Anda di halaman 1dari 6

Soal

1. Hukum adat sebagai hukum yang berasal dari akar masyarakat Indonesia tidak pernah
mengenal kodifikasi hukum adat lebih banyak dikenal sebagai hukum tidak tertulis
yang dalam perilaku hidup masyarakat Indonesia dikenal dengan konsep gotong-
royong.
Pertanyaan :
a) Silakan dianalisa bahwa konsep gotong-royong membuktikan adanya perbedaan nilai
antara sistem hukum barat dengan sistem hukum adat!
b) Silakan dianalisa bahwa hukum ada yang tidak pernah mengenal kodifikasi juga
memiliki legitimasi dalam sistem hukum di Indonesia. Tanggapan Anda harus disertai
dengan dasar hukumnya!

2. Dalam pasal 18 Undang-Undang Dasar 12 tahun 2017 tentang pembentukan peraturan


perundang-undangan diatur mengenai dasar penyusunan daftar rancangan undang-
undang dalam produk NASA atau program legislasi Nasional undang-undang Nomor
15 tahun 2019 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan membolehkan DPR pemerintah dan
DPD mengajukan RUU di luar daftar program baik jangka panjang 5 tahunan maupun
tahunan dengan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 23 undang-
undang perubahan pembentukan peraturan itu. Namun sebelum berlakunya undang-
undang nomor 15 tahun 2019 ternyata diberikan pengajuan RUU selain yang sudah
ditentukan dalam daftar prognas yang disebut RUU kumulatif terbuka. Hal ini
ditemukan pada akhir masa jabatan anggota DPR periode 2014-2019 setidaknya ada
10 RUU yang disahkan. Dari UU tersebut 3 RUU tidak terencana artinya tidak
dicantumkan dalam daftar prognas.
Pertanyaan :
a) Silakan di analisa RUU yang dapat dibahas melalui jalur kumulatif terbuka!
b) Kemukakan ketiga RUU tidak terencana yang masuk melalui RUU Kumulatif yang
dimaksudkan dalam soal di atas!

3. Kasus sebuah angkutan umum memuat 3 penumpang teknik seorang dulu di muka Di
samping sopir sedang 24 hari ini ada di bagian belakang mobil tersebut melaju di
jalan umum di Kota Tebing Tinggi menuju ke Medan di titik a. Saat itu cuaca
mendung agak gelap karena tujuan turun hujan Keadaan jalan umum lurus dan licin
karena bahasa titik-titik dan kendaraan Ini perjalanan sebuah meja dan sebuah sepeda
yang dinaiki oleh orang yang membencimu lebih. Kemudian salah seorang
penumpang angkutan umum tersebut memberi tanda kepada sopir bahwa ia akan
turun mendengar permintaan penumpang ini Mama makasih agar segera mendahului
becak dan sepeda motor tersebut dan seketika menghentikan kendaraannya
bersistemkan sepeda motor Selama perjalanan tersebut dengan maksud untuk
menurunkan penumpangnya teknik begitu kendaraannya berhenti secara tiba-tiba
Makasih tersebut mendengar suaranya Suara mobilnya ditabrak dari belakang oleh
sepeda yang ditumpangi 2 orang tadi salah menilaiku belakang yang mengetahui
bahwa sebuah sepeda dan pengendaranya jatuh Jalan Raya. Tidak lama kemudian dari
arah berlawanan dari Medan ke tebing tinggi Laju kendaraan truk box dengan
kencangnya dan terbuka lagu sepeda bersama dua orang pengendara yang sering jatuh
di Jalan Raya Karena membentuk kendaraan Jika datang dari titik karena tergilas truk
box pengendara sepeda menderita luka parah dan selalu di rumah sakit lalu meninggal
dunia
Pertanyaan :
a) Silakan dianalisis Faktor yang paling dominan dan berpengaruh dengan timbulnya
akibat dalam kasus tersebut dengan menggunakan
- Teori individualisme atau b Meyer
- Teori adekuat objektif dari font Kris
b) Teori pertama mengenai ajaran kausalitas adalah teori conditio sine qua non namun
teori tersebut dinyatakan memiliki kelemahan mendasar. Silakan dianalisis kelemahan
teori tersebut dikaitkan dengan kasus tersebut!

4. Ibu bunga beralamat di Jalan Abang nomor 88 kota Padang memiliki seorang anak
bernama koran 16 tahun pelajaran kelas 10 titik koran menyimpan rasa sakit hati
kepada komik seorang pelajar 15 tahun maka pada hari Sabtu 3 Juli 2012 sekitar
pukul 14.30 WIB orang mengajak temannya bernama aman mendatangi rumah kami
di jalan ampalu kota Medan titik pada saat itu komik sedang sendirian dan suasana
rumahnya juga sepi maka Ini merupakan kesempatan baik dari koran dan aman
melakukan pemukulan terhadap komik dengan menggunakan balok kayu. Sebelum
meninggalkan komik yang tidak berdaya koran mengambil 1 buah laptop merk Acer
dan satu buah handphone merk Samsung Mini komik yang kemudian dijualnya dan
hasilnya dipakai berfoya-foya bersama dengan aman. Komik dengan diantar oleh
orang tuanya melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Polsek Sunggal. Lalu
dilakukan penangkapan dan penahanan terhadap dari koran dan aman. Mereka
ditempatkan dalam rumah tahanan bersama-sama dengan padi 20 tahun terkait kasus
asusila dan Lalang 23 tahun terkait kasus narkotika. Atas diri komik dilakukan visum
hasil visum et repertum menyatakan bahwa kami mengalami gegar otak ringan dan
mendapatkan 6 jahitan pada bibir.
Pertanyaan :
a) Analisis 1 alat bukti dan barang bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan
kesalahan koran dan aman!
b) Kekuatan pembuktian keterangan saksi untuk membuktikan kesalahan Koran dan
aman jawaban anda dikaitkan dengan ketentuan pasal 183 KUHP dan pasal 185
KUHP!

Jawaban

1.
a) Konsep gotong-royong membuktikan adanya perbedaan nilai antara sistem hukum
barat dengan sistem hukum adat, dimana adat merupakan cerminan dari kepribadian
suatu bangsa, yang merupakan penjelmaan dari jiwa Bangsa yang bersangkutan dari
abad ke abad. Oleh karena itu maka setiap bangsa di dunia ini mempunyai adat
kebiasaan sendiri-sendiri yang tidak sama dengan bangsa lainnya.
Dalam kehidupan masyarakat adat terdapat hukum yang mengatur tentang
kehidupan masyarakat itu sendiri dimana kekuasaan dalam pengaturan hukum yang
terbentuk disana sepenuhnya diatur oleh kepala adat berbeda dengan hukum barat
yang terdapat pembagian hukum disana yaitu adanya pembagian hukum public dan
hukum privat dan juga penyelesaian perkara akan diselesaikan oleh hakim sesuai
dengan perkaranya yaitu apabila ada perkara perdata akan diselesaikan oleh Hakim
Perdata dan apabila ada perkara Pidana maka akan diselaikan Oleh Hakim Pidana.
Hukum adat berbeda dengan hukum yang bersumber dari Romawi atau Eropa
Kontinental lainnya.Hukum adat bersifat pragmatism-realisme artinya mampu
memberikan kebutuhan masyarakat yang bersifat fungsional religious, sehingga
hukum adat mempunyai fungsi sosial atau kaedilan sosial.

b) Kodifikasi hukum menurut R. Soeroso adalah pembukuan hukum dalam suatu


himpunan undang-undang dalam materi yang sama. Tujuan dari kodifikasi hukum
adalah agar didapat suatu rechtseenheid (kesatuan hukum) dan suatu rechts-zakerheid
(kepastian hukum). Contoh kodifikasi adalah hukum pidana dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, hukum perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, hukum dagang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Sedangkan Legitimasi adalah penerimaan dan pengakuan atas kewenangan
yang diberikan oleh masyarakat kepada pimpinan yang telah diberikan kekuasaan.
Sumber legitimasi telah berubah dari sudut pandang kekuatan fisik dan militer
menjadi dukungan dari masyarakat secara masif.
Jadi secara nasional tidak terdapat kesatuan hukum dan kepastian hukum
karena masing-masing daerah memakai hukumnya sendiri-sendiri yang berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain. Maka demi adanya kesatuan dan kepastian hukum,
Indonesia memerlukan hukum yang bersifat nasional, yang berlaku bagi seluruh
warga negara Indonesia. Oleh karenanya, diperlukan kodifikasi. Namun, adanya
legitimasi memang sangat penting, jika kodifikasi tidak terdapat kesatuan hukum dan
kepastian hukum karena masing-masing daerah memakai hukumnya sendiri-sendiri
yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, legitimasi justru harus ada
karena merupakan suatu pengakuan yang merupakan kewajiban.

2.
a) RUU yang dapat dibahas melalui jalur kumulatif terbuka hanya mencakup RUU
tentang pengesahan perjanjian internasional, akibat putusan Mahkamah Konstitusi,
tentang anggaran pendapatan dan belanja negara, tentang pembentukan daerah
provinsi dan kabupaten/kota, dan tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti
undang-undang menjadi undang-undang.
b) Ketiga RUU tidak terencana yang masuk melalui RUU Kumulatif yaitu RUU MD3,
RUU KPK dan RUU Perkawinan. Ketiga RUU tersebut masuk melalui RUU
kumulatif terbuka.

3.
a) Faktor yang paling dominan dan berpengaruh dengan timbulnya akibat dalam kasus
tersebut dengan menggunakan
- Teori individualisir
Teori mengindividualisir (teori khusus). Teori ini mengadakan pembatasan antara
syarat dengan sebab secara pandangan khusus yaitu secara konkrit mengenai
perkara tertentu saja. Caranya mencari sebab adalah setelah akibatnya timbul (post
factum) yaitu dengan mencari keadaan yang nyata (in concreto), dari rangkaian
perbuatan-perbuatan dipilih satu perbuatan yang dapat dianggap sebagai sebab
dari akibat. Kelompok teori yang termasuk dalam golongan ini adalah:
Teori Pengaruh Terbesar/der meist wirksame bedingung dari Birkmayer.
Menurut teori ini bahwa dari rangkaian faktor-faktor yang oleh Von Buri diterima
sebagai sebab, maka dicari faktor yang dipandang paling berpengaruh atas
terjadinya akibat yang bersangkutan. Syarat yang harus dianggap sebagai sebab
atas terjadinya akibat adalah syarat yang paling besar pengaruhnya/syarat
yang paling kuat pengaruhnya (Birkmayer)/syarat yang paling dekat (Jan
Remmelink) kepada timbulnya akibat itu.

- Teori adequat subjektif dari (Von Kries)

Teori subjektif dari Von Kries, bahwa yang harus dianggap sebagai sebab yang
menimbulkan akibat adalah syarat yang menurut “perhitungan yang normal”
seimbang dengan akibat itu. Dengan demikian yang harus dianggap sebagai sebab
adalah apa yang oleh si pelaku dapat diketahui bahwa pada umumnya (perbuatan
semacam itu) dapat menimbulkan akibat. Von Kries memberikan ukuran yang
subyektif bahwa yang dimaksud dengan “perhitungan yang normal” adalah
keadaan yang diketahui atau harus diketahui oleh pembuat atau yang disebut
dengan adequate subjektif/ keseimbangan subjektif.
Dengan kata lain bahwa yang menjadi sebab dari rangkain faktor-faktor yang
berhubungan dengan terwujudnya delik, hanya satu sebab saja yang dapat
diterima, yaitu yang sebelumnya telah dapat diketahui oleh pembuat. Yaitu sopir
angkot mengerem tiba-tiba tepat didepan pengendara sepeda, lalu pengendara
sepeda kritis. Rupanya pengendara sepeda ditabrak dari arah berlawanan oleh
truk. Sehingga dilarikan kerumah sakit, namun 2 pengendara sepeda ini meninggal
dunia akibat luka parah yang dideritanya.
Jawaban menurut teori ini adalah seandainya sopir angkot dan sopir truk
memang tahu jika pengendara sepeda tertabrak, maka perbuatannya itu harus
dianggap sebab, akan tetapi jika sopir angkot dan sopir truk tidak tahu, tidaklah
dapat dianggap sebagai sebab, karena menambrak itu tidak seimbang (adequate)
dengan akibat mati, menurut perhitungan layak. Menurut Von kries yang harus
dicari ialah pengetahuan atau dugaan pembuat sebelum (ante factum) terwujudnya
akibat.
Perbuatan pembuat harus sepadan, sesuai atau sebanding dengan akibat, yang
sebelumnya dapat diketahui, setidak-tidaknya dapat diramalkan dengan pasti oleh
pembuat. Apabila pelaku tidak dapat membayangkan akan terjadinya akibat, maka
dalam hal ini tidak ada hubungan kausal yang adequate. Dengan konstruksi seperti
ini, maka teori kausal adequate subyektif dari Von Kries sebenarnya bukalah teori
kausalitas yang murni. Sebab dalam teorinya tersimpul adanya penentuan
kesalahan, yaitu mempersyaratkan adanya pengetahuan dari si pelaku untuk
adanya kausalitas.

b) Kelemahan Teori conditio sine qua non


- Moeljatno mengemukakan, dengan tidak adanya pembedaan antara syarat dan
sebab maka teori Von Buri hanya benar secara teoritis.
- Teori conditio sine qua non tidaklah sesuai dengan praktek, karena dalam
pergaulan masyarakat justru diadakan pembedaan antara syarat dan sebab.
- Dapat dikatakan, bahwa apa yang dipandang sebagai sebab oleh teori conditio sine
qua non itu untuk praktek terlampau luas.
- Pada dasarnya tidak membatasi sebab yang dapat menimbulkan akibat yang
dilarang, telah mendorong munculnya berbagai teori baru. Teori- teori ini
berusaha untuk memberikan batas dalam mencari dan menentukan sebab dari
suatu akibat, yang didasarkan kepada satu atau beberapa peristiwa saja.

4.
a) Alat bukti dan barang bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan kesalahan
koran dan aman yaitu balok kayu yang digunakan oleh koran dan aman saat
melakukan pemukulan terhadap komik, laptop acer dan hp samsung yang dijual.

b) Pasal 183: Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila
dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.

Pasal 185:
1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang
pengadilan.
2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
terdakwa bersalahterhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai
dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian
atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila
keterangan saksi itu ada .hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa,
sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.
5) Baik pendapat maupun rekàan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan
merupakan keterangan saksi.
6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan
sungguhsungguh memperhatikan
- persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
- persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
- alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan
yang tertentu;
- cara hidup dan kesusilaán saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya
dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.
7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang
lain tidak merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan
keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan
alat bukti sah yang lain.
Jadi, dari kedua pasal tersebut dapat didapatkan bukti oleh saksi dan dapat
disimpulkan bahwa boleh menjatuhkan hukum pidana kepada Koran dan Aman
karena sudah ada dua alat bukti yang sah dengan memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai