Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA RUU P-KS

Oleh tim embrio WCC Ponorogo


Mengapa Kekerasan Seksual Terjadi?

 Lemahnya iman. Kekerasan Seksual, menunjukan rusaknya Tauhid


seseorang karena pelaku telah menuhankan nafsu seksnya dengan
melanggar apa yang diharamkan Allah untuk memenuhinya.
 Rendahnya akhlak sehingga tidak memiliki rasa kemanusiaan dan
empati
 Penyalahgunaan kekuatan dan kekuasaan dan hal tersebut
bertentangan dengan ajaran Islam
 Cara pandang pada manusia hanya sebagai objek seksual sehingga
beinteraksi sebatas layaknya pejantan dan betina yang hanya ingin
mendapatkan kepuasan seksual, bahkan dengan kekerasan.
Mengapa RUU P-KS
 SebabAllah memuliakan manusia dan kekerasan
sekseual mencederai kemuliaan manusia
 Pengesahan RUU P-KS adalah sebuah ikhtiar para
pemimpin Negara untuk melindungi bangsa
Indonesia dari menjadi pelaku dan korban
kekerasan seksual yang merupakan Tindakan zalim
dan mencederai kemuliaan bangsa Indonesia
sebagai manusia
Mengapa Tindakan yang dilarang agama hanya diatur
oleh RUU P-KS jika mengandung kekerasan? Apakah
hal ini berarti membolehkan Tindakan haram yang
dilakukan suka sama suka?

 Sesuai dengan Namanya RUU ini hanya mengatur semua


tindakan seksual yang mengandung unsur kekerasan.
Namun itu bukan berarti bahwa yang tidak diatur dalam
UU ini dan diharamkan oleh agama dianggap boleh.
 RUU P-KS adalah Lex Specialist dalam arti mengatur
Tindakan yang punya kekhususan yang dalam hal ini
adalah kekerasan seksual
Mengapa RUU P-KS hanya melarang aborsi yang
dipaksakan? Apakah berarti aborsi yang tidak
dipaksakan tidak mengandung kekerasan? Apakah
berarti aborsi yang tidak dipaksakan tidak diatur?

 Karena RUU P-KS ini adalah tentang kekerasan seksual,


maka hanya mengatur aborsi yang dipaksakan karena
aborsi inlah yang mengandung unsur kekerasan seksual
yakni pada pihak perempuanpada usia kehamilan
berapapun.
 Aborsi tanpa paksaan sudah diatur secara jelas termasuk
sanksi pidananya dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan dan di PP No. 61 tahun 2014 tentang Kesehatan
reproduksi.
Mengapa RUU P-KS hanya mengatur pelacuran yang
dipaksakan? Apakah pelacuran yang tidak dipaksakan
tidak diatur?

 RUU P-KS ini adalah tentang kekerasan seksual, maka


hanya mengatur pelacuran yang dipaksakan karena jenis
inilah yang mengandung kekerasan seksual
 Pelacuran tidak dipaksakan telah diatur di UU No. 21
Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang yang melarang pelacuran walaupun
suka sama suka jika mengandung unsur penjualan
Mengapa RUU P-KS tidak mengatur zina?
 RUU P-KS ini ini membahas kekerasan seksual, zina diatur
apabila di dalamnya mengandung unsur kekerasan. Jika
tidak ada unsur kekerasan tetap diatur yakni dalam KUHP
 RUU P-KS ini membuat orang takut berbuat zina,
khususnya yang mengandung kekerasan seksual karena
RUU ini tidak hanya menjerat kekerasan seksual pada
zina, melainkan juga pada kekerasan seksual yang terjadi
pada tindakanmendekati zina, dalam bentuk pelecehan
seksual.
Mengapa RUU P-KS memandang pemaksaan
perkawinan sebagai kekerasan seksual?
 Hubungan seksual adalah sesuatu yang menjadi konsekuensi logis dari
perkawinan sehingga pemaksaan perkawinan secara tidak langsung
melahirkan pemaksaan hubungan seksual dan secara tidak langsung
mengandung kekerasan seksual.
 Rasulullah SAW memerintahkan agar setiap perempuan diminta
izinnya untuk dinikahkan, baik Ketika sudah menjadi janda maupun
Ketika masih gadis.
 Pemaksaan perkawinan juga kerap dialami korban perkosaan dengan
pelakunya. Pemaksaan perkawinan korban perkosaan dengan
pelakunya memberi peluang pada pelaku untuk mengulang Tindakan
kekerasan yang seksual, korban bisa mengalami kekerasan seksual
yang sama secara berulang-ulang.
Mengapa hubungan seksual suami dan istri yang
mengandung kekerasan bisa dijerat dalam RUU P-KS?

 RUU P-KS ini bertujuan melindungi setiap warga negara agar tidak
menjadi pelaku apalagi korban kekerasan seksual, termasuk dalam
perkawinan. QS Ar-Rum/30:21 menyebutkan tujuan perkawinan
adalah agar memperoleh ketenangan jiwa (Sakinah) yang hanya bisa
diperoleh melalui hubungan atas dasar cinta kasih (wa rahmah)
 Kekerasan seksual tentu saja membehaykan sehingga tetap dilarang
dalam perkawinan. RUU ini justru hadir untuk menjaga agar hubungan
seksual suami istri dilakukan sesuai syariat., beeradab dan
bermartabat. Setiap bentuk kekerasan seksual sudah pasti diharamkan
dan Negara perlu hadir memberikan saksi hukuman (takzir) bagi
pelaku kekerasan seksual termasuk yang terjadi dalam perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai