Anda di halaman 1dari 5

Coba Anda jelaskan kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut

prinsip-prinsip kekuasaan politik cukup banyak?

Meskipun ayat yang berbicara tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik cukup banyak,
namun secara langsung berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar kekuasaan politik ada
dijelaskan dalam dua ayat; surat An-Nisaa’ ayat 58-59

Artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesunggguhnya Allah member pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi
Maha melihat (58). Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (59).

Dari kedua ayat tersebut, para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik yang
diajarkan oleh Islam. Konsep tersebut meliputi empat macam:

1. Kewajiban untuk menunaikan amanah


Terlihat jelas bahwa amanat / kepercayaan adalah termasuk menjadi ciri utama orang
yang beriman. Karena hanya orang yang beriman yang akan selalu berusaha menunaikan
amanat yang di pikul dipundaknya. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda “Tidak ada iman

Raka Era Yudistira (024025852) Page 1


This study source was downloaded by 100000854618398 from CourseHero.com on 11-28-2022 22:46:25 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/21455725/diskusi-7-Agama-islam/
bagi yang tidak memiliki amanah”. Sikap amanat adalah sendi utama dalam berinteraksi
sosial terutama dalam bidang kekuasaan politik.
Kata amanat dalam ayat tersebut disebutkan dalam bentuk jamak maknanya adalah bahwa
amanat bukan sekedar suatu yang bersifat material, tetapi juga non material dan
bermacam-macam. Semua di perintahkan oleh Allah untuk ditunaikan. Diantara macam-
macam amanat tersebut adalah :
a. Amanat antara manusia dengan Allah SWT
b. Amanat antara manusia dengan manusia lainnya
c. Amanat antara manusia dengan lingkungannya
d. Amanat antara manusia dengan dirinya sendiri

Masing-masing amanat tersebut memiliki rincian dan setiap rinciam menunt\ut untuk
ditunaikan, kekuasaan politik adalah salah satu jenis amanat dan agama memerintahkan
agar amanat kekuasaan politik tersebut ditunaikan. Diantara petunjuk agama yang harus
diperhatikan bagi siapa saja yang memegang kekuasaan politik adalah diperintahkannya
menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan amsyarakat dan membangun mental dan
spiritual. Hal ini diisyaratkan dalam surat Al-Baqarah/2:151.

Artinya :”sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami telah
mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami
kepda kamu dan mecucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al
hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

2. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil


Ungkapan dalam ayat diatas yang langsung menunjuk kepada poin ke dua ini adalah”Dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil” Di antara kewajiban seorang yang memegang kekuasaan
politik adalah menegakkan aturan-aturan hukum yang ada juga membuat aturan hukum
yang mungkin belum ada.

Norma hukum yang berlaku dimasyarakat tentu saja berasal dari berbagai sumber. Salah
satu sumber hukum yang paling baik dan paling berpengaruh adalah agama. Dari sinilah
dapat dipahami betapa besar konstribusi agama dalam kekuasaan politik khususnya yang
berkaitan dengan aspek hukum.
Disampimg ayat diatas cukup banyak ayat yang menegaskan pentingnya menegakkan
sistem hukum dalam kehidupan bermasyarakat. Diantara ayat-ayat tersebut adalah:

Raka Era Yudistira (024025852) Page 2


This study source was downloaded by 100000854618398 from CourseHero.com on 11-28-2022 22:46:25 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/21455725/diskusi-7-Agama-islam/
Surat An-Nisaa / 4:105

Artinya “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa


kebenaran, supaya kamu mengadili diantar manusia dengan apa yang telah
Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penatang (orang yang
tidak bersalah), karena (membela) orang–orang yang khianat.
Ayat di atas menekankan pentingnya seseorang yang memegang kekuasaan politik untuk
menegakkan hukum yang adil tanpa pandang bulu atau tebang pilih. Supaya dapat
menegakkan hukum dengan adil salah satu syarat yang ditekankan oleh Alquran adalah
para aparat penegak hukum dilarang mengikuti hawa nafsu dalam menegakkan hukum.
Hal ini diisyaratkan dalam surat Surat Al-Maai’dah/5: 48-49
.

Artinya : “Dan kami telah turunkan kepadamu Alquran yang membawa kebenaran,
mwmbwnarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu”.

Raka Era Yudistira (024025852) Page 3


This study source was downloaded by 100000854618398 from CourseHero.com on 11-28-2022 22:46:25 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/21455725/diskusi-7-Agama-islam/
Artinya : “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu
dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturnkan oleh Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik”.

3. Perintah taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri


Ungkapan yang secara jelas menunjukkan hal tersebut adalah “Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri dianatar kamu”. Ulil amri
adalah orang atau sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi urusan-
urusan kaum muslim baik yang menyangkut ibadah, pendidikan, sosial, ekonomi, bahkan
termasuk urusan hubungan luar negeridan juga pemimpin perang. Dan diketahui bahwa
ulil amri dapat bersifat perorangan yang memang mendapat mandat dan wewenang dari
undang-undang untuk mengatur suatun urusan Taat kepada ulil amri adalah sebagian dari
sikap orang yang beriman, sehingga ini menjadai bagian dari suatu yang bernilai ibadah.
Sebaliknya apabila tidak mau taat maka dapat dikatakan sebagi orang yang belum
melaksanakan perintah yang dianjurkan oleh agama.
Menarik untuk diperhatikan adalah perintah untuk taat kepada Allah dan Rasul
masing-masing diawali dengan kata “taatilah”, sementara terhadap ulil amri yang tidak
disertai kata “taatilah”. Para ulama dalam menjelaskan hal tersebut berkesimpulan bahwa
taat kepada Allah dan Rasul berarti taat terhadap Al-Quran dan As-Sunnah yang masing-
masing dapat menetapkan hukum tersendiri. Sementara taat kepada ulil amri bersyarat
apabila ulil amri tersebut dalam menjalankan kebijakannya mengatur urusan umat Islam
tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah maka tidak ada atasan untuk tidak
menaatinya. Dari ungkapan ayat diatas dapat pula dipetik hikmah bahwa yang boleh
diatur dan diurus oleh ulil amri hanyalah hal-hal atau urusan-urusan yang belum diatur
secara jelas oleh Al-Quran dan As-Sunnah. Misalnya masalah sistem pendidikan yang
baik, sistem politik yang disepakati oleh warga dan lain-lain.

4. Perintah untuk kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah

Raka Era Yudistira (024025852) Page 4


This study source was downloaded by 100000854618398 from CourseHero.com on 11-28-2022 22:46:25 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/21455725/diskusi-7-Agama-islam/
Ungkapan yang secara langsung menunjukkan perintah tersebut adalah “kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul (Sunnahnya)”. Sebuah fakta terhidang di hadapan kita bahwa tidak
semua persoalan ada penjelasannya secara rinci dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam
kedua sumber suci tersebut hanya memuat ketentuan-ketentuan pokok bagi kehidupan
manusia. Dan harus diyakini bahwa petunjuk tersebut sudah sempurna dan dapat menjadi
pegangan hidup bagi manusia.
Kesempurnaan ajaran islam ini diungkapkan dalam Surat Al-Maai’dah/5:3.

Artinya :“Pada hari ini telah ku sempurnakan untuk akmu agamamu, dan telah ku
cukupkan kepadamu nikmatku, dan telah ku ridhai islam itu jadi agama
bagimu”.

Demikian juga dalam surat Al-An’aam/6:38.

Artinya :”Ayat 38. Tidaklah kami alpakan sesuatupun dalam al kitab, kemudian kepada
tuhanlah mereka dihimpunkan.

Jadi ungkapan ayat diatas memberi solusi bahwa apabila terjadi perbedaan pendapat
maka yang harus menjadi kesepakatan bersama adalah kembali kepada Alquran dan
Sunnah.

Raka Era Yudistira (024025852) Page 5


This study source was downloaded by 100000854618398 from CourseHero.com on 11-28-2022 22:46:25 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/21455725/diskusi-7-Agama-islam/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai