Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa ketika sebuah apel jatuh dari pohonnya merupakan dasar pemikiran
seorang ilmuwan asal Inggris, Sir Isaac Newton yang menemukan teori mengenai
gravitasi bumi. Buah apel yang semula diam kemudian lepas dari tangkainya dan
jatuh ke tanah karena adanya gaya gravitasi bumi yang bekerja pada apel tersebut.
Apel yang jatuh memiliki percepatan awal sama dengan nol. Jika hambatan udara
diabaikam, maka percepatannya konstan dan besarnya sama dengan percepatan
gravitasi bumi. Selain itu, waktu yang dibutuhkan apel saat jatuh tidak bergantung
pada massanya, melainkan bergantung pada ketinggian. Dari keterangan di atas,
peristiwa jatuhnya buah apel termasuk salah satu contoh gerak jatuh bebas. Gerak
jatuh bebas didefinisikan sebagai salah satu bentuk pecahan dari gerak lurus
berubah beraturan (GLBB), dimana pergerakanya mengarah secara vertikal.
Walaupun demikian, gerak jatuh bebas berbeda dengan gerak vertikal ke bawah.
Perbedaan antara gerak jatuh bebas dengan gerak vertikal ke bawah terlihat pada
kecepatan awalnya. Gerak jatuh bebas memiliki kecepatan awal sama dengan nol,
sedangkan gerak vertikal ke bawah kecepatan awal tidak sama dengan nol.
Dengan kata lain, benda yang mengalami proses percepatan apabila kecepatan
awal sama dengan nol dan percepatannya akan terus bertambah secara teratur.

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Gerak
Secara umum, gerak merupakan suatu perubahan. Sedangkan secara
khusus, gerakan adalah perubahan lokasi spasial dari benda-benda yang
berhubungan satu sama lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan gerak
adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda terhadap titik acuan atau titik
asal tertentu. JIka suatu benda kedudukannya berubah setiap saat terhadap suatu
titik acuan maka benda tersebut dikatakan bergerak. Misal sebuah sepeda motor
melaju sejauh 800 m ke arah barat lalu memutar arah sejauh 25 m. Maka jarak
total yang ditempuh motor tersebut adalah 875 m dan jarak tempuhnya sejauh 775
m dilihat dari titik awal pergerakannya.
(Lubis, 2008) hal 17

2.2 Macam – Macam gerak


Cabang ilmu mekanika yang hanya meninjau gerak partikel tanpa
memperhatikan penyebab gerknya disebut kinematika. Gerak mempunyai ragam
dan bentuk. Menurut bentuk lintasannya, gerak dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah gerak lurus dan gerak melingkar. Gerak lurus adalah gerak
suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus. Gerak melingkar adalah gerak
yang lintasannya berbentuk suatu lingkaran. Dalam kehidupan sehari-hari, gerak
yang lintasannya berbentuk lingkaran atau bersifat orbital dapat dilihat dalam
banyak hal, seperti gerak planet mengelilingi matahari, gerak elektron dalam
atom, dan gerak sebuah rollercoaster atau korsel. Dalam dunia teknik gerak
melingkar diperlukan untuk aplikasi gerak lengan robot.
(Satriawan, 2007) Mirza hal 15
Berdasarkan kelajuan yang ditempuh, gerak lurus dibedakan menjadi dua,
yaitu, gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
Gerak Lurus Beraturan dalah gerak suatu benda dengan laju tetap pada lintasan
yang lurus. Syarat agar benda dikatakan bergerak lurus beraturan adalah arah
gerak benda tetap, sehingga lintasannya lurus dan kelajuan benda selalu tetap atau
tidak berubah. Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama
dalam selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, seseorang yang sedang
berjalan, dalam waktu satu detik dapat menempuh jarak satu meter, maka pada
satu detik berikutnya orang tersebut menempuh jarak satu meter lagi, begitu
seterusnya. Dengan kata lain perbandingan jarak dengan selang waktu selalu
konstan. Jadi benda yang bergerak lurus beraturan mempunyai kecepatan gerak
yang besarnya selalu tetap. Secara matematis, gerak lurus beraturan dapat
dinyatakan sebagai :
s = v.t
Dengan s adalah jarak, v adalah kecepatan, dan t adalah waktu. Gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) adalah suatu gerak lurus dengan kecepatan yang selalu
berubah dan perubahan kecepatan konstan, . Sebagai contoh, pada saat bola
dilempar ke atas dengan kecepatan awal, kecepatannya semakin lama semakin
berkurang karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Hingga bola mencapai ketinggian
maksimal dan jatuh kembali ke bawah karena kecepatannya sama dengan nol. Jadi
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dapat diartikan sebagai gerak benda dalam
lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksud dengan percepatan tetap
adalah perubahan percepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari
waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam dan benda mulai bergerak,
semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara
teratur. Secara matematis, GLBB dapat dinyatakan sebagai :
Vt = Vo + a.t
S = Vot + ½ at^2
Vt^2 = Vo^2 + 2as
Dengan a adalah perpepatan, Vt adalah kecepatan akhir, dan Vo adalah kecepatan
awal. S sama dengan jarak dan t sama dengan waktu.

2.3 Gerak Jatuh Bebas


Benda dikatakan melakukan gerak jatuh bebas jika benda tersebut
bergerak tanpa kecepatan awal (V0 = 0) dan tidak dipengaruhi oleh gaya dorong,
tetapi dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gaya gravitasi mempengaruhi
akselerasi sebuah benda sehingga benda tersebut selalu bergerak menuju pusat
bumi. Tingak itu disebut akselerasi jatuh bebas. Sebagai contoh, sebuah jeruk dan
bulu yang dilemparkan ke atas dalam ruang hampa, akan jatuh pada saat yang
sama karena akselerasi gravitasi yang bekerja pada kedua benda tersebut sama
besarnya. Gerak jatuh bebas termasuk kedalam gerak lurus berubah beraturan di
percepat. Percepatan yang dialami benda adalah akibat dari gaya gravitasi bumi.
Karena syarat gerak jatuh bebas adalah percepatan awal sama dengan nol, maka
berlaku persamaan Gerak Lurus Berubah Beraturan. Secara matematis, GLBB
dapat ditulis sebagai berikut:
V = V0 + at
Vt2= V02 + 2as
S = V0t + ½ at2
Karena pada gerak jatuh bebas kecepatan awal (V0 = 0) dan percepatan yang
dialami benda adalah percepatan gravitasi bumi, maka berlaku rumus:
V = at
Vt2 = 2as
S = ½ at2
Dengan v adalah kecepatan akhir yang didapat dari perkalian antara a sebagai
percepatan dan t sebagai waktu. S adalah jarak yang dilalui benda.

(Halliday, 20..) hal 27


BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.2 Skema Alat

3.3 Langkah Percobaan


1. Alat dissusun seperti gambar 3.2.1
2. Adaptor dihubungkan dengan sumber listrik
3. Ditentukan jarak (h) 80 cm dengan cara diaturnya ketinggian pada hokding
magnet dan pelat kontak
4. Mode Counter S pada t E->F (satuan : ms) diatur ketika tombol MODE
ditekkan beberapa kali
5. Bola beli pertama diletakkan pada holding magnet. Pelat kontak ditekkan
kembali ke posisi nol.
6. Tombol Start ditekkan hingga LED menyala
7. Tombol Saklar (LD 336 25) ditekkan dengan cepat untuk menandakan
dimulainya bola jatuh bebas.
8. Waktu saat bola menyentuh pelat kontak dibaca dan dicatat.
9. Jarak jatuh dikurangi dengan diaturnya holding magnet dan pelat kontak
10. Langkah percobaaan nomor 5-8 diulangi untuk bola besi kedua dengan
jarak yang sama. (Pastikan pelat kontak telah ditekkan pada posisi nol)
11. Langkah 3-8 diulangi untuk dua macam bola dengan masing-masing
ketinggian 20 cm, 40 cm, dan 100 cm.
12. Pengambilan data dilakukan sebanyak lima kali untuk masing-masing bola
dan ketinggian.

Anda mungkin juga menyukai