Anda di halaman 1dari 18

POLITIK DALAM

ISLAM
Kelompok 5 1 TKG 2
1. Muhammad Ihsan (1901421031)
2. Muhammad Rifat Ammar (1901421039)
3. Mukhamad Syahid (1901421007)
POLITIK DALAM ISLAM
• Politik (bahasa Yunani atau Latin) politicos atau politicus, yang berarti relating to citizen.
Keduanya berasal dari kata polis, yang berati kota.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata politik diartikan sebagai “segala urusan dan tindakan
(kebijakan, siasat dan sebagainya) mengenai pemerintahan”.
• Politik Islam adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat, yang dapat berwujud berupa proses pembuatan keputusan khususnya dalam
bernegara yang sumber utamanya dari Al-Quran dan Hadits Rasul
POLITIK DALAM ISLAM
• Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan ummah kepada usaha untuk mendukung dan
melaksanakan syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan. Dalam fikih
siyasah disebutkan bahwa garis besar fikih meliputi :(acep djazuli,2000:15)
1) Siyasah dusturiyyah (tata Negara dalam islam)
2) Siyasah dauliyya (politik yang mengatur hubungan antara satu Negara islam
dengan Negara Negara islam lain atau Negara sekuler lainnya.
3) Siyasah maliyah (sistem ekonomi Negara)
PRINSIP DASAR POLITIK ISLAM
1. Al-amanah. Kekuasaan adalah amanah (titipan), maksudnya titipan tuhan. Amanah tidak
bersifat permanen tetapi sementara. Sewaktu-waktu pemilik yang sebenarnya dapat
mengambilnya.setiap yang diberi amanah akan dimintai pertanggung jawaban. Allah berfirman
:
۟ ‫ت إلَ ٰ ٓى أَ ْهلِهَا َوإ َذا َح َك ْمتُم بَ ْي َن ٱلنَّاس أَن تَ ْح ُك ُم‬
‫وا‬ ِ َ ٰ
‫ن‬ ‫م‬ ٰ َ ‫أْل‬ ‫ٱ‬ ۟ ‫إ َّن ٱهَّلل َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَن تُ َؤ ُّد‬
‫وا‬
ِ ِ ِ َ ِ
‫صي ًرا‬ِ َ‫ان َس ِمي ۢ ًعا ب‬
َ ‫بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ِٓۦه ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ َك‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S An-Nisa : 58)
PRINSIP POLITIK DALAM ISLAM
2. Al-Adalah, Kekuasaan harus didasarkan pada prinsip keadilan.
ۚ ‫ َو ْٱل ُمن َك ِر َو ْٱلبَ ْغ ِى‬y‫ ْٱلفَ ْح َشٓا ِء‬y‫ َع ِن‬y‫ َويَ ْنهَ ٰى‬y‫ ِذى ْٱلقُ ْربَ ٰى‬y‫ ِن َوإِيتَٓا ِئ‬y‫ َوٱإْل ِ ْح ٰ َس‬y‫ن ٱهَّلل َ يَأْ ُم ُر بِ ْٱل َع ْد ِل‬yَّ ِ‫إ‬
َ ‫ تَ َذ َّكر‬yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy‫لَ َعلَّ ُكم‬
yyyyyyyyy‫ُون‬ ْ yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy‫يَ ِعظُ ُكم‬ ْ
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
danpermusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu, agar kamu dapat mengambil pelajaran”
[Q.S An-Nahl:90].
PRINSIP POLITIK DALAM ISLAM
3. Al- Hurriyah, Al-hurriyah artinya kebebasan atau kemerdekaan. Al-Hurriyah merupakan kegiatan yang di
lakukan seseorang yang menikmati sepenuhnya kebebasan dalam berfikir dan bertindak. Berakar dari konsep
ini, maka manusia dalam pandangan Islam mempunyai kemerdekaan dalam memilih profesi, dalam memilih
wilayah hidup, bahkan dalam menentukan pilihan agama pun tidak dapat dipaksa. Allah berfirman:
ٰ
‫ك‬ َ َ َ ‫هَّلل‬ ۢ ْ
َ ‫ت َويُؤ ِمنبِٱ ِ فق ِد ٱ ْست ْم َس‬ ِ ‫ين ۖ قَد تَّبَي ََّن ٱلرُّ ْش ُد ِم َن ْٱل َغ ِّى ۚ فَ َمن يَ ْكفُرْ بِٱلطغو‬
ُ َّ ِ ‫ٓا إِ ْك َراهَ فِى ٱل ِّد‬
َ ِ‫بِ ْٱل ُعرْ َو ِة ْٱل ُو ْثقَ ٰى اَل ٱنف‬
‫صا َم لَهَا ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q.S Al-Baqarah : 256)
PRINSIP POLITIK DALAM ISLAM
4. Al-Musawah, kesejajaran, artinya tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi dari yang lain
sehingga dapat memaksakan kehendaknya. Dalam perspektif  Islam, pemimpin adalah orang
atau institusi  yang diberi wewenang dan kepercayaan oleh yang dipimpin untuk melaksanakan
dan menegakkan peraturan yang telah dibuat. Oleh sebab itu pemimpin memiliki tanggung
jawab besar di hadapan orang yang dipimpin, demikian juga kepada Tuhan. Allah berfirman :
‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓائِ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ أَ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬
“ Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal “. ( QS. Al Hujurat : 13 ).
PRINSIP POLITIK DALAM ISLAM
5. Hakimiyyah Ilahiyyah, Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan
hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah.
َ ‫اخ َر ِة ۖ َولَهُ ْٱل ُح ْك ُم َوإِلَ ْي ِه تُرْ َجع‬ ُ ْ ٰ
‫ُون‬ ‫ء‬
ِ َ َْ‫ٱل‬‫و‬ ‫ى‬
ٰ َ ‫ل‬‫و‬ ‫أْل‬ ‫ٱ‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ُ
‫د‬
ِ َْ ‫م‬‫ح‬ ‫ٱل‬ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ۖ َ ِ َ ِ‫َوهُ َو ٱهَّلل ُ ٓاَل إ‬
‫و‬ُ ‫ه‬ ‫اَّل‬ ‫إ‬ ‫ه‬َ ‫ل‬
“Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah
segala puji di dunia dan di akhirat, danbagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-
Nyalah kamu dikembalikan. (Al-Qasas: 70)”
PRINSIP DASAR POLITIK ISLAM
6 . Khilafah, Khilafah berarti perwakilan. -Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim,
Kedudukan manusia di atas muka Bumi ini fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah serta bertindak
adlah sebagai wakil Allah. Oleh karena itu, melanggar batas-batas yang ditetapkan oleh Nya.
dengan kekuasaan yang telah -Terdiri daripada orang-orang yang berilmu,
diamanahkanini, maka manusia berakal sihat, memiliki kecerdasan, kearifan serta
hendaklahmelaksanakan undang-undang kemampuan intelek dan fizikal.
Allah dalam batas yang ditetapkan. -Terdiri daripada orang-orang yang amanah
sehingga dapt dipikulkan tanggungjawab
•Syarat-syarat menjadi khalifah: kepadamereka dengan yakin dan tanpa keraguan.
-Terdiri dari pada orang-orang yang benar- -Pemerintahan baru wajib di patuhi kalau politik
benar boleh menerima dan mendukung dan kebijaksanaannya merujuk kepada Al-Quran
prinsip-prinsip tanggng jawab yang dan hadist atau tidak bertentangan dengan
terangkum dalam pengertian khilafah. keduanya.
TUJUAN POLITIK DALAM ISLAM
• Para fuqahak Islam telah menggariskan 10 perkara penting sebagai tujuan sistem politik dan
pemerintahan Islam:
-Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang telahdisepakati oleh ulama salaf daripada
kalangan umat Islam.
-Melaksanakan proses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan masalah dikalangan
orang-orang yang berselisih.
-Menjaga keamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan
damai.
-Melaksanakan hukuman-hukuman yang telah ditetapkan demi melindungi hak-hak manusia.
-Menjaga perbatasan negara dengan berbagai persenjataan bagi menghadapi kemungkinan
serangan dari pihak luar.
TUJUAN POLITIK DALAM ISLAM
-Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
-Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan sedekah sebagaimana yang
ditetapkan syarak.
-Mengatur anggaran agar tidak digunakan secara boros atau.
-Melantik pegawai-pegawai yang cakap dan jujur bagi mengawal kekayaan negara dan
mengurus negara.
-Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yang rapi dalam hal awam demi untuk
memimpin negara dan melindungi Ad-Din.
KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM
PERPOLITIKAN NASIONAL
a. Fase Sebelum Kemerdekaan
• Pengaruh Islam terhadap perpolitikan nasional punya akar sejarah yang cukup panjang. Jauh
sebelum penjajah kolonial bercokol di tanah air, sudah berdiri beberapa kerajaan Islam besar.
Kejayaan kerajaan Islam di tanah air berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-16
Masehi. Kerajaan-kerajaan Islam tersebut berjuang melawan penindasan dan kedloliman
penjajah yang dipimpin oleh tokoh muslim. Diantara tokoh muslim pada era itu adalah
Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Tuanku Nan Ranceh, Sultan Badaruddin, dan
lain-lain.
KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM
PERPOLITIKAN NASIONAL
b. Fase Kemerdekaan
• Pada masa kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada
masa kemerdekaan Islam harus berhadapan dengan ideologi tertentu macam komunisme
dengan segala intriknya.
• Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas menyatakan kalau pemimpin-pemimpin
Islam punya andil besar terhadap perumusan NKRI. Baik itu mulai dari penanaman nilai-nilai
nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang Dasar Negara.
• Para pemimpin Islam terutama dari Serikat Islam pernah mengusulkan agar Indonesia berdiri
di atas Daulah Islamiyah yang tertuang di dalam Piagam Jakarta. Namun, format tersebut
hanya bertahan selama 57 hari karena adanya protes dari kaum umat beragama lainnya.
Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia menetapkan Pancasila sebagai filosofis
negara.
KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM
PERPOLITIKAN NASIONAL
c. Era Reformasi
• Perjuangan reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa
pemimpin Islam yang turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
ketua Nahdatul Ulama.
• Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari kalangan santri. Juga
muncul Amin Rais dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir, kiprah umat
Islam dalam panggung politik pun semakin diperhitungkan.
• Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinyatanpa malu dan takut lagi menggunakan label
Islam.Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai
satu-satunya asas. Partai-partai politik juga boleh menggunakan asas Islam.
• Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam. Partai-partai politik
yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR, PKS, PKNU, dan lain-lain.
PERAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
1. Perintah untuk bersatu
• Islam melalui Al-Quran menganjurkan agar antar kelompok, antar golongan maupun antar
partai saling melakukan ta’aruf (perkenalan). Allah berfirman:
َ َّ‫ت هللاِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْع َدآ ًء فَأَل‬
‫ف‬ َ ‫ص ُموا بِ َح ْب ِل هللاِ َج ِمي ًعا َوالَ تَفَ َّرقُوا َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َم‬
ِ َ‫َوا ْعت‬
ْ َ ‫بَ ْي َن قُلُوبِ ُك ْم فَأ‬
‫صبَ ْحتُم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah
orang-orang  yang bersaudara.” (Q.S Ali-Imran : 103)
PERAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
• Pemahaman terhadap Al-Quran surat al-Hujarat ayat 103 menunjukkan bahwa
manusia diciptakan bersuku-suku, dan surat al-Mukminun ayat 52 menjelaskan
bahwa manusia adalah umat yang satu. Ini berarti berbagai suku, berbagai golongan,
berbagai kelompok, termasuk di dalamnya kelompok politik atau yang lainnya
supaya tetap bersatu. Pengikat persatuan adalah takwa. Karakter takwa antara lain
menjalankan semua perintah Allah sejauh yang diketahui dan menjauhi larangan-
Nya. Jadi, ukurannya gampang kalau orang itu takwa pasti iman dan senang bersatu
dan menjaga persatuan dan kesatuan.
PERAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
2. Larangan untuk saling curiga
• Islam melarang kepada semua orang baik dalam kapasitasnya sebagai individu, sebagai
kelompok sosial, maupun kelompok-kelompok yang lain termasuk kelompok politik untuk
saling curiga, saling melecehkan atau yang semakna dengannya. Allah berfirman:
‫ض ُكم‬ ُ ‫ُوا َواَل يَ ْغتَب بَّ ْع‬ ۟ ‫ْض ٱلظَّ ِّن إ ْث ٌم ۖ َواَل تَ َج َّسس‬ َ ‫ع‬َ ‫ب‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ِّ
‫ن‬ َّ ‫ٱلظ‬ ‫ن‬َ ‫م‬ ‫ا‬‫ير‬
ً ِ ‫ث‬ َ
‫ك‬ ۟
‫ُوا‬ ‫ب‬ِ ‫ن‬َ ‫ت‬ ْ‫ٱج‬ ۟
‫وا‬ ُ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬َّ ‫ٱل‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ُّ ‫ي‬َ ‫أ‬َ ٓ ‫ٰي‬
ِ ِ ِّ َ َ ِ
‫َّحي ٌم‬
ِ ‫ر‬ ٌ‫اب‬ ‫و‬
َّ َ ‫ت‬ ‫هَّلل‬
َ ِ َ ‫ٱ‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ۚ ‫هَّلل‬ ‫ٱ‬ ۟
‫وا‬ ُ‫ضا ۚ أَي ُِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َوٱتَّق‬ ً ‫بَ ْع‬
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang
“. ( QS. Al Hujurat : 12 ).

Anda mungkin juga menyukai