Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
1. Jelaskan alasan munculnya Teori Penunjukan Kembali! Sebutkan pula teori-teori yang
digunakan dalam Penunjukan Kembali!
Jawaban :
Apabila dilihat dari sikap negara yang menunjuk berlakunya hukum asing, ada negara
yang bersikap menerima penunjukan Kembali (renvoi) atau negara yang menolaknya.
Dalam teori penunjukan Kembali, ada yang diartikan dengan
a. Single renvoi
b. Double renvoi
c. Penunjukan lebih jauh.
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.4.5-4.25)
2. Jelaskan arti dari istilah “kualifikasi” dalam Hukum Perdata Internasional! Sebutkan
pula aliran-aliran dalam Teori Kualifikasi!
Jawaban :
a. Arti Kualifikasi
Kualifikasi adalah melakukan penerjemahan atau penyalinan fakta sehari-hari
kedalam istilah-istilah hukum. Fakta ini diklasifikasikan kedalam kotak-kotak
hukum, kelas-kelas, bagian-bagian, atau sistematika hukum yang tersedia
b. Aliran-aliran Kualifikasi
Secara garis besar terdapat 3 macam kualifikasi, sebagai berikut :
a. Aliran Kualifikasi Lex Fori
Lex fori adalah kualifikasi yang dilakukan berdasarkan hukum sang hakim (lex
fori)
b. Aliran Kualifikasi Lex Cause
Kualifikasi yang dilakukan berdasarkan hukum yang dipergunakan berdasarkan
hukum yang dipergunakan menyelesaikan persoalan HPI yang bersangkutan.
c. Aliran Kualifikasi Otonom
Kualifikasi yang dilakukan secara mandiri atau berdasarkan metode komparansi
(comparative method) atau analytical jurisprudence
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.4.29-4.41)
3. Jelaskan konsep ketertiban umum manakah yang digunakan dalam Hukum Perdata
Internasional di Indonesia?
Jawaban :
Hanya dan jika hanya ketertiban umum hukum Indonesia terusik, keberlakuan hukum
asing tersebut akan dikesampingkan, Oleh karena itu, ketertiban umum hanya untuk
melindungi tatanan hukum nasional dari serangan pemberontakan dan bukan untuk
mengurus tatanan hukum asing., as ashield not as asword
4. Apa perbedaan Teori Obyektif dan Teori Subyektif dalam materi penyelundupan
hukum
Jawaban :
a. Teori Obyektif
Menurut teori ini, tidak disyaratkan bahwa perbuatan hukum bersangkutan adalah
bertentangan dengan jiwa dan tujuan dari suatu perundang-undangan nasional.
Dengan kata lain, tidak penting apa yang menjadi maksud dan tujuan dari orang
yang melakukan penyelundupan hukum.
b. Teori Subyektif’
Teori ini menitikberatkan ada tidaknya niat buruk dari pihak yang bersangkutan
dalam melakukan perbuatan hukum tersebut sebelum perbuatan hukum itu
dikategorikan sebagai suatu penyelundupan hukum.
(HKUM4304/Modul 1-9 Universitas Terbuka, Hal.5.30)