuran penuh yang menerus.
Luas efektif : (Aw) Aw = Le * tt
Kuat las
Gaya per – satuan panjang las
(i) Sambungan dibebani gaya tarik / tekan aksial terhadap luas efektif :
yRnw = 0,9 * tt * fy (bahan dasar)
yRnw = 0,9 * tt * fyw (las)
(ii) Sambungan dibebani gaya geser terhadap luas efektif :
yRnw = 0,9 * tt * (0,6 * fy ) (bahan dasar)
yRnw = 0,8* tt *( 0,6 * fuw ) (las)
Keterangan :  = 0,9 adalah faktor reduksi kekuatan
fyw, fuw adalah tegangan leleh dan tegangan tarik putus bahan las

47
Peralihan tebal atau lebar
Sambungan las tumpul antara bagian yang tebalnya berbeda atau lebarnya tidak
sama yang memikul gaya tarik harus mempunyai peralihan halus antara
permukaan dan ujung. Peralihan harus dibuat dengan melandaikan bagian yang lebih tebal
atau dengan melandaikan permukaan las atau dengan kombinasi dari keduanya. Kelandaian
peralihan antar bagian tidak boleh lebih tajam dari 1 : 1.

Gambar 2.4.4.Las tumpuluntuktebal plat berbeda

2. LAS SUDUT
Ukuran las
Ukuran las sudut ditentukan oleh panjang kaki. Panjang kaki harus ditentukan sebagai
panjang tw1, tw2, dari sisi yang terletak sepanjang kaki segitiga yang terbentuk dalam
penampang melintang las.
Bila kakinya sama panjang, ukurannya adalah tw
Bila terdapat sela akar, ukuran tw diberikan panjang kaki segitiga yang terbentuk dengan
mengurangi sela akar.

Tabel 2.4.1.Ukuran minimum las sudut

Tebal bagian paling tebal, t (mm) Tebal minimum las sudut, tw (mm)
t7 3
7 < t  10 4
10 < t  15 5
15 < t 6

Kecuali bila ukuran las tidak boleh melebihi tebal bagian yang tertipis dalam sambungan.

48
Tabel 2.4.2.Ukuran maksimum lassudut

Tebal komponen, t (mm) Tebal maksimum las sudut, tw (mm)


< 6,4 t
 6,4 t – 1,6

tt tt

tw tw

tw tw

las sudut konkaf las sudut konveks

tt

sela akar tw

tw

las sudut sela akar

Gambar 2.4.5.Menentukan tt

Panjang efektif (Le)

49
Le = seluruh panjang las sudut berukuran penuh (Le  4tw)
Apabila Le < 4tw, maka ukuran las untuk perencanaan harus dianggap sebesar 0,25 * Le
Persyaratan panjang minimum berlaku juga pada sambungan pelat yang bertumpuk. Tiap
segmen las sudut yang tidak menerus (selang-seling) harus mempunyai panjang efektif tidak
kurang dari 40 mm dan 4 kali ukuran nominal las.

Tebal rencana las (tt )

Lihat gambar 2.4.5.

Luas efektif las , ( Aw )

A w = Le * tt

Kuat Las

( Gaya per – satuan panjang las )

fRnw = 0,75 * tt *(0,6 fu) (bahan dasar)


fRnw = 0,75 * tt * (0,6 fuw) (las)
dengan f= 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan saat fraktur
Keterangan
fu = tegangan tarik putus bahan dasar, Mpa
fuw = tegangan tarik putus logam las, Mpa
tt = tebal rencana las, mm

3. LAS PENGISI.

Las pengisi yang dimaksud adalah dalam bentuk lubang terisi dengan metal las.

Luas geser efektif, Aw las dalam lubang terisi dengan logam las dianggap sama dengan luas
penampang melintang nominal lobang bulat atau selot dalam bidang permukaan komponen
tersambung. Las pengisi demikian yang memikul gaya geser terfaktor Ru, harus memenuhi
Ru ≤ Rnw

Dengan fRnw = 0,75 * ( 0,6 fuw )* Aw (las)

Keterangan: f = 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan saat fraktur

50
fuw adalah tegangan tarik putus logam las.

Bila pengelasan dilakukan dala bentuk las sudut disekeliling lubang baut, maka kuat nominal
dihitung sebagai kekuatan nominal las sudut.
Las pengisi hanya boleh digunakan untuk menyalurkan geser dalam sambungan tumpuk atau
untuk mencegah tekuk dari bagaian yang bertumpuk atau untuk menyambung bagian
komponen dari komponen struktur tersusun, gambar 2.4.6. menunjukkan dua buah pelat
dengan tebal t1dan t2 yang mana t1lebih tipis dari t2

t1
t2
S > 12 t1> 150 mm
Tampakdepan

laspengisi

Tampakatas

Gambar 2.4.6.contohlaspengisi

Contoh 5
Diketahui :
Dua buah pelat disambung dengan las memanjang
Berukuran l = 250 mm, w = 200 mm
Pelatbaja : fy = 250 Mpa, fu = 410 Mpa
Las : elektroda :E70xx
Las sudut = 10 mm Gambar 2.4.7.sambungan las sudut
dua pelat

Ditanyakan : Gaya tarik Pu yang dapat dipikul

Jawab:
tw = 10 –1,6 = 8,4 mm
tt = 0,707*8,4 = 5,94 mm

51
E – 70xx :kekuatan tarik putus las fuw = 70 ksi = 70*7 = 490 Mpa

Kuatlas :
Bahan las : ɸ* Rnw = 0,75*(0,6*490)*5,94 = 1,31 kN → per mm panjang las
Bahan pelat: ɸ* Rnw = 0,75*(0,6*410)*10 = 2,58kN → per mmpanjang pelat

Pu1≤ 2*(250*1,31)kN = 650 kN

Kuat pelat :
Kondisi leleh : ɸ* Rn = 0,90*Ag*fy = 0,90*(200*10)*250 = 450 kN
Kondisi fraktur ɸ* Rn = 0,75*Ae*fu = 0,75*(0,75*200*10)*410 = 645 kN

Factor luasan batang tarik (U)
L 250
= =1,25→ U = 0,75 → Ae = 0,75*Ag
W 200
Pu2 ≤ 450 kN
Jadi :beban rencana yang dapat dipikul Pu = Pu2 ≤ 450 kN
(ditentukan oleh kondisi leleh pelat 200 x 10, bukan oleh kegagalan las).

SAMBUNGAN PELAT DENGAN EKSENTRISITAS


Contoh 6
Diketahui:
Baja fy= 250 Mpa
fu = 410 Mpa
Las fuw = 490 Mpa
Las sudut

Gambar 2.4.8.profil siku di las pada pelat

Ditanyakan: Panjang las yang diperlukan

Jawab :

52
Tebal las efektif tw = t = 6 mm < 6,4 mm
tt = 0,707*6 = 4,24 mm
1. Las memanjang pada kedua sisi searah gaya Pu
Kuat rencana :
Bahan las : ɸ* Rnw = 0,75*(0,60*490)*4,24*Lw ≥ Pu
Lw ≥ 107 mm
Bahan baja : ɸ* Rnw = 0,75*(0,60*410)*6*Lw ≥ Pu
Lw ≥ 90,3 mm
Lw total = 107 mm (panjang total las perlu)
Penempatan las memanjang sepanjang Lw diatur dengan memperhatikan eksentrisitas yang
terjadi di daerah ujung batang (pada daerah sambungan las), sebagai berikut :

Gambar 2.4.9.las panjang 2 sisipadasiku

Gambar 2.4.10.gaya dalam menentukan ukuran las

Keseimbangan momen terhadap serat atas siku = 0 (lihat gambar 2.4.10)


P2*60 – Pu*16,9 = 0
100∗103∗16,9
P 2= ( 60 )= 28,17kN

Σgaya = 0
-P1 – P2 + Pu = 0

53
P1 = Pu –P2 = 71,83kN
P2 28,17∗103 N P2
Lw 2 = = =30,13mm= ∗Lw
ɸ R nw 0,75∗( 0,60∗490∗4,24 ) Pu
P1 71,83∗103 N P
Lw 1 = = =76,87 mm= 1 ∗Lw =Lw −L w2
ɸ R nw 0,75∗( 0,60∗490∗4,24 ) Pu
Catatan:
Las pengakhiran (end-return) sepanjang ≥ 2 tw ditambahkan pada sisi ujung pelat untuk
menghindari kegagalan las di daerah tersebut.

Gambar 2.4.11.yang harus di las

2. Las memanjang dan melintang


Contoh7

Gambar 2.4.12.Rencana pengelasan 3 sisi

Asumsi :kuat las melintang dianggap sama dengan kuat las memanjang
Keseimbangan momen di las bagian atas = 0

(L )
w3
( Lw 1 + Lw 2+ Lw3 )∗16,9−L w3∗ 2 −L w2∗60=0

Lw 3 2
Lw 3 ( ) + Lw 2∗60 60 + Lw 2∗60
2 2
16,9= =
Lw 1 + Lw 2+ L w3 Lw =107

54
Lw2 = 0,14 mm
Lw1 = 107 – 60 – 0,14 = 46,86 mm
Panjang las rencana : Lw1 = 47 mm, Lw3 = 60 mm, Lw2 = seperlunya (6 mm)
Asumsi di atas adalah konservatif, karena panjang las yang dibuat tegak lurus arah gaya tarik,
akan memiliki kekuatan lebih besar daripada las yang dibuat memanjang searah gaya tarik.

SAMBUNGAN LAS GESER EKSENTRIS


1.Cara elastis

Gambar 2.4.13.Konstruksi bracket dengan las grup


Asumsi las dianggap berotasi pada titik berat.
Bekerjanya Pu di atas akan menimbulkan gaya lintang dan torsi pada penampang las,
keduanya memberikan sumbangan tegangan geser pada penampang las.

1) Gaya lintang :
V u=Pu berupa V ux =Pux dan V uy =Puy
Dianggap dipikul secara merata oleh seluruh luas efektif las (Aw)
V ux V uy
τ 'x = dan τ 'y =
Aw Aw

2) Momen :
T u=Puy∗e x + Pux∗e y

Tegangan geser yang dipikul elemen las sebanding dengan jaraknya ketitik rotasi

55
τ }x = {{T} rsub {u} * {y} rsub {max}} over {{I} rsub {p} ¿

τ }y = {{T} rsub {u} * {x} rsub {max}} over {{I} rsub {p} ¿

Ip (Jw = Ix + Iy adalah momen inersia polar, konstanta torsi ) dapat dihitung untuk las dengan
tebal efektif rencana = 1 mm, dengan menggunakan table, lihat table 2.4.3

2 ½
[
τ u = ( τ 'x + τ }x right )} ^ {2} + {left ({τ} rsub {y} rsup {'} + {τ} rsub {y} rsup { ) ]
τ u ≤ ∅ ( 0,6∗f uw )=0,75 ( 0,6∗f uw )

Contoh 8

Diketahui: las grup seperti gambar dibawah

Gambar 2.4.14.Konstruksi bracket dengan las grup dan ukurannya

Las :las sudut dengan elektroda E-70xx


Ditanyakan : tebal las tw
Jawab:
1. Mencari besaran untuk menghitung tegangan geser
 Titik berat las grup
b2 1502
X= = =45 mm
(2 b+ d ) ( 2∗150+200 )
Y = 100 mm
 Menghitung momen
T u=Puy∗e x + Pux∗e y =100∗( 200+105 ) +0∗0=3,05∗10 3 kN mm

56
 Luas las
Dalam perhitungan, tebal efektif rencana las (tt) diambil = 1 mm2
Aw = 2*150 + 200 = 500 mm2
 Momen inersia polar (lihat table 2.4.3.)
( 8 b3 +6 bd 2 +d 3 ) b4
I p=J w = [ 12 ][

( 2 b+d ) ]
( 8∗1503 +6150∗2002+ 2003 ) b4
¿ [ 12 ][

( 2∗150+ 200 ) ]
¿ 4904166,67 mm 4
2. Mencari tegangan geser.
Tegangan geser maksimum yang terjauh dari titik berat las (untuk tt = 1mm)
 Tegangan geser akibat lintang
V ux 0
τ 'xa = = =0
A w 500

' V uy 100 kN
τ ya= = =0,20 (↓)
A w 500 mm2

 Tegangan geser akibat momen

τ }xa= {{T} rsub {u} * {y} rsub {a}} over {{I} rsub {p}} = {(3,05* {10} ^ {4} ) left (100 right ) kN {mm} ^ {2}} over {4904166,67 {mm} ^ {4}} =0,622 {kN} over {{mm} ^ {2}}

τ }ya= {{T} rsub {u} * {x} rsub {a}} over {{I} rsub {p}} = {(3,05* {10} ^ {4} ) left (105 right ) kN {mm} ^ {2}} over {4904166,67 {mm} ^ {4}} =0,622 {kN} over {{mm} ^ {2}}
 Tegangan geser total pada titik a (untuk tt = 1 mm)
kN
τ ua = ( ( 0,2+0,653 )2 +0,6222 )=1,0577
√ mm2
 Mencari tebal las tw
∅ τ nw ≥ τ ua
0,75∗( 0,6∗490 )∗t t ≥ 1,0577
t t ≥ 4,78 mm
4,78
tw≥ ≥ 6,8 mm
0707

57
Tabel 2.4.3.momen inersia polar

58
SIMBOL PENGELASAN
Seorang pelaksana sebelum melakukan fabrikasi konstruksi baja yang harus di las, perlu
memahami ukuran las diperlukan sesuai perencanaan konstruktor .Tabel 2.4.4 berikut adalah
cara sederhana sebagai komunikasi antarapelaksana dan konstruktor, yang menunjukkan jenis
las, ukuran, panjang dan letak las serta instruksi khusus lainnya.

Tabel 2.4.4.Simbol pengelasan

59
Gambar 2.4.15.berikutadalahsebuahcontoh detail
dansederhanayangmemperlihatkanpemakaian symbol pengelasan.

Gambar 2.4.15.Pemakaian simbolpengelasanpadakonstruksi

60
SambunganlasseringdibuatumumnyatidakmemerlukaninstruksikhususdanTabel
2.4.5.adalahcara lainlebihsederhananamunadatempat symbol yang ditiadakan.

Tabel 2.4.5.Pemakaian symbol pengelasan yang umum

61
62
63
64
65
' V ux ' V uy
τ x= τ =
A w y Aw

66
67
68
Contoh 5
Diketahui
Duabuahpelatdisambungdenganlasmemanjang
Berukuran l = 250 mm, w = 200 mm

69
70
71

Anda mungkin juga menyukai