Anda di halaman 1dari 4

1.

PEMBERONTAKAN DI/TII
Gerakan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai Negara teokrasi dengan agama
Islam sebagai dasar Negara atau mendirikan Negara dalam Negara . Dalam proklamasinya
bahwa Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam , lebih jelas
lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa Negara berdasarkan Islam dan Hukum
yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits . Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas
menyatakan kewajiban Negara untuk memproduk undang-undang yang berlandaskan syariat
islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Al Quran dan Hadits Shahih.
PEMBERONTAKAN DI/TII JAWA BARAT
Tujuan awal dari pemberontakan ini adalah menentang penjajah Belanda di Indonesia.
Latar belakang
o Ketidaksejuan atas hasil perjanjian Renville yang mengahruskan pasukan divisi siliwangi
yang berada di Jawa Barat harus dipindahkan ke daerah Jawa Tengah dan Jogjakarta.
o Pemberontakan ini karena kekecewaan Kartosuwiryo terhadap kebijakan Soekarno
mengenain faham komunis dan keniginan Darul Islam mendirikan Negara Islam Indonesia (NII)
Kartosuwiryo dan pasukannya ( Hisbullah dan Sabilillah) tidak setuju atas pernjanjian
Renville. Kartosuwiryo melakukan Kongres Islam di Jawa Barat yang berisi:
1. Kartosuwiryo menjadi imam dari Negara Islam.
2. Pembentukan angkatan perang yang dinamakan Tentara Islam Indonesia.
3. Penetapan Undang-Undang Qonun Asasi yaitu hukum-hukum islam.
Pada tanggal 7 Agustus 1949 Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo meproklamasikan
berdirnya Negara Islam Indonesia di suatu desa di Kabupaten Tasikmalaya , Jawa Barat. Dengan
gerakan yang bernama Darul Islam sedangkan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia.
Pasukan repulik memiliki banyak kesulitan saat menghabisi pasukan Hisbullah karena
berada di pegunungan yang sulit dicapai dan sedang menghadapi belanda.
Gerakan DI/TII menggunakan taktik geriliya untuk menyerang pasukan pemerintah. Pada
tanggal 1 April 1962 penumpasan gerakan DI/TII dengan operasi militer yang di sebut Brata
Yudha. Tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo dan pasukannya tertangkap melalui taktis pagar betis
. 16 Agusutus 1962 Kartosuwiryo diberi hukuman mati.
PERTEMPURAN DI/TII JAWA TENGAH
Pemberontakan ini dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Pada tahun 1946
dibentuk pasukan Hizbullah di Tegal. Pada Agresi Militer 2 Amir Fatah bertugas mengatur
penggabungan lascar-laskar dalam TNI.
Tanggal 23 Agustus 1949 Amir Fatah memproklamasikan Daarul Islam dan menyatakan
bergabung dengan DI/TII S.M. Kartosuwiryo dengan pasukan yang dinamakan Tentara Islam
Indonesia (TII) atau Batalion Syarif Hidayat Widjaja Kusuma (SHWK ). Di daerah Kebumen
gereakan ini dipimpin oleh Muhammad mahfuah aburrahman.
Gerakan ini berhasil ditumpas pada tahun 1954 oleh TNI melalui Operasi Guntur.
PEMBERONTAKAN DI/TII SULAWESI SELATAN
Gerakan ini dipimpin oleh Kahar Muzakar. Latar belakang dari pemberotakan ini
dikarenakan Kahar Muzakar tidak setuju atas kebijakan pemerintah yaitu tidak semua anggota
lascar geriliya tidak memenuhi syarat menjadi Anggota Perang Republik Indonesia (APRIS).
Tanggal 7 Agustus 1953 Kahar Muzakar bergabung dengan NII. Operasi pemberontakan ini
ditumpas lebih dari 14 tahun tepatnya tahun 1965 masalah ini selesai. Factor yang menyebabkan
pemberontakan lama menumpasnya karena telah berakar di hati rakyat dan mengenal sifat-sifat
rakyat.
Tanggal 3 Februari 1965 Kahar Muzakar tertembak mati.

PEMBERONTAKAN DI/TII ACEH


Pemberontakan ini dipimpin oleh Daud Beureueh.
Latar belakang dar pemberontakan ini adalah karena Daud Beureueh kecewa karena
diturunkannya status daerah istimewa Aceh menjadi karasidenan Sumatra Utara.
Tanggal 21 September 1953 Daud Beureueh mengeluarkan maklumat atas bergabungnya
Daud Beureueh ke dalam NII.
Pemberontakan ini bisa ditumpas dengan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada
tanggal 17-28 Desember 1962 atas inisiatif Pangdam I Bukit Barisan, Kolonel Jasin.
PEMBERONTAKAN DI/TII KALIMANTAN SELATAN
Akhir tahun 1950, Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT) melakukan penyerangan ke
pos-pos TNI yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar.
Ibnu Hadjar melakukan penyerangan kembali dengan bantuan Kahar Mudzakar dan
Kartosuwiryo.
Tahun 1954 Ibnu Hadjar diangkat sebagai Panglima TII wilayah Kalimantan Selatan.
Pemberontakan ini dituntas melalui operasi militer oleh TNI.
Tahun 1959 Ibnu Hadjar berhasil ditankap dan pada 22 Maret 1965 Ibnu Hadjar dihukum
mati.

2. Pemberontakan PKI Madiun 1948


Latar belakang dari pemberontakan ini yaitu akibat dari perjanjian renville pemerintah
menganggap daerah Indonesia semakin sempin maka Presiden Soekarno menunjuk Mohammad
Hatta menjadi Formatur Kabinet menggantikan Amir Syarifudin. Mohammad Hatta .
Kabinet Hatta dirongrong oleh kegitan Front Demokrasi Rakyat yang dibentuk oleh
Kelompok Amir Syarifudin.
Tanggal 11 Agustus 1948 Muso (tokoh kawakanan PKI) kembali ke Indonesia. Ia
membawa kebijakan Jalan Baru Musso bagi PKI dan menentang kebijakan kabinet Hatta.
Pada tanggal 18 September 1948 FDR/PKI mengambil alih kekuasaan di Madiun dab
memproklamasikan Republik Serikat Indonesia.
Operasi penumpasan ini dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasution .
Tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut kembali oleh TNI dan Musso
berhasil ditembak mati serta pasukannya yang termasuk Amir Syarifudin pun dijatuhi hukuman
mati.

3. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)


Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil dipimpin oleh Raymond Westerling mantan
komandon pasukan KNIL.
Tujuang dari Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil yaitu mempertahankan kepentingan
Belanda melalui Negara boneka dalam ciptaannya dalam system Negara federal.
Pada tanggal 23 Januari 1950 pasukan APRA menyerbu Kota Bandung dengan membunuh
anggota TNI/APRIS yang ditemui.
Pemerintah RIS mengirim pasukan bantuan ke Bandung dan mengadakan perundingan
dengan komisaris tinggi Belanda di Jakarta.
Pada Februari 1950 Westerling meninggalkan Indonesia dengan kapal Belanda menuju
Malaya

4. Pemberontakan Andin Aziz


Abdul Aziz adalah kapte perwira KNIL yang bersama pasukannya bergabung dengan
APRIS pada 30 Maret 1950.
Latar belakang dari pemberontakan ini yaitu kekhaawatira kedudukan Andi Aziz dan
pengikutnya akan terdesak oleh pasukan Jawa yaitu Batalyon yang dipimpin Mayor H. V.
Worang.
Tanggal 5 April 1950 Andi Aziz menyerang markas APRIS dan tempat-tempat penting
lainnya dan berhasil menguasai kota Makasar.
Pemerintah RIS member ultimatum kepada Andi Aziz untuk melaporkan 4x24 jam ke
Jakarta dan pasukannya dilarang keluar dari asrama namun tidak dipenuhi .
Pada tanggal 15 April Andi Aziz menyerah dan berangkat ke Jakarta.

5. Gerakan Republik Maluku Serikat


Gagasan pembentuk gerakan ini oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil. Ia
memproklamasikan gerakan ini tanggal 24 April 1950.
Tanggal 12-13 Juni 1950 diadakan Konferensi Maluku di Semarang membahas
penyelesaian masalah politik di Maluku.
Melalui operasi militer gerakan ini ditumpas dengan pimpinan Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada 30 November 1950 pasukan APRIS mulai didaratkan di Ambon untuk merebut
Benteng Nieuw Victoria yang berhasil menembak Letnan Kolonel Slamet Riyadi.
Perlawanan RMS dapat dihancurkan namun sisa-sisa dari gerakan ini sempat melarikan
diri ke Pulau Seram bahkan juga ke Belanda.

6. Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia / Perjuangan Rakyat Semesta (


PRRI / PERMESTA )
Pada November 1956 diadaka reuni Dewan Benteng di Padang yang sepakat bahwa dalam
proses pembangunan, potensi dan kekayaan akan digali semaksimal mungkin berdasarkan
otonomi daerah yang seluas-luasnya.
Ahmad Husein selaku Ketua Dewan Benteng mengambil alih pemerintah daerah Sumatra
Tengah dari Gubenur Ruslan Mulhjohardjo. Ia menganggap gubernur yang ditunjuk oleh
pemerintah pusat dipandang kurang berhasil.
Pergolakan tidak hanya terjadi di Sumatra Tengah dan Sumatra Utara tetapi terjadi juga di
Sumatra Selatan.
Kelompok golongan politik Sumatra Selatan mencetuskan Piagam Pembangunan sebagai
wadah aspirasi daerah dan mebentuk Dewan Garuda.
Tanggal 2 Maret 1957 Panglima Teritorium VII, Letkon Ventje Sumual memproklamasika
Perjuangan Rakyat Semesta yang meliputi wilayah Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara dan
Maluku.
Tanggal 10-14 September 1957 diadakan Musyawarah Nasional untuk meredakan
pergolakan daerah.
Tanggal 25 November sampai 4 Desember 1957 diadakan Musyawarah Nasional
Pembangunan yang bertujuan untuk membahas dan merumuskan usaha-usaha pembangunan
sesuai dengan kondisi daerah.
30 November 1957 terjadi usaha pembunuhan Presiden Soekarno ketika menghadiri acara
di Perguruan Cikini , Jakarta.
10 November 1958 Achmad Husein member ultimatum kepada Kabinet Djuanda dalam
waktu 5x24 jam.
12 Februari 1958 Achmad Husein memproklamasikan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia dengan Syafrudin Prawiranegara sebagai perdana menteri.
17 Februari 1958 wilayah Sumatra Utara dan Tengah memutuskan hubungan dengan
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia.
Pemerintah mempersiapkan kekuatan gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara yang diserahkan kepada Jendral Ahmad Yani. Operasi militer gabungan untuk
daerah Sulawesi Utara dinamakan Operasi Sapta Marga.
Pemberontakan ini dapat ditumpas sekitar Agustus 1958 , walaupun masih tersisa sampai
tahun 1961.
Pada 22 Juni 1961 Pemerintah Republik Indonesia memberikan amnesty dan abolisi
kepada anggota Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai