Anda di halaman 1dari 4

4.

Komunikasi Interpersonal
John Steward dan Gary D’Angelo (1980) (dalam Harapan, Edi, 2014:4) memandang
komunikasi antar pribadi (interpersonal) berpusat pada kualitas komunikasi yang terjalin dari
masing-masing pribadi. Partisipan berhubungan satu sama lain sebagai seorang pribadi yang
memiliki keunikan, mampu memilih, berperasaan, bermanfaat dan merefleksikan dirinya
sendiri dari pada sebagai objek atau benda dalam berkomunikasi seseorang dapat bertindak
atau memilih peran sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan.
Komunikasi antar pribadi merupakan pertemuan paling sedikit dua orang yang
bertujuan untuk memberikan pesan dan informasi secara langsung. Joseph Devito (1989)
mengartikan komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-
pesan antara dua orang atau disekelompok kecil orang, dengan beberapa effect atau umpan
balik seketika. Selanjutnya Muhammad (1995) mengartikan komunikasi antar pribadi sebagai
proses pertukaran informasi diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Barlund (Johanessen, 1986) menjabarkan komunikasi antar pribadi merupakan orang-orang
yang bertemu secara bertatap muka dalam situasi sosial informal yang melakukan interaksi
terfokus melalui pertukaran isyarat verbal dan nonverbal yang saling berbalasan (Harapan,
Edi, 2014:4).
Tujuan memahami beberapa definisi tentang komunikasi antarpribadi (interpersonal)
adalah untuk mengetahui karakteristik dari komunikasi antar pribadi. Dengan mengetahui
karakteristiknya maka dapat dipahami perbedaan komunikasi antarpribadi dengan bentuk
komunikasi lain, seperti komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi
massa. Adapun elemen komunikasi antar pribadi dalam (Hidayat, Dasrun, 2014:44-49)
meliputi:
a. Komunikasi antar pribadi bersifat dialogis
b. Komunikasi antar pribadi terdapat Noise
c. Komunikasi antar pribadi menggunakan media dan nirmedia
d. Komunikasi antar pribadi bersifat keterbuaan (openess)
e. Komunikasi antar pribadi berssifar kesetaraan/kesamaan (equallity) (Hidayat,
Dasrun, 2014:44-49)
Komunikasi antar pribadi (interpersonal) adalah suatu cara dalam membangun
hubungan dengan individu lain. Komunikasi yang terjalin meliputi pesan verbal maupun
nonverbal. Pada konteks komunikasi interpersonal, individu membangun hubungan dengan
orang lain yang disebut dengan interpersonal. Sebagaimana dijelaskan dalam (Budyatna,
Muhammad dan Ganiem, Leila Mona, 2011:224) bahwa “komunikasi interpersonal
melahirkan sebuah hubungan individu lain yang dinamakan hubungan interpersonal”
(Budiyatna, Muhammad dan Ganiem, Leila Mona, 2011:224). Maka komunikasi
interpersonal dalam pengembangan hubungan antara individu dengan individu lainnya
terdapat dua teori yaitu Teori Penetrasi Sosial dan Teori Reduksi Ketidakpastian.
5. Teori Penetrasi Sosial
Teori penetrasi sosial (soxial penetration theory) merupakan bagian dari teori
pengembangan hubungan atau relationship development theory. Teori penetrasi sosial
dikembangkan oleh Irwin Altman danDalmas Taylor dalam bukunya yang pertama terbit
berjudul Social Penetration: The Development of Interpersonal Relationship terbit pada
tahun 1973 (Budyyatna, Muhammad dan Ganiem, Leila Mona, 2011:225).
Teori penetrasi sosial memfokuskan diri dengan pengembangan hubungan. Hal ini
terutama berkaitan dengan perilaku antarpribadi yang nyata dalam interaksi sosial dan proses-
prosess kognitif internl yang mendahului, menyertai dan mengikuti pembemtukan hubungan.
Teori ini sifatnya berhubungan dengan perkembangan dimana teori ini berkenan dengan
pertumbuhan (dan pemutusan) mengenai hubungan antar pribadi.
Proses penetrasi sosial berlangsung secara bertahap dan teratur dan sifatnya
dipermukaan ke tingkat yang akrab mengenai pertukaran sebagai fungsi baik mengenai hasil
yang segera maupun yang ??????????????????????????????????
a. Orientation Stage (Tahap Orientasi)
Membuka Sedikit Demi Sedikit. Tahap paling awal dari interaksi disebut sebagai tahap
orientasi (orientation stage) yang terjadi pada tingkat publik; hanya sedikit yang mengenal
diri kita yang terbuka untuk orang lain. Komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi
(impersonal). Para individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi bersifat sangat
umum saja.
Pada tahap ini, hanya sebagiam kecil dari diri kita yang terungkap kepada oramg lain.
Ucapan atau komentar yang disampaikan orang biasanya bersifat basa-basi yang hanya
menunjukkan informasi permukaan atau apa saja yang tampak secara kasat mata pada diri
individu. Pada tahap ini juga orang biasanya bertindak menurut cara-cara yang diterima
secara sosial dan bersikap hati-hati agar tidak mengganggu harapan masyarakat. Singkatnya,
orang berusaha untuk tersenyum dan bertingkah laku sopan.
Menurut Altman & Tayor (1987), orang memiliki kecenderungan untuk enggan
memberikan evaluasi atau memberikan kritik selama tahap orienntasi karena akan dinilai
sebagai tidak pantas dan akan mengganggu hubungan di masa depan. Kedua belah pihak
secara aktif berusaha menghindari diri untuk tidak terlibat dalam konflik sehingga mereka
mendapat peluang untuk salaing menjajagi pada waktu yang akan datang. Jika pada tahp ini
mereka yang terlibat merasa cukup mendapatan imbalan dari interaksi awal mereka akan
melanjutkan ke tahap berikutnya.
b. Exploratory Affective Exchange Stage (Tahap Pertukaran Penjajakan Afektif)
Munculnya Diri. Tahap pertukaran penjajakan afektif (exploratory offective exchange
stage) merupakan perluasan area publik dari diri dan tejadi ketika aspek-aspek kepribadian
seseorang individu mulai muncul. Pada tahap ini orang melakukan ekspansi atau perluasan
terhadap wilayah publik diri mereka.
Pada tahap ini, hal yang sebelumnya merupakan wilayah pribadi menjadi wilayah
publik. Orang mulai menggunakan pilihan kata-kata atau ungkapan yang bersifat lebih
personal. Komunikasi juga berlangsung sedikit lebih spontan karena individu merasa lebih
santai dengan lawan bicaranya, mereka juga tidak terlalu berhati-hati dalam mengungkapkan
sesuatu yang akan mereka sesali kemudian. Perilaku berupa sentuhan dan ekspresi emosi
(misalnya perubahan raut wajah) juga meningkat pada tahap ini. Tahap ini merupakan tahap
yang menentukan apakah suatu hubungan akan berlanjut ataukah tidak. Dalam hal ini,
Altman & Taylor (dalam Morisson, 2010:192) mengatakan bahwa banyak hubungan yang
tidak berlanjut setelah tahap ini.
c. Affective Exchange Stage (Tahap Pertukaran Afektif)
Komitmen dan Kenyamanan. Tahap pertukaran afektif (affective exchange stage)
termasuk interaksi yang lebih “tanpa beban dan santai” dimana komuniasi seringkali berjalan
spontan dan individu membuat keputusan yang cepat, seringkali dengan sedikit memberikan
perhatian untuk hubungan secara keseluruhan.
Tahap ini ditandai munculnya hubungan persahabatan yang dekat atau hubungan antar
individu yang lebih intim. Pada tahap ini juga muncul perasaan kritis dan evaluatif pada level
yang lebih dalam. Tahap ketiga ini tidak akan dimasuki, kecuali para pihak pada tahap
sebelumnya telah menerima imbalan yang cukup berarti dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Sehinga komitmen yang lebih besar dan perasaan yang lebih nyaman terhadap
pihak lainnya juga menjadi ciri tahap ini. Selain itum pesan nonverbal yang disampaikan
akan lebih muda dipahami. Misalnya, sebuah senyuman memiliki arti “saya mengerti”,
anggukan kepala diartikan “saya setuju” dan seterusnya. Kata-kata, ungkapan atau perilaku
yang bersifat lebih personal bahkan unik lebih banyak digunakan di tahap ini.
Nmun demikian, tahapan ini juga ditandai dengan adanya perilaku saling kritik,
perbedaan pendapat dan bahkan permusuhan antar individu, tetapi semua itu menurut Altman
& Taylor belum berpotensi mampu mengancam kelangsungan hubungan yang sudah terbina.
Pada tahp ini, tidak ada hambatan untuk saling mendekatkan diri, namun demikian, banyak
orang masih berupaya untuk melindungi diri mereka agar tidak merasa terlalu lemah atau
rapuh dengan tidak mengungkapkan informasi diri yang terlalu sensitif.
d. Stable Exchange Stage (Tahap Pertukaran Stabil)
Kejujuran Total dan Keintiman. Tahap pertukaran stabil (stable exchange stage):
Kejujuran Total dan Keintiman. Tahap pertukaran stabil (stable exchange stage)
berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang
mengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi.
Tidak banyak hubungan antar-individu yang mencapai tahap ini. Individu menunjukkan
perilaku yang sangat intim sekaligus singkron yang berarti perilaku masung-masing individu
seringkali berulang, dan perilaku yang berulang itu dapat diantisipasi atau diperkirakan oleh
pihak lain secara akurat. Para pendukung SPT percaya kesalahan interpretasi makna
komunikasi jarang terjadi pada tahp ini. Hal ini disebabkan masing-masing pihak telah cukup
berpengalaman dalam melakukan klarifikasi satu sama lain terhadap berbagai keraguan pada
makna yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai