Anda di halaman 1dari 15

HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

Aturan Pembuatan Laporan


Program Orientasi Jurusan dan Karakter Mahasiswa Kimia (Petrokimia)
Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki)
Periode 2021

➢ Laporan awal
1. Laporan awal dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.
2. Laporan dibuat di kertas hvs.
3. Ditulis tangan menggunakan pulpen berwarna hitam.
4. Pada cover terdapat logo Unila berwarna (logo diprint).
5. Dibuat sesuai judul masing-masing kelompok.
6. Tinjauan pustaka terdiri dari 5 sitasi, minimal 3 buku dan sisanya boleh jurnal.
7. Modul praktikum akan dilampirkan.
8. Maksimal pengumpulan laporan awal hari Minggu, 29 Agustus 2021 pukul 08.00 WIB.
9. Laporan awal dikumpulkan pada folder ‘Laporan Awal’ di google drive yang telah disediakan
pada link berikut:
Bit.ly/PraktikumPetrokimia2021

➢ Laporan akhir
1. Waktu pengerjaan laporan akhir akan disesuaikan.
2. Melampirkan foto formal (wajah harus terlihat).
3. Laporan awal dikumpulkan pada folder ‘Laporan Akhir’ di google drive yang telah
disediakan pada link berikut:
Bit.ly/PraktikumPetrokimia2021

➢ Pembagian kelompok pengerjaan Laporan


Kelompok 1 (Pengenalan alat-alat laboratorium) :

No. Nama No. Nama


1 Alif Zidane Nugraha 22 Prety Marita
2 Vira Nurmalia 23 Aulia Reyzifa Husin Putri
3 Retno Dwi Anggraeni 24 Annisa Distiani
4 Jenni Kusuma Putri Fauzi 25 Rima Soraya Permata Sari
5 Anisah Isti Roqhmah 26 Desrita Pratiwi
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

6 Marsanda Nur Wahyuningtyas 27 Novi Purnama Sari


7 Vivia Ana Baptis 28 Rita Ana Pristiani
8 Azizah Rosihana Tiara Putri 29 Dinda Aprillia Defi
9 Naurah Nabilah 30 Putri Ilda Damayanti
10 Ni Luh Indrya Kusuma Dewi 31 Rani Rasmani
11 Gita Jenika Sari 32 Tyas Nurfitria
12 Putu Devi Prastya Sari 33 Muhammad Govindo Ibra Pratibha
13 Hanna Luthfia Maghfiroh 34 Adelia Renta Marito Tampubolon
14 A. Whisnu Shakthi Al Ghozali 35 Alya Ambaryani Putri
15 Aprilia Sashya Kirana 36 Suci Dera Jenita
16 Alysha Mutiara Salwa 37 Amelia Normalita
17 Ririn Destiana 38 Aisyah Tirta Asri
18 Rama Najji Zain 39 Dini Aulia Adha
19 Azizah Hurin Azmi 40 Adelia Feby Tamara
20 Zuanita Maharani 41 Titis Okti Ariandarini
21 Khairunnisa Khairi 42 Dina Febriyanti

Kelompok 2 (Praktikum Pengukuran suhu dan pH) :

No. Nama No. Nama


1 Linda Nurul Pujiawati 22 Rachel Elisabeth Sihombing
2 Tiara Zalfa Nur'alifah 23 Azzahra Angelita
3 Anggun Marchella 24 Ainun Farihah
4 Nanda Putri Kusuma 25 Sayyid Amanullah Gani
5 Khairi Hayad Febriana 26 Fildza Amalia
6 Rika Sapitri 27 Mardos Sitorus
7 Dina Elviana 28 Tegar Ismail Widiyansyah
8 Aziza Ulfa 29 Ayu Fortune Lisa Hutabarat
9 Tiara Putri Berliani 30 Hafiz Sadewa Utama
10 Mayang Aprilian Suri 31 Diah Vio Rahmadanti
11 Harry Firmanda 32 Bella Agustin
12 Nina Nurullita 33 Adryan Daffa Dzulfiqar
13 Moch Fadli Reza 34 Mariana Lupita Sigalingging
14 Fera Agistarika 35 Trie Choirunnisa Dzilhaj
15 Erwanda Lili Utari 36 Najmi Annistya
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

16 Amelia Rizky Az-Zahra 37 Aviana Hanifah Lutfi


17 Nida Roufiqoh 38 Alya Salma
18 Misbakhul Anam 39 Amalia Triananda
19 Haryati Priskilla Tarigan 40 Alyaa Noer Putri Natasha
20 Nella Simanjuntak 41 Eny Ratnawati
21 Sabina Clarissa Lang Negara 42 Andra Fahreza Dwi Saputra

Kelompok 3 (Praktikum penentuan rumus senyawa) :

No. Nama No. Nama


1 Icha Khairun Nisa 22 Chairunnisa Putri Islamy
2 Nur Khasanah 23 Riska Setya Dharmayanti
3 Lansa Dwanis 24 Abdurachman
4 Rahmadina Pratiwi 25 Natasya Fahira
5 Melissa Putri 26 Selvia Veronika
6 Aranca Putri Maharani S 27 Nurmala Rohmah
7 Sajiddah Talfah 28 Camelia
8 Siti Nurkholisoh 29 Julia Putri
9 Kurniawan Sugiarto 30 Sefty Yustisia Sandjaya
10 Aditya Anugrah Sahyani 31 Azzahra Sandra Sakina
11 Desvica Romanda 32 Agis Andriyani
12 Nurul Natasha Berliani 33 Wahyuni Eka Putri
13 Yesha Pramudita 34 Azzahra Qurota Aini
14 Ramandhika Abi Karami 35 Difa Putri Himawan
15 Hasmawati 36 Inggit Pratiwi Putri Setianingrum
16 Azzahra Joanda 37 Dea Oktariya
17 Nadira Anjani 38 Sovia Nurlaily
18 Ahmad Sholahuddin Maulana 39 Haya Ulfa Atiqah
19 Agnes Mardiana Arefa 40 Miftah Aulia Ramadanti
20 Vanessa Wardani 41 Raditya Adam Narendra
21 Debora Luciana Manik

➢ Modul praktikum
Halaman selanjutnya.
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

A. Tujuan Praktikum

1. Memahami jenis dan fungsi peralatan dasar di laboratorium.


2. Mempelajari teknik laboratorium sederhana.

B. Pertanyaan Pra-praktik

1. Apa yang dimaksud dengan laboratorium?


2. Sebutkan 5 alat laboratorium yang kamu ketahui beserta fungsinya.
3. Sebutkan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan di dalam laboratorium.

C. Pendahuluan

Dengan kehati-hatian dan pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat
yang berbahaya. Beberapa petunjuk keselamatan kerja di laboratorium :

1. Kenakan kacamata pelindung setiap saat anda bekerja di laboraorium. Kacamata jauh lebih aman
dibanding lensa kontak.
2. Kenakan sepatu tertutup, bukan sepatu sandal.
3. Makan, minum, dan merokok dilarang.
4. Kenali letak dan cara penggunaan PPPK dan alat pemadam api.
5. Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi apapun kecuali diminta oleh asisten.
6. Jika bahan kimia mengenai mata anda, cucilah dengan air sebanyak mungkin dan laporkan ke
asisten.
7. Jangan langsung membaui uap atau gas, tepislah sedikit sampel gas ke hidung anda.
8. Setiap reaksi yang melibatkan bahan kimia berbahaya atau berbau tidak enak harus dilakukan di
lemari asam.
9. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke muka anda atau rekan anda, isi tabung
dapat menyebar.
10. Banyak pelarut seperti alkohol, aseton, dan khususnya eter yang sangat mudah terbakar. Jangan
menggunakan atau meletakkan bahan-bahan seperti ini dekat dengan nyala api.
11. Jangan kerjakan pekerjaan yang tidak dijadwalkan.
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

12. Perhatikan setiap peringatan khusus yang tertulis dalam setiap percobaan.
13. Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada asisten. Untuk luka akibat kecelakaan ringan
maka balutlah dengan plester. Bila kulit anda tersentuh benda panas, siramlah dengan air dingin
untuk mengatasi nyeri dan jangan olesi dengan minyak. Untuk kecelakaan yang lebih berat,
hubungi paramedis.

D. Alat-alat di Laboratorium

No. Nama Alat Fungsi


1 Gelas beker Untuk menampung, menyimpan, dan mengukur volume
larutan.
2 Gelas erlenmeyer Untuk menampung dan mencampurkan larutan.
3 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan.
4 Labu ukur Untuk mengencerkan dan mengukur volume larutan.
5 Corong Untuk membantu memindahkan cairan ke tabung yang
bermulut kecil.
6 Tabung reaksi Untuk mencampur, menampung, dan memanaskan bahan-
bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk uji kualitatif.
7 Rak tabung reaksi Sebagai tempat menyimpan tabung reaksi, mengeringkan, dan
menjaga tabung reaksi agar tidak berjamur.
8 Penjepit tabung reaksi Untuk menjepit tabung reaksi disaat proses pemanasan.
9 Cawan penguap Sebagai wadah atau tempat penguapan bahan dari bahan yang
tidak mudah menguap, seperti garam dapur, gula, dan
sejenisnya.
10 Mikropipet Untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat.
11 Mikroskop Untuk melihat partikel kecil yang tidak bisa dilihat dengan
mata secara langsung.
12 Mortar dan alu Untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan atau
zat yang masih bersifat padat atau kristal.
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

E. Prosedur Praktikum

1. Cara menangani cairan


Cairan dengan mudah dialihkan dari satu wadah ke wadah yang lain dengan bantuan batang
pengaduk. Untuk menghindari kontaminasi, peganglah tutup botol seperti pada Gambar 1. Bila tutup
botol tidak dapat dipegang seperti itu, letakkan tutup botol di atas meja dengan bagian dalam
mengarah ke atas.
Untuk memanaskan cairan dalam tabung reaksi, lakukan seperti pada Gambar 2. Golakan keras
dan cairan panas dapat diredakan dengan memasukkan batu didih dan sekeping pecahan kaca ke
dalamnya.
Pada Gambar 3 ditunjukkan sama memanaskan cairan dalam labu, gelas piala atau cawan
penguap. Kawat kasa digunakan untuk menyangga alat kaca agar pemanasan merata (dan
menghindari pecahnya alat karena pemanasan di daerah sempit saja). Gunakan batu didih untuk
meredakan golakan cairan. Bila perlu pasanglah klem pada leher erlenmeyer agar tidak jatuh karena
tersenggol.

Gambar 1. Cara memindahkan cairan dari botol

Gambar 2. Cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi


(Sumber : Teguh Pangajuanto, 2009)

Gambar 3. Cara memanaskan cairan dalam erlenmeyer


HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

2. Cara mengoperasikan mikropipet


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengoperasikan mikropipet.

Tahap 1 : Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume.

Gambar 4. Cara menggunakan mikroipet

Tahap 2 : Pasanglah tip disposable (mikrotip) yang telah tertata pada wadah dengan cara
menancapkan ujung mikropipet.

Gambar 5. Memasang mikrotip.

Tahap 3 : Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.

Gambar 6. Menekan penyedot pipet.


HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

Tahap 4 : Benamkan tip kedalam cairan yang akan dipindahkan.

Gambar 7. Membenamkan tip ke dalam cairan.


Tahap 5 : Pengambilan sampel.
Untuk mengambil sampel ke dalam tip, jagalah tekanan balik berjalan secara perlahan dan halus
sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan. Jangan biarkan penyedot bergerak cepat dan tiba-tiba.
Biarkan tip tetap dibawah permukaan sampel selama pengambilan.

Tahap 6 : Berhenti sesaat


Tunggu sesaat untuk memastikan seluruh sampel yang disedot sudah mengisitip.
Tunggu lebih lama lagi untuk pengambilan volume yang lebih besar.
Tunggu lebih lama untuk sampel yang mempunyai viskositas yang lebih besar.

Tahap 7 : Hilangkan sampel yang menempel di luar mikropipet.

Gambar 8. (Kiri) Cara menghilangkan sampel yang salah.


(Kanan) Cara menghilangkan sampel yang benar.

Tahap 8 : Penarikan tip dari sampel.


Pindahkan tip dari cairan sampel. Perlu diperhatikan : tidak boleh ada cairan tertinggal di bagian luar
tip dan lap/usap butiran cairan di luar dengan tissue, tetapi hanya dari bagian samping saja. Jangan
sentuhkan tissue pada bagian bawah/ujung tip.

Tahap 9 : Pengeluaran sampel.


Untuk mengeluarkan sampel dari pipet caranya sebagai berikut :
1. Sentuhkan tip pada dinding wadah penampung sampel.
2. Tekan penyedot sampai pembatas pertama.
3. Tahan paling tidak 1 detik, 1-2 detik untuk P-1000, 2-3 detik untuk P-5000 atau lebih lama
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

untuk sampel yang mempunyai viskositas yang lebih tinggi.


4. Tekan penyedot ke pembatas kedua untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan.

Tahap 10 : Melepaskan tekanan penyedot.


Secara pelan-pelan biarkan penyedot kembali pada posisi UP. Jangan biarkan tertekan kembali.

Gambar 9. Melepas tekanan penyedot mikropipet.

Tahap 10 : Melepas tip mikropipet.


Untuk melepas tip mikropipet bisa dengan menekan tombol tips ejector button.

Gambar 10. Bagian-bagian mikropipet.


HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

PRAKTIKUM
PENGUKURAN SUHU DAN PH

A. Tujuan Praktikum

1. Mempelajari teori dasar asam basa dan pH.


2. Mempelajari cara mengukur suhu dan pH larutan sampel menggunakan pH meter.

B. Pertanyaan Pra-praktik

1. Apa yang dimaksud dengan pH? Jelaskan.


2. Jelaskan mengapa kertas lakmus dapat berubah warna.
3. Jika 0,01 mol HCl ada dalam 10 mL larutan, berapa molaritasnya dan berapa pH-nya?

C. Pendahuluan

Zat asam dan basa banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari mulai dari makanan, obat-
obatan, bahan pembersih, bahan pengawet, dan bahan industri. Sifat asam dicirikan dengan rasanya
yang masam sedangkan basa memiliki rasa pahit dan licin, serta perubahan pada kertas lakmus. Dalam
larutan air asam menghasilkan H+ dan basa menghasilkan OH− . Ion H+ dan ion OH− dari basa dapat
bereaksi membentuk H2O sehingga larutan bersifat netral.

Ionisasi Air

Air murni hanya mengion 0,000001 %. Ionisasinya dapat dilihat pada persamaan reaksi :
H2O + H2O H3O+ + OH−

Ion hidronium H3O+ sering ditulis H+ sehingga ionisasi air adalah :


H2O H+ + OH-

Dari persamaan reaksi air murni kita lihat sejumlah ion H+ dan ion OH- yang disebut kosentrasi
ion H+ dan konsentrasi ion OH- yang biasa ditulis dengan [H +] dan [OH-].
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H +] atau [OH- ] masing-masing 1 x 10 -7 M


sehingga [H +] = [OH- ] = 1 x 10 -7 mol /L.
Dalam suasana asam [H +] > 10 -7 mol /Ll dan [OH +] < 10 -7. Jadi [H +] > [OH- ] dalam suasana
basa terdapat sebaliknya [OH- ] > [H +] . Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi
kesetimbangan sehingga dapat ditulis :

H2O H+ + OH-

Tetapan Kesetimbangan air, Kw diperoleh dengan mengalikan [ H + ] dengan [ OH - ] sehingga


diperoleh persamaan :

Kw = [ H + ] [ OH - ] = { 1 x 10 -7 }2 = 1 x 10 – 14

Pada suhu kamar perkalian [ H + ] [OH - ] selalu 1 x 10–14. Keasaman atau kebasaan suatu larutan
tergantung pada ion mana yang menonjol dalam larutan . Jika [ OH - ] = [ H+] maka larutan bersifat
netral.

Apabila :
[ H + ] = 10 -7 mol /L
Dari persamaan untuk kesetimbangan air diperoleh
Kw = [ H + ] [ OH - ] = { 1 x 10 -7 }2 = 1 x 10 – 14
10 -7 x [ OH - ] = 10 – 14
Jadi [ OH - ] =10 -7 mol / L

Skala pH

Konsentrasi ion [ H+ ] dan [ OH - ] dalam larutan air seringkali sangat kecil dan karenanya sulit
diukur. Oleh karena itu, biokimiawan Denmark, Soren Sorensen mengajukan cara pengukuran
yang disebut pH. pH adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion [ H + ] (mol/liter) atau secara
matematika ditulis pH = - log [ H+ ]

Contoh : [H+] = 10 -3 mol/L


pH = 3

Bila yang diketahui [OH -] = 10 – 2 mol/L


Maka [ H+ ] = 10 -12
pH = 12

D. Prosedur Praktikum
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

Bahan :
Sampel limbah cair.

Peralatan :
1. Gelas beker.
2. pH meter.
3. Botol semprot (Aquades).
4. Tissu.

Cara kerja :
1. Hidupkan alat dan biarkan selama 10 - 15 menit. Jika alat mempunyai tombol "zero/measure",
pasanglah pada kedudukan "standby".
2. Bila elektroda belum terpasang, pasanglah tombol pada "14pH" atau "MAN TEMP bergantung
pada model.
3. Angkat elektroda dari larutan penyimpan dan bilas baik-baik dengan air bebas ion. Jangan
menyentuh atau menggosok membran kaca yang terdapat di ujung elektroda. Membran ini
sangat halus dan sangal mudah pecah: Jika alat sudah dikalibrasi, kerjakan langkah 8.
4. Celupkan elektroda ke dalam larutan baku buffer dengan pH tinggi (basa). Putar tomboi
kedudukan "Measure", dan sesuaikan alat dengan pH larutan baku dengan menggunakan
tombol kalibrasi. Alat yang menggunakan jarum penunjuk (bukan digital) biasanya mempunyai
latar belakang cermin. Aturlah posisi anda sehingga anda Cuma melihat satu jarum (bukan
bayangannya).
5. Ambil elektroda dari larutan baku basa, bilaslah ujung elektroda baik-baik, lalu masukkan ke
dalam larutan baku dengan pH asam (rendah). Atur lagi pembacaan pH alat sesuai dengan pH
larutan baku rendah (asam) dengan menggunakan tombol kalibrasi.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 sampai tidak diperlukan penyesuaian lagi. Jika elektroda tampak
lamban menanggapi perubahan pH, kemungkinan elektroda sudah rusak. Hubungi asisten anda,
7. Angkat elektroda dari larutan, bilas ujungnya baik-baik, dan masukkan ke dalam cairan yang
pH-nya akan diukur. Catat pH dan suhu.
8. Setelah selesai pembacaan pH, putar tombol "zero/measure" kembali ke "zero" atau tombol
fungsi ke "standby".
9. Angkat elektroda dari larutan terakhir, bilas dengan air bebas ion, lalu celupkan kembali ke
larutan penyimpan. Ujung elektroda harus dijaga tidak sampai kering.

Gambar 11. pH meter


HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

PRAKTIKUM
PENENTUAN RUMUS SENYAWA

A. Tujuan Praktikum

1. Mempelajari rumus senyawa/molekul dan rumus empiris.


2. Mempelajari cara menentukan rumus senyawa/molekul berdasarkan data pengamatan.

B. Pertanyaan Pra-praktik

1. Apa yang dimaksud dengan rumus empiris?


2. Jelaskan pengertian dari rumus senyawa/molekul.
3. Rumus molekul dari senyawa karbon dengan Mr = 180 dan rumus empiris CH2 O adalah?

C. Pendahuluan

Rumus Empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang terdapat dalam
senyawa tersebut, sementara itu rumus yang sebenarnya untuk semua unsur senyawa dinamakan
Rumus Molekul. Hidrogen peroksida mempunyai rumus molekul H2O2, ini berarti rumus empirisnya
HO. Asetilena ialah gas yang digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis
dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama, yaitu CH. Rumus molekul asetilena
C2H2, sedangkan rumus molekul benzene C6H6.
Menurut sejarah, rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsur.
Percobaan rumus empiris juga dilakukan untuk menentukan daya gabung suatu unsur. Baru-baru ini,
unsur sintetik laurensium diketahui memiliki daya gabung 3 berdasarkan percobaan – percobaan
rumus empiris. Laurensium radio aktif bergabung dengan klorin membentuk laurensium klorida
dengan rumus LrCl3 .Beberapa unsur menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga rumus
empiris senyawa bergantung pada bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya, besi dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk besi(II) oksida atau besi (III) oksida, bergantung pada kondisi percobaan
pembentukan senyawa.

E. Prosedur Praktikum

Bahan-bahan :
1. Serbuk belerang/sulfur.
2. Serbuk tembaga/logam.
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

Peralatan :
1. Pembakar sirtus.
2. Krus.
3. Tang.
4. Kaki tiga.
5. Kawat kasa.
6. Korek api.
7. Neraca.

Cara kerja :
1. Bersihkan krus dengan cara dibakar di atas pembakar spirtus selama 5 menit. Pegang krus
dengan tang. Langkah ini bertujuan untuk membersihkan kerak-kerak yang menempel di dalam
krus.
2. Setelah 5 menit, krus diangkat dan diletakkan di atas kasa hingga cukup mendingin dan bisa
dibersihkan dengan kain.
3. Selanjutnya krus dan tutupnya ditimbang menggunakan neraca untuk mendapatkan berat krus
dan tutupnya. Catat hasil penimbangannya.
4. Siapkan serbuk belerang dan serbuk tembaga untuk ditimbang. Sebelum melakukan
penimbangan, neraca harus di atur ke-nol terlebih dahulu. Kemudian timbang serbuk tembaga
sebanyak 1 g, lalu masukkan kedalam krus.
5. Timbang kembali krus yang sudah ditutup bersama serbuk tembaga. Catat hasil penimbangan.
6. Timbang serbuk belerang sebanyak 1,3 g kemudian masukkan kedalam krus yang berisi serbuk
tembaga.
7. Kemudian krus yang berisi tembaga dan belerang dipanaskan diatas pembakar spirtus. Krus
dipanaskan hingga nyala api biru dari pembakaran tidak terlihat lagi. Pemanasan ini dilakukan
selama 15-20 menit. Pada saat pemanasan, krus tidak boleh dibuka-tutup.
8. Ketika nyala api biru sudah tidak terlihat, letakkan krus di atas kaki tiga.
9. Selanjutnya timbang krus yang mengandung logam sulfida dan catat hasil penimbangan.

F. Hasil dan Pengamatan

Isilah tabel dibawah ini sesuai dengan pengamatan yang saudara dapatkan.

No. Data Percobaan Hasil


1 Berat logam sulfida, krus, dan tutup
2 Berat logam, krus, dan tutup
3 Berat krus dan tutup
4 Berat logam sulfida terbentuk
HIMPUNAN MAHASISWA KIMIA (HIMAKI)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Lingkungan LK dan UKM FMIPA Unila Gedung Meneng Bandar Lampung

5 Berat logam bereaksi


6 Identitas logam
7 Berat belerang dalam produk

Anda mungkin juga menyukai