Anda di halaman 1dari 3

Nama : IRFAN ADITYA RIZKI

NIM : 044585914
Kelas : 414 – Pendidikan Agama Islam
Program Studi : S1 Manajemen
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam – MKDU4101
UPBJJ : UPBJJ – Bandung
Guru Tutor : Soni Samsu Rizal, M.Pd.I. 01001414
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Selamat Siang, kepada Guru Tutor Bapak Soni Samsu Rizal mengampu pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) semoga diberikan kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-harinya.
Mohon izin, saya menjawab soal diskusi yang sudah Bapak berikan.
1. Coba saudara urai dan jelaskan; a). Pengertian Iman, dan b). Apakah Nilai positif
negatif pada keimanan yang dimaksud pada ayat-ayat diatas?
1. A. Memahami pengertian iman dalam ajaran Islam yaitu mengumpulkan ayat-ayat Al-
Qur’an dan Hadits yang redaksionalnya terdapat kata iman. Kata per kata yang biasa ketahui
yaitu “aamana” (bentuk telah), “yu’minu” (bentuk sedang atau akan), dan mukminun
(pelaku/orangnya). Berdasarkan Q.S Al-Baqarah ayat 165, iman identik dengan asyaddu
hubban lillah yang artinya kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan
luar biasa terhadap Allah. Selain itu juga berdasarkan Q.S Al-A’raaf ayat 179, bahwa struktur
iman ada tiga aspek yaitu kalbu, lisan dan perbuatan. Maka istilah iman identik dengan
kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang berkonsisten.
1. B. Pada Q.S An-Nisaa’ ayat 51 dan Q.S Al-Ankabut ayat 51 memiliki nilai yang negatif
pada keimanan, hal ini dari kata iman dirangkaikan dengan kata-kata yang negatif. Dalam
istilah Al-Qur’an, iman yang negatif disebut kufar. Pelakunya disebut kafir. Selain itu juga
ayat tersebut dirangkaikan dengan kata jibti dan thagut, syaithan dan apa saja yang disembah
selain Allah. Sedangkan pada Q.S Al-Baqarah ayat 4 dan Q.S Al-Baqarah ayat 285 memiliki
nilai yang positif pada keimanan. Hal ini dijelaskan pada Q.S Al-Baqarah ayat 4 yang artinya
“Orang-orang yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu, juga beriman
kepada (kitab-kitab Allah) yang diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya
akhirat”
2. Jelaskan secara detail, ciri-ciri keimanan tersebut diatas, dilengkapi dengan ayat-
ayat al-Qur’an yang sesuai?
Ciri-ciri orang yang beriman akan dapat diketahui, antara lain :
1) Tawakal, yaitu senantiasa menyandarkan berbagai kegiatannya kepada Allah SWT.
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah (Al-Qur’an), kalbunya terangsang dan bertambahlah iman
mereka sebagaimana dikutip dalam Q.S Al-Anfaal ayat 2.
2) Mawas diri dan bersikap ilmiah, Pengertian disini dimaksudkan agar seseorang tidak
terpengaruh oleh berbagai kasus dari mana pun, Mawas diri juga berhubungan dengan alam
pikiran, yaitu bersikap kritis dalam menerima informasi atau dalam istilah islam disebut
tabayyun, terutama dalam memahami nilai-nilai dasar keislaman agar terhindar dari berbagai
fitnah. Sebagaimana dikutip dalam Q.S Ali Imran ayat 7.
3) Optimis dalam menghadapi masa depan, perjalanan hidup manusia memang tidak mulus,
kadang mengalami keberhasilan dan kadang mengalami kegagalan sehingga sebagai manusia
memerlukan pemecahan jalan ke luar. Maka dari itu Al-Qur’an memberikan petunjuk kepada
umat manusia untuk selalu bersikap optimis karena pada hakikatnya tantangan, merupakan
pelajaran bagi setiap manusia. Sebagaimana dinyatakan dalam Q.S Al-Insyirah ayat 5-6.
4) Konsisten dan menepati janji, sebagaimana dikutip dalam Q.S Al-Maa’idah ayat 1
bahwasanya kita harus “aufuu bil ‘uquud” (menyempurnakan janji). Karena pada dasarnya
janji adalah hutang. Menepati janji berarti membayar utang. Sebaliknya ingkar janji adalah
suatu pengkhianatan.
5) Tidak sombong, sebagaimana dikutip dalam Q.S Luqman ayat 18 bahwasanya “Dan
janganlah engkau palingkan pipimu kepada manusia, dan janganlah berjalan dengan
sombong di atas muka bumi”. Karena pada dasarnya kesombongan merupakan suatu sifat
dan sikap yang tercela yang membahayakan diri maupun orang lain dan lingkungan
hidupnya.
3. Coba saudara jelaskan pemikiran manusia tentang ketuhanan yang antara lain; a).
Animisme/Dinamisme, Politeisme dan Henoteisme, dan b). Monoteisme, yang terbagi
pada; Deisme, Panteisme dan Eklektisme?
3. A. Animisme/Dinamisme, Politeisme dan Henoteisme
1) Animisme/Dinamisme adalah suatu keyakinan dimana suatu benda mempunyai roh
(sebangsa makhluk ghaib) di dalamnya. Sesajen yang dikorbankan bertujuan agar roh yang
ada tidak marah. Misalnya pohon atau hewan yang dipandang mempunyai keanehan.
2) Politeisme adalah suatu kepercayaan terhadap para dewa atau dewi. Di sebagian
masyarakat Jawa misalnya, mereka berkeyakinan Dewi Sri, (dewi kesuburan) pengatur
tanaman padi.
3) Henoteisme adalah suatu paham bahwa setiap satu kesatuan tidak mungkin diatur oleh
lebih dari satu pengatur. Atas dasar itu setiap bangsa tidak mungkin diatur oleh lebih dari satu
pengatur atau Tuhan. Menurut paham ini jumlah Tuhan setiap bangsa hanya ada satu. Setiap
bangsa mempunyai Tuhan yang berbeda dengan bangsa lainnya. (Satu bangsa = satu Tuhan).
3. B. Monoteisme terbagi menjadi 3, yaitu :
1) Deisme, Paham ini beranggapan bahwa Tuhan Yang Maha Esa mempunyai sifat yang
serba Maha. Sebab itulah alam akan mampu bertahan hidup dan berkembang dengan
sendirinya. Akibat paham ini Tuhan hanya diakui kehebatan-Nya. Aturan yang dipakai dalam
menata alam adalah aturan yang dibuat manusia sendiri. Menurut paham ini, manusia berhak
dan dapat menentukan segalanya, sehingga paham ini berubah menjadi paham free will atau
dalam teologi Islam disebut aliran Qodariah.
2) Panteisme, yaitu paham monoteisme yang meyakini bahwa Tuhan selaku yang
menciptakan alam selalu ada bersama dengan alam dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
3) Eklektisme, yaitu gabungan pemahaman dari paham deisme dan panteisme. Dimana
manusia mempunyai peranan sebagai perencana, sedangkan Tuhan berperan sebagai penentu.
Akibatnya paham ini dipakai untuk orang yang mengalami kegagalan. Namun apabila
mengalami keberhasilan, biasanya lupa dengan Tuhan.
Sumber Pembelajaran :
- Modul Pendidikan Agama Islam (PAI) karangan Ali Nurdin, Syaiful Mikdar, Wawan
Suharmawan terdapat pada modul ke-1 halaman 1.4 – 1.27
- Penalaran Pribadi sesuai batas kemampuan.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam berdiskusi ke-1 ini. Mohon bisa
untuk didiskusikan lagi.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai