Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Agung Taufik Hermansyah

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042188532

Tanggal Lahir : 20/05/1995

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4131 / Sistem Hukum Indonesia

Kode/Nama Program Studi : Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : Bandung

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 28/12/2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Agung Taufik Hermansyah


NIM : 042188532
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4131/ Sistem Hukum Indonesia
Fakultas : FSHIP
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : Bandung

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Karawang, 28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Agung Taufik Hermansyah


LEMBAR JAWABAN

1. Hukum Adat sebagai hukum yang berasal dari akar masyarakat Indonesia tidak pernah mengenal
kodifikasi, hukum adat lebih banyak dikenal sebagai hukum tidak tertulis yang dalam perilaku hidup
masyarakat Indonesia dikenal dengan konsep “gotong-royong‟.
Pertanyaan :
a. Silakan dianalisa bahwa konsep “gotong royong” membuktikan adanya perbedaan nilai antara
sistem hukum barat dengan sistem hukum adat.
b. Silakan dianalisa bahwa hukum adat yang tidak pernah mengenal kodifikasi juga memiliki
legitimasi dalam sistem hukum di Indonesia. Tanggapan anda harus disertai dengan dasar
hukumnya.
Jawaban :
a. Sistem hukum adat dan sistem hukum barat terdapat perbedaaan yang fundamental, yaitu sebagai
berikut :
• Hukum Barat mengenal “zakelijke rechten” dan “persoonlijke rechten”. “ zakelijke
rechten” adalah hak atas suatu barang, yang bersifat zakelijk, yaitu yang berlaku terhadap
tiap-tiap orang. Sedangkan “persoonlijke rechten” adalah hak seseorang atas suatu objek
yang hanya berlaku terhadap barang tertentu. Hukum adat tidak mengenal pembagian hak
hak seperti yang tersebut dalam hukum Barat itu. Perlindungan hak-hak dalam hukum adat
adalah di tangan hakim (kepala adat). Didalam persengketaan di Pengadilan, hakim akan
menimbang berat ringannya kepentingan-kepentingan hukum yang saling bertentangan.
Misalnya apabila seseorang bukan si pemilik sawah kemudian dia menjual sawah itu kepada
orang lain dan kemudian si pemilik sawah menuntut si pembeli sawah untuk sawah itu
dikembalikan kepadanya, maka hakim akan menimbang kepentingan si pembeli tersebut.
• Hukum Barat mengenal perbedaan antara public recht (hukum umum) dan privat recht
(hukum privat). Hukum adat tidak mengenal perbedaaan yang demikian dan jika ingin
mengadakan perbedaan antara hukum hukum tersebut yaitu hukum adat yang bersifat
public dan yang bersifat privat maka batas batas antara kedua lapangan itu didalam hukum
adat adalah berbeda dengan batas batas yang ditentukan pada Hukum Barat.
• Pelanggaran-pelanggaran hukum menurut system hukum Barat, dibagi-bagi dalam
golongan pelanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana dan
pelanggaran-pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata,
pelanggaran itu harus diadili oleh hakim perdata. Hukum adat tidak mengenal perbedaaan
tersebut karena setiap pelanggaran hukum adat akan membutuhkan pembetulan hukum
kembali dan kepala adat memutuskan agar adat apa yang harus digunakan untuk
membetulkan adat yang dilanggar itu
b. Dasar perundang-undangan berlakunya hukum adat, yang berasal darii zaman kolonial dan yang
pada zaman sekarang masih tetap berlaku, adalah Pasal 131 ayat 2 sub b IS. Menurut ketentuan
tersebut, maka bagi golongan hukum Indonesia asli dan golongan hukum timur asing berlaku
hukum adat mereka. Tetapi bilamana keperluan sosial mereka memerlukanya, maka pembuat
ordonansi dapat menentukan bagi mereka:
• hukum Eropa,
• hukum Eropa yang telah diubah (gewijzigd Europees recht),
• hukum bagi beberapa golongan bersama-sama (gemeenschappelijkrecht), dan apabila
kepentingan umum memerlukannya.
• hukum baru (nieuw recht), yaitu hukum yang merupakan "syntese” antara hukum adat dan
hukum Eropa ("fantasierecht" van Vollen hoven atau "ambtenarenrecht" van Idsinga).

2. Dalam Pasal 18 Undang-undang No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan diatur mengenai dasar penyusunan daftar Rancangan Undang-Undang dalam Prolegnas
(Program Legislasi Nasional). UU No.15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No.12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan membolehkan DPR, Pemerintah, dan DPD
mengajukan RUU di luar daftar Prolegnas baik jangka panjang (lima tahunan) maupun tahunan dengan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 23 UU Perubahan Pembentukan Peraturan itu.
Namun sebelum berlakunya UU No. 15 Tahun 2019, ternyata dibolehkan pengajuan RUU selain yang
sudah ditentukan dalam daftar Prolegnas, yang disebut RUU Kumulatif Terbuka. Hal ini ditemukan
pada akhir masa jabatan anggota DPR periode 2014 – 2019 setidaknya ada 10 RUU yang disahkan.
Dari sepuluh UU tersebut, tiga RUU tidak terencana, artinya tidak dicantumkan dalam daftar Prolegnas.
Pertanyaan :
a. Silakan dianalisa RUU yang dapat dibahas melalui jalur kumulatif terbuka.
b. Kemukakan ketiga RUU tidak terencana yang masuk melalui RUU Kumulatif, yang dimaksudkan
dalam soal di atas.
Jawaban :
a. UU yang dapat dibahas melalui jalur kumulatif terbuka hanya mencakup RUU tentang pengesahan
perjanjian internasional, akibat putusan Mahkamah Konstitusi, tentang anggaran pendapatan dan
belanja negara, tentang pembentukan daerah provinsi dan kabupaten/kota, dan tentang penetapan
peraturan pemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-undang.
b. Dari sepuluh UU tersebut, tiga RUU tidak terencana, yaitu RUU MD3, RUU KPK dan RUU
Perkawinan. Ketiga RUU tersebut masuk melalui RUU kumulatif terbuka.

3. Kasus : Sebuah angkutan umum dikemudikan oleh Awan, memuat tiga penumpang. Seorang duduk
dimuka disamping sopir. Sedang dua penumpang lainnya duduk dibagian belakang. Mobil tersebut
melaju dijalan umum dari Kota Tebing Tinggi menuju ke Medan. Saat itu cuaca mendung agak gelap,
karena turun hujan. Keadaan jalan umum lurus dan licin karena basah. Didepan kendaraan ini, berjalan
sebuah becak dan sebuah sepeda yang dinaiki oleh Aren yang membonceng Lupis. Kemudian salah
seorang penumpang angkutan umum tersebut memberi tanda kepada sopir, bahwa ia akan turun.
Mendengar permintaan penumpang ini, maka sopir segera mendahului becak dan sepeda tersebut dan
seketika menghentikan kendaraannya itu persis di depan sepeda yang sedang berjalan tersebut, dengan
maksud untuk menurunkan penumpangnya. Begitu kendaraannya berhenti secara tiba-tiba, maka sopir
tersebut mendengar suara mobilnya ditabrak dari belakang oleh sepeda yang ditumpangi dua orang tadi.
Setelah melihat kebelakang, ia mengetahui, bahwa sepeda dan pengendaranya jatuh di jalan raya. Tidak
lama kemudian, dari arah berlawanan dari Medan ke Tebing Tinggi melaju kendaraan truk box dengan
kencangnya dan tak terduga lalu menggilas sepeda bersama dua orang pengendaranya yang sedang
jatuh dijalan raya karena membentur kendaraan Pick Up dari belakang tadi. Karena tergilas truk box,
maka kedua pengendara sepeda menderita luka parah dan setelah di Rumah Sakit, lalu meninggal dunia
Pertanyaan :
a. Silakan dianalisis faktor yang paling dominan dan berpengaruh dengan timbulnya akibat dalam
kasus tersebut dengan menggunakan :
1) Teori Indvidualisir (Birkmeyer)
2) Teori Adequat Subjektif (Von Kries)
b. Teori pertama mengenai ajaran Kausalitas adalah Teori Conditio Sine Qua Non, namun teori tersebut
dikatakan memiliki kelemahan mendasar. Silakan dianalisis kelemahan teori tersebut dikaitkan
dengan kasus tersebut.
Jawaban :
a. Dalam pertimbangan Majelis Hakim yang memutus kasus kecelakaan. Hakim menggunakan teori
Indvidualisir (Birkmeyer) untuk memutuskan siapa yang bersalah. Dimana menurut Hakim hanya
ada 2 kelompok yang memungkinkan yaitu Sopir Angkutan Umum dan Sopir truk. Kelompok
pertama menurut hakim tidak bisa dipersalahkan, sementara sopir truk lah yang paling potensial
menjadi penyebab kecelakaan yang menimbulkan pengendara sepeda tersebut meninggal. Teori
individualisir (teori khusus). Teori ini mengadakan pembatasan antara syarat dengan sebab secara
pandangan khusus yaitu secara konkrit mengenai perkara tertentu saja. Caranya mencari sebab
adalah setelah akibatnya timbul (post factum) yaitu dengan mencari keadaan yang nyata (in
concreto), dari rangkaian perbuatan-perbuatan dipilih satu perbuatan yang dapat dianggap sebagai
sebab dari akibat. Teori ini di bagi menjadi empat teori besar yaitu: - Teori Pengaruh Terbesar/der
meist wirksame bedingung dari Birkmayer. - Teori yang Paling Menentukan gleichgewicht atau
uebergewicht dari Karl Binding. - Teori Kepastian/die art des werden dari Kohler. - Teori letze
bedingung dari Ortmann.
1) Pada teori Pengaruh Terbesar/der meist wirksame bedingung dari Birkmayer Menurut teori ini
bahwa dari rangkaian faktor-faktor yang oleh Von Buri diterima sebagai sebab, maka dicari
faktor yang dipandang paling berpengaruh atas terjadinya akibat yang bersangkutan. Syarat
yang harus dianggap sebagai sebab atas terjadinya akibat adalah syarat yang paling besar
pengaruhnya/syarat yang paling kuat pengaruhnya (Birkmayer)/syarat yang paling dekat (Jan
Remmelink) kepada timbulnya akibat itu: - Dua orang Pesepeda itu terjatuh karena jalanan licin
dan Angkutan Umum yang tiba-tiba berhenti di depan Pesepeda. Dari arah berlawanan
Kendaraan Truk Box melaju kencang dan secara tidak terduga menggilas pesepeda dan pede
meninggal dunia karena luka parah. Dapat di simpulkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi
karena Sopir Angkutan Umum yang berhenti mendadak dan Sopir Truk Box yang melaju
kencang di tengah jalanan licin yang mengakibatkan pesepeda meninggal dunia karena luka
parah.
2) Pada teori yang Paling Menentukan gleichgewicht atau uebergewicht dari Karl Binding. Binding
merupakan ahli yang mengusung teori ini dengan asumsinya bahwa sebab dari suatu perubahan
adalah identik dengan perubahan dalam keseimbangan antara faktor yang menahan (negatif) dan
faktor po Faktor positif adalah yang memiliki keunggulan terhadap syarat-syarat negatif. Satu-
satunya sebab ialah faktor atau syarat yang terakhir yang mampu menghilangkan keseimbangan.
Syarat yang harus dianggap sebagai sebab adalah syarat positif (yang menjurus kepada
timbulnya akibat) untuk melebihi syarat negatif (yang menahan timbulnya akibat) : - Faktor
utama yang mengakibatkannya Pesepeda itu jatuh karena jalanan licin yang disebabkan oleh
hujan, sopir Angkutan Umum yang berhenti mendadak karena ingin menurunkan
penumpangnya dan Sopir Truk Box yang melaju di jalanan licin yang menyebabkan pesepeda
tergilas dan mengakibatkan pesepeda itu meninggal dunia karena luka parah.
3) Teori Kepastian/die art des werden dari Kohler. Menurut teori ini bahwa sebab adalah syarat
yang menurut sifat menimbulkan akibat. Ajaran Kohler ini merupakan variasi dari ajaran
Birkmayer yang bukanlah mana yang kuantitatif paling berpengaruh, melainkan mana yang
kualitatif menurut sifatnya penting untuk timbulnya akibat. Ajaran Kohler ini akan
menimbulkan kesulitan apabila syarat-syarat itu hampir sama nilainya : - Sang sopir Angkutan
Umum mengetahui jika jalanan yang di laluinya basah dan licin karena hujan lalu melaju
mendahului pesepeda. Lalu memutuskan berhenti karena ada penumpang yang ingin turun.
Akibat berhenti secara mendadak pesepeda menabrak Angkutan Umumnya dan terjatuh. Tanpa
di duga kecelakaan anatara Truk Box dan Pesepeda yang terjatuh pun terjadi.
4) Pada teori letze bedingung dari Ortmann. Menurut teori ini bahwa sebab adalah syarat
penghabisan yang menghilangkan keseimbangan antara syarat positif dengan syarat negatif,
sehingga akhirnya syarat positiflah yang menentukan. Teori ini dapat menimbulkan kesulitan
karena mungkin akan terjadi orang yang seharusnya dipidana tetapi tidak dipidana : - Sopir
Angkutan umum melaju di jalan yang licin dan mendahului becak dan pesepeda di depannya.
Karena penumpang meminta diturunkan sang sopir Angkutan Umum berhenti tepat di depan
pesepeda tadi. Karena jalanan licin pesepeda menabrak Angkutan Umum dan terjatuh. Dari arah
berlawanan truk box melaju dengan kencang dan tidak terduga menggilas pesepeda. Akibatnya
pesepeda mengalami luka-luka dan dilarikan kerumah sakit. Akibat luka parah pesepeda itu
meninggal dunia. - Sang sopir Angkutan Umum tidak dapat di pidana karena pesepeda terjatuh
bukan hanya karena si sopir Angkutan Umum melainkan ada faktor lain seperti jalanan licin dan
Sopir Truk Box. Karena penyebab pesepeda meninggal adalah sang sopir Truk Box yang melaju
kencang di jalan licin yang secara tidak terduga menyebabkan terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan dua pesepeda meninggal dunia.
b. Teori adequate ini merupakan bantahan dari teori yang dikemukakan oleh Von Buri. Menurut teori
ini di antara rangkaian peristiwa yang mendahului akibat tersebut adalah yang dekat/sepadan dengan
timbulnya yang dilarang (adequate). - Mobil Angkutan Umum yang di kendarai oleh Awan melaju
dijalan umum dari Kota Tebing Tinggi menuju ke Medan. Cuacanya sedang turun hujan dan jalanan
licin karena basah. Didepan Angkutan Umum ada Pesepeda yang di naiki Aren dan Lupis. Kemudian
ada seorang penumpang yang memberi tanda pada sopir Angkutan Umum bahwa ia akan turun. Lalu
sopir berhenti tepat di depan pesepeda. Karena Angkutan Umum yang berhenti mendadak pesepeda
yang ada di belakang menabrak bagian belakang mobil Angkutan Umum dan terjatuh di jalan raya.
- Dari arah berlawanan dari arah Medan ke Tebing Tinggi melaju kendaraan truk box dengan kencan
dan tidak terduga menggilas sepeda bersama dua orang pengendaranya yang sedang jatuh dijalan
raya karena membentur Angkutan Umum dari belakang tadi. Karena tergilas truk box, maka kedua
pengendara sepeda menderita luka parah dan setelah di Rumah Sakit, lalu meninggal dunia. Kasus
ini jika dilihat dari ajaran adequate, maka yang dapat dipertanggung-jawabkan adalah sang Sopir
Kendaraan Truk Box bukan Sopir Angkutan Umum. Karena kejadian di mana Kendaraan Truk Box
itu menggilas pesepeda yang menyebabkan dua orang pesepeda itu meninggal dunia. No 3. Bagian
2 Menurut teori conditio sine qua non, suatu tindakan dapat dikatakan menimbulkan akibat tertentu,
sepanjang akibat tersebut tidak dapat dilepaskan dari tindakan pertama tersebut. - Tindakan yang di
lakukan oleh sopir Angkutan Umum mengakibatkan awal terjadinya kecelakaan. Yang bermula dari
Pesepeda yang terjatuh lalu Pesepeda mengalami kecelakaan lain karena Truk Box. Disini sopir
Angkutan Umum juga bisa dikatakan bersalah.

4. Kasus : Ibu Bunga beralamat di jalan Ampang No. 88, Kota Padang memiliki seorang anak bernama
KORAN (16 tahun) pelajar kelas X. KORAN menyimpan rasa sakit hati kepada KOMIK, seorang
pelajar (15 tahun) , maka pada hari Sabtu 3 Juli 2021 sekitar pukul 14.30 WIB, KORAN mengajak
temannya bernama AMAN mendatangi rumah KOMIK di jalan Ampalu, Kota Medan. Pada saat itu,
KOMIK sedang sendirian dan suasana rumahnya juga sepi, maka ini merupakan kesempatan baik bagi
KORAN dan AMAN melakukan pemukulan terhadap KOMIK dengan menggunakan balok kayu.
Sebelum meninggalkan KOMIK yang tidak berdaya, KORAN mengambil 1 buah laptop merk Acer dan
1 buah handphone merk Samsung milik KOMIK, yang kemudian dijualnya dan hasilnya dipakai
berfoya-foya bersama dengan AMAN. KOMIK dengan diantar oleh orangtuanya melaporkan kejadian
tersebut kepada Polsek Sunggal. Lalu dilakukan penangkapan dan penahanan terhadap diri KORAN
dan AMAN. Mereka ditempatkan dalam rumah tahanan bersama-sama dengan PADI 20 tahun (terkait
kasus asusila) dan LALANG 23 tahun (terkait kasus narkotika). Atas diri KOMIK dilakukan visum,
hasil visum et repertum menyatakan bahwa KOMIK mengalami geger otak ringan dan mendapatkan 6
jahitan pada bibirnya.
Pertanyaan :
Dalam kasus di atas, silakan dianalisis
a. alat bukti dan barang bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan kesalahan KORAN dan
AMAN!
b. Kekuatan pembuktian keterangan saksi untuk membuktikan kesalahan KORAN dan AMAN.
Jawaban anda dikaitkan dengan ketentuan Pasal 183 KUHAP dan Pasal 185 KUHAP

Jawaban :
a. Alat Bukti : Hasil visum et repertum, keterangan ahli, keterangan para pihak.
Barang Bukti : Balok Kayu, sejumlah uang dan barang yang dibeli dari hasil menjual barang milik
Korban.
b. Pasal 183 Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. - Karena Korban mempunyai
alat bukti. Hakim harus menjatuhkan pidana kepada Terdakwa karena melakukan kekerasan dan
pencurian pada Korbannya.
Pasal 185 ;
1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.
2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah
terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan
suatu alat bukti yang sah lainnya.
4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan
dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada
hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya
suatu kejadian atau keadaan tertentu.
5) Baik pendapat maupun rekàan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan
keterangan saksi.
6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh sungguh
memperhatikan
a) persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b) persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c) alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang
tertentu;
d) cara hidup dan kesusilaán saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.
7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain tidak
merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi
yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.
• Terkait hal tersebut. Karena korban sendirian dan suasana rumah yang sepi tidak
ada saksi mata yang melihat kejadian tersebut. Tapi salah satu orang tua korban
dapat bersaksi atas yang kejadian yang menimpa anaknya karena orangtuanya yang
pertama mengetahui kondisi Korban dan membantu Korban melapor pada polisi
dan juga membawa Korban ke rumah sakit.
• Orang tua Korban sebagai Saksi dapat menerangkan secara jelas karena mendengar
langsung dari Korban atas semua tindakan yang di lakukan oleh Terdakwa. - Alat
bukti dikatain cukup karena memiliki lebih dari dua alat bukti.

Sumber :
BMP Sistem Hukum Indonesia

Anda mungkin juga menyukai