Hidraulika Komputasi

Skema Eksplisit dan Implisit

Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Persamaan Dasar

∂C ∂C
• C, konsentrasi polutan
U, kecepatan aliran
+U =0 t, waktu
∂t ∂x x, ruang, lokasi

• Persamaan diferensial parsial diatas

diselesaikan dengan metoda beda hingga
skema maju dan mundur.

4/18/2005 Djoko Luknanto 2

1
 Interpretasi Persamaan Adveksi

C distribusi distribusi
polutan awal t=t0 polutan akhir t=tn

x
• Karena adveksi murni, maka distribusi polutan hanya
bergerak karena pengaruh kecepatan aliran sebesar U,
sedangkan bentuk distribusi konsentrasinya harus tetap.
4/18/2005 Djoko Luknanto 3

Aplikasi Skema Maju - Eksplisit

• Aplikasi Skema Maju terhadap Pers. Adveksi
Limbah:
∂C ∂C
+U =0
∂t i ∂x i
Cin +1 − Cin Cin+1 − Cin
adalah: +U =0
Δt Δx
⎛ UΔ t ⎞ n U Δ t n
sehingga: Cin +1 = ⎜1 + ⎟Ci − Ci +1
⎝ Δx ⎠ Δx
= (1 + Cr )Cin − CrCin+1 i = 1,2,..., N − 1
4/18/2005 Djoko Luknanto 4

2
Visualisasi Skema Maju Eksplisit
batas hulu batas hilir

t Cin +1 = (1 + Cr )Cin − CrCin+1

f i n +1 f i +n1+1
tn+1

tn
fi n f i +n1

i=1 i-1 i i+1 i=N

x
Data: kondisi awal kondisi batas
Dihitung: titik interior titik tinjauan – sudah dihitung
titik tinjauan – akan dihitung
4/18/2005 Djoko Luknanto 5

Aplikasi Skema Maju - Implisit

• Aplikasi Skema Maju terhadap Pers. Adveksi
Limbah:
∂C ∂C
+U =0
∂t i ∂x i
Cin +1 − Cin Cin++11 − Cin +1
adalah: +U =0
Δt Δx
sehingga:
⎛ UΔt ⎞ n +1 UΔt n +1
⎜1 − ⎟Ci + Ci +1 = Cin
⎝ Δx ⎠ Δx
(1 − Cr )Cin +1 + CrCin++11 = Cin i = 1,2,..., N − 1
4/18/2005 Djoko Luknanto 6

3
 Dalam bentuk matriks

⎡1 − Cr Cr 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎤ ⎧C1n +1 ⎫ ⎧ C1n ⎫
⎢ 0 ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢ 1 − Cr Cr 0 0 0 0 0 0 0 ⎥⎥ ⎪C2n +1 ⎪ ⎪ C2n ⎪
⎢ 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢ 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 0 ⎥ ⎪⎪Cin−+11 ⎪⎪ ⎪⎪ Cin−1 ⎪⎪
⎢ ⎥⎨ ⎬=⎨ ⎬
⎢ 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 ⎥ ⎪Cin +1 ⎪ ⎪ Cin ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 ⎥ ⎪Cin++11 ⎪ ⎪ Cin+1 ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr ⎥ ⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎣⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 ⎥⎦ ⎩⎪C Nn +1 ⎭⎪ ⎩⎪ KBhi ⎭⎪

• Bentuk matriksnya khusus yaitu matriks pita. Penyelesaian

matriks ini menggunakan teknik-teknik numerik khusus.
4/18/2005 Djoko Luknanto 7

Dalam bentuk matriks

• Agar Kondisi Batas Hulu juga terpenuhi, dapat
dilakukan sbb:
⎡1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎤ ⎧C1n +1 ⎫ ⎧ KBhu ⎫
⎢0 1 − Cr ⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢ Cr 0 0 0 0 0 0 0 ⎥⎥ ⎪C2n +1 ⎪ ⎪ C2n ⎪
⎢0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 0 ⎥ ⎪⎪Cin−+11 ⎪⎪ ⎪⎪ Cin−1 ⎪⎪
⎢ ⎥⎨ ⎬=⎨ ⎬
⎢0 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 0 ⎥ ⎪Cin +1 ⎪ ⎪ Cin ⎪
⎢0 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 0 ⎥ ⎪Cin++11 ⎪ ⎪ Cin+1 ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢0 0 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢0 0 0 0 0 0 0 0 1 − Cr Cr ⎥ ⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎣⎢0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 ⎥⎦ ⎩⎪C Nn +1 ⎭⎪ ⎩⎪ KBhi ⎭⎪

4/18/2005 Djoko Luknanto 8

4
 Visualisasi Skema Maju Implisit
batas hulu batas hilir
⎛ U Δt ⎞ n +1 U Δt n +1
⎜1 − ⎟ Ci + Ci +1 = Cin
t ⎝ Δ x ⎠ Δ x
f i n +1 f i +n1+1
tn+1

tn
fi n f i +n1

i=1 i-1 i i+1 i=N

x
Data: kondisi awal kondisi batas
Dihitung: titik interior titik tinjauan – sudah dihitung
titik tinjauan – akan dihitung
4/18/2005 Djoko Luknanto 9

Skema Maju untuk Adveksi murni

• Dari matriks didepan dapat dilihat bahwa:
– walaupun kondisi batas hulu telah diaplikasikan, namun
tetap tidak ada pengaruhnya pada penyelesaian,
– namun kondisi batas hilir berpengaruh kepada
penyelesaian dengan skema maju,
– artinya skema maju seperti ini tidak cocok untuk
permasalahan angkutan limbah murni adveksi; karena
seharusnya permasalahan semacam ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi batas hulu bukan hilir.
• Bandingkan dengan Skema Mundur yang akan
dijelaskan pada tayangan selanjutnya.

4/18/2005 Djoko Luknanto 10

5
Aplikasi Skema Mundur - Eksplisit
• Aplikasi Skema Mundur terhadap Pers. Adveksi
Limbah:
∂C ∂C
+U =0
∂t i ∂x i
Cin +1 − Cin Cin − Cin−1
adalah: +U =0
Δt Δx
U Δt n ⎛ U Δt ⎞ n
sehingga: Cin +1 = Ci −1 + ⎜1 − ⎟Ci
Δx ⎝ Δ x ⎠
= CrCin−1 + (1 − Cr )Cin i = 2,3,..., N
4/18/2005 Djoko Luknanto 11

Visualisasi Skema Mundur Eksplisit

Cin +1 = CrCin−1 + (1 − Cr ) Cin

batas hulu batas hilir

f i n +1 f i +n1+1
tn+1

tn
fi n f i +n1

i=1 i-1 i i+1 i=N

x
Data: kondisi awal kondisi batas
Dihitung: titik interior titik tinjauan – sudah dihitung
titik tinjauan – akan dihitung
4/18/2005 Djoko Luknanto 12

6
 Aplikasi Skema Mundur - Implisit

• Aplikasi Skema Mundur terhadap Pers. Adveksi

Limbah:
∂C ∂C
+U =0
∂t i ∂x i
Cin +1 − Cin Cin +1 − Cin−+11
adalah: +U =0
Δt Δx
sehingga:

− CrCin−+11 + (1 + Cr )Cin +1 = Cin i = 2,3,..., N

4/18/2005 Djoko Luknanto 13

Dalam bentuk matriks

⎡ 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎤ ⎧C1n +1 ⎫ ⎧ KBhu ⎫
⎪ ⎪
⎢− Cr 1 + Cr
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎥⎥ ⎪C2n +1 ⎪ ⎪⎪ C2n ⎪⎪
⎢ 0 − Cr 1 + Cr 0 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢ 0 0 − Cr 1 + Cr 0 0 0 0 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ 0 0 0 − Cr 1 + Cr 0 0 0 0 0 ⎥ ⎪⎪Cin−+11 ⎪⎪ ⎪⎪ Cin−1 ⎪⎪
⎢ ⎥⎨ ⎬=⎨ ⎬
⎢ 0 0 0 0 − Cr 1 + Cr 0 0 0 0 ⎥ ⎪Cin +1 ⎪ ⎪ Cin ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 − Cr 1 + Cr 0 0 0 ⎥ ⎪Cin++11 ⎪ ⎪ Cin+1 ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 − Cr 1 + Cr 0 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ 0 0 0 0 0 0 0 − Cr 1 + Cr 0 ⎥⎪ # ⎪ ⎪ # ⎪
⎢ ⎥⎪ ⎪ ⎪ ⎪
⎢⎣ 0 0 0 0 0 0 0 0 − Cr 1 + Cr ⎥⎦ ⎪⎩C Nn +1 ⎪⎭ ⎪⎩ C Nn ⎪⎭

• Dalam kasus Skema Mundur: kondisi batas hulu memang

dibutuhkan, sehingga skema ini lebih cocok untuk adveksi
murni dibandingkan Skema Maju.
4/18/2005 Djoko Luknanto 14

7
 Visualisasi Skema Mundur Implisit

−CrCin−+11 + (1 + Cr ) Cin +1 = Cin

batas hulu batas hilir

f i n +1 f i +n1+1
tn+1

tn
fi n f i +n1

i=1 i-1 i i+1 i=N

x
Data: kondisi awal kondisi batas
Dihitung: titik interior titik tinjauan – sudah dihitung
titik tinjauan – akan dihitung
4/18/2005 Djoko Luknanto 15

Skema Maju vs Mundur

• Tampak dari penjelasan di depan bahwa:
– pada Skema Maju informasi berjalan dari hilir ke
arah hulu,
– sedangkan pada Skema Mundur informasi
berjalan dari hulu ke arah hilir.
• Oleh karena itu, nanti akan tampak
pengaruhnya kedua karakteristik dari
masing-masing skema di atas terhadap
penyelesaian persamaan Adveksi Murni.
4/18/2005 Djoko Luknanto 16

8
 Skema Eksplisit vs Implisit
• Untuk skema eksplisit, persamaan
aljabarnya dapat diselesaikan secara
langsung Î lebih mudah, kurang akurat.
• Untuk skema implisit menghasilkan sebuah
sistem persamaan linier yang harus
diselesaikan secara serentak dengan
metoda matriks Î rumit, tetapi lebih akurat.

4/18/2005 Djoko Luknanto 17