Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Hukum Dan Hak Asasi Manusia
NIM : 041537123
JAWABAN
Hal lain yang sejalan dengan ketentuan Amdal, yang juga menimbulkan
perdebatan adalah dihapusnya pasal mengenai kewajiban izin lingkungan. Dalam UU
Ciptaker, izin lingkungan tidak diatur secara tegas. Namun, untuk mendapatkan izin
berusaha, pemohon harus mendapatkan keputusan mengenai kelayakan lingkungan.
Izin Lingkungan dalam UU PPLH diubah nomenklatur dan substansinya menjadi
persetujuan lingkungan dalam UU Ciptaker. Pasal 22 angka 35 UU Ciptaker
mendefinisikan Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup atau pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah
mendapatkan persetujuan dari pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
Hasil indeksasi terhadap 164 putusan TUN yang dilakukan Lembaga Kajian
dan Advokasi Independensi Peradilan (LeIP) menunjukkan banyak izin lingkungan
yang disengketakan di pengadilan tata usaha negara. Dari 164 putusan, terdapat 30
putusan mengenai sengketa izin lingkungan. Dari 164 putusan tersebut, LeIP juga
menemukan putusan yang menguji Amdal, terutama keterlibatan masyarakat. Dalam
putusan 580 K/TUN/2018, Majelis Hakim memberi pertimbangan tentang harus
adanya unsur masyarakat dalam komisi Amdal.
Pasal 93 yang dihapus dalam klaster lingkungan hidup UU No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja telah menciderai hak konstitusi warga negara. Perlindungan
Hukum terhadap HAM atas lingkungan yang telah dijamin dalam Pasal 28H Ayat (1)
dan Pasal 28D Ayat (1) UUD NRI 1945 yang menjamin warga masyarakat untuk
hidup sejahtera secara lahir batin yang dilengkapi dengan hak manusia atas
pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum. Oleh karena itu, telah
mutlak kewajiban negara untuk menjamin lingkungan hidup dan sehat bagi warga
negara dengan tetap memasukan unsur suara rakyat didalamnya. Ketentuan lainnya
juga diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 yang menyatakan, “Bumi,air serta
kekayaan di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar
demi kemakmuran rakyat” secara gramatikal dapat disimpulkan bahwa penguasaan
segala sumber daya alam oleh negara pada hakikatnya hanya sebatas
menyelenggarakan, menggunakan, memelihara dan mengatur lingkungan, bukan
untuk menggunakan kekayaan tersebut guna mencapai keuntungan sebesar besarnya
bagi negara dan mengabaikan suara serta izin dari warga negara (masyarakat).