“METODOLOGI PENELITIAN”
Disusun Oleh:
Kelompok 2
AINURRIDHA MUSAFIR (17506003)
JURUSAN KIMIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Menetukan Variabel ”, Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas dari mata kuliah
Metodologi Penelitian.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan kelancaran segala usaha kita.
Kelompok II,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….…...................………….…..…...................….....
DAFTAR ISI……………………………………..……….……...................……...................….....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……..…………..................…………………....………............…...............
B. Rumusan Masalah…..…………..................……………………………..............................
C. Tujuan……..…..……..................………………………..……............................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metodologi penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari sebuah
permasalahan yang spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga dengan
permasalahan penelitian. Dalam Metodologi, peneliti menggunakan berbagai kriteria
yang berbeda untuk memecahkan masalah penelitian yang ada. Sumber yang berbeda
menyebutkan bahwa penggunaan berbagai jenis metode adalah untuk memecahkan
masalah. Jika kita berpikir tentang kata “Metodologi”, itu adalah cara mencari atau
memecahkan masalah penelitian. (Research Institute Industrial, 2010).
Dalam Metodologi, peneliti selalu berusaha untuk mencari pertanyaan yang
diberikan dengan cara-cara yang sistematis yang digunakan dan berupaya untuk
mengetahui semua jawaban sampai dapat mengambil kesimpulan. Jika penelitian tidak
dilakukan secara sistematis pada masalah, akan lebih sedikit kemungkinannya untuk
dapat mengetahui hasil akhir. Untuk menemukan atau menjelajahi pertanyaan penelitian,
peneliti akan menghadapi berbagai permasalahan, dimana semua itu baru dapat
diselesaikan secara efektif jika menggunakan metodologi penelitian yang benar
(Industrial Research Institute, 2010).
Dalam istilah sederhana, metodologi dapat diartikan sebagai, memberikan sebuah
ide yang jelas tentang metode apa atau peneliti akan memproses dengan cara bagaimana
di dalam penelitiannya agar dapat mencapai tujuan penelitian. Dalam rangka untuk
merencanakan proses penelitian secara keseluruhan dan agar penelitian dapat selesai tepat
waktu serta penelitian berjalan di arah yang benar, maka peneliti haruslah hati-hati dalam
memilih metodologi. Sehingga proses pemilihan metode penelitian adalah bagian yang
sangat penting di dalam proses penelitian. Dengan kata lain; Metodologi berguna dalam
rangka memetakan pekerjaan penelitian secara keseluruhan dan memberikan kredibilitas
kepada hasil penelitian yang dicapai nantinya. Kesimpulan dari berbagai pengertian
tentang metodologi di atas, menurut versi statistikian adalah: metodologi penelitian
adalah sebuah upaya sistematis dalam rangka pemecahan masalah yang dilakukan
peneliti agar dapat menjawab permasalahan-permasalahan atau fenomena yang terjadi.
Dengan menggunakan metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan. Serta kesimpulan-
kesimpulan tersebut dapat dipercaya, sebab menggunakan pengukuran-pengukuran secara
scientific.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengerian dan Macam Variabel?
2. Bagaimana Variabel dan Data?
3. Bagaimana Variabel sebagai Objek Penelitian?
4. Bagaimana Pentingnya Memahami Variabel?
5. Bagaimana Memahami Variabel yang Bermakna?
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Pengerian dan Macam Variabel
2. Mengetahui Bagaimana Variabel dan Data
3. Mengetahui Bagaimana Variabel sebagai Objek Penelitian
4. Mengetahui Bagaimana Pentingnya Memahami Variabel
5. Mengetahui Bagaimana Memahami Variabel yang Bermakna
BAB II
PEMBAHASAN
Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat diubah menjadi variabel diskrit
dengan cara mengklasifikasikannya menjadi “ya” dan “tidak”.
Cara:
1. Menentukan bata misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata: diberi “ya”,
rata-rata kebawah diberi “tidak”.
2. Mengambil satu nilai diberi “ya”, dan selain nilai itu diberi “tidak”.
Contoh: Nilai Bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel interval), variabel
ini dapat dibuat diskrit dengan mengambil misalnya nilai 7 sebagai “ya”,
dan selain nilai itu (di atas atau di bawahnya) diberi “tidak”.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003:38).
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
Variabel Independent
Variabel Dependen
Variabel Moderator
Variabel Intervening
Variabel Kontrol
1) Variabel Independent
Variabel ini sering di sebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2) Variabel Dependen
Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variable terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variable bebas.
3) Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
4) Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel indenpenden dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan dapat diamati dan diukur.
5) Variabel Kontrol
Variabel control yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel indenpenden terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang diteliti. Variabel control sering dipergunakan peneliti, bila akan melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan
Sementara pakar lain dalam menentukan variabel penelitian menganut variabel pokok
dengan tetap mengemukakan variabel independen dan dependen. Husaini Usman,
Purnomo Setiady Akbar (2009: 42) menyatakan penentuan variabel pokok yang meliputi
variabel independen dan dependen berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat
terdahulu. Sebaliknya, hubungan antar variabel pokok ini dibuat gambarnya. Kemudian,
dilanjutkan dengan definisi operasionalnya, termasuk di dalamnya tentang cara mengukur
serta skala pengukurannya.
Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data dengan metode statistic, maka
datanya harus berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.
Contoh:
Apabila datanya merupakan data kualitatif, misalnya: sangat bagus, bagus,
cukup, jelek, jelek sekali, maka data tersebut diberi symbol angka misalnya:
sangat bagus 5, bagus 4, cukup 3, jelek 2, dan jelek sekali 1. Tetapi ingat, 5, 4, 3,
2, 1 hanya symbol yang menunjukkan urutan tingkatan karena datanya berupa
data ordinal.
Demikian juga jika ingin mengubah data tersebut menjadi data diskrit karena
akan diolah dengan teknik tertentu, maka hanya diberi 2 macam symbol.
Misalnya “sangat bagus” diberi symbol 1, yang lain (tidak perlu ditingkatannya)
diberi symbol 0 atau angka lain. Boleh saja kita memberi symbol 2 untuk “sangat
bagus” dan symbol 1 untuk yang lain, tetapi tidak berarti bahwa 2 adalah dua
kali 1. Angka-angka tersebut hanya symbol untuk memisahkan menjadi dua bagi
data yang ada.
Variabel berasal dari kata “vary” dan “able” yang berarti “berubah” dan “dapat”.
Jadi, secara harfiah variabel berarti dapat berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi
nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung,
dapat dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya yang
dinyatakan dengan nilai mutu). Variabel merupakan element penting dalam masalah
penelitian. Dalam statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep, kualitas,
karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek (orang, benda, tempat, dll) yang
nilainya berbedabeda antara satu objek dengan objek lainnya dan sudah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Karakteristik adalah ciri
tertentu pada obyek yang kita teliti, yang dapat membedakan objek tersebut dari objek
lainnya, sedangkan objek yang karakteristiknya sedang kita amati dinamakan satuan
pengamatan dan angka atau ketegori (nilai mutu) tertentu dari suatu objek yang kita
amati dinamakan variate (nilai). Kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran
atau penghitungan suatu variabel dinamakan dengan data.
Karakteristik yang dimiliki suatu pengamatan keadaannya berbeda-beda
(berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu
satuan pengamatan lainnya, atau, untuk satuan pengamatan yang sama, karakteristiknya
berubah menurut waktu atau tempat. Apabila karakteristik setiap satuan pengamatan
semuanya sama, tidak beragam, maka bukan lagi merupakan variabel, melainkan
konstanta.
Contoh:
Apabila Anda sedang mempelajari sekelompok anak-anak, anak-anak di sana baru
sebuah konsep, bukan variabel. Apabila Anda tertarik untuk mengukur tinggi badannya,
berat, usia, menentukan jenis kelamin, dan sebagainya, berarti Anda sudah berbicara
tentang variabel, karena nilainya bisa beragam dari anak ke anak. Untuk kepentingan
penelitian, sebuah konsep bisa diubah menjadi satu atau beberapa variabel.
Misalnya saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara sekian karakteristik yang bisa
diukur, Anda lebih tertarik untuk menimbang beratnya, maka:
- Konsep: adalah properti/karakteristik dari Anak-anak
- Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati adalah berat anak.
- Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan variabel.
- Satuan pengamatan: satuan pengamatannya adalah masing-masing Anak (setiap
individu), dan
- Nilai (variate/data): berat yang terukur dari setiap anak dinamakan variate (nilai).
Contoh kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari sekelompok tanaman tomat
(konsep), variabel-variabel berikut mungkin menjadi pertimbangan Anda: tinggi, lebar,
jumlah daun, dan jumlah buah, dan berat tomat. Contoh variabel lainnya adalah warna
mata, IQ, tingkat pendidikan, status sosial, metode mengajar, jenis pupuk, jenis varietas,
jenis obat, semuanya adalah variabel karena karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus beragam atau berubah-ubah. Sebaliknya, jika
karakteristik semuanya sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan lagi variabel,
melainkan konstanta. Konstanta adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap pada
semua kondisi, misalnya kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu
variabel bisa saja menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis
kelamin adalah variabel, namun apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya
dibatasi pada jenis kelamin perempuan saja, maka jenis kelamin berubah menjadi
konstanta, karena nilainya sama pada semua kondisi.
Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajar
di rumah sebagai satu variabel atau sub-variabel dan lingkungan belajar di sekolah
sebagai variabel (sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat
memperhatikan lingkungan belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai variabel (sub-
variabel) ketiga. Apabila demikian, maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti
sebagai suatu yang mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti
halnya susu dan penataraan P4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal.
Tetapi lingkunngan belajar merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.
Berikut ini adalah contoh eksperimen dengan variabel terikat lebih dari satu.
Pengaruh frekuensi mengikuti praktikum terhadap kemampuan mengajar. Yang
menjadi variabel terikat di dalam penelitian ini adalah kemampuan mengajar, yang
nilainya diperinci atas: kemampuan membuat persiapan tertulis dan kemampuan
mengajar di depan kelas. Jadi, secara terpisah ada dua variabel. Apabila dikehendaki
lebih teliti, kemampuan mengajar di depan kelas dapat diperinci lagi menjadi kemampuan
membuka pelajaran, mengajarkan materi dalam inti mengajar, menutup pelajaran,
kemampuan menggunakan alat, kemampuan mengolah kelas, mengevaluasi murid dan
sebagainya.
Dari pengalaman mengajar dan membimbing mahasiswa, penulis mendapat kesan
bahwa sukar sekali bagi sebagian para mahasiswa tersebut menentukan variabel. Sebagai
contoh dari judul penelitian di atas, yakni:
“pengaruh Frekuensi Mengikuti Praktikum Terhadap Kemampuan Mengajar”.
Penulis menjumpai kesalahan-kesalahan yang ditentukan sebagai variabel, antara lain:
- Pengaruh frekuensi,
- Mengikuti praktikum,
- Praktikum,
- Terhadap kemampuan mengajar,
- Mengajar,
- Dan sebagaunya.
Dalam gambaran ini rupanya belum tertangkap apa yang dimaksud dengan objek
penelitian, yang diamati oleh peneliti atau variabel penelitian tersebut.
Contoh:
Sebuah penelitian dengan judul:
Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid.
Variabel bebas : kualitas guru
Variabel terikat : prestasi belajar murid
Yang dituling di dalam tanda kurung adalah cara aau metode bagaimana data diperoleh.
Pada waktu menentukan sub-variabel ini peneliti harus selalu sambil berpikir,
bagaimana cara mengumpulkan datanya. Apabila hal ini tidak diperhatikan maka dapat
terjadi diketemukan variabelnya, kelihatannya menarik, tetapi mungkin tidak ada
datanya.
Misalnya:
Perlakuan guru-gurunya, dalam tinjauan guru tersebut pada waktu ia sekolah.
Sudah disebutkan dalam bab terdahulu bahwa makin terperinci kita memahami
permasalahan kita, maka makin bermutu pemecahannya. Oleh karena itu, hipotesis mayor
dapat dipecah menjadi hipotesis minor sesuai dengan penjabaran variabelnya.
1. Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel
statis dan variabel dinamis.
a. Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, misalnya
jenis kelamin, status social ekonomi, tempat tinggal, dan lain-lain. Andaikata,
hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel-
variabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubah atau mengusulkan untuk
mengubah variabel dimaksud. Oleh karena itu, untuk mempermudah mengingat-
ingat, kita sebut saja variabel tersebut sebagai “variabel tidak berdaya”.
b. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah kebenarannya berupa
pengubahan, peningkatan, atau penurunan.
Contoh variabel dinamis adalah: kedisiplinan, motivasi kepedulian, pengaturan,
dan sebagainya. Andaikata hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan
akibat dari variabel-variabel tersebut, maka peneliti dapat mengubah atau
mengusulkan untuk mengubahnya. Oleh karena itu, untuk mempermudah
mengingat-ingat, kita sebut saja variabel ini dengan “variabel terubah”
Contoh-contoh aplikasi dalam penelitian:
1) Penelitian tentang perbedaan keberhasilan berdagang antara laki-laki dengan
perempuan. Dari penelitian tersebut misalnya diketahui bahwa pedagang laki-laki
lebih berhasil dibandingkan dengan pedagang perempuan, lalu apa manfaat
peneliti ini? Tindak lanjut apa dan bagaimana yang dapat dilakukan? Apakah kita
sarankan agar pedagang perempuan diubah kelaminnya menjadi laki-laki? Atau
apakah disarankan agar yang berdagang hanya laki-laki saja?, sementara
perempuan mencari pekerjaan lain?
Mungkin anda ingin membantah dan mengusulkan saran tak berguna, misalnya:
Perempuan yang akan berdagang ditingkatkan kemampuannya supaya lebih
berhasil. Usul seperti itu baik, tetapi bukankah jenis kelamin menunjukkan bakat
untuk bidang-bidang tertentu? Alas an jenis kelamin akan lebih jelas lagi apabila
dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan mengasuh anak.
Masih inginkah meningkatkan kemampuan laki-laki agar dependent variable.
2) Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat baca
mahasiswa. Dari makna penelitian yang tersirat dalam penelitian ini, peneliti
menciba mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat
baca mahasiswa dengan harapan memperoleh manfaat dapat meningkatkan
peranan faktor-faktor yang ternyata besar terhadap minat baca mahasiswa.
2. Status Variabel
Dalam membicarakan “status variabel” ini kita perlu melihat satu variabel dalam
hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun
jika dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan mana yang
lebih bermakna dalam penelitian.
a. Kebiasaan hidup sehari-hari ---------- motovasi berprestasi
b. Motovasi berprestasi ---------------- etos kerja
c. Etos kerja -------------------- keberhasilan kerja.
Dapatkah anda melanjutkan hubungan variabel dengan variabel lain? Dapatkah anda
menyebutkan perpedaan statusvariabel yang disebutkan pertama dengan yang
disebutkan kedua? Dari variabel yang manakah kemanfaatan penelitian disebutkan?
Betul, di dalam setiap kaitan dua variabel yang disajikan di atas, variabel yang
disebutkan pertama merupakan penyebab untuk variabel kedua. Variabel pertama
berstatus sebagai sesuatu yang akan dilihat peranannya terhadap variabel yang
disebutkan kedua.
Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat
dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap
orang lain agar tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai
manfaat yang cukup besar.
Contoh: Studi tentang variabel penyebab terjadinya kesulitan belajar mata pelajaran
Pendidikan Jasmani di SDN Kauman Kota Malang.
Penelitian kausal komparatif ini bersifat expost facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah dilalui. Oleh karena itu, rancangan ini
sangat tepat dipakai dalam berbagai keadaan apabila ditengarai variabel yang diteliti
tidak mungkin dilakukan pemilihan, pengontrolan, dan pemanipulasian variabel-variabel
untuk mengungkap-kan sebab-akibat semuanya kejadian.
Kelemahan utama rancangan penelitian expost facto adalah tidak adanya kontrol
terhadap variabel bebas sehingga hubungan sebab-akibat yang ditemukan melalui
rancangan ini seringkali masih membawa penafsiran yang bermacam-macam. Penelitian
kausal komparetif tidak menguji hipotesis, karena peneliti akan mengungkap fakta di
lapangan. Dalam contoh di depan, peneliti akan mengungkap data tentang variabel yang
menjadi penyebab terjadinya kesulitan belajar matapelajaran Pendidikan Jasmani di SDN
Kauman Kota Malang.
1) Memilih masalah
2) Studi pendahuluan
3) Merumuskan masalah
4) Merumuskan anggapan dasar dasar (asumsi)
5) Hipotesis
6) Memilih pendekatan
7) Menentukan variable dan sumber data
8) Menentukan dan menyusun instrument
9) Analisis data
10) Menarik kesimpulan
11) Menyusunlaporan.
Penelitian yang ilmiah adalah menggunakan metode dan prinsip prinsip science
yaitu dengan metode yang sistematis, eksak (menggunakan metode penelitian dimana
suatu hipotes yang dirumuskan setelah dikumpulkan data obyektif secara sistematis), dan
dapat dites secara empiris.masalah yang dapat diteliti sebenarnya tidak terbatas
jumlahnya. Masalah yang dapat diteliti sebenarnya tidak terbatas jumlahnya. Namun
seorang calon peneliti sering menemukan satu masalah yang cocok baginya. Memang ada
kesulitan dalam menemukan topic yang tepat itu. Menurut Prof. Dr.S. Nasution, M.A ada
beberapa hal yang harus dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Mencari Masalah
Masalah dapat dipilih berdasarkan pertimbangan pribadi dan praktis, misalnya:
- Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin
tahu para calon peneliti tersebut?
- Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang
pendidikannya?
- Apakah masalah menemukan alat-alat khusus dan kondisi kerja yang dapat
dipenuhi oleh calon?
- Apakah dengan metode tertentu dapat dapat dikumpulkan data yang diperlukan.
- Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
- Apakah masalah itu dapat diselesaikan oleh sipeneliti dalam kurun waktu yang
tersedia?
Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan oleh sipeneliti, akan tetapi ada criteria
yang bersifat ilmiah yang perlu dperhatikan, yang mensyaratkan agar masalah penelitian
itu member sumbangan untuk perkembangan pengetahuan. Masalah tidak sama dengan
dengan topic suatu skripsi, tesis dan disertasi. Masalah memang telah tercakup dalam
tercakup dalam judul, namun masih perlu diuraikan dan diperjelas. Dari topic kita belum
tentu dapat memahami dan mengetahui apa masalah yang sesungguhnya, oleh sebab itu
perlu kita uraikan lebih lanjut mengenai masalh itu.
Penelitian biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang belum dapat dijawab
oleh seorang peneliti. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, maka perlu
dilakukan identifikasi masalah. Masalah penelitian dipilih berdasarkan beberapa
pertimbangan antara lain dilihat dari sisi waktu, biaya, kemampuan si peneliti maupun
kontribusi yang akan diberikan oleh penelitian tersebut bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Salah satu langkah awal untuk memulai penelitian kita harus merumuskan masalah
yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian karena
semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa adanya
permasalahan yang jelas, penelitian tidak akan dapat dilaksanakan karena perumusan
masalah merupakan sumber utama dari unsur penelitian yang akan dilaksanakan.
Perumusan masalah ini bertujuan untuk mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan
akademis seseorang, memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang
baru, meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya
ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya, memenuhi keinginan sosial dan meyediakan
sesuatu yang bermanfaat.
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai
menyusun informasi mengenai masalah yang akan dijawab menjadi suatu perumusan
masalah. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup
pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran
penggunaan dan dampak hasil penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan
mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel
tersebut.
Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan
penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah
untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Suatu masalah tidak
harus menuntut atau menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan karena
adanya masalah. Penentuan permasalahan (identifikasi masalah) secara jelas dan
sederhana bertujuan untuk mentransformasikan topik kedalam sesuatu yang bisa dikelola
(manageable) dalam artian disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-batasan
sumber daya yang ada. Tanpa adanya permasalahan, penelitian tidak akan dapat
dilaksanakan karena perumusan masalah merupakan sumber utama dari unsur penelitian
yang akan dilaksanakan.
Pencarian masalah yang akan dikaji dapat bersumber dari bacaan, pengamatan
terhadap fakta dilapangan, berdasarkan pengalaman pribadi, maupun dari hasil
pertemuan- pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi dan lokakarya. Permasalahan yang
ingin dikaji sebaiknya diuraikan mulai dari permasalahan secara umum hingga akhirnya
terbentuk suatu permasalahan yang lebih khusus dan spesifik. Dalam pencarian topik
permasalahan ini perlu adanya pemahaman terhadap objek yang ingin diteliti baik
melalui fenomena-fenomena yang ada, teori, hipotesis maupun eksperimen.
Masalah yang telah ditemukan dan diidentifikasi, belum menjadi suatu jaminan
bahwa masalah yang ditemukan layak untuk diteliti. Ada dua pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam memilih masalah yang telah dirumuskan atau diidentifikasi
diantaranya harus dilihat lagi apakah rumusan masalah tersebut layak apabila dipandang
dari segi objektif maupun bila dilihat dari nilai penelitiannya. Untuk mengidentifikasi
masalah bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya bisa dilakukan dengan bacaan
(buku, jurnal, tesis, dan lain sebagainya), pengamatan dilapangan, berdasarkan
pengalaman pribadi, seminar dan lokakarya, diskusi, dan lain sebagainya. Selain itu juga
perlu diperhatikan apakah permasalahan tersebut nantinya akan memberikan masukan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Bila dilihat dari sisi penelitian yang akan
dilakukan, baik berupa kelayakan waktu atau lama penelitian akan dilakukan, besarnya
biaya yang akan dileluarkan, serta ada atau tidaknya sarana dan prasarana pendukung,
teori-teori pendukung dan lain sebagainya.
Kaitan antara Teori – Variabel – Instrumen
1. Teori
Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan
adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami
sebuah fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka
kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru
untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya.
Tiga hal yang perlu diperhatikan tentang teori adalah:
a. Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah
didefinisikan secara luas sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi
tersebut secara jelas
b. Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik
dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas.
c. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling
berhubungan.
Salah satu definisi mengenai teori ialah serangkaian asumsi, konsep, konstruk,
definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sisitematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep (Kerlinger, FN).
2. Variabel
Variabel adalah istilah kunci penelitian. Setiap penelitian melibatkan variabel yang
akan diukur. Ketika variabel tidak jelas, sulit bagi peneliti untuk melakukan
penelitian. Variabel adalah fokus dalam penelitian apapun.
”variabel merupakan karakteristik yang cenderungberbeda dari individu ke individu,
meskipun dua atau lebih individu mungkin memiliki sufat atau ukuran variabel yang
sama.”
Variabel memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. Mampu mengasumsikan beberapa nilai yang mewakili kategori tertentu.
2. Nilai yang mungkin muncul dari perhitungan atau dari perhitungan.
3. Data mentah atau angka yang dikumpulkan oleh peneliti untuk keperluan statistic.
4. Nilai-nilai yang diprediksi dari satu variabel berdasarkan yang lain.
5. Karakteristik yang dapat diamati dari seseorang atau benda yang sedang
dipelajari.
3. Instrument
Instrument adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun social yang di amati.
Salah satu kegiatan penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data
dilakukan dengan teknik yang sering disebut instrument penelitian. Data yang
diperoleh dari proses tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis untuk menjadi
informasi yang dapat menjelaskan suatu fenomena atau keterkaitan antara fenomena.
Secara garis besar teknik pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
teknik tes dan nontes.
1. Teknik Tes
Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
serentetan soal atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan
datanya.
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dapat disebut sebagai
pengukuran (measurement). Teknik semacam ini banyak digunakan dalam
penelitian kuantitatif.
2. Teknik nontes
Pengumpulan data teknik tersebut pada penelitian dapat pula dilakukan dengan
teknik nontes, yaitu dengan tidak memberikan soal-soal atau tugas-tugas kepada
subjek yang diperlukan datanya. Dalam teknik non tes, data dari subjek penelitian
dikumpulkan dengan:
a. Wawancara;
b. Kuesioner;
c. Observasi;
d. Pencatatan dokumen.
Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep dan proposisi yang telah disusun rapi
dan sistematis tentang variabel-variabel dalam seubuah penelitian. Landasan teori juga
sebagai teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan
diteliti dan sebagai dasar untuk memberikan jawaban terhadap rumusna masalah yang
diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrument. Untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian, peneliti dapat menggunakan instrumen yang sudah ada (tersedia),
instrumen baku (standar) untuk mengumpulkan data variabel tertentu, tetapi peneliti juga
dapat mengembangkan sendiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
instrumen yang sudah ada atau instrumen baku, adalah konstruk teori pengembangan
instrumen tersebut sama dengan konstruk teori yang diacu oleh peneliti dalam
penelitiannya. Di samping itu adalah bahwa konstruk variabel yang diukur oleh
instrumen baku tersebut sama dengan konstruk variabel yang akan diukur oleh peneliti.
Berbeda untuk peneliti yang akan mengumpulkan data tentang suatu variabel yang belum
tersedia instrumen baku, maka peneliti harus mengembangkannya sendiri dengan
mengacu pada prosedur metodologis pengembangan instrumen baku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Variabel
dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasi atas:
1. Variabel Diskrit
2. Variabel Kontinum (ordinal, interval, dan ratio)
Pemisahan ini sangat penting untuk menentukan teknik analisis datanya, karena jenis
variabel menentukan jenis data.
Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu treatment, terdapat vaiabel
penyebab (X) atau variabel bebas (independent variable) dan variabel akibat (Y) atau
variabel terikat, tergantung, atau dependent variable.
Selanjutnya variabel dapat luas dan dapat pula sempit (tungkal). Seorang peneliti dituntun
untuk mampu menjabarkan variabel penelitian karena banyak dan sempinya sub-variabel
akan menentukan hipotesis, aspek dalam instrument, dan banyak ragam data yang
dikumpulkan, yang selanjutnya akan mencerminkan halus kasarnya atau luas sempitnya
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010)
Drs. Cholid Narbuko, dkk. 2008, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta,
http://bahankuliah.wordpress.com/2009/05/14/proses-lahirnya-ilmu/
http://carapedia.com/pengertian_definisi_teori_menurut_para_ahli_info502.html
http://www.slideshare.net/stiemb/memilih-variabel-dan-teknik-pengukurannya
Creswell, John. (2016). Research Design pendekatan Metode, kuantitatif, kualitatif, dan
campuran. (Yogyakarta: Pustaka pelajar)
Industrial Research Intitue (2010) Research management. Michigan: Industrial Research Intitue.
http://ronamase.blogspot.com/2012/10/definisi-dan-macam-macam-variabel.html
http://www.google.com/amp/s/smartstat.wordpress.com/2010/02/25/variavel-dan-data/amp/
http://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-penelitian-kausal-perbandingan/8895/2