Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rianto Pakpahan

Nim : 041537123
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum

1. Uraikan oleh saudara berdasarkan kasus di atas, Sistem hukum manakah


yang dianut oleh Indonesia dan apakah sistem hukum tersebut masih relevan
diberlakukan di Indonesia?

Berdasarkan kasus yang menimpa Baiq Nuril, sistem hukum yang dianut bangsa
Indonesia adalah sistem Eropa Kontinental yang dinamakan juga sebagai sistem
Civil Law, sistem Rechtaat atau sistem Romawi Jerman. Sistem tersebut masih
relevan diberlakukan di Indonesia. Hanya saja, mengacu pada kasus Baiq Nuril,
bangsa ini perlu meningkatkan kecakapan hakim dan juga menyempurnakan
formulasi Undang-undang agar tidak bias dan melukai prinsip keadilan.

(BMP/ISIP4130 – Universitas Terbuka)

2. Ada dua sistem hukum yang berlaku di dunia, apakah dimungkinkan kedua
sistem hukum tersebut diberlakukan di Indonesia secara bersamaan?
Berikan pendapat saudara disertai dengan contohnya.

Tidak dimungkinkan bisa kedua sistem hukum didunia yang ada di terapkan pada
Indonesia berupa Eropa Kontinental dan Anglo Saxon dapat dilakukan bersamaan.

Hal ini dikarenakan pada Eropa Kontinental lebih terfokus pada sumber hukum
yang ada di Indonesia berupa UUD dan Anglo Saxon lebih fokus ke putusan hakim,

Contoh pada Indonesia sendiri memiliki berbagai contoh ada hukum-hukum yang
masih memfokuskan ke Eropa Kontinental adanya putusan hukum yang kaku
meskipun hanya ada orang yang tua sudah mencuri beberapa kayu tetap dihukum
namun ada juga yang fokus Anglo Saxon lebih kepada keputusan hakim seperti
pembatalan hukum istri yang dilaporkan suami karena memarahinya mabuk.

(BMP/ISIP4130 – Universitas Terbuka)


3. Berdasarkan kasus di atas menunjukkan bahwa hukum telematika saat ini
mulai terus berkembang seiring perkembangan zaman. Berikan pendapat
saudara mengenai perkembangan hukum telematika dan implementasi UU
ITE apakah kasus Baiq Nuril memang termasuk pelanggaran UU ITE?
Jelaskan!

Kasus Baiq Nuril yang terjerat pasal dalam UU ITE menjadi bukti bahwa peraturan
perundang-undangan ini masih banyak disalahpahami dalam pelaksanannya. Baiq
Nuril yang menjadi korban, justru malah dia yang dipidana. Itu jelas bertentangan
dengan prinsip keadilan

Baiq Nuril tidak menyebarkan konten asusila dalam pengertian di UU ITE. Dia
hanya meminjamkan handphone, dan hal itu bukanlah suatu transaksi elektronik.
Hal ini dianggapnya merupakan bahwa UU ITE masih banyak disalah pahami, UU
ITE adalah undang-undang yang prinsipnya berupa ekstensifikasi. Artinya, norma
yang ada di dunia fisik, diadopsi dan diberlakukan di dunia maya. UU ITE tidak
membuat norma baru.

UU ITE saja tak cukup untuk menyelesaikan semua persolaan di dunia maya. Etika
dalam bermedia sosial tetap diperlukan untuk menyelesaikan beragam masalah
yang ada di dunia maya. Oleh karenanya, masyarakat perlu mendapat pemahaman
mengenai etika bermedia sosial.

(BMP/ISIP4130 – Universitas Terbuka)

Anda mungkin juga menyukai