Anda di halaman 1dari 2

Secara bahasa, kata syariat juga digunakan untuk menyebut madzhab atau ajaran agama.

Atau dengan
kata lebih ringkas, syariat berarti aturan dan undang-undang. Aturan disebut syariat, karena sangat
jelas, menjadi sumber yang didatangi banyak orang untuk mengambilnya. Namun, dalam
perkembangannya, istilah syariat lebih akrab untuk menyebut aturan dalam islam.

Secara istilah, syariat islam adalah semua aturan yang Allah turunkan untuk para hamba-Nya, baik
terkait masalah aqidah, ibadah, muamalah, adab, maupun akhlak. Baik terkait hubungan makhluk
dengan Allah, maupun hubungan antar sesama makhluk. Syariat mengatur hidup manusia sebagai
individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan,
dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur
sedemikian rupa oleh syariat Islam. Syariat Islam mengatur pula tata hubungan antara seseorang
dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang saleh. Syariat Islam yakni berisi
hukum dan aturan Islam adalah hukum agama yang membentuk merujuk bagian dari tradisi Islam. Ini
berasal dari ajaran agama Islam dan didasarkan pada kitab suci Islam, khususnya Al-Qur'an dan
Hadits.

Syariat adalah segala hal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam
bentuk wahyu yang ada dalam Al-Quran dan sunnah. Awalnya, kata syariat diartikan sebagai agama
dan pada akhirnya syariat ditunjukkan khusus untuk praktik agama. Penunjukan ini dimaksudkan
untuk membedakan antara agama dan syariat. Pada akhirnya, agama itu satu dan berlaku secara
universal, sedangkan syariat berbeda antara umat yang satu dengan umat lainnya. Dalam
perkembangannya, kata syariat digunakan untuk menunjukkan hukum-hukum Islam, baik yang
ditetapkan langsung oleh Al-Quran dan sunnah maupun yang telah dicampuri oleh pemikiran
manusia.

Kata syariat sering diungkapkan dengan syariat Islam, yaitu syariat penutup untuk syariat agama-
agama sebelumnya. Oleh karena itu, syariat Islam adalah syariat yang paling lengkap dalam mengatur
kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan melalui ajaran Islam tentang akidah, ibadah, muamalah,
dan akhlak. Pengertian mengenai syariat sendiri dapat terbagi menjadi dua pengertian, yaitu dalam
pengertian luas dan dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, syariat Islam meliputi semua
bidang hukum yang telah disusun dengan teratur oleh para ahli fiqih dalam pendapat fiqihnya
mengenai persoalan di masa mereka, atau yang mereka perkirakan akan terjadi kemudian dengan
mengambil dalil secara langsung dari Al-Quran dan hadits. Sedangkan syarat Islam dalam pengertian
sempit adalah hukum-hukum yang berdalil pasti dan tegas yang tertera di dalam AL-Quran, hadits
yang sahih, atau yang ditetaplan oleh ijma. Syariat Islam ini, secara garis besar, mencakup tiga
hal:
1. Petunjuk dan bimbingan untuk mengenal Allah SWT dan alam gaib yang tak
terjangkau oleh indera manusia (Ahkam syar'iyyah I'tiqodiyyah) yang menjadi pokok
bahasan ilmu tauhid.
2. Petunjuk untuk mengembangkan potensi kebaikan yang ada dalam diri manusia agar
menjadi makhluk terhormat yang sesungguhnya (Ahkam syar'iyyah khuluqiyyah)
yang menjadi bidang bahasan ilmu tasawuf (ahlak).
3. Ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah SWT atau
hubungan manusia dengan Allah (vetikal), serta ketentuan yang mengatur
pergaulan/hubungan antara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya.

syariat Islam adalah ketetapan Allah SWT, maka memiliki sifat-sifat, antara lain:
1. Umum, maksudnya syariat Islam berlaku bagi segenap umat Islam di seluruh penjuru
dunia, tanpa memandang tempat, ras, dan warna kulit. Berbeda dengan hukum
perbuatan manusia yang memberlakukannya terbatas pada suatu tempat karena
perbuatannya berdasarkan faktor kondisional dan memihak pada kepentingan
penciptanya.
2. Universal, maksudnya syariat Islam mencakup segala aspek kehidupan umat manusia.
Ditegaskan oleh Allah SWT. "Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam
Kitab (Al-Qur'an)." (QS. 6/An-An'am: 38). Maksudnya di dalam Al-Qur'an itu telah
ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah, dan
tuntunan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
3. Orisinil dan abadi, maksudnya syariat ini benar-benar diturunkan oleh Allah SWT,
dan tidak akan tercemar oleh usaha-usaha pemalsuan sampai akhir zaman.
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya." (QS. 151 Al-Hijr: 9). Firman Allah tersebut telah terbukti. Beberapa
kali umat lain gagal memalsukan ayat-ayat Al-Qur'an.
4. Mudah dan tidak memberatkan. Kalau kita mau merenungkan syariat Islam dengan
seksama dan jujur, akan kita dapati bahwa syariat Islam sama sekali tidak
memberatkan dan tidak pula menyulitkan. "Allah tidak membebani seseorang,
melainkan sesuai dengan kesanggupannya." [QS. 2/Al-Baqoroh: 286).
5. Seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat. Islam tidak memerintahkan umatnya
untuk mencari kesenangan dunia semata, sebaliknya juga tidak memerintahkan
pemeluknya mencari kebahagiaan akhirat belaka. Akan tetapi Islam mengajarkan
kepada pemeluknya agaromencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.
Ayat-ayat Al Quran yang mensuratkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan
akhirat, antara lain: "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia."
(QS. 28/Al-Qoshosh: 77). Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai)
pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha."
(QS. 25/Al-Furqon: 47).

Anda mungkin juga menyukai