Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Firdha

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044283344

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130/Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI

Kode/Nama UPBJJ : Palangkaraya

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No Jawaban
1. Berdasarkan kasus yang menimpa Baiq Nuril, sistem hukum yang dianut bangsa Indonesia
adalah sistem Eropa Kontinental yang dinamakan juga sebagai sistem Civil Law, sistem
Rechtaat atau sistem Romawi Jerman. Sistem tersebut masih relevan diberlakukan di
Indonesia. Hanya saja, mengacu pada kasus Baiq Nuril, bangsa ini perlu meningkatkan
kecakapan hakim dan juga menyempurnakan formulasi Undang-undang agar tidak bias
dan melukai prinsip keadilan.
Kasus yang menimpa Baiq Nuril diselesaikan di pengadilan dan diputuskan oleh hakim
berdasarkan pada undang-undang yang berlaku. Dengan demikian,
jelas Indonesia menganut sistem hukum Civil Law atau Eropa Kontinental sebab pada
sistem lainnya, yakni Common Law, persidangannya disebut dengan Jury Trial yang masih
dipimpin hakim namun keputusan ada di tangan para juri. Hakim dalam hal ini hanya bertugas
mengarahkan jalannya sidang agar kondusif sesuai aturan yang ada.
Kasus Baiq Nuril sendiri berkaitan dengan UU ITE yang memang disebut-sebut ahli hukum
kaya akan pasal karet. Maksud pasal karet adalah pasal yang maknanya tidak tegas dan lentur
sehingga cenderung multitafsir. Mengacu pada kasus tersebut maka bangsa Indonesia harus
ketat dalam memformulasikan Undang-undang sebab jika cacat atau bias maka yang menjadi
korban adalah rakyat. Selain itu, kompetensi hakim juga perlu ditingkatkan sebab meski
menganut Civil Law, kepastian hukum tidak selalu sumbernya dari undang-undang semata.
Hakim harus mampu melihat persoalan lebih luas dengan mempraktekkan metode penemuan
hukum menurut Van Apeldorn. Jika UU ITE belum mampu menjangkau substansi dari kasus
secara utuh maka hakim semestinya mempertimbangkan nilai-nilai dan norma yang berlaku
dengan mempertimbangkan tindakan pelecehan seksual yang terjadi pada Baiq Nuril.
2. Tidak mungkin karna dalam satu negara hanya menganut satu hukum.
Setiap sistem hukum memiliki perbedaan tata cara merealisasikannya masing masing.
3. Kasus penyebaran rekaman asusila yang menimpa Baiq Nuril membuka perdebatan baru
terkait Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Mantan Kepala SMU 7 Mataram, Muslim, melaporkan Nuril dengan menggunakan UU
tersebut.
Nuril dinyatakan bebas dari tuduhan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Mataram.
Namun, ia divonis bersalah dan melanggar UU ITE dalam kasasi yang diajukan kejaksaan di
Mahkamah Agung.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, kasus yang menimpa Baiq
Nuril bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat di era digital.
Rudiantara mengingatkan masyarakat untuk hati-hati dalam menyebarkan dokumen elektronik
mengingat saat ini ada regulasinya, yakni Undang-undang No 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Agar masyarakat juga berhati-hati dalam menggunakan digital. Menggunakan perangkat
digital. Menggunakan media sosial ataupun sistem pesan yang instan seperti WhatsApp," kata
Rudiantara saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (25/11/2018).
Menurut dia, UU ITE tidak perlu direvisi atau ditambahkan dengan Peraturan Pemerintah
tertentu.
Alasannya, sudah ada aturan tentang perlindungan perempuan yang bisa memenuhi kebutuhan
perempuan.
Dia mengatakan, Kemenkominfo akan berupaya agar pasal dalam UU ITE tidak
disalahartikan atau disalahgunakan.
Salah satu upayanya adalah dengan menjadi saksi ahli dalam setiap kasus yang berkaitan
dengan UU ITE.
"Diproses itu ada yang namanya memanggil saksi ahli. Saksi ahli itu adalah dari penyidik
PNS. Kominfo mempunyai lebih dari 10 penyidik PNS. Biasanya Kementerian Kominfo yang
dihadirkan," ujar Rudiantara.

Anda mungkin juga menyukai