Sambung Las
2.4.1. Pengantar
Sambungan las adalah salah satu cara menyambung dua logam dengan cara melelehkan
bersama-sama bahan dasar dan bahan tambah (elektroda). Salah satu jenis pengelasan yang
paling sederhana dan paling canggih untuk pengelasan baja struktural adalah pengelasan
busur nyala logam terlindung. Pemanasan dilakukan dengan busur listrik (nyala) antara
elektroda yang dilapisi dan bahan yang akan disambung. Elektroda yang dilapis akan habis
karena logam pada elektroda dipindahkan kebahan dasar selama proses pengelasan.
Kawat elektroda (kawat las) menjadi bahan pengisi dan lapisannya sebagian dikonversi .
menjadi gas pelindung, sebagian menjadi terak (slag), dan sebagian lagi diserap oleh logam
las. Rangkaian pengelasan lihat gambar bawah.
44
Jenis- jenis sambungan las.
Jenis las yang umum adalah : las tumpul, las sudut, las pengisi (sebagai las baji atau las
pasak).
45
Pemeriksaan yang paling sederhana dan murah ialah pengamatan tetapi ini tergantung pada
keahlian dari pemeriksa.
Struktur yang lebih penting dan untuk las yang keruntuhannya sangat membahayakan, teknik
pemeriksaan yang lebih ketat harus harus diterapkan.
Metode radiografis : menggunakan sinar X dan sinar gamma. Dalam metode ini, sumber
radiasi diletakkan pada salah satu sisi las dan plat fotografis diletakkan pada sisi lainnya.
Metode ini mahal dan memerlukan perlakuan khusus karena radiasinya berbahaya. Namun
metode radiografis dapat dipercaya dan niemberikan rekaman permanen.
Metode uji partikel magnetis : memakai bubuk besi yang disebarkan di sekeliling daerah
yang di las dan dipolarisasi dengan melewatkan arus listrik melalui las. Kutub lokal yang
kecil akan terbentuk di tepi-tepi suatu cacat, ini dapat dilihat oleh pengamat yang
berpengalaman.
1. LAS TUMPUL
Penyaluran gaya pada las terjadi pada bidang kedalaman / ketebalan bahan dasar (elemen
yang disambung).
Las tumpul penetrasi penuh. Las tumpul dimana terdapat penyatuan antara las dan bahan
induk sepanjang kedalaman penuh sambungan.
Las tumpul penetrasi sebagian : Las tumpul di mana kedalaman penetrasi lebih kecil
daripada kedalaman penuh sambungan.
sudut
gsr
Le (a)
tr / tk
d
46
sudut gsr
Le
d3 tr / tk
(b)
d4 sudut
47
Peralihan tebal atau lebar
Sambungan las tumpul antara bagian yang tebalnya berbeda atau lebarnya tidak
sama yang memikul gaya tarik harus mempunyai peralihan halus antara
permukaan dan ujung. Peralihan harus dibuat dengan melandaikan bagian yang lebih tebal
atau dengan melandaikan permukaan las atau dengan kombinasi dari keduanya. Kelandaian
peralihan antar bagian tidak boleh lebih tajam dari 1 : 1.
2. LAS SUDUT
Ukuran las
Ukuran las sudut ditentukan oleh panjang kaki. Panjang kaki harus ditentukan sebagai
panjang tw1, tw2, dari sisi yang terletak sepanjang kaki segitiga yang terbentuk dalam
penampang melintang las.
Bila kakinya sama panjang, ukurannya adalah tw
Bila terdapat sela akar, ukuran tw diberikan panjang kaki segitiga yang terbentuk dengan
mengurangi sela akar.
Tebal bagian paling tebal, t (mm) Tebal minimum las sudut, tw (mm)
t7 3
7 < t 10 4
10 < t 15 5
15 < t 6
Kecuali bila ukuran las tidak boleh melebihi tebal bagian yang tertipis dalam sambungan.
48
Tabel 2.4.2.Ukuran maksimum lassudut
tt tt
tw tw
tw tw
tt
sela akar tw
tw
Gambar 2.4.5.Menentukan tt
49
Le = seluruh panjang las sudut berukuran penuh (Le 4tw)
Apabila Le < 4tw, maka ukuran las untuk perencanaan harus dianggap sebesar 0,25 * Le
Persyaratan panjang minimum berlaku juga pada sambungan pelat yang bertumpuk. Tiap
segmen las sudut yang tidak menerus (selang-seling) harus mempunyai panjang efektif tidak
kurang dari 40 mm dan 4 kali ukuran nominal las.
A w = Le * tt
Kuat Las
3. LAS PENGISI.
Las pengisi yang dimaksud adalah dalam bentuk lubang terisi dengan metal las.
Luas geser efektif, Aw las dalam lubang terisi dengan logam las dianggap sama dengan luas
penampang melintang nominal lobang bulat atau selot dalam bidang permukaan komponen
tersambung. Las pengisi demikian yang memikul gaya geser terfaktor Ru, harus memenuhi
Ru ≤ Rnw
50
fuw adalah tegangan tarik putus logam las.
Bila pengelasan dilakukan dala bentuk las sudut disekeliling lubang baut, maka kuat nominal
dihitung sebagai kekuatan nominal las sudut.
Las pengisi hanya boleh digunakan untuk menyalurkan geser dalam sambungan tumpuk atau
untuk mencegah tekuk dari bagaian yang bertumpuk atau untuk menyambung bagian
komponen dari komponen struktur tersusun, gambar 2.4.6. menunjukkan dua buah pelat
dengan tebal t1dan t2 yang mana t1lebih tipis dari t2
t1
t2
S > 12 t1> 150 mm
Tampakdepan
laspengisi
Tampakatas
Gambar 2.4.6.contohlaspengisi
Contoh 5
Diketahui :
Dua buah pelat disambung dengan las memanjang
Berukuran l = 250 mm, w = 200 mm
Pelatbaja : fy = 250 Mpa, fu = 410 Mpa
Las : elektroda :E70xx
Las sudut = 10 mm Gambar 2.4.7.sambungan las sudut
dua pelat
Jawab:
tw = 10 –1,6 = 8,4 mm
tt = 0,707*8,4 = 5,94 mm
51
E – 70xx :kekuatan tarik putus las fuw = 70 ksi = 70*7 = 490 Mpa
Kuatlas :
Bahan las : ɸ* Rnw = 0,75*(0,6*490)*5,94 = 1,31 kN → per mm panjang las
Bahan pelat: ɸ* Rnw = 0,75*(0,6*410)*10 = 2,58kN → per mmpanjang pelat
Kuat pelat :
Kondisi leleh : ɸ* Rn = 0,90*Ag*fy = 0,90*(200*10)*250 = 450 kN
Kondisi fraktur ɸ* Rn = 0,75*Ae*fu = 0,75*(0,75*200*10)*410 = 645 kN
↑
Factor luasan batang tarik (U)
L 250
= =1,25→ U = 0,75 → Ae = 0,75*Ag
W 200
Pu2 ≤ 450 kN
Jadi :beban rencana yang dapat dipikul Pu = Pu2 ≤ 450 kN
(ditentukan oleh kondisi leleh pelat 200 x 10, bukan oleh kegagalan las).
Jawab :
52
Tebal las efektif tw = t = 6 mm < 6,4 mm
tt = 0,707*6 = 4,24 mm
1. Las memanjang pada kedua sisi searah gaya Pu
Kuat rencana :
Bahan las : ɸ* Rnw = 0,75*(0,60*490)*4,24*Lw ≥ Pu
Lw ≥ 107 mm
Bahan baja : ɸ* Rnw = 0,75*(0,60*410)*6*Lw ≥ Pu
Lw ≥ 90,3 mm
Lw total = 107 mm (panjang total las perlu)
Penempatan las memanjang sepanjang Lw diatur dengan memperhatikan eksentrisitas yang
terjadi di daerah ujung batang (pada daerah sambungan las), sebagai berikut :
Σgaya = 0
-P1 – P2 + Pu = 0
53
P1 = Pu –P2 = 71,83kN
P2 28,17∗103 N P2
Lw 2 = = =30,13mm= ∗Lw
ɸ R nw 0,75∗( 0,60∗490∗4,24 ) Pu
P1 71,83∗103 N P
Lw 1 = = =76,87 mm= 1 ∗Lw =Lw −L w2
ɸ R nw 0,75∗( 0,60∗490∗4,24 ) Pu
Catatan:
Las pengakhiran (end-return) sepanjang ≥ 2 tw ditambahkan pada sisi ujung pelat untuk
menghindari kegagalan las di daerah tersebut.
Asumsi :kuat las melintang dianggap sama dengan kuat las memanjang
Keseimbangan momen di las bagian atas = 0
(L )
w3
( Lw 1 + Lw 2+ Lw3 )∗16,9−L w3∗ 2 −L w2∗60=0
Lw 3 2
Lw 3 ( ) + Lw 2∗60 60 + Lw 2∗60
2 2
16,9= =
Lw 1 + Lw 2+ L w3 Lw =107
54
Lw2 = 0,14 mm
Lw1 = 107 – 60 – 0,14 = 46,86 mm
Panjang las rencana : Lw1 = 47 mm, Lw3 = 60 mm, Lw2 = seperlunya (6 mm)
Asumsi di atas adalah konservatif, karena panjang las yang dibuat tegak lurus arah gaya tarik,
akan memiliki kekuatan lebih besar daripada las yang dibuat memanjang searah gaya tarik.
1) Gaya lintang :
V u=Pu berupa V ux =Pux dan V uy =Puy
Dianggap dipikul secara merata oleh seluruh luas efektif las (Aw)
V ux V uy
τ 'x = dan τ 'y =
Aw Aw
2) Momen :
T u=Puy∗e x + Pux∗e y
Tegangan geser yang dipikul elemen las sebanding dengan jaraknya ketitik rotasi
55
τ }x = {{T} rsub {u} * {y} rsub {max}} over {{I} rsub {p} ¿
τ }y = {{T} rsub {u} * {x} rsub {max}} over {{I} rsub {p} ¿
Ip (Jw = Ix + Iy adalah momen inersia polar, konstanta torsi ) dapat dihitung untuk las dengan
tebal efektif rencana = 1 mm, dengan menggunakan table, lihat table 2.4.3
2 ½
[
τ u = ( τ 'x + τ }x right )} ^ {2} + {left ({τ} rsub {y} rsup {'} + {τ} rsub {y} rsup { ) ]
τ u ≤ ∅ ( 0,6∗f uw )=0,75 ( 0,6∗f uw )
Contoh 8
56
Luas las
Dalam perhitungan, tebal efektif rencana las (tt) diambil = 1 mm2
Aw = 2*150 + 200 = 500 mm2
Momen inersia polar (lihat table 2.4.3.)
( 8 b3 +6 bd 2 +d 3 ) b4
I p=J w = [ 12 ][
−
( 2 b+d ) ]
( 8∗1503 +6150∗2002+ 2003 ) b4
¿ [ 12 ][
−
( 2∗150+ 200 ) ]
¿ 4904166,67 mm 4
2. Mencari tegangan geser.
Tegangan geser maksimum yang terjauh dari titik berat las (untuk tt = 1mm)
Tegangan geser akibat lintang
V ux 0
τ 'xa = = =0
A w 500
' V uy 100 kN
τ ya= = =0,20 (↓)
A w 500 mm2
τ }xa= {{T} rsub {u} * {y} rsub {a}} over {{I} rsub {p}} = {(3,05* {10} ^ {4} ) left (100 right ) kN {mm} ^ {2}} over {4904166,67 {mm} ^ {4}} =0,622 {kN} over {{mm} ^ {2}}
τ }ya= {{T} rsub {u} * {x} rsub {a}} over {{I} rsub {p}} = {(3,05* {10} ^ {4} ) left (105 right ) kN {mm} ^ {2}} over {4904166,67 {mm} ^ {4}} =0,622 {kN} over {{mm} ^ {2}}
Tegangan geser total pada titik a (untuk tt = 1 mm)
kN
τ ua = ( ( 0,2+0,653 )2 +0,6222 )=1,0577
√ mm2
Mencari tebal las tw
∅ τ nw ≥ τ ua
0,75∗( 0,6∗490 )∗t t ≥ 1,0577
t t ≥ 4,78 mm
4,78
tw≥ ≥ 6,8 mm
0707
57
Tabel 2.4.3.momen inersia polar
58
SIMBOL PENGELASAN
Seorang pelaksana sebelum melakukan fabrikasi konstruksi baja yang harus di las, perlu
memahami ukuran las diperlukan sesuai perencanaan konstruktor .Tabel 2.4.4 berikut adalah
cara sederhana sebagai komunikasi antarapelaksana dan konstruktor, yang menunjukkan jenis
las, ukuran, panjang dan letak las serta instruksi khusus lainnya.
59
Gambar 2.4.15.berikutadalahsebuahcontoh detail
dansederhanayangmemperlihatkanpemakaian symbol pengelasan.
60
SambunganlasseringdibuatumumnyatidakmemerlukaninstruksikhususdanTabel
2.4.5.adalahcara lainlebihsederhananamunadatempat symbol yang ditiadakan.
61
62
63
64
65
' V ux ' V uy
τ x= τ =
A w y Aw
66
67
68
Contoh 5
Diketahui
Duabuahpelatdisambungdenganlasmemanjang
Berukuran l = 250 mm, w = 200 mm
69
70
71