NIM : 858567927
1. Budaya akademik yang ingin di bangun oleh islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang memiliki kekuatan iman dan
kerendahan hati (Tawadzu’)
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Hajj/22: 54
Artinya: “Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-
Qur’an itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati
mereka kepada-Nya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi
orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”.
b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS. Al-
Hajj/22: 54
Artinya: “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk
surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani”. Demikian
itu hanya angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:
Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”.”
b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59
Ketiga, perintah untuk Taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri.
Dijelaskan dalam QS. An-Nisaa’/4: 58-59 “Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri diantara kamu”.
Kesan yang muncul dari ungkapan diatas adalah taat kepada ulil amri
merupakan bagian dari sikap orang beriman, sehingga ini menjadi bagian
dari sesuatu yang bernilai ibadah. Sebaliknya, apabila tidak mau taat maka
dapat dikatakan sebagai orang yang belum melaksanakan perintah yang
dianjurkan oleh agama. Ini menjadi penjelas bahwa agama islam dalam
pandagan politik mendorong pemeluknya untuk dapat membangun sebuah
tatanan bermasyarakat dan beragama yang baik. Tujuan utamanya ada,ah
tercapainya cita-cita dalam hidup bermasyarakat.
Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS. An-Nisaa’/4:
125
Dalam QS. An-Nisaa’/4: 125 mengandung makna al-Din yang sering
diartikan sebagai hubungan antara dua pihak dimana yang pertama mempunyai
kedudukan lebih tinggi dari yang kedua. Contoh fitrah interaksi manusia
berdasarkan ayat tersebut diantaranya adalah: interaksi manusia dengan Allah
dalam wujud sikap berserah diri, Interaksi manusia dengan manusia seperti atasan
dengan karyawan, guru dengan muridnya, orang tua dengan anak nya.
Artinya: “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)
dan sekali-kali bukanlah Dia termasuk golongan orang-orang musyrik”.