Anda di halaman 1dari 6

Kelompok :

18110053 Nareswari Diah Cintya Laksmi


18110054 Theresia Michelle Gardena
18110055 Fredrik Hayon
18110210 Tiaranti E. Situmorang
18110233 Chicka Veronika Simanungkalit

A. Pengertian

Hukum islam adalah hukum yang berasal dari agama islam. Yaitu hukum yang diturunkan
oleh Allah untuk Kemaslahatan hamba-hambaNya di dunia dan Akhirat. Perkataan “Yang
diturunkan oleh Allah” dalam definisi di atas menunjukkan bahwa hukum islam itu ciptaan Allah,
bukan ciptaan manusia. Hal ini karena yang berhak dan berwenang membuat hukum adalah Allah.

Allah mempunyai hak perogratif untuk membuat dan menciptakan hukum,yaitu antara lain
menghalalkan sesuatu dan mengharamkan yang lainnya. Selain Allah dan RasullahNya, maka
semua orang tidak boleh membuat atau menciptakan hukum. Perkataan “Untuk kemaslahatan
hamba-hambaNya di dunia dan akhirat” dalam pengertian diatas menunjukkan bahwa semua
hukum yang diwahyukan Allah mempunyai tujuan.

Tujuannya ialah maslahat atau kebaikan atau kebajikan hamba-hamba Allah di dunia dan akhirat.

B. Hubungan antara hukum Islam, syariat, dan fiqih.

Secara etomoligis, syariat(atau bisa di sebut juga syariah) berasal ah dari kata Arab
mempunyai arti tempat yang banyak air. Sedangkan secara terminologis, syariat mempunyai dua
dua pengertian(luas dan sempit) secara luas syariat itu adalah segala hukum dan ketentuan yang di
tetap kan oleh Allah untuk hamba hamba nya demi maslahat mereka di dunia dan di akhirat. Tetapi
jika syariat itu di tambahi sifat islam maka itu berarti(segala hukum yang di tetap kan ALLAH
untuk hamba nya, baik ketetapan nya yaitu dengan alquran maupun dengan sunah NABI
MUHAMMAD SAW, yang berupa perbuatan, perkataan yang di tetapkan beliau.

Sementara menurut pengertian sempit , syariat berarti ( segala hukum yang berkaitan
dengan perbuatan yang di tetapkan oleh Allah untuk hamba hambanya demi maslahat mereka di
dunia dan di akhirat) dalam pengertian yang sempit ini hukum hukum yang di cakupi yang terbatas
pada hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf(orang yang sudah bawil baliqh) saja
seperti shalat, zakat,puasa,hajil, jual beli, menikah dan lainya.

Pengertian fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang syariat dalam arti sempit. Orang yang
pakar dalam fiqih disebut fiqih(plularnya:fequha) yaitu orang yang mampu mempunyai
pemahaman yang mendalam mengenai hukum hukum syai'r yang amali/praktis. Adapun
pengertian fiqih secara etimologis ialah pengetahuan pemahaman terhadap suatu, semantara dari
segi terimonologi, fiqih berarti ilmu pengetahuan tentang hukum hukum syar'i yang amali/praktis
yang di gali dari dalil dalil nya yang rinci.

C. Karakteristik Hukum Islam

Hukum islam mempunyai beberapa ciri atau karakteristik khusus yang membuatnya berbeda
dengan hukum-hukum lainnya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut :

a) Ar-Rabbaniyyah
Maksud Ar-Rabaniyyah ialah bahwa hukum islam itu berasal dari Rabb yaitu Allah Ta’ala.
Hukum Islam bukan buatan manusia yang banyak kekurangan dan selalu terpengaruh
dengan waktu dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Akan tetapi Hukum Islam
adalah ciptaan Allah Yang Maha Sempurna.
b) Al-Akhlaqiyyah
Maksud Al-Aklahqiyyah ialah bahwa hukum islam itu sangar memperhatikan masalah
akhlak dalam semua aspek. Sifat ini adalah dampak dari sifat pertama yaitu Ar-
Rabbaniyyah. Hal ini tidak mengherankan karena Nabi SAW sendiri tidak diutus oleh
Allah melainkan hanya untuk menyempurnakan akhlak.
c) Al-Waqi’iyyah
Arti Al-Waqi’iyyah adalah realistis. Hukum Islam adalah hukum yang realistis.
Maksudnya, ia memperhatikan realitas yang benar-benar terjadi dalam masyarakat dan
menetapkan hukum yang dapat mengobati penyakitnya dan memeliharanya dari penyakit
tersebut.
d) Al-Insaniyyah
Maksud Al-Insaniyyah ialah bahwa Hukum Islam itu diciptakan oleh Allah untuk
membimbing manusia dan menjaga karakteristik kemanusiaannya serat memeliharanyta
dari unsur hewani. Hukum Islam itu diisyaratkan atau ditetapkan oleh Allah untuk manusia
sebagai manusia tanpa memandang kepada rasa tau warna kulit atau negara asal atau
kedudukannya. Dengan demikian Hukum Islam itu bersifat universal meskipun al-Quran
diwahyukan dengan bahasa Arab dan Nabi yang diutus juga orang Arab.
e) Al-Tanasuq
Arti Al-Tanasuq adalah keserasian. Maksudnya, Hukum Islam itu sangat serasi dan saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
f) Asy- Syumul
Asy- Syumul berarti komprehensif. Hukum Islam itu komperehensif atau mencakup semua
aspek kehiduupan manusia. Hal-hal itu antara lain tercermin seperti berikut:
- Hukum Islam mencakup ibadah yang mmerupakan hubungan manusia dengan
Tuhannya dengan segala bentuknya.
- Hukum Islam mencakup masalah keluarga
- Hukum Islam membimbing umat dalam masalah mu’amalat Maliyah atau interaksi
keuangan.
D. Asas asas hukum Islam.
Hukum Islam yang sesuai dengan fitrah manusia dan mengajarkan kebebasan, keadilan
dan persamaan serta menyuruh untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan, taqwa dan
melarang tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Hukum islam yang mempunyai sifat-
sifat seperti yang dijelaskan berdiri di atas asas-asas berikut:
a) Menghilangkan kesulitan.
Dalam ayat al-Quran dan hadits Nabi SAW, banyak sekali yang menyatakan
dengan tegas bahwa hukum Islam itu dibuat oleh Allah untuk memudahkan para
mukallaf dan menghilangkan kesulitan dari mereka. Dalam hukum Islam juga tidak ada
pembebanan yang akan menyusahkan dan melampaui kemampuan mereka.
Contoh ayat yang menyatakan demikian adalah firman Allah:

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia
telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan” (QS, Al-Hajj: 78).
Dan firmanNya:
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu” (QS, Al-Maidah: 6).
Dan firmanNya:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu” (QS, Al-Baqarah. 185).

Nabi SAW. juga menyatakan bahwa hukum Islam itu mudah, tidak mempersulit dan
tidak menyusahkanseperti Sabda Nabi SAW. kepada Abu Musa al-Asy’aridan Mu’adz
bin Jabal ketika mengutus keduany ke yaman:

“Permudalah dan jangan mempersukar, berilah kabar gembira dan jangan membuat
orang menghindar” (HRAl-Bukhari).
Namun perlu ditegaskan di sini yang dimaksud dengan dihilangkannya kesulitan dan
kesusahan oleh syariat Islam adalah kesulitan dan kesusahan yang tidak mampu diatasi
oleh manusia.
Contohnya:
Shalat yang seharusnya dilakukan dengan cara berdiri, Namun bagi orang yang sakit
dan tidak bisa melakukan sebagai seharusnya shalat dilakukan, dibenarkan shalat
dengan cara duduk.

b) Menyedikitkan beban.
Asas menghilangkan kesulitan dan kesusahan dalam hukum Islam memastikan
bahwa beban yang ada di dalam hukum Islam itu sedikit. Dengan demikian beban yang
diberikan syariat Islam itu terbatas, karena jumlah beban yang banyak hanya akan
menyusahkan.
Di dalam ayat “QS. Al-Maidah: 101-102” Allah melarang kaum Mukninin untuk
banyak bertanya saat turunnya al-Quran dari Allah, agar pertanyaan tersebut tidak
menjadi sebab pembebanan yang mungkin tidak mampu untuk dilaksanakan. Sebagai
bukti sedikitnya beban dalam al-Quran dan hadits apa yang diharamkan sangat sedikit.
Contohnya dalam masalah makanan sebagaimana firman Allah dalam surah Al-
Maidah ayat 3 hanyalah: bangkai, daging babi, bintang yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang terjatuh, yang ditanduk, yang diterkam
binatang buas, dan yang disembelih untuk berhala. Hal ini menunjukkan bahwa selain
yang disebutkan halal dan jumlahnya sangat banyak sekali sehingga tidak terhitung dan
demikian pula dalam masalah-masalah lain seperti minuman, pakaian, wanita yang
diboleh dinikahi dan lainnya.

c) Berangsur-angsur dalam pembentukan hukum.


Al-Quran tidak diwahyukan Allah sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit.
Demikian pula dengan hadits, tidak disabdakan oleh Nabi SAW. sekaligus. Hal ini
menampakan dengan jelas bahwa hukum Islam itu dibuat dan dibentuk dengan cara
berangsur-angsur.

d) Mewujudkan kebajikan manusia seluruhnya.


Hukum Islam diwahyukan Allah untuk mewujudkan maslahat dan kebajikan
manusia. Dalam waktu yang sama, hukum Islam diisyaratkan agar semua manusia
terhindar dari mara bahaya di dunia dan di akhirat.

e) Menegakan keadilan.
Allah memerintahkan umat untuk berlaku adil dan menegakan keadilan. Karena
bumi dan langit akan tetap tegak apabila keadilan selalu ditegakan. Namun, sebaliknya
jika keadilan tidak ditegakan maka akan terjadi kerusakan dan kekacauan di dunia ini.

E. Tujuan Hukum Islam (Maqashid Asy-Syariah)

Tujuan hukum islam secara umum adalah mendatangkan maslahat atau kebaikan bagi manusia
di dunia dan di akhirat. Dan dalam waktu yang sama, hukum islam bertujuan menghindarkan
manusia dari mara bahaya di dunia dan akhirat. Selaras dengan tujuan tersebut para ulama
menemukan ada 5 hal yang sangat primer bagi kehidupan manusia. Lima hal tersebut adalah
adh-dharuriyyat al-akhams. Lima hal tersebut ialah:
• Memelihara Agama : Merupakan salah satu tolak ukur dalam kehidupan
yang benar dan stabil bagi seluruh individu,bangsa dan umat manusia. Agama juga
salah satu untuk mengetahui nilai,moral dan keadilan.
• Memelihara Jiwa : Dalam poin ini terdapat larangan seperti membahayakan
oranglain, menciderai tubuhnya sendiri. Dan Islam juga memberikan hukuman
hukuman yang setimpal bagi siapapun yang melakukan larangan tersebut.
• Memelihara Akal : Oleh karena akal sangatlah penting dalam kehidupan, maka
islam memeliharanya. Pemeliharaan akal berupa memerintahkan kaum muslimin untuk
mencari ilmu pengetahuan dari lahir hingga tutup usia, berfikir positif dan membuka
diri ialah ciri yang Islam ajarkan.
• Memelihara Keturunan : Dalam poin ini terdapat larangan keras perzinahan.
• Memelihara Harta : Dalam poin terakhir di jelaskan bahwa umat
muslimin dilarang mencari nafkah yang haram.

Anda mungkin juga menyukai