Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 2

Nama : Rianto Pakpahan


NIM : 041537123
Mata Kuliah : Hukum Perdata Internasional

1. Jelaskan alasan munculnya Teori Penunjukan Kembali! Sebutkan pula teori-teori yang
digunakan dalam Penunjukan Kembali!
Jawaban :

Teori Penunjukan Kembali (Renvoi) timbul akibat keanekaragaman sistem Hukum


Perdata Internasional (HPI), khususnya dalam menentukan status personal seseorang
Ketika ada prinsip nasionalitas (kewarganegaraan) dan prinsip domisili. Penunjukan
terhadap berlakunya hukum asing dapat berarti gesamtverweisung yang meliputi
kaidah-kaidah intern (sachnormen) ataupun kaidah-kaidah Hukum Perdata
Internasional (HPI) (kollisionsnormen)

Apabila dilihat dari sikap negara yang menunjuk berlakunya hukum asing, ada negara
yang bersikap menerima penunjukan Kembali (renvoi) atau negara yang menolaknya.
Dalam teori penunjukan Kembali, ada yang diartikan dengan
a. Single renvoi
b. Double renvoi
c. Penunjukan lebih jauh.
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.4.5-4.25)

2. Jelaskan arti dari istilah “kualifikasi” dalam Hukum Perdata Internasional! Sebutkan
pula aliran-aliran dalam Teori Kualifikasi!
Jawaban :

a. Arti Kualifikasi
Kualifikasi adalah melakukan penerjemahan atau penyalinan fakta sehari-hari
kedalam istilah-istilah hukum. Fakta ini diklasifikasikan kedalam kotak-kotak
hukum, kelas-kelas, bagian-bagian, atau sistematika hukum yang tersedia

b. Aliran-aliran Kualifikasi
Secara garis besar terdapat 3 macam kualifikasi, sebagai berikut :
a. Aliran Kualifikasi Lex Fori
Lex fori adalah kualifikasi yang dilakukan berdasarkan hukum sang hakim (lex
fori)
b. Aliran Kualifikasi Lex Cause
Kualifikasi yang dilakukan berdasarkan hukum yang dipergunakan berdasarkan
hukum yang dipergunakan menyelesaikan persoalan HPI yang bersangkutan.
c. Aliran Kualifikasi Otonom
Kualifikasi yang dilakukan secara mandiri atau berdasarkan metode komparansi
(comparative method) atau analytical jurisprudence
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.4.29-4.41)
3. Jelaskan konsep ketertiban umum manakah yang digunakan dalam Hukum Perdata
Internasional di Indonesia?
Jawaban :

Konsep ketertiban umum yang digunakan dalam HPI, yaitu :


Ketertiban umum Indonesia, condong pada konsep Jerman. Sarjana yang
berpengaruh untuk membentuk kecondongan ini adalah Sudarno Gautama. Pada
prinsipnya, hukum asing dapat berlaku di Indonesia, namun keberlakuan tersebut tidak
berlaku absolut. Apabila terpenuhi syarat-syarat pengesampingan keberlakuan hukum
asing, hukum Indonesia akan berlaku sebagai ganti hukum asing tersebut.

Hanya dan jika hanya ketertiban umum hukum Indonesia terusik, keberlakuan hukum
asing tersebut akan dikesampingkan, Oleh karena itu, ketertiban umum hanya untuk
melindungi tatanan hukum nasional dari serangan pemberontakan dan bukan untuk
mengurus tatanan hukum asing., as ashield not as asword

Gautama kemudian mengusulkan agar dalam peraturan perundang-undangan HPI di


Indonesia, terdapat aturan sebagai berikut :
“ Kaidah-kaidah hukum asing yang seharusnya berlaku menurut ketentuan-
ketentuan hukum perdata internasional Indonesia tidak dipergunakan kaidah-
kaidah asing tersebut bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
baik.”
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.4.5.21-5.23)

4. Apa perbedaan Teori Obyektif dan Teori Subyektif dalam materi penyelundupan
hukum
Jawaban :

a. Teori Obyektif
Menurut teori ini, tidak disyaratkan bahwa perbuatan hukum bersangkutan adalah
bertentangan dengan jiwa dan tujuan dari suatu perundang-undangan nasional.
Dengan kata lain, tidak penting apa yang menjadi maksud dan tujuan dari orang
yang melakukan penyelundupan hukum.

b. Teori Subyektif’
Teori ini menitikberatkan ada tidaknya niat buruk dari pihak yang bersangkutan
dalam melakukan perbuatan hukum tersebut sebelum perbuatan hukum itu
dikategorikan sebagai suatu penyelundupan hukum.
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.5.30)

Anda mungkin juga menyukai