Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SOSIOLOGI

PERBEDAAN, KESETARAAN,DAN HARMONI SOSIAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
1. FITRIYANTI
2. HANDRIYANI HENDRA
3. HANIFAH
4. CHELSEA MELAN NUR INDAH
5. AZRIEL GUNAWAN
6. CANTIKA

SMA NEGERI 1 BAU-BAU

TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................2

1
KATA PENGANTAR.............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................5

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN..............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 PERBEDAAN SOSIAL DAN PARTIKULARISME KELOMPOK......................6

2.2 KESETARAAN GUNA MENCAPAI KEPENTINGAN UMUM.......................16

2.3 HARMONI SOSIAL ....................................................................................18

BAB II PENUTUP..............................................................................................19

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................19

3.2 SARAN........................................................................................................19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang perbedaan,
kesetaraan dan harmoni sosial ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab

2
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

BauBau,30 September 2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang majemuk. Hal ini dapat dilihat dari
keanekaragaman yang dimiliki oleh Indonesia. Dimana Indonesia terdiri dari suku bangsa,
ras, etnis, dan agama yang berbeda-beda. Oleh karena itu, keragaman ini menyebabkan
masing-masing masyarakat yang ada Indonesia tidak mudah untuk disatukan dengan
masyarakat yang lain. Hal ini dikarenakan masing-masing suku bangsa memiliki karakteristik

3
yang berbeda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki masyarakat Indonesia
tersebut menyebabkan adanya perbedaan tingkah laku dan aktivitas dalam melangsungkan
kehidupan kesehariannya. Kedua perbedaan tersebut yaitu, tingkah laku dan aktivitas, yang
merupakan wujud dari ketidaksamaan sosial.

Ketidaksamaan sosial merupakan perbedaan baik secara kebudayaan, tingkah laku,


maupun aktivitasnya antara individu atau kelompok satu dengan yang lainnya.Munculnya
ketidaksamaan sosial mengakibatkan adanya keragaman kehidupan sosial dalam
bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai fenomena keragaman dalam
masyarakat. Terdapat dua pandangan dalam melihat keragaman yang ada di
masyarakat.Pertama, keragaman yang ada di Indonesia dianggap sebagai faktor
penghambat pemersatu masyarakat Indonesia. Sedangkan yang kedua, keragaman dianggap
sebagai kekayaan budaya di Indonesia. Dari kedua pandangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa keragaman dapat mendatangkan hal yang postitif, akan tetapi disisi lain keragaman
juga dapat menimbulkan konflik yang akan merugikan masyarakat itu sendiri.

Maka di perlukan adanya konsep kesetaraan.Konsep kesetaraaan merupakan sebuah


konsep yang harus dipahami dalam menghadapi masyarakat yang beragam. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir adanya konflik-konflik yang ditimbulkan. Konsep kesetaraan
adalah sebuah konsep yang memandang bahwa setiap manusia dilahirkan setara, meskipun
memiliki keragaman identitas baik dari suku,bangsa, agama, dan sebagainya

Sebagaimana yang kita tahu bahwa pada dasarnya setiap manusia antara individu satu
dengan yang lainnya memiliki kesamaan hak-hak dasar. Hak dasar ini disebut juga dengan
hak asasi manusia. Pemahaman masyarakat mengenai hak-hak dasar tersebut bertujuan
agara dapat menciptakan harmoni sosial di masyarakat.

Harmoni sosial dapat diartikan sebagai sebuah kondisi dimana individu hidup sejalan
dan serasi serta setiap anggota masyarakat dapat menjalani secara baik sesuai kodrat dan
posisi sosialnya. Dalam mencapai harmoni sosial, maka perlu adanya pranata-pranata sosial
di masyarakat. Pranata hukum, sebagai salah satu pranata yang sangat penting, merupakan
lembaga yang mengontrol, mendukung, dan mendorong terwujudnya prinsip-prinsip
kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang ditulis,maka yang menjadi masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Perbedaan sosial dan partikularisme kelompok

4
2. Kesetaraan dalam guna mencapai kepentingan umum
3. Harmoni sosial

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui mengenai perbedaan sosial dan partikularisme kelompok


2. Mengetahui apa itu struktur sosial berserta hakikat dan ciri cirinya
3. Mengetahui konsep struktur sosial beserta fungsi dan bentuknya
4. Mengetahui apa itu diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
5. Mengetahui betapa pentingnya kesetaraan
6. Mengetahui cara mencapai keseteraan dalam guna mencapai kepentingan umum
7. Mengetahui apa itu harmoni sosial

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERBEDAAN SOSIAL DAN PARTIKULARISME KELOMPOK

Perbedaan perbedaan dalam masyarakat membentuk keberagaman dalam


masyarakat sehingga melahirkan masyarakat yang majemuk.Menurut Furvinall, masyarakat
majemuk adalah masyarakat yang berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan
secara fisik,tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan
politik. Menurut Usman Pelly, masyarakat majemuk dikategorikan menjadi dua hal, yaitu
masyarakat dengan pembelahan horizontal dan vertikal.secara horizontal struktur
masyarakat ditandai dengan kenyataan adanya kesatuan kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku bangsa,agama,adat dan perbedaan kedaerahan sedangkan secara vertikal,
struktur masyarakat ditandai dengan adanya perbedaan antara lapisan atas dengan bawah
yang cukup tajam.

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat seringkali kita dihadapkan pada sikap tak acuh,
baik dari personal, kelompok maupun lingkungan. Terlebih dalam kehidupan masyarakat

5
perkotaan besar maupun negara-negara besar.hal itu berkaitan dengan sikap
partikularisme. Kecenderungan dari partikularisme berkaitan dengan bagaimana seseorang
berperilaku dalam situasi tertentu. Dimana, partikularisme merupakan suatu sistem yang
didasari oleh kepentingan individual di atas kepentingan suatu kelompok baik aliran politik,
ekonomi, kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus.Dalam
masyarakat, partikularisme ini sering terjadi pada mereka yang hanya dapat memikirkan
dirinya sendiri saja, masa bodo tanpa mempedulikan sekitarnya, sehingga hal tersebut
kecenderungan akan menjadi sumber konflik. Disamping itu, partikularisme juga dapat
menghambat integrasi sosial dan nasional.

Adapun ciri-ciri dari partikularisme selain mementingkan kepentingan pribadi, antara. lain
heterogen yaitu bersifat dan berpandangan yang berbeda atau macam-macam, mobilitas
tinggi yaitu memiliki dan menghadapi perubahan yang cepat, dan berorientasi pada
rasionalitas dan fungsi dengan mengedepankan logika dan teknologi.

Dampak Partikularisme
Adapun untuk beberapa dampak yang dapat dirasakan atau dapat diperhatikan oleh orang
lain ketika seseorang melakukan partikularisme, yaitu;

 Terjadinya eksklusivisme
Perasaan yang timbul dari diri seseorang yang merasa dirinya adalah orang yang tidak
membutuhkan orang lain.
 Anggapan akan suatu kepentingan kelompok tertentu
Kepentingan kelompok membuat seseorang memilih untuk tidak bersosialisasi dengan
lingkungan. Dirinya memilih untuk bersifat tidak peduli dengan apa yang terjadi di
lingkungannya.
 Tidak memiliki rasa empati
Kepeduliaan yang telah hilang dari dalam diri seseorang tentu saja akan menghilangkan rasa
empati yang dimiliki.
 Meningkatkan iman kepada tuhan
Keyakinan dari dalam diri yang tidak dapat diubah oleh pihak manapun adalah keyakinan
bahwa tuhan ada satu.Apalagi orang yang hanya peduli dengan dirinya sendiri akan lebih
mudah meningkatkan iman kepada tuhan.
 Bersifat egois
Orang yang tidak memiliki kepedulian pasti akan memprioritaskan dirinya dan tidak
memperdulikan orang lain maupun sekitarnya
 Narsisme

6
Orang yang tidak peduli dengan orang lain sangat mungkin timbul rasa percaya diri yang
berlebihan. Percaya diri yang berlebihan membuat seseorang akan membuat seseorang
semakin merasa senang akan segala hal yang dilakukan. Bahkan akan semakin tidak peduli
dengan lingkungan.
 Sombong
Sesuatu yang muncul untuk menampakkan apa yang dimiliki. Segala jenis pencapaian yang
dimiliki. Pencapaian ini membuat individu dan kelompok merasa senang dan patut
dibanggakan.

Contoh Partikularisme
Adapun beberapa contoh partikularisme yang ada di masyarakat. Antara lain;

 Mementingkan orang yang dia kenal dari pada orang lain


 Mempekerjakan karyawan yang berasal dari daerahnya
 Adat yang mengharuskan pernikahan satu suku
 Seseorang yang ingin dianggap paling benar
 Orang yang pilih-pilih dalam berteman
 Memisahkan diri dari kelompok masyarakat yang ada

Struktur Sosial

Hakikat dan Ciri Struktur Sosial

Para ahli sosiologi memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan


struktur sosial. Menurut Soerjono Soekanto struktur sosial adalah hubungan timbal balik
antar posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial yang dimiliki oleh masing-masing
individu atau kelompok dalam struktur tersebut. Dan Menurut George C. Homans
mengatakan bahwa struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan
perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu Menurut George Simmel,
struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.

7
Dengan demikian Secara sederhana dapat kita katakan bahwa struktur sosial adalah
keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.

Abdul Syani menyebutkan bahwa struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok, yang dapat
memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada
kegiatan yang mungkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat.
2. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antarindividu pada saat tertentu.
3. Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
4. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka
yang membentuk suatu tatana.
5. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan

FUNGSI DAN BENTUK STRUKTUR SOSIAL

Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas
sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan
peraturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar
untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat.

Peter M. Blau membagi bentuk struktur sosial menjadi dua tipe, yakni intersected social
structure dan cosolidated social structure

1. Sebuah struktur sosial dikatakan intersected jika keanggotaan dalam kelompok-


kelompok sosial yang ada bersifat menyilang (berpotongan). Artinya, keanggotaan
dalam kelompok sosial tersebut memiliki latar belakang ras, suku bangsa, ataupun
agama yang berbeda-beda.
2. Sebuah struktur sosial dikatakan consolidated jika terjadi tumpang tindih parameter
(tolok ukur) dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah
kelompok sosial

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara
horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan
sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial
ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial. Dalam
banyak literatur, struktur sosial horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur
sosial secara vertikal disebut stratifikasi sosial.

8
DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi social adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak
menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarkis). Dengan kata lain, tidak ada gologan dari
pembagian tersebut yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi ataupun yang lebih
rendah.Menurut Kamus Sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan
terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.Dalam
masyarakat beragam (plural society), pengelompokan horizontal (didasarkan perbedaan ras,
etnis, klan, dan agama disebut istilah Kemajemukan Sosial. Sedangkan berdasarkan
(perbedaan profesi dan jenis kelamin) disebut Heterogenitas social.

Kemajemukan sosial ditandai perbedaan:

1. Ciri fisik disebut Ciri-ciri Fenotif Kuantitatif


2. Ciri sosial. Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan,peranan,prestise dan
kekuasaan yang menimbulkan perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam
masyarakat.Contoh perilaku tentara berbeda dengan guru.
3. Ciri budaya.Berhubungan dengan pandangan hidup suatu masyaakat menyangkut
nilai-nilai yang dianutnya seperti religi, system kekeluargaan,keuletan, dan
ketangguhan.Contoh hasil nilai tersebut adalah bahasa.

BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL

1. Diferensiasi sosial berdasarkan ras

Pengelompokan masyarakat berdasarkan ras merupakan pengelompokan yang bersifat


jasmaniah, berdasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk
bagian wajah.Definisi ras yang dikemukakan oleh Koentjaranigrat sebagai berikut : “ras
adalah suatu golongan yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu
frekuensi yang besar “.Dari pengertian inii tampak jelas bahwa ras merupakan
penggolongan yang bersifat jasmaniah semata, bukan penggolongan yang bersifat
rohaniah.Dewasa ini para ahli antropologi ragawi tidak saja menggambarkan adanya
berbegai macam ras di dunia ini, tetapi juga menggambarkan keterkaitan atau hubungan
asal usul antara ras-ras yang ada dan pencabangannya sehingga mendorong
berkembangnya penggolongan ras berdasarkan klasifikasi Filogenetik.

Salah satu klasifikasi ras dari A.L.Koeber (1948) yang menggambarkan penggolongan
ras-ras terpenting di dunia, serta hubungan antara satu dan yang lain sebagai berikut :

9
1. Ras Australoid merupakan ras yang memiliki ciri khas fisik yaitu tubuh sedang
dengan rambut keriting, mata yang hitam, bibir tebal serta kulit berwarna hitam.
2. Ras Mongoloid adalah ras yang memiliki ciri khas fisik rambut lurus, mata yang sipit,
memiliki kulit berwarna kuning dan bibir tipis
3. Ras Cucasaois merupakan ras yang memiliki ciri khas fisik yang umumnya dimiliki
oleh penduduk asli di wilayah Eropa maupun Asia Utara.
4. Ras Negroid adalah ras yang memiliki ciri khas fisik yang umumnya dimiliki oleh
penduduk asli dari wilayah Afrika serta sebagian wilayah Asia.

2. Diferensiasi sosial berdasarkan Klan

Klan yang dimaksud pada bentuk diferensiasi sosial di sini adalah suatu satuan sosial
dengan anggota yang memiliki hubungan kekerabatan. Anggota klan tersebut tergabung
karena didasari pada hubungan darah maupun garis keturunan atau genealogis. Kelompok
kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu dikenal sebagai matrilineal,
sedangkan kelompok kekerabatan berdasarkan garis keturunan bapak disebut sebagai
patrilineal.

Contohnya, seperti klan yang dapat ditemui pada masyarakat Batak. Masyarakat Batak
hingga kini masih menerapkan sistem marga, umumnya marga anak merupakan turunan
dari bapaknya. Contohnya seperti marga Harahap, Simanjuntak maupun marga Nasution.

3. Diferensiasi sosial berdasarkan Agama

Umumnya, setiap individu memiliki agama. Agama ini memiliki fungsi sebagai sebuah
pedoman untuk kehidupan manusia.Setiap individu yang memilih untuk menganut agama
tertentu, maka individu tersebut telah siap serta dengan yakin bahwa apa yang ia Yakini
adalah hal yang benar, oleh karena itu agama tidak dapat dibandingkan.Ada beberapa
agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu
serta beberapa sistem kepercayaan tradisional yang tumbuh di masyarakat.

4. Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin atau gender adalah sesuatu yang dibawa manusia sejak lahir. Secara hakiki,
perbedaan laki-laki dan perempuan bersifat horizontal, karena hanya menyangkut bentuk
dan sifat dasar.

5. Diferensiasi sosial berdasarkan etnis

Diferensiasi social berdasarkanetnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat


terdiri atas berbagai suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing. Menurut

10
William Kornblum (1988) kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas
kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti
atau dianggap pasti sama.

STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara vertikal atau bertingkat


berdasarkan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat (prestige). prestige di sini. Artinya,
seseorang dapat berada di lapisan yang lebih tinggi apabila memiliki sesuatu yang tidak
dimiliki orang lain. Menurut Max Weber stratifikasi sosial merupakan penggolongan anggota
masyarakat ke dalam kelas kelas yang didasarkan pada dimensi: ekonomi dilihat dari
harta,modal,maupun kekayaan yang dimiliki.status dilihat dari latar belakang,
pendidikan,gaya hidup dan hak hak istimewa.politik dilihat dari kekuasaan dan wewenang.

JENIS ATAU DASAR PEMBENTUK STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial tidak terbentuk dengan sendirinya. Ada 6 jenis atau dasar pembentuk
stratifikasi sosial yang tidak semua orang bisa memilikinya. Oleh sebab itu, muncul lapisan-
lapisan untuk membedakan mereka yang memiliki prestige dan tidak memiliki prestige.

1. Stratifikasi sosial berdasarkan kekayaan

Tahukah kamu, kalau salah satu dasar pembentukan stratifikasi sosial adalah kekayaan.
Hal tersebut dapat menjadi dasar pembentukan stratifikasi, karena adanya perbedaan
kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, yang berkaitan dengan terbatasnya keahlian,
modal dan akses. Dalam perbedaan pemenuhan kebutuhan hidup tersebut, akhirnya
terbentuklah lapisan atas (kebutuhan hidup tercukupi) dan lapisan bawah (kebutuhan
hidup kurang tercukupi). Kekayaan merupakan dasar stratifikasi sosial yang dapat
diperjuangkan. Oleh karena itu, di beberapa tipe, stratifikasi sosial dapat
melakukan pergerakan secara vertikal seiring dengan naiknya taraf hidup melalui kekayaan.

2. Stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan

Kekuasaan merupakan salah satu konsep yang mengawali peradaban manusia. Ketika
manusia mulai bermasyarakat dengan membuat kelompok kecil. Seorang pemimpin dalam
masyarakat memiliki kuasa untuk mengatur dan mempengaruhi orang lain. Dalam
kekuasaan, terdapat dua kelompok yakni para penguasa yang ada pada kelompok
kekuasaan, dan juga kelompok yang dikuasai.

11
Nah dari sini mulanya sistem stratifikasi sosial terjadi. Kelompok penguasa memiliki
kontrol atas kelompok lainnya yang menyebabkan terjadinya perbedaan kelas antara
kelompok masyarakat.

3. Stratifikasi sosial berdasarkan kehormatan

Selanjutnya, kita bahas mengenai stratifikasi sosial berdasarkan kehormatan. Jenis ini
pada umumnya berlaku pada masyarakat dengan kepemimpinan karismatik. Maksudnya
adalah, masyarakat dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat, yang memiliki kedudukan
paling asli di masyarakat, karena diperoleh atas penilaian terhadap karisma individu itu
sendiri yang dinilai layak menjadi pemimpin. Hal ini dijelaskan dalam pengertian
kepemimpinan karismatik oleh Max Weber.

Contoh nyata yang bisa kamu temui dalam kehidupan yakni, perbedaan status sosial
antara seorang pemuka atau tetua adat di suatu pemukiman tradisional. Dimana mereka
lebih dihormati dan memiliki pengaruh yang kuat di tengah masyarakat.

4. Stratifikasi sosial berdasarkan keturunan

Kemudian, ada jenis lainnya dari stratifikasi sosial, yakni berdasarkan keturunan.
Stratifikasi ini dasar pembentukannya berdasarkan keturunan atau kelahiran dari individu
tertentu. Sistem ini biasanya terdapat pada daerah yang menerapkan sistem status
keturunan atau ascribed status merupakan status yang dimiliki individu secara permanen,
atau melekat selama masa hidupnya.

Contohnya seperti sistem kepemimpinan di D.I. Yogyakarta dimana status darah kerajaan
dari keturunan Hamengkubuwono akan menjadi pemimpin daerah dan sistem ini masih
dianut hingga saat ini.

5. Stratifikasi sosial berdasarkan pendidikan

Apakah kamu sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
status sosial? Dengan menempuh pendidikan tinggi, kamu dapat memperoleh penghasilan
yang lebih besar, sehingga taraf hidup kamu pun ikut naik. Makanya, kalau mau jadi orang
sukses, harus rajin belajar ya

6. Stratifikasi sosial berdasarkan Status Sosial

Stratifikasi berdasarkan status sosial dilihat dari hak dan kewajiban individu dalam
masyarakat. Jenis stratifikasi ini juga bisa berubah tergantung di mana tempat individu itu
berada. Misalnya, ibumu adalah seorang CEO perusahaan teknologi. Di kantornya, ia

12
menempati posisi yang paling tinggi. Akan tetapi, saat dia pulang ke rumah, status ibumu
sama seperti ibu-ibu di perumahan lainnya.

Sifat Stratifikasi Sosial

Terdapat 3 sifat stratifikasi sosial menurut Soerjono Soekanto , yaitu:

1. Stratifikasi Terbuka (Opened Social Stratification)

Stratifikasi sosial terbuka memungkinkan anggota di tiap lapisan untuk dapat berpindah
posisi ke atas (social climbing) atau ke bawah (social sinking). Tentu saja, diperlukan usaha
untuk mencapai puncak tertinggi, salah satunya lewat pendidikan. Stratifikasi ini bersifat
dinamis sehingga siapapun bisa melakukan mobilitas sosial.

2. Stratifikasi Tertutup (Closed Social Stratification)

Stratifikasi sosial tertutup biasanya terjadi pada lingkungan kerajaan atau keluarga
konglomerat (kalau sekarang sih disebutnya old money). Sistem pelapisan sosial ini
cenderung kaku dan membatasi anggotanya untuk menikah dengan orang di luar klan
mereka. Ini sebabnya status sosial yang diperoleh hanya bergantung kepada kelahiran.

3. Stratifikasi Campuran

Stratifikasi sosial campuran adalah kombinasi antara stratifikasi sosial terbuka dan
stratifikasi sosial tertutup. Perlu diingat, individu yang mengalami stratifikasi campuran
hanyalah mereka yang berasal dari stratifikasi tertutup, kemudian berpindah ke masyarakat
yang menganut sistem stratifikasi terbuka.

Contohnya, mereka yang memiliki kasta Brahmana sangat dihormati di Bali, tetapi ketika
pindah ke kota lain, status sosialnya menjadi sama dengan masyarakat lainnya

13
Tipe Stratifikasi Sosial

1. Tipe Kasta

Tipe kasta memiliki sistem stratifikasi dengan garis pemisah yang kaku. Tipe semacam
ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta dan hampir tidak memungkinkan tiap
individu untuk bergerak secara vertikal untuk naik kasta. Contoh dari situasi ini bisa dilihat
dari konsep strata dalam agama Hindu yang terdiri dari 4 macam kasta. Kasta tersebut yaitu
Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Kasta Brahmana, Ksatria dan Waisya disebut
triwangsa, sedangkan kasta Sudra disebut jaba. Gelar-gelar tersebut diwariskan menurut
garis keturunan ayah

2. Tipe Oligarki

Tipe oligarki memiliki tipe stratifikasi yang menggambarkan garis pemisah yang sangat
tegas di antara strata. Dalam tipe oligarki, perbedaan kelas sosial didasari pada faktor
kebudayaan masyarakat setempat. Perbedaan dasar antara tipe oligarki dengan kasta, yakni
adanya kesempatan bagi individu untuk naik kelas. Setiap lapisan dari kelas bisa dibedakan
dari perbedaan kesempatan tiap kelas untuk memperoleh kekuasaan. Berikut contoh
pembagian kelas dalam tipe oligarki pada masyarakat:

 Lapisan teratas, yakni, Raja, pemimpin, bangsawan, pengusaha kaya raya.


 Lapisan tengah, yakni petani, nelayan, pedagang.
 Lapisan bawah, budak, dan buruh kasar.

3. Tipe Demokratis

Tipe demokratis adalah tipe ketiga dengan garis pemisah antar lapisan yang sifatnya
fleksibel. Faktor keturunan tidak menentukan kedudukan atau tinggi-rendahnya status
seseorang, namun yang diutamakan adalah kemampuannya dan kadang-kadang juga
ditambah dengan faktor keberuntungan.Tipe ini termasuk yang paling tidak rigid dari
pembatasan antar kelasnya. Apabila ada suatu kejadian atau perubahan, dapat berpengaruh
pula pada perubahan piramida kekuasaaan.

14
2.2 KESETARAAN GUNA MENCAPAI KEPENTINGAN UMUM

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak hanya sebatas mengenal keanekaragaman,


tetapi juga ada yang namanya kesetaraan sosial. Dimana, kesetaraan ini berhubungan
dengan kedudukan yang ada di masyarakat. Kesetaraan sendiri berasal dari kata setara atau
sederajat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) setara berarti sejajar, sama
tingkatannya sederajat. Oleh karana itu, kesetaraan sosial bermakna bahwa semua manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki derajat yang sama dan harus diperlakukan sama,
sehingga setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan konsumsi yang
layak. Kesetaraan sosial bisa juga diartikan sebagai tata politik sosial di mana semua orang
yang berada dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama.
Setidaknya, ini mencakup hak yang sama di bawah hukum, merasakan keamanan,
memperolehkan hak suara, mempunyai kebebasan untuk berbicara dan berkumpul, dan
sejauh mana hak tersebut tidak merupakan hak-hak yang bersifat atau bersangkutan secara
personal.

Adapun kategori kesetaraan sosial ini dibedakan menjadi 5 yaitu :

 Hakikat politik ; kesetaraan dalam bidang pembangunan


 Hakikat ekonomi ; kesetaraan dalam pembagian sumber daya yang dilakukan secara
adil
 Hakikat sosial ; kesetaraan dengan tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
 Hakikat moral ; kesetaraan dengan memiliki nilai yang sama
 Hakikat hukum ; kesamaan dihadapan hukum.

Disamping itu, jika melihat secara keseluruhan konsep ini dibagi menjadi 3 yaitu:

 Kesetaraan sejak awal yang artinya kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan
bahwa semua peserta mulai dari garis start yang sama.
 Kesetaraan kesempatan mengindikasikan bahwa akses ke semua posisi sosial harus
di atur oleh kriteria universal.
 Kesetaraan hasil, yaitu semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang
kehidupan yang setara.

PRINSIP KESETARAAN SOSIAL

15
Dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945, dijelaskan bahwa prinsip kesetaraan, “segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,”

Berdasarkan penggalan ayat tersebut, prinsip kesetaraan sosial dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Setiap individu mendapatkan hak yang sama dalam segala aspek

Pada dasarnya sebuah kesetaraan tidak akan memandang apapun, semuanya akan sama
tanpa adanya pembeda-bedaan karena faktor tertentu.

2. Pemberian kewajiban yang sama pada setiap individu tanpa adanya perbedaan

Prinsip kesetaraan memiliki urgensi yang tinggi untuk diterapkan di wilayah dengan
masyarakat yang majemuk atau multicultural, sehingga tanpa adanya sebuah kesetaraan
sosial akan berdampak pada perpecahan atau disintegrasi sosial.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa, kesetaraan sosial memerankan sebuah peran
yang sangat penting dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis serta
integrasi yang kuat.pentingnya kesetaraan dalam keberagaman ialah untuk mewujudkan
kehidupan yang harmonis diantaranya tercipta relasi yang adil, bebas dari kesenjangan,
terciptanya rasa saling menghargai dan menghormati.apa lagi Negera kita Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari banyak nya keberagaman yang ada dan banyaknya
perbedaan antara satu dengan yang lain sehingga penting nya kesetaraan terutama dalam
kehidupan bermasyarakat.yang paling penting tanamkan dalam diri kita walaupun kita dan
orang lain memiliki perbedan namun kita dan orang itu memiliki satu kesamaan yang
mutlak yaitu sama-sama orang indonesia dan makhluk hidup yang ingin di hormati dan
dihargai dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat nya sama
dihadapannya.selain itu dengan adanya kesetaraan bisa menciptakan lingkungan yang
harmonis,tentram dan damai tanpa adanya pertikaian yang diakibatkan oleh banyaknya
perbedaan satu sama lain.

Kesimpulan. Jadi, fungsi prinsip kesetaraan dalam kehidupan masyarakat adalah untuk
menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia.
Mewujudkan masyarakat yang adil dan bebas dari diskriminasi.

2.3 HARMONI SOSIAL

Secara harafiah, harmoni diambil dari bahasa Yunani, harmonia. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ini bisa diartikan sebagai pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat;

16
keselarasan; dan keserasian. Nah, harmoni sosial sendiri adalah kondisi dimana individu
hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.Harmoni sosial terjadi dalam
masyarakat yang ditandai dengan solidaritas, yakni kekompakan atau kesetiakawanan. Kata
solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

Pada dasarnya bisa melalui banyak cara, termasuk mematuhi norma yang berlaku, bersikap
koorperatif dalam menyelesaikan suatu masalah, dan saling menghargai.Tak hanya itu, rasa
nyaman, tenang dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat juga dapat dilakukan
dengan bersikap ramah kepada orang lain, menghormati keanekaragaman yang ada di
masyarakat, menyadari adanya perbedaan sifat, sikap dan watak, serta positif dalam
berpikir.

Dalam kehidupan bermasyarakat perbedaan pasti ada. Akan tetapi, perbedaan dan
keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah penghalang untuk menciptakan
kehidupan yang harmonis. Salah satu jalan menciptakan keharmonisan yaitu dengan
penerapan prinsip-prinsip keseteraan. Hal ini terkait dengan hak setiap orang yang ingin
diperlakukan sama atau mendapatkan hak-haknya. Menjaga keharmonisan merupakan
kewajiban bagi setiap anggota masyarakat termasuk kita. Beberapa sikap yang dapat
dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, antara lain:

 Adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat.


 Menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat.
 Bersikap ramah dengan orang lain
 Selalu berfikir positif.

Masyarakat yang memiliki keberagaman diperlukan adanya harmoni karena agar tidak
terjadi konflik . Konflik ini dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Adanya
sikap toleransi dan saling menjaga kerukunan, membuat masyarakat dapat hidup
berdampingan walaupun ada perbedaan.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hubungan antara kelompok sosial dan partikularisme kelompok memiliki kaitan antara satu
sama lain ialah adalah jika suatu kelompok sosial dibangun dengan hubungan yang baik dan

17
erat, maka akan terjadi integrasi yang baik pula. Sebaliknya, jika kelompok sosial dibangun
dengan partikularisme, maka akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat.partikularisme
yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum.

kesetaraan sosial adalah tata politik sosial dimana semua orang yang berada dalam suatu
masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. dan penting kita menyadari
mengenai kesetaraan agar bisa mencegah terjadinya konflik.Harmoni sosial erat kaitannya
dengan kesetaraan sosial, dimana ini bisa diartikan sebagai tata politik sosial di mana semua
orang yang berada dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang
sama.

3.2 SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, Kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang penulisan di atas dengan sumber–sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan ke depannya.

18

Anda mungkin juga menyukai