Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Indonesia (19591965)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Sejarah Indonesia (1959-1966) adalah masa di mana sistem "Demokrasi Terpimpin"


sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana
seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden
Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden
Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Latar belakang

2 Peranan PKI

3 Keterlibatan Amerika Serikat

4 Dampak ke situasi politik

5 Rujukan

Latar belakang[sunting | sunting sumber]


Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno :

1. Dari segi keamanan nasional: Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi
liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.

2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi
liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat
dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.

3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.

Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno diawali oleh anjuran
Soekarno agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah
UUD 1945. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante.
Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan pemungutan suara yang diikuti oleh seluruh
anggota konstituante . Pemungutan suara ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang
timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil pemungutan suara menunjukan bahwa :

269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945

119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945

Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD 1945 tidak dapat direalisasikan. Hal
ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut tidak
mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.

Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit yang disebut
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950

2. Berlakunya kembali UUD 1945

3. Dibubarkannya konstituante

4. Pembentukan MPRS dan DPAS

Peranan PKI[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partai Komunis Indonesia

Partai Komunis Indonesia (PKI) menyambut "Demokrasi Terpimpin" Soekarno dengan


hangat dan anggapan bahwa PKI mempunyai mandat untuk mengakomodasi persekutuan
konsepsi yang sedang marak di Indonesia kala itu, yaitu antara ideologi nasionalisme, agama
(Islam) dan komunisme yang dinamakan NASAKOM.

Pada tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer oleh Indonesia yang dilangsungkan
dalam Operasi Trikora mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI, mereka juga
mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat yang tidak menghendaki
integrasi dengan Indonesia.

Keterlibatan Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]


Di era Demokrasi Terpimpin, antara tahun 1959 dan tahun 1965, Amerika Serikat
memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer untuk jenderal-jenderal militer
Indonesia. Menurut laporan di media cetak "Suara Pemuda Indonesia": Sebelum akhir tahun
1960, Amerika Serikat telah melengkapi 43 batalyon angkatan bersenjata Indonesia. Tiap
tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih
dari 200 perwira tingkatan tinggi telah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah
terlatih setiap tahun. Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah
sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja bukan untuk mendukung Soekarno dan
bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil
yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah "negara bebas".
Dampak ke situasi politik[sunting | sunting sumber]
Era "Demokrasi Terpimpin" diwarnai kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis
nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani
Indonesia. Kolaborasi ini tetap gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi
yang mendesak Indonesia kala itu. Pendapatan ekspor Indonesia menurun, cadangan devisa
menurun, inflasi terus menaik dan korupsi kaum birokrat dan militer menjadi wabah sehingga
situasi politik Indonesia menjadi sangat labil dan memicu banyaknya demonstrasi di seluruh
Indonesia, terutama dari kalangan buruh, petani, dan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai