Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Selamat Pagi, kepada Guru Tutor Bapak Soni Samsu Rizal mengampu pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) semoga diberikan kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-harinya.
Mohon izin, saya menjawab soal diskusi yang telah Bapak berikan.
1. Dalam ajaran agama islam sering kita kenal istilah syariat islam, menurut para ulama.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah syariat ?
Syari’at menurut para ulama adalah seperangkat aturan yang berasal dari Allah SWT yang
berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah-Nya
atau ditinggalkan suatu larangan-Nya atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau
meninggalkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Q.S Al-Ankabut [29]:45 :
ْ ‫ص ٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ا ْلفَ ْحش َۤا ِء َوا ْل ُم ْن َك ِر َۗولَ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكبَ ُر ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َما ت‬
َ‫َصنَ ُع ْون‬ َّ ‫ص ٰلو ۗةَ اِنَّ ال‬ ِ ‫اُ ْت ُل َمٓا اُ ْو ِح َي اِلَ ْي َك ِمنَ ا ْل ِك ٰت‬
َّ ‫ب َواَقِ ِم ال‬
“Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang
lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Ankabut [29]:45)
2. Beberapa prinsip dalam hukum Islam yang secara umum dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Yang dimaksud dengan prinsip umum adalah prinsip
keseluruhan hukum Islam yang bersifat universal. Sedangkan prinsip khusus adalah prinsip-
prinsip setiap cabang hukum Islam. Secara garis besar prinsip umum hukum Islam ada tujuh
prinsip, Jelaskan ketujuh prinsip Hukum Islam tersebut !
Secara garis besar, prinsip-prinsip hukum Islam terdapat 7 macan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a) Prinsip Tauhid, pada prinsip ini dijelaskan bahwasanya seluruh umat manusia berada
di bawah ketetapan yang sama sebagai hamba Allah. Sebagaimana dijelaskan pada
Q.S Al-A’raaf [7]:172 yang artinya “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi”. (kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya Kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (Q.S
Al-A’raaf [7]:172).
Pada prinsip tauhid ini dapat ditarik pada beberapa prinsip khusus, diantaranya adalah
sebagai berikut :
(i). Prinsip yang berhubungan langsung dengan Allah SWT tanpa perantara.
Sebagaimana dijelaskan pada Q.S Al-Baqarah [2]:186 yang artinya :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran” (Q.S Al-Baqarah [2]:186).
(ii). Hukum-hukum yang diciptakan oleh Allah SWT tujuannya untuk kemaslahatan
hidup manusia, bukan untuk kepentingan Allah SWT. Dan Allah SWT pun pasti tidak
akam membebani hamba-Nya di luar kemampuannya. Hal ini telah difirmankan oleh
Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah [2]:185 yang artinya :
“… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur” (Q.S Al-Baqarah [2]:185)
b) Prinsip keadilan, pada prinsip ini dijelaskan bahwa yang mengatur persoalan manusia
dari berbagai aspeknya harus dilandaskan berdasarkan prinsip keadilan yang meliputi
hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, hubungan individu manusia dengan
manusia lainnya dan hubungan antara individu dengan lingkungannya. Sebagaimana
pada Q.S Al-Maa’idah [5]:8 Allah SWT berfirman yang artinya : “Hai orang-orang
yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”
(Q.S Al-Maa’idah [5]:8)
c) Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, amar ma’ruf berarti hukum Islam ditegakkan
untuk menjadikan umat manusia dalam hal-hal yang baik dan benar sebagaimana apa
yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sedangkan nahi mungkar berarti hukum harus
ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan
kemaslahatan hidup. Prinsip ini terdapat pada Q.S Ali Imran [3]:110 yang artinya :
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab
beriman, tentulah lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (Q.S Ali Imran [3]:110)
d) Prinsip Kemerdekaan dan Kebebasan, pada prinsip ini berarti hukum Islam tidak
ditetapkan berdasarkan paksaan, namun berdasarkan penjelasan yang baik dan
argumentasi yang meyakinkan. Argumentasi ini manusia apakah menolak atau
menerima diserahkan kepada masing-masing individu. Ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan hal ini yaitu Q.S Al-Baqarah [2]:256 yang artinya : “Tidak ada paksaan
untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan
beriman keapda Allah. Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (Q.S Al-Baqarah [2]:256)
e) Prinsip Persamaan, pada prinsip ini menjelaskan bahwa manusia memiliki warna
kulit, bahasa suku, bangsa dan lain-lain. Walaupun berbeda-beda tetapi yang utama
adalah nilai kemanusiaanya. Dalam hukum Islam, perbedaan secara lahiriyah tidak
menjadikan manusia berbeda dari segi nilai kemanusiaanya. Dan juga dijelaskan pada
Q.S Al-Hujurat [49]:13 yang artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling
taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
(Q.S Al-Hujurat [49]:13)
f) Prinsip tolong-menolong, pada prinsip ini dijelaskan sebagai sesama warga
masyarakat harus saling tolong-menolong yang mana dapat tercapainya kemaslahatan
bersama. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “… dan tolong-menolonglah
kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran…” (Q.S Al-Maa’idah [5]:2)
g) Prinsip Toleransi, pada prinsip ini hukum Islam mengharuskan kepada umatnya untuk
hidup dalam suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum Islam dan hak umat Islam. Sebagaimana pada Q.S Al-
Mumtahanah [60]:8 Allah SWT berfirman yang artinya : “Allah tidak melarang kamu
untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Q.S Al-Mumtahanah [60]:8)
3. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam beragama, sebagai
seorang muslim yang baik. Bagaimana anda menjalankan syariat islam di Indonesia ?
Memang pada awalnya transisi dari hukum Islam ke hukum nasional tidak selalu berjalan
dengan mulus. Hal ini dikarenakan dua hal. Yang pertama, hukum Islam dapat berkembang
menjadi berbagai madzhab (Hambali, Hanafi, Maliki dan Syafi’i) di dalam sejarahnya, dan
juga beberapa aliran yang cenderung konservatif dan ada juga beberapa aliran yang
cenderung progresif. Yang kedua, proses politik atau politik hukum yang dijadikan sebagai
acuan di dalam negeri, transisi hukum Islam ke dalam sistem hukum nasional juga harus diuji
secara terbuka. Maka dari itu sebagai seorang muslim di Indonesia penerapan syariat Islam
sangat perlu dilakukan. Syariat islam juga sebagai suatu poros hukum yang dapat berguna
untuk menyelesaikan semua aspek masalah kehidupan manusia yang tidak terkecuali.
Walaupun negara Indonesia bukanlah negara Islam, tetapi penerapan dasar negara ini yaitu
Pancasila diambil dan berpedoman kepada syariat Islam juga. Dijelaskan juga pada UUD
1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
Pasal 29 ayat 1 : “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”
Pasal 29 ayat 2 : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
Sumber Pembelajaran :
Modul Pendidikan Agama Islam (PAI) karangan Ali Nurdin, Syaiful Mikdar, Wawan
Suharmawan terdapat pada modul ke-4 halaman 4.4 – 4.18
Penunjang Inovasi Belajar : https://retizen.republika.co.id/posts/11591/penerapan-syariat-
islam-sesuai-pancasila-dan-hukum-nasional
Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam berdiskusi ke-4 ini. Mohon bisa
untuk didiskusikan lagi.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai