Anda di halaman 1dari 20

Pendahuluan

Pendidikan karakter pada anak perlu di kembangkan terlebih pada anak usia dini karena sangat
menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya dan juga mengantarkan anak matang
dalam mengolah emosinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini akan membuat anak menjadi
individu yang memiliki hati, pikiran dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter ini dapatdikembangkan di
lingkungan sekolah pada saat proses pembelajaran, namun pada saat ini proses pembelajran di sekolah
mengalami perubahan karena munculnya Corona Virus Disease (COVID-19) virus ini sangat meresahkan
semua kalangan masyarakat, dengan kemunculan virus ini merubah seluruh tatanan kehidupan, mulai
dari ekonomi, sosial, budaya, dan tentunya pendidikan. Maka dari itu pemerintah berupaya merancang
kebijakan di berbagai bidang agar kehidupan di Indonesia tetap berjalan dengan semestinya
(Suharyanto, 2020).

Dalam dunia pendidikan adanya virus ini menciptakan perubahan yang sangat besar, perubahan ini
menyesuaikan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang Work From Home yang
berati bekerja, belajar, beribadah dari rumah dengan adanya kebijakan tersebut mempengaruhi sistem
pembelajaran pada sekolah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 dalam
SISDIKNAS ,pembelajaran ini ialah proses hubungan guru, siswa dan sumber belajar di lingkungan
belajar. Sedangkan Hamalik pada Fakhrurrazi (2018) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan
suatu kombinasi yang didasarkan pada faktor manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis,
kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas, peralatan audio visual), dan proses yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Mentri pendidikan dan kebudayaam mengeluarkan kebijakan tentang pembelajaran pada masa
pandemi ini, yaitu menggunakan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) guna menekan
angka penyebaran virus ini pada sektor pendidikan. Guru dan anak dipaksa melakukan pembelajaran
secara daring, hal ini sangat tidak mudah untukdilakukan baik dari guru maupun anak karena
pembelajaran daring sangat tidak selaras hampir 80o dari pembelajaran tatap muka (face to face).

Pembelajaran daring adalah suatu upaya untuk mengatasi masalah Pendidikan dalam
terselenggaranya pembelajaran. Pengertian pembelajaran Daring merupakan gaya belajar yang memakai
contoh interaktif berbasis Internet dan Learning Manajemen System (LMS) seperti menggunakan Zoom,
Google Meet, Google Drive, dan sebagainya. Kegiatan daring diantaranya Webinar, kelas online, semua
kegiatan dilakukan memakai jaringan internet dan komputer (Hasibuan, Simarmata, dan Sudirman,
2019). Sedangkan berdasarkan Kuntarto (2017) “pembelajaran yang memakai teknologi multimedia,
kelas online, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi,
dan video streaming online” merupakan pembelajaran daring

Konsekuensi dari pembelajaran daring ini adalah mengganti pola pembelajaran guru kepada anak,
guru dituntut untuk siap menaruh inovasi dalam pembelajaran daring, sebagai pendidik maka harus siap
dengan segala kondisi saat pembelajaran, termasuk perkembangan pada kehidupan masyarakat
(Abdullah, 2016; Darling Hammond & John Bransford, 2005; Zein, 2016).

Tung (Mustofa, Chodzirin, & Sayekti, 2019) menjelaskan ciri pada pembelajaran daring sebagai berikut:
1) Materi ajar tersaji berupa teks, grafik dan berbagai macam multimedia 2) Komunikasi dilaksanakan
secara masal dan tidak masal pada berbagai video plafrom digital 3) Digunakan untuk belajar pada waktu
dan tempat maya, 4) Bisa memakai aneka macam KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021
184 belajar versi CD-ROM bertujuan menambah komunikasi belajar, 5) Bahan ajar sangat mudah
diperbaruhi 6) Menambah keeratan antara mahasiswa dan fasilitator, dengan memakai aneka sumber
belajar yang luas di internet

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pembelajaran daring adalah suatu alternatif
mengatasi kendala pada pendidikan mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan
berbagai aplikasi video conferences yang di instal di hp ataupun laptop
Media pembelajaran daring bisa dipergunakan anak untuk mengatasi masalah pada proses belajar
serta proses evaluasi menjadi efektif, objektif dan efisien. Arnesi dan Hamid (2015) juga mengungkapkan
keuntungan berdasarkan pemakaian media pembelajaran daring yaitu: 1) Pembelajaran menjadi bersifat
mandiri dan mempunyai interaktif yang tinggi. 2) Bisa menaikkan daya ingat peserta didik. 3) Dalam
memberikan suatu informasi menggunakan media teks, video atau animasi akan memberikan efek
pengalaman belajar pada anak 4) Mempermudah dalam penyampaian informasi 5) Pada forum diskusi
bisa menggunakan kolom komentar untuk menanggapi topik yang sedang didiskusi 6) Dapat
berkomunikasi secara pribadi dengan video conference.

Dapat disimpulkan manfaat dari pembelajaran daring dirancang untuk membantu anak memecahkan
masalah dalam proses belajar megajar menyederhanakan proses penilaian dan memberikan
pengalaman dalam belajar yang lebih baik melalui teks, audio, video, animasi dan lainnya yang dapat
dijadikan dalam menyampaikan informasi. Pembelajaran daring ini memungkinkan anak untuk membantu
proses pembelajaran selama masa pandemi COVID-19. Sehingga tetap sanggup memberikan
pembelajaran yang dapat menciptakan karakter pada anak khususnya pada anak usia dini, serta
mestiulasi seluruh aspek perkembangan anak, salah satu aspek yang bisa terstimulasi adalah sosial
emosional anak. Hariwati (2016) kemampuan sosial dan emosional anak adalah aktifitas yang berkaitan
dengan orang lain, termasuk teman sebaya, guru, orang tua maupun saudarasaudaranya, anak belajar
mengakui, menghargai perasaan pada dirinya sendiri dan orang lain. Dalam proses belajar di rumah,
anak tidak akan bertemu dengan teman temannya di sekolah sehingga anak kurang berkomunikasi
dengan orang sekitar atau teman sebayanya. Perkembangan sosial adalah perkembangan sikap anak
yang memiliki tujuan untuk menempatkan diri dengan norma yang berlaku pada lingkungan masyarakat.
Dalam STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak) aspek sosial dan emosional anak
meliputi rasa tanggung jawab diri sendiri dan orang lain, paham akan haknya, taat aturan, mengatur diri
sendiri, serta bertanggung jawab dan sikap disiplin demi kebaikan sesama. Perkembangan sosial yang
optimal diperoleh dari tanggapan sosial yang positif sehingga anak berpeluang untuk meningkatkan
konsep diri. Melalui kegiatan yang dapat mengembangkan minat, perilaku terhadap diri maupun orang
lain, dan mendidik anak untuk disiplin

Pijakan awal pendidikan karakter pada anak dibangun dalam lingkungan keluarga, lingkungan sosial
juga mempengaruhi pembentukan KUMARA CENDEKIA Vol. 9 No. 3 September 2021 185 karakter
anak, begitu juga dari sisi akademisi yaitu lingkungan sekolah, disini anak mendapatkan pendidikan
karakter dari seorang guru, pada pendidikan taman kanak-kanak disinilah penanaman karakter pada
anak sangat diutamakan selain calistung. Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan kepada anak
sedini mungkin karena akan mempengaruhi perilaku anak di masyarakat. Menurut Gunawan (2012),
terdapat 2 penyebab yang mempengaruhi terbentuknya karakter yaitu dari dalam dan luar. Penyebab dari
dalam yang mempengaruhi terbentuknya karakter adalah naluri, kebiasaan, kehendak, suara hati,
keturunan dan aspek lainnya sedangkat penyebab dari luar yaitu Pendidikan dan lingkungan.

Pendidikan karakter pada sekolah menurut Wibowo (2012) baru mengenalkan pada norma sehingga
belum sampai di level internalisasi serta tindakan konkret di kehidupan seharihari, disatu sisi terdapat
berita baik bahwa pada tahun 2021 semua sekolah dari paud – universitas menerapkan sistem
Pendidikan karakter. Widyahening (2016) meyakini, “caracter education can be done trough teaching
learning literary appreciation especially literary works which contains of caracter education”. Karakter
bangsa merupakan faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Pembinaan karakter sejak
dini perlu dilakukansupaya anak terbiasa berperilaku positif

Disiplin ialah karakter awal anak untuk masuk Pendidikan yang bertujuan mengajarkan rasa hormat
dengan aturan, hak orang lain, dan otoritas. apabila anak belum mampu dalam menerapkan hal tersebut
maka perlu pengajaran disiplin pada anak di lingkungan sekolah. Morrison (2012) menyebutkan bahwa
belajar disiplin ialah awal penunjang keberhasilan anak di sekolah dan kehidupan.

Disiplin ialah karakter awal anak untuk masuk Pendidikan yang bertujuan mengajarkan rasa hormat
dengan aturan, hak orang lain, dan otoritas. apabila anak belum mampu dalam menerapkan hal tersebut
maka perlu pengajaran disiplin pada anak di lingkungan sekolah. Morrison (2012) menyebutkan bahwa
belajar disiplin ialah awal penunjang keberhasilan anak di sekolah dan kehidupan.

Latar belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pembimbingan,
pengajaran serta pelatihan untuk peranannya di masa datang. Pendidikan mempunyai posisi strategis
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
pendidikan seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 Pasal 3 Tahun 2003 (Utami, 2015) tujuan
pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dari itu, sebaiknya anak dibekali
dengan pendidikan yang cukup bukan hanya pengetahuan saja, tetapi pendidikan moral dan karakter
juga harus ditekankan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada
Satuan Pendidikan Formal terdapat 18 karakter, salah satunya adalah karakter disiplin. Pendidikan
karakter disiplin merupakan hal penting untuk diperhatikan dalam rangka membina karakter seseorang.
Berbekal nilai karakter disiplin akan mendorong tumbuhnya nilai-nilai karakter baik lainnya, seperti
tanggung jawab, kejujuran, dan kerjasama (Wuryandani, 2014). Penguatan karakter disiplin dalam
pendidikan harus dimulai sejak usia Sekolah Dasar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa. Maka dari itu, peran Sekolah Dasar pada saat
ini menjadi penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaannya.

Pada masa pandemi Covid-19 ini Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang bagaimana
pelaksanaan pembelajaran daring. Menurut Santika (2020) 1 2 pembelajaran daring, atau dalam jaringan,
adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer. Dengan
kata lain merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi
dilakukan melalui jaringan internet (online) dari tempat yang berdeda-beda. Penelitian yang dilakukan
Mastur et al. (2020) di MI Miftahul Huda Karangploso Malang menunjukkan bahwa faktor yang
menghambat pembelajaran daring antara lain tidak disiplin dalam hal waktu, keterlambatan mengirimkan
naskah tugas siswa, dan perilaku siswa yang cenderung malas belajar ketika di rumah. Oleh karena itu,
peran guru dalam pemberian penguatan karakter disiplin harus diberikan, terutama untuk peserta didik
kelas rendah.

Di Indonesia rentang usia siswa SD kelas rendah antara 6--9 tahun. Menurut Kusmaedi (Harlina, 2020)
pada masa ini perkembangan sosial anak terjadi dengan cepat, sikap anak mudah berubah-ubah dan
cenderung egois, senang bertengkar, suka bermain dalam kelompok, dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, dan suka meniru apa saja yang ada di sekitarnya. Maka dari itu, semua potensi tumbuhkembang
anak harus diperhatikan agar bisa berkembang dengan baik, terutama dalam pembentukan karakter,
karena pada usia inilah karakter itu akan lebih mudah ditanamkan ke dalam diri anak melalui teladan
perilaku dari orang-orang sekitar dan juga rangsangan berupa ilmu, pemahaman, dan kebiasaan (Harlina,
2020).

Pendidikan karakter tidak dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri, namun diintegrasikan dalam
setiap proses pembelajaran di kelas, maka dari itu peran pendidik terutama guru sangat penting dalam
penguatan karakter disiplin pada peserta didik. Penelitian yang dilakukan Nurrita (2018) menunjukkan
bahwa guru melakukan pendekatan penanaman moral pada peserta didik. Pendekatan ini siswa dapat
mengenal dan menerima nilai bertanggung jawab atas keputusan yang diambil siswa. Siswa dapat
menentukan 3 pendirian dan menerapkan nilai yang sesuai dengan keputusan yang diambil. Maka dari
itu, guru harus memberikan keteladanan dan penguatan positif dalam membentuk karakter yang baik.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Ansori (2020) menunjukkan bahwa saat ini masih ditemukan
penyimpangan yang dilakukan oleh guru, misalnya masih ada perilaku guru yang belum menjalankan
perannya dengan baik. Terdapat perilaku guru yang tidak patut ditiru seperti sikap arogansi, datang ke
sekolah siang hari, bolos, dan membuat peraturan atas inisiatif sendiri. Selain itu permasalahan lain pun
muncul pada gaya kepemimpinan yang tidak disiplin. Sikap tersebut nampak pada tindakan yang tidak
terampil dalam bekerja mengakibatkan etos kerja sekolah menjadi rendah.

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa terjadinya perilaku tidak disiplin yang dilakukan oleh guru
menunjukkan telah terjadi permasalahan serius dalam hal pendidikan karakter utamanya karakter disiplin.
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pendidikan karakter di
sekolah, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam mengembangkan pribadinya
secara utuh. Dikatakan demikian, karena guru merupakan figur utama, serta contoh dan teladan bagi
peserta didik. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter guru harus mulai dari dirinya sendiri agar apa
yang dilakukannya dengan baik menjadi baik pula pengaruhnya terhadap peserta didik. Pendidikan sulit
untuk menghasilkan sesuatu yang baik, tanpa dimulai oleh guru-gurunya yang baik (Mulyasa dalam
Kurniati et al., 2020).

Penelitian yang dilakukan Ansori (2020) menunjukkan bahwa guru berperan penting dalam pembinaan
disiplin siswa, sehingga siswa mentaati segala peraturan yang ditetapkan dan mencegah timbulnya
problem-problem disiplin. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Febriyanto et al. (2020) bahwa
kedisiplinan peserta didik di dalam kelas dipengaruhi oleh kepribadian yang dimiliki setiap 4 individu
peserta didik. Oleh sebab itu, kedisiplinan bisa dibiasakan dan dilatih secara konsisten oleh pendidik
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung, agar kedisiplinan itu bisa menjadi kepribadian yang
positif yang dimiliki setiap peserta didik.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian
terdahulu belum menjelaskan bagaimana peran guru dalam penguatan karakter disiplin selama
pembelajaran daring. Berdasarkan pemaparan masalah diatas dan kajian penelitian terdahulu, maka
peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan judul “PERAN GURU DALAM PENGUATAN
KARAKTER DISIPLIN SELAMA PEMBELAJARAN DARING PADA PESERTA DIDIK KELAS RENDAH DI
SD

Rumusan masalah
1. Bagaimana peran guru dalam penguatan karakter disiplin pada peserta didik selama pembelajaran daring?

2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam penguatan karakter disiplin pada peserta didik di SD?

Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah:

1. Mendeskripsikan peran guru dalam penguatan karakter disiplin pada peserta didik selama
pembelajaran daring
2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam penguatan karakter disiplin pada peskerta didik
selama pembelajaran daring.

Jadwal kegiatan
Metode
Penelitian ini merupakan peneltian ilmu sosial yang subjeknya adalah siswa SMA/SMK di sekolah-
sekolah yang berbeda, siswa SMA masih dalam tahap perkembangan dan pencarian jati diri. Kemudian
dari SMA yang berbeda-beda karena pada umumnya tiap sekolah memiliki sistem yang berbeda-beda
selama pembelajaran daring ini. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 minggu oleh 2 orang
peneliti yaitu mahaSiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam penelitian ini, digunakan
metodologi penelitian kualitatif. Menurut Denzim dan Lincoln (Barlian, 2016: 58) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dengan
jalan menggunakan berbagai metode yang ada. Kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik wawancara dan penyeberan kuesioner. Untuk teknik analisis data dan pengolahan data, digunakan
metode analisis menurut Miles dan Huberman yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Dalam pembuatan simpulan proses analisis data ini dilanjuti dengan mencari
hubungan antara apa yang dilakukan (what) bagaimana melakukan (how), mengapa dilakukan seperti itu
(why), dan bagaimana hasilnya (how is the effect). Kemudian data yang diperoleh adalah data primer dari
hasil wawanvara dan data sekunder dari penyebaran kuesioner. Data yang didapat adalah berkaitan
dengan bagaimana karakter siswa selama pembelajaran daring dan bagaimana Pendidikan karakter
selama pembelajaran daring.
Penelitian kuantitatif
Halaman judul isi.
Bab 1 pendahuluan

a.Latar belakang

Saat ini, semua negara di dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Semua aktifitas dibatasi untuk
mencegah penyebaran virus Corona, termasuk aktifitas pendidikan. Di Indonesia, sudah kurang lebih tiga
bulan, semua aktifitas pendidikan, mulai dari tingkat dasar dan menengah hingga tingkat perguruan tinggi
dilakukan secara daring, tanpa tatap muka antara pengajar dan peserta didik.

Pembelajaran daring, serta merta menyadarkan kita akan potensi luar biasa internet yang belum
dimanfaatkan sepenuhnya dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Tanpa batas ruang dan
waktu, kegiatan pendidikan bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Terlebih lagi, di era dimana belum
ada kepastian kapan pandemi ini akan berakhir, sehingga pembelajaran daring adalah kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Namun, dibalik setiap sisi positif suatu hal, pastilah tersimpan sisi negatif, atau setidaknya kemungkinan
buruk yang bisa saja terjadi. Meskipun secara formal kegiatan pendidikan masih bisa dilakukan secara
daring, namun karena siswa dan mahasiswa harus belajar di rumah, pendidikan karakter selama masa
pandemi ini, rasanya menjadi sedikit terabaikan.

Sebelumnya, ketika kegiatan pendidikan dilakukan di sekolah, pendidikan karakter dilakukan dengan
pengawasan langsung dari guru atau dosen. Kegiatan-kegiatan yang mendukung pendidikan karakter
juga bisa dilakukan langsung, secara intensif dan bisa diukur tingkat keberhasilannya.

Akan tetapi saat ini, ketika kegiatan pendidikan dilakukan secara daring, dimana yang terjadi lebih
banyak hanyalah proses pembelajaran, atau transfer pengetahuan saja, tak ada yang bisa menjamin
siswa atau mahasiswa mendapatkan pendidikan karakter dari kedua orang tua mereka sesuai dengan
nilai-nilai yang selama ini diajarkan oleh institusi pendidikan.
Misalnya saja di beberapa sekolah Islam, yang menekankan pendidikan karakter dengan kegiatan
peribadatan seperti sholat sunnah dan wajib secara berjama’ah, atau pengajian Al Quran, otomatis saat
ini tidak bisa melakukan kegiatan tersebut, karena siswa-siswa harus belajar di rumah. Memang, mungkin
saja beberapa sekolah telah membuat mekanisme pelaporan kegiatan ibadah siswa di rumah, namun
tetap saja kehadiran guru dan pendidik serta interaksi mereka dengan para siswa secara langsung
diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan karakter yang komprehensif.

Keteladanan para pendidik yang dilihat dan dirasakan langsung oleh para siswa dan mahasiswa adalah
kunci utama pendidikan karakter di lembaga pendidikan. Terlebih pada keadaan saat ini, dimana banyak
orang tua yang teramat sibuk bekerja, khususnya di waktu-waktu pembelajaran daring dilakukan.
Tentunya mereka tak bisa mengawasi langsung apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka.

Banyak pengajar yang mengeluhkan partisipasi siswa dan mahasiswa ketika pembelajaran daring
berlangsung. Pengajar kesulitan memastikan apakah siswa dan mahasiswanya mengikuti pembelajaran
dengan serius. Karena sering terjadi, dalam pembelajaran daring, ada siswa atau mahasiswa yang
sengaja memasang video yang sudah direkam, agar seolah-olah mengikuti proses pembelajarann,
namun ternyata mereka melakukan hal lain.

Dalam proses evaluasi pun banyak kesulitan yang dihadapi. Apabila biasanya tes atau ujian, guru atau
dosen bisa melakukan pengawasan langsung, sehingga siswa atau mahasiswa bisa dididik untuk jujur
dalam mengerjakan soal, sekarang keadaannya berubah, tak ada yang bisa mengawasi dan memastikan
apakah soal-soal yang diberikan, dikerjakan sendiri atau tidak ? ataukah sembari mencari jawaban dari
internet kemudian tinggal “copy-paste” jawaban ?

Pembelajaran olahraga, dan praktikum di laboratorium, juga terbengkalai. Padahal materi pelajaran
tersebut mendidik siswa dan mahasiswa untuk memiliki karakter positif seperti, teliti, tekun, jujur, hati-hati,
tidak mudah menyerah dan menghargai proses.

Yang dikhawatirkan jika pandemi ini berlangsung lama, dan pembelajaran daring dilakukan selama
setahun penuh atau mungkin lebih, generasi muda bangsa ini akan terbiasa dengan berbagai
kemudahan-kemudahan yang tak mendidik dan mendewasakan. Mereka bisa jadi akan kehilangan
setahun penuh dengan pendidikan karakter yang nilainya sangat berharga sebagai bekal menjalani
kehidupan.
Bangsa ini tidak lagi menghadapi ancaman kekurangan orang-orang pintar di era internet seperti
sekarang ini. Akses informasi tanpa batas memudahkan setiap orang untuk belajar apapun. Namun
pembelajaran berbeda dengan pendidikan, apalagi pendidikan karakter. Bangsa ini butuh generasi muda
yang karakter positifnya terbentuk, dan itu hanya bisa diraih dengan pendidikan karakter yang
mengedepankan keteladanan para pengajar, yang harus disaksikan dan ditiru langsung oleh para siswa
dan mahasiswa

Oleh karena itu, sudah saatnya Pemerintah dan segenap elemen pendidikan di Indonesia memikirkan
bagaimana cara mengganti pendidikan karakter yang selama masa pandemi ini terpaksa harus
terabaikan.

Jangan sampai hilangnya nilai-nilai pendidikan karakter juga menjadi bagian dari “new normal”.
Sehingga nantinya kita tak lagi merasa aneh melihat generasi muda yang kehilangan karakter-karakter
positif karena pendidikan kita akhirnya didominasi pembelajaran daring yang hanya mengedepankan
transfer pengetahuan tanpa penanaman nilai-nilai akhlak yang mulia.
Itulah yang sangat diperlukan bangsa ini untuk memperbaiki keadaannya sendiri yang sedang dilanda
banyak masalah seperti sekarang ini.

b.Identifikasi masalah
Pendidikan karakter merupakan perwujudan dalam mencapai generasi yang cerdas dan mampu memiliki
akhlak dan kepribadian yang berguna bagi bangsa Indonesia. Suksesnya pendidikan dilihat dari
seberapa besar karakter mereka ketika bisa menyeimbangkan kognitif, afektif dan psikomotornya untuk
menjadi manusia yang sempurna. Pada tahun 2020 telah terjadi pandemi Covid – 19 yang menyebabkan
semuanya berubah pembelajaran yang dilaksanakan disekolah berubah sesuai dengan aturan
pemerintah dilaksanakan dirumah dengan daring atau belajar dengan jarak jauh. Penelitian yang
dilakukan sekarang ialah deskriptif kualitatif dengan studi literatur yang berusaha memberikan gambaran
solusi permasalahan pembelajaran daring terhadap pendidikan karakter peserta didik di sekolah
menengah pertama. Naskah ini menampilkan problema pembelajaran daring, dampak pembelajaran
daring terhadap pendidikan karakter peserta didik, solusi dan pemecahan masalah. Penelitian ini
memakai studi pustaka / studi literatur, dengan mengkaji dari beberapa hasil penelitian, artikel, ebook dan
studi kasus yang terjadi dilapangan.

c.Pembatasan masalah
1.pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa?

2.minat belajar yang dibutuhkan lebih dalam pembelajaran daring

3.keterampilan guru dalam memaparkan materi selama pembelajaran daring


d.Perumusan masalah
1.apakah pembelajaran daring mempengaruhi minat belajar dari siswa?

2.bagaimana kemampuan guru dalam mengkreasikan penyampaian materi selama pembelajaran daring?

e.Manfaat penelitian
Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dijadikan referensi bagi siswa untuk meningkatkan prestasi bejar

Bagi guru

Sebgai masukan bagi guru bahwa minat belajar dan media pelajaran yang tepat akan membuat siswa
lebih bersemangat dalam belajar

Bagi pembaca

Memberikan referansi bagi penelliti lain yang berminat

Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan minat belajar
siswa.

Bab 2 landasan teori


Tujuan pustaka
1.pembelajaran

pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong peserta didik melakukan proses belajar (Pane, 2017:337). Pembelajaran merupakan proses
pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah positif dan lebih baik
sesuai potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa (Husamah,dkk,2018:28). Pada Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran
adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika komponen dalam pembelajaran saling mendukung,
seperti guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek pembelajaran. Mutu pembelajaran perlu
ditingkatkan guna dapat menciptakan pembelajaran yang aktif,efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran
yang baik yaitu pembelajaran yang memiliki tujuan pembelajaran yang ideal agar murid mampu
mewujudkan perilaku yang efektif (Suyono,dkk:2011:185).

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
proses ataupun usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar sehingga
mempermudah siswa mendapatkan pemahaman ataupun kemampuan baru dalam hidup. Melakukan
pembelajaran sebagai seorang guru harus memperhatikan komponen pembelajaran guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kesiapan guru untuk dapat mengenal karakteristik masing-masing
siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan ajar serta mempermudah
tercapainya tujuan pembelajaran. Guru pada tingkat sekolah dasar dituntut kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran agar siswa tidak mudah bosan dan dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran.
Pemahaman siswa juga dapat sebagai patokan tercapainya tujuan dalam suatu pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut merupakan keberhasilan dalam suatu pembelajaran.

Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar
dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung (Pohan,2020:2). Pembelajaran daring dapat
dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang siswa dan gurunya berada
dilokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya
dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya (Meidawati,dkk,2019). Pembelajaran daring
merupakan bentuk penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format digital melalui
internet (Imania,2019:5).

Berdasarkan pernyataan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pembelajaran


daring dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran sinkronus dan pembelajaran daring asinkronus. Pembelajaran
daring sinkron adalah pembelajaran daring yang dijadwalkan bertemu dengan waktu yang sama antara
guru dan seluruh siswa dalam jaringan internet (Sudarsana,dkk:2020:14). Sebelum adanya
pengembangan teknologi interaktif berbasis internet yang luas, pembelajaran sinkronus lebih sering
disebut pendidikan jarak jauh atau pembelajaran jarak jauh - dan istilah ini masih digunakan sampai
sekarang (Sudarsana,dkk:2020:14) . Pembelajaran daring sinkronus yaitu pembelajaran dilakukan
dengan tatap maya seperti melalu zoom, google meet, dan aplikasi lainnya yang dilakukan secara tatap
maya. Pembelajaran daring secara sinkronus cenderung membuat siswa menjadi mudah bosan,
dikarenakan pembelajaran sinkronus dilakukan secara tatap maya dengan waktu yang cukup lama.

Perangkat pembelajaran daring sinkronus menghubungkan seseorang pada satu titik waktu bersamaan
(Sudarsana,dkk:2020:14). Kelebihan dari perangkat sinkronus yaitu dapat menghubungkan seseorang
secara instan pada waktu yang sama, sedangkan kelemahan yaitu cenderung mahal dikarenakan
memerlukan waktu bandwitcyang signifikan agar efisien dan dapat berjalan dengan lancar
(Sudarsana,dkk:2020:14).

Pembelajaran daring asinkronus merupakan pembelajaran yang dilakukan tidak dengan saat yang
bersamaan, siswa dapat menyelekasaikan pembelajaran kapan dan dimana mereka mereka berada
(Sudarsana, dkk:2020:14). Guru dapat menggunakan teknologi asinkronus untuk memposting materi
pembelajaran pada web yang dapat dilihat ioleh peserta didik kapan saja. Pada pembelajaran asinkronus
sebaiknya guru tidak hanya memberikan materi yang berupa teks saja , akan tetapi dapat juga beru[a
materi video agar siswa tidak mudah bosan dan dapat dengan mudah memahami materi terseubut.
Dalam pembelajaran asinkronus guru dapat memanfaatkan google classroom, google form, web dan
masih banyak lainnya. Perangkat-perangkat asinkronus dapat berguna untuk pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu dan dapat diakses sewaktuwaktu. Kelebihan perangkat asinkronus yaitu pembelajaran
yang digunakan dapat diakses sewaktu-waktu , sedangkan kelemahan perangkat asinkronus yaitu
memerlukan kedisiplinan karena siswa harus mempunyai inisiatif untuk bergabung dan membaca materi
yang telah diberikan oleh guru (Sudarsana,dkk:2020:14).

Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran daring adalah
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dimana guru dan peserta didik tidak melakukan tatap
muka secara langsung dan harus didukung oleh jaringan internet yang memadai. Proses pembelajaran
daring sepenuhnya disampaikan melalui jaringan internet , dari perencanaan, pelaksanaan, serta
evaluasi. Pembelajaran daring dapat dibedakan menjadi dua yaitu pembelajaran daring sinkronus dan
pembelajaran daring asinkronus. Pembelajaran daring sinkronus yaitu pembelajaran yang dilakukan
dalam waktu yang bersamaan secara tatap maya. Pembelalajaran daring sinkronus dapat melalui zoom,
google meet
dan beberapa aplikasi lainnya. Pembelajaran daring asinkronus yaitu pembelajaran yang dilakukan
tidak dalam waktu yang bersamaan dan dapat diakses sewaktu-waktu. Pembelajaran asinkronus dapat
melalui google classroom, google form, web dan masih banyak perangkat lain.

Prinsip Pembelajaran Daring

Menurut (Kemendikbud,2015:3) prinsip pembelajaran daring merupakan seperangkat landasan dasar


yang secara intrinsik menjadi persyaratan untuk keberlangsungan proses pembelajaran daring.
Kemendikbud dalam Surat Edaran Nomor 15 tahun 2020 mengemukakan prinsip Belajar Dari Rumah
(BDR) yang biasa disebut pembelajaran daring sebagai berikut :

a. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan
seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR
b. b. Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum
c. BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi
COVID-19
d. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks
budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik
e. Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan
Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR
f. . Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan
berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif
g. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang
tua/wali.
Prinsip pembelajaran daring juga dapat diartikan sebagai terselenggaranya pembelajaran
yang bermakna, yaitu proses pembelajaran yang berorientasi pada interaksi dan kegiatan
pembelajaran (Pohan:2020:8). Menurut (Munawar,2013:34) perancangan sistem
pembelajaran daring harus mengacu 3 prinsip yaitu :

A.Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk dipelajari.


b. Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai sistem tidak saling
tergantung.
c. Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atau menjawab soal dari hasil
perancangan sistem yang digunakan. Berdasarkan uraian beberapa prinsip pembelajaran
daring diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring harus dikemas sekreatif
mungkin agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Selain itu perancangan pembelajaran
daring harus sederhana sehingga tidak membebankan kepada peserta didik.

Pandemic covid-19

Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia, tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas (Dewi, 2020:22). Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO menetapkan kedaruratan covid-19 pada dunia. Pada tanggal 20 Maret 2020 Indonesia
mengkonfirmasi sebanyak 2 kasus covid19. Kasus covid-19 di Indonesia semakin bertambah dari hari ke
hari. Covid-19 mengakibatkan pendemi global yang berlangsung hingga saat ini.

Pandemi Covid-19 sangat meresahkan seluruh masyarakat yang ada di Dunia. Dampak tersebut
dirasakan pada bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan dan pariwisata. Salah satu dampak covid-19
yaitu hampir diseluruh Dunia memutuskan untuk menutup sekolah baik dari tingkat dasar sampai dengan
Perguruan Tinggi. Indonesia juga mengambil keputusan untuk menutup sekolah dari tingkat dasar hingga
Perguruan Tinggi dan mengalihkan seluruh kegiatan pembelajaran pada sistem daring. Kebijakan yang
diberikan oleh pemerintah ini guna untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19.

Penutupan sekolah yang dilakukan oleh pemerintah juga terjadi pada siswa dan juga guru. Menteri
Pendidikan Republik Indonesia Nadim Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 tahun 2020
dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Pandemi Covid-19
kegiatan pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring guna memutus rantai penyebaran virus covid-
19 (kemendikbud,2020:2). Menurut (Aji,2020:397) dampak covid-19 pada siswa yaitu ujian yang
seharusnya dilakukan dalam kondisi normal maka ujian menjadi dibatalkan ataupun ditunda. Sehingga
skill ataupun keahlian murid yang seharusnya mendapatkan penilaian menjadi mengalami penundaan.

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihan pembelajaran
daring secara umum yaitu pembelajaran daring tidak terikat oleh ruang dan waktu , sehingga waktu
pembelajaran daring dapat digunkan dengan leluasa (Yuliana, dkk: 2020 : 22). Pembelajaran daring
selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kekurangan pembelajaran daring yaitu tidak adanya
pembelajaran secara langsung ataupun tatap muka sehingga membuat siswa cenderung lebih bebas
karena tidak adanya pengawasan ketat dari guru seperti pembelajaran tatap muka langsung
(Yuliana,dkk:2020:22)

Berikut kelebihan pembelajaran daring secara rinci :

1. Menurut (Amesti,dkk,2020:45) kelebihan pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang bersifat


mandiri dan interaktivitas tinggi, sehingga mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan
lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video, dan animasi yang semuanya
digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan dalam
menyampaikan materi, dan juga dapat menggunakan video conference dalam berkomunikasi
langsung (Yuliana,dkk:2020:23).
2. Menurut (Widhiyana,2020:26) kelebihan pada pembelajaran daring adalah meningkatkan
interaksi antara siswa dan guru, pembelajaran dapat dilakukan dimana dan kapan saja,
menjangkau siswa dalam cakupan yang luas, dan mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (Yuliana,dkk:2020:23). 18 Pembelajaran daring juga
memberikan keuntungan bagi siswa dan guru (Yuliana,dkk:2020:25). diantaranya :

Bagi guru

Bagi Guru Kelebihan yang diarasakan oleh para guru pada saat pembelajaran daring diantaranya yaitu
tidak menyita banyak waktu, tidak terfokus pada satu tempat, dapat ,mengerjakan 2 kegiatan sekaligus,
dan guru lebih memiliki waktu yang banyak. Guru juga mendapatkan wawasan dan ilmu, dan guru akan
lebih melek teknologi dan terbiasa dalam penggunaannya. Hal tersebut dapat mendorong guru
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif

Bagi siswa

Beberapa keuntungan yang didapatkan oleh siswa pada saat pembelajaran daringyaitu

1.siswa mahir dalam ilmu it

2.siswa dapat mengulang materi yang belum dipahami

3.tidak terpaku pada satu tempat

d.menghemat biaya transportasi BAGI YANG RUMAHNYA JAUH

E.tanya jawab bersifat fleksibel


f.melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa

g.penggunaan hp\gadget akan lebih bermanfaat

h.pengalaman belajar bagi siswa

Pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Menurut Jamaludin (2020:7) kelemahan pembelajaran
daring yaitu terbatasnya kuota, jaringan internet yang tidak stabil, dan juga tugas siswa semakin
menumpuk. Berikut kelemahan pembelajaran daring secara rinci (Yuliana,dkk:2020:29)

Pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Menurut Jamaludin (2020:7) kelemahan pembelajaran
daring yaitu terbatasnya kuota, jaringan internet yang tidak stabil, dan juga tugas siswa semakin
menumpuk. Berikut kelemahan pembelajaran daring secara rinci (Yuliana,dkk:2020:29)

1.bagi guru

Pada pembelajaran daring guru dituntut untuk bisa menggunakan aplikasi dalam pembelajaran daring.
Pada kenyataannya tidak semua guru mampu mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran daring.
Beberapa faktor kekurangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring :

A.masih banyak guru yang tidak menguasai teknologi

b.guru tidak memiliki fasilitas atau media pendukung

c.kesulitan dalam memberikan penilaian

d.harus membuat perencanaan baru dalam pengajaran

2.bagi siswa

Kekurangan pembelajarn daring bagi siswa yaitu salah satunya yaitu siswa harus melakukan
penyesuaian akademik. Beberapa faktor kekurangan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring :

a.tidak semua siswa langsung mengunakan it

b.jaringan internet yang kurang stabil

c.keterbatasan ekonomi

d.tidak memiliki media

e.kurangnya interaksi dengan guru

f.siswa merasa dibebani oleh tugas

g.mudah bosan dan jenuh

h.kurangnya komunikasi yang aktif

Kurangnya komunikasi yang aktif Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelaran daring
memiliki kekurangan dan kelebihan bagi guru dan siswa. Kelebihan pembelajaran daring yang dirasakan
oleh guru yaitu pembelajaran tidak terikat oleh waktu sehingga guru dapat mengerjakan dua kegiatan
sekaligus pada saat proses pembelajaran daring berlangsung. Bagi siswa pembelajaran 20 daring
memiliki kelebihan yaitu memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa, dan melatih kemandirian serta
tanggung jawab siswa. Pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang dirasakan oleh
guru yaitu beberapa guru mengalami kesulitan dalam pengoperasian aplikasi oembelajaran daring.
Kekurangan pembelajaran daring bagi siswa yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dengan
guru
Hasil penelitian yang relavan

No judul perbedaan persamaaan


1. “analisis keaktifan bela- hasil dari penelitian terdahulu yaitu persamaan dengan
Jar siswa selama pem-mendaparkan tentang gambaran penelitian yang akan
Belajaran daring pada umum mengenai analisis keaktifan dilakukan peneliti
yaitu
Masa covid-19 di seko- belajar siswa selama pembelajaransama sama
melakukan
Lah dasar” oleh syifa daring di masa pandemi,sedang- penelitian
pembelajaran
Tiara naziah,luthfi kan penelitian yang akan saya la- daring disekolah
dasar
Hamadani maulana, kukan yaitu mengenai proses
Astri sutisnawati tahun pembelajaran daring[perencanaan
2020 pelaksanaan,dan evaluasi]kendala
Yang dialami guru serta upaya
Guru dalam mengatasi kendala
Tersebut.

2. ‘analisis proses pembe hasil penelitian terdahulu hanya persamaan dengan


Lajaran dalam jaringan berfokus pada kendala yang penelitian yang akan
[DARING] masa pande dialami guru,tidak memaparkan dilakukan peneliti
yaitu
Mi covid 19 pada guru proses pembelajaran dari peren sama sama
melakukan
Sekolah dasar.” Canaan,pelaksanaan dan evaluasi penelitian proses
pemb
,serta peran guru dalam pembela elajaran daring
Oleh hilna putria,luhthi lajaran daring kurang begitu ter
Hamdani maula,din lihat .penelitian yang akan dila
Azwar uswatun tahun kukan oleh peneliti yaitu proses
2020 pembelajaran daring[perenca
Naan,peleksanaan,dan evaluasi
],serta peran guru dalam pembe
Lajaran daring,kendala yang
Dialami guru serta upaya guru
Dalam mengatasi kendala
Tersebut

Kerangka berpikir

kondisi
proses pembelajaran daring harus disukung dengan
sarana dan prasarana yang memadai.memberikan
pengalaman pembelajaran yang bermakna.difokuskan
pada kecekapan hidup siswa,mteri bersifat

ideal
inklusif,sistem pembelajaran dibuat sederhana untuk
mempermudah pemahaman siswa.

kondisi
keseluruhan proses pembelajaran daring dilakkan
melalui google classrooom,dari perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi,kualitas internet siswa dan
guru yang memadai serta kemahiran guru dalam

lapang penguasan aplikasi yang mendukung pembelajaran


daring yang sangat bagus.
b

c
a

jenis kelamin =kualitatif hasil penelitian yaitu


proses metode mendeskripsikan proses
pembelajaran penelitian=deskriptif pembelajaran daring
daring,kendala subjek peneliti=kepala kendala pembelajaran
daring dan upaya guru
yang dialami guru sekolah,guru,dan siswa
dalam dalam menghadapi
serta upaya guru instrumen kendala pembelajaran
penelitian=wawancara,obs
untuk mengatasi ervasi dan dukemntasi
daring di sdn 1 jatimulyo
malang.
kendala tersebut

Hipotesis
Salah satu ciri dari penelitian pendidikan berjenis penelitian kuantitatif adalah keberadaan hipotesis.
Hipotesis juga menjadi kendali bagi seorang peneliti agar arah penelitian sesuai dengan tujuan
penelitiannya. Misalnya jika suatu penelitian ingin mengungkapkan korelasi variabel A terhadap variabel
B. hipotesis menjadi pengendali bagi semua kegiatan penelitian, mulai dari pemilihan sampel, penyiapan
instrumen, pengolahan data, hingga statistik agar mengarah pada pengujian hipotesis yang dikeluarkan.

Hipotesis yang baik memiliki rumusan yang mudah dipahami serta memuat paling tidak, variabel-
variabel permasalahan. Apakah variable-variabel itu dihubungkan, diperbandingkan, ataukah diuji
keberpengaruhnya. Rumusan hipotesis pun hendaknya memiliki nilai prediktif, (mengandung dugaan
yang sesuai dengan kajian literatur), bersifat konsisten (maksudnya jika ada penelitian yang sejenis
sebelumnya, penelitian tersebut tidak bertentangan). Selain itu hipotesis haruslah dapat diuji, setidaknya
dengan menggunakan statistik inferensial.

Penarikan kesimpulan yang berakhir pada penerimaan atau penolakan hipotesis diawali oleh pengujian
hipotesis. Jadi, hasil akhirnya adalah dua pilihan berupa diterima atau ditolaknya suatu hipotesis (H)
didampingi pernyataan lain yang berlawanan, sehingga diperoleh hipotesis Nol (H0) dan hipotesis
Alternatif (Ha) seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Pengujian hipotesis yang dibahas disini
hanyalah pengujian terhadap hipotesis yang mengandung pengertian sama (tidak berbeda), selanjutnya
disebut hipotesis nol (H0), dan hipotesis yang mengandung pengertian berbeda (lebih dari atau kurang
dari) selanjutnya disebut hipotesis Alternatif (Ha).42
Bab 3 metode penelitian
a.tempat dan waktu penelitian
1.tempat penelitian
Adapun lokasi penelitian berada di SMAN 1 JORONG yang alamatnya di Jalan. A.Yani Km.96, Desa
Jorong kec. Jorong. Kab Tanah Laut. Kalimantan Selatan.

b.metode penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode penelitian eksperimen, yang meneliti pengaruh media
pembelajaran berbasis internet teradap pemahaman siswa. Pada penelitian ini permasalahan yang
diangkat adalah pemanfaatan internet berpengaruh atau tidak terhadap Berdasarkan data hasil penelitian
yang diperoleh menunjukkan bahwa karakter peserta didik selama pembalajaran daring di masa
pandemi Covid-19 sangat cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari rumusan yang disampaikan
Kemendiknas (Raihan Putry, 2018:45-46), nilai-nilai karakter meliputi religius, jujur, disiplin, toleransi,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan tanggung jawab. Masih banyak siswa yang belum menyadari pentingnya menerapkan nilai-
nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang terpenting saat ini hanyalah bagaimana
memperoleh nilai yang maksimal Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang mengatakan bahwa
semenjak pembelajaran daring, mereka menganggap remeh pembelajaran dan tidak peduli pada usaha/
proses pemahaman materi di kelas. Perubahan karakter terjadi pada beberapa siswa yang semula saat
pembelajaran offline/luring mereka rajin dan semangat untuk belajar namun menjadi malas saat
pembelajaran daring. Kebiasaan- kebiasaan disiplin pun tentu berubah, dari yang biasa bangun pagi,
mandi, dan siap-siap berangkat ke sekolah kini berubah hanya di rumah saja, kebiasaan yang melatih
disiplin seperti masuk kelas tepat waktu memakai seragam, dan potongan rambut juga hila pemahaman
belajar siswa. Variable yang dibandingkan hanya 2 yaitu pemanfaatan internet dan pemahaman belajar
siswa, jadi dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Penelitian akan dilakukan selama kurang lebih 2 bulan dan akan Proses pembelajaran
untuk kelas kontrol yaitu dengan cara ceramah dari guru yang bersangkutan atau dengan kata lain tanpa
menggunakan media internet. Sedangkan untuk kelas eksperimen guru hanya mengarahkan siswa agar
mencari materi dari internet yang sesuai dengan silabus.

Variable penelitian

Variable penelitian merupakan setiap hal dalam suatu penelitian yang dasarnya ingin diperoleh
(suliswono,2012). Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2009: 60). Jadi yang dimaksud dengan variable penelitian
dalam penelitian ini adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari
sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan.

Sugiyono (2009: 61) menyampaikan bahwa variabel penelitian dalam penelitian kuantitatif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Variabel bebas (independen variable) Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas (X) pada
penelitian ini adalah keterampilan membaca nyaring.
2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atu yng
menjadi akibat krena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah
pemahaman bacaan.

Populasi dan sempel


1.populasi

Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X ips di SMA Negeri 1 Jorong. Siswa di SMA Negeri 1 Jorong ini
memiliki siswa yang beragam latar belakang dengan asal siswa dari berbagai desa yang ada di
Kecamatan Jorong

Sampel

Sampel Penelitian Menurut Arikunto (206: 131) sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah
populasi yang diteliti. Sampel penelitianyang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposive sample.
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau
daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.Jadi penelitian ini menggunakan sampel. Subyek
dalam penelitian ini yaitu kelas X, lebih tepatnya kelas X ips 2 dan ips 3, X ips 2 (25 siswa) digunakan
untuk kelas kontrol sedangkan X ips 3 (25 siswa) digunakan untuk kelas eksperimen

Teknik pegumpulan data


Menurut Arikunto,(2006: 175) teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan tenik pengumpulan data, peneliti
memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah

Instrument penelitian

Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Alat yang digunakan oleh
peneliti sebagai alat pengumpulan data adalah tes dan lembar observasi.

Teknik analisis data


Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa karakter peserta didik selama
pembalajaran daring di masa pandemi Covid-19 sangat cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari
rumusan yang disampaikan Kemendiknas (Raihan Putry, 2018:45-46), nilai-nilai karakter meliputi
religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Masih banyak siswa yang belum
menyadari pentingnya menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang
terpenting saat ini hanyalah bagaimana memperoleh nilai yang maksimal Hal ini dapat dilihat dari
jawaban responden yang mengatakan bahwa semenjak pembelajaran daring, mereka menganggap
remeh pembelajaran dan tidak peduli pada usaha/ proses pemahaman materi di kelas. Perubahan
karakter terjadi pada beberapa siswa yang semula saat pembelajaran offline/luring mereka rajin dan
semangat untuk belajar namun menjadi malas saat pembelajaran daring. Kebiasaan- kebiasaan disiplin
pun tentu berubah, dari yang biasa bangun pagi, mandi, dan siap-siap berangkat ke sekolah kini berubah
hanya di rumah saja, kebiasaan yang melatih disiplin seperti masuk kelas tepat waktu memakai
seragam, dan potongan rambut juga hilang
Berkaitan dengan tingkat kejujuran siswa semakin rendah ketika belajar secara online. Hal ini dapat
dilihat banyaknya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh siswa seperti presensi terlambat, mencari
jawaban tugas dari Google, memberikan foto hasil editan beberapa aplikasi dan hanya fokus pada hasil.
Hal ini dikarenakan tidak adanya pengawasan yang ketat yang mengakibatkan tindakan contek-
menyontek mungkin dianggap sebagai hal yang lumrah baik dalam ulangan harian, Tes Tengah
Semester (TTS), dan Tes Akhir Semester (TAS) hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang
mengatakan bahwa peluang menyontek memang sangat besar apalagi siswa lebih melek teknologi
dibandingkan dengan siswa. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa aspek religious telah tercoreng
karena hanya takut atas pengawasan guru dan orang tua, sampai lupa dengan iman. Siswa banyak yang
takut kalah bersaing jika mengerjakan dengan jujur, karena guru cenderung tidak tahu mana yang jujur
dan mana yang tidak jujur. Bahkan dalam pengerjaan tugas yang seharusnya mandiri pun masih saja
menyontek atau meminta jawaban teman yang artinya menurunnya kreativitas siswa serta tanggung
jawabnya sebagai pelajar. Nilai-nilai untuk bersahabat/komunikatif dan kerja sama cenderung lebih
mengarah pada hal negatif yaitu bekerjasama saat ulangan/ujian. Namun nilai demokratis dan rasa ingin
tahu siswa cukup tinggi karena siswa selalu bertanya atau berpendapat di kelas agar semakin
memahami materi yang sulit dimengerti

Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Pendidikan Karakter Siswa

saat pembelajaran daring. Hal tersebut juga merupakan salah satu bentuk giat belajar untuk berusaha
memahami materi. Namun minat membaca atau mempelajari kembali materi masih sangat rendah dan
hanya dilakukan jika hendak ulangan/ujian saja. Dari halhal tersebut jelas menujukkan bahwa nilai-nilai
kebangsaan dan cinta tanah air belum sepenuhnya ditunjukkan, karena sebagai generasi penerus
bangsa harus memahami dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terutama sebagai pelajar.
Perlu ditekankan bahwa konsep cinta tanah air yang dipahami oleh siswa selama ini hanya mengikuti
upacara bendera setiap hari senin dan upacara peringatan hari-hari tertentu. Padahal banyak hal yang
dapat dilakukan oleh siswa untuk membuktikan kecintaan terhadapt tanah air salah satunya adalah
belajar dengan giat dan benarpun adalah sebuah bukti bela negara yang dapat diterapakan oleh siswa.

Literasi membaca pada siswa selama pembelajaran daring juga dianggap menurun. Hal ini dapat
dilihat ketika responden mengaku sering tidak membaca perintah dan petunjuk yang diberikan oleh guru
ketika pembelajaran tidak diberikan secara tatap maya. Sering sekali siswa bertanya kepada guru
padahal pertanyaan tersebut telah dijelaskan sebelumnya dalam petunjuk atau perintah yang selalu
diberikan oleh guru diawal penyampaian materi mandiri.

Selama pembelajaran daring juga siswa merasa kurangnya interaksi social dimana biasanya para
siswa berinteraksi secara langsung di sekolah, kini hanya melalui grup WhatsApp dan tidak dapat
bertemu secara langsung dengan teman-teman lain. Selain itu, para siswa juga mengalami kendala-
kendala baik dalam berinteraksi dengan teman lain maupun dalam proses pembelajaran seperti jaringan
internet yang bermasalah, kendala yang terjadi jika mati lampu sehingga fokus dan konsentrasi siswa
terganggu sehingga banyak siswa yang harus menyesuaikan diri lebih lagi, mencari daerah dengan
sinyal/jaringan yang lebih baik. Para siswa juga mengalami kendala dalam berinteraksi dengan guru dan
teman di sekolah karena siswa sering kali diajak orang tua untuk bekerja sehingga tugas utama sebagai
pelajar terabaikan

Disamping kendala diatas sudah sepatutnya diberikan apresiasi kepada siswa yang sudah mau
berusaha keras, jujur, mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya,
apalagi mereka yang harus bekerja membantu meringankan beban orang tuanya. Selama pembelajaran
daring ini, upaya pendidikan karakter di beberapa sekolah sangatlah minim dan cenderung tidak
berpengaruh kepada siswa. Artinya belum ada kesadaran penuh akan pentingnya pendidikan karakter.
Mungkin hal tersebut dikarenakan guru maupun sekolah belum menaruh perhatian khusus dan
merancangkan program pendidikan karakter atau pembelajaran daring ini menghambat guru-guru untuk
mengenal dan mengetahui kondisi maupun kebutuhan muridnya sehingga terkadang maksud dan pesan
tidak terlalu tersampaikan kepada siswa, kemudian bisa juga jika pada pembelajaran daring guru lebih
fokus menyampaikan materi yang yang melupakan pendidikan karakter siswa. Jadi, dari keseluruhan
nilai-nilai karakter (religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab) hanya nilai kreatif saja yang
meningkat karena dibarengi dengan peningkatan teknologi di tangan siswa.

Berdasarkan Teori yang digunakan yaitu Teori Perubahan Sosial (dalam Sri Suntari, 2017:4-7)
menunjukkan bahwa memang benar terjadi perubahan sosial saat ini yang faktor penyebabnya ialah
adanya bencana yaitu pandemic Covid-19. Perubahan ini merupakan perubahan yang tidak
direncanakan dan langsung berdampak besar padaberbagai aspek kehidupan yang salah satuya
Pendidikan. Tidak hanya perubahan sikap, perilaku, dan karakter anak tapi juga ada perubahan dalam
lembaga pendidikan itu sendiri seperti halnya penggunaan media pembelajaran yang memanfaatkan
kemajuan teknologi dimana kemajuan teknologi ini cukup mempermudah pembelajaran daring saat
pandemi namun disisi lain memberikan celah untuk merebaknya ketidakjujuran. Artinya bahwa saat ini
peserta didik belum siap untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk pembelajaran tanpa disertai
karakter yang baik dan kesadaran diri. Berdasarkan hasil penelitian, narasumber menjelaskan bahwa
kurangnya pengawasan dari orang tua dan guru mengakitakan kurangnya kesadaran diri dalam
menerapkan apa yang biasanya diajarkan secara langsung di sekolah. Misalnya jika disekolah guru bisa
langsung menegur siswa ketika tidur atau terlambat masuk ke kelas. Pada pembelajaran daring ini,
siswa bisa menggunakan alas an sinyal untuk menutupi keterlambatan ataupun pengumpulan tugas.
Tentu hal ini menunjukkan kurangnya rasa hormat dan menghargai guru, karena siswa cenderung hanya
takut jika diawasi saja. Begitu pula komunikasi dan interaksi dengan orang tua terhambat karena siswa
lebih sering menatap layar gadget dan mengerjakan banyak tugas.

Perubahan pada media pembelajaran yang semula konvensional menjadi berbasis teknologi
berdampak juga pada gaya belajar siswa. Ada yang semakin giat belajar dengan mencari sumber lain
dan memanfaatkan teknologi untuk mencari berbagai materi di luar pembelajaran oleh guru. Tetapi ada
pula yang justru terhambat pembelajarannya karena belum dapat menyesuaikan diri maupun tidak
mengasah ketajaman berpikir karena selalu mengandalkan internet. Lembaga Pendidikan harus dapat
memenuhi tugasnya tidak hanya mencerdaskan anak bangsa tetapi juga mencerdaskan karakternya
juga. Melihat situasi dan kondisi yang terjadi di atas maka solusi atau upaya yang dapat ditawarkan
adalah guru harus lebih sering berdiskusi atau berkomunikasi dengan siswanya sehingga guru
mengetahui kondisi yang dialami siswa, jadi guru harus lebih sering hadir di kelas saat pembelajaran
daripada hanya sekdar memberi tugas-tugas saja. Jika memberi tugas, guru harus memberikan tugas
yang bisa mengasah minat/bakat siswa atau untuk mengeksplorasi pemanfaatan kemajuan teknologi.
Kemudian guru harus mampu menggunakan berbagai metode atau gaya pembelajaran sehingga siswa
tidak menjadi bosan. Untuk mengurangi ketidakjujuran yang semakin meningkat selama pembelajaran
daring di tengah pandemi ini, sekolah seharusnya mengadakan ujian dengan menggunakan sistem
sesi/gelombang, yang walaupun harus disadari bahwa dengan melakukan ujian bertemu secara luring
(luar jaringan) akan sedikit beresiko, namun dengan mengurangi jumlah siswa dalam satu ruangan ujian
dan tetap melakukan protocol kesehatan bukanlah sebuah hal yang mustahil.

Anda mungkin juga menyukai