Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Model Konseling Islam Dalam Membantu Kesadaran Beragama Pada

Remaja Menjadi Pribadi Berakhlakul Karimah

Alfi Rahmi
alfi.rahmi79@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

Abstrak: Masa remaja merupakan masa transisi yaitu masa perubahan dari anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja identik dengan masa yang penuh masalah, karena remaja
berupaya mencari identitas diri. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga
kadang kala melakukan tindakan yang tidak wajar, pergaulan yang tidak terbatas, sehingga
dapat mengakibatkan kepribadian yang labil. Dengan adanya gejolak batin tersebut akan
tampak dalam kehidupan beragama yang labil, bimbang dan mengalami kerisauan. Di
samping itu jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, kemampuan berpikir yang
abstrak, daya kritis yang berkembang dan emosi yang meluap-luap. Hal ini mengakibatkan
kesadaran dalam melaksanakan semua perintah agama menjadi terhalang. Melaksanakan
perintah agama hanya ikut-ikutan teman, tanpa menghayati makna dari setiap ibadah yang
dilakukan. Menyikapi perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh remaja khsususnya
remaja Islam, maka perlu suatu pendekatan dalam membimbing, mengarahkan dan
membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi remaja mengenai penanaman
kesadaran beragama untuk mencapai pribadi yang berakhlakul karimah melalui pendekatan
konseling Islami. Penerapan Konseling Islami akan membantu remaja mencapai kepribadian
yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa dengan kepribadian yang berakhlakul
karimah.

Kata Kunci: Konseling Islami, Kesadaran Beragama

A. Pendahuluan pertemanan yang kuat akan


mengakibatkan munculnya nilai-nilai
Salah satu periode dalam baru dalam kehidupan remaja.
perkembangan kehidupan adalah masa Mengingat perkembangan
remaja. Masa remaja merupakan remaja dalam mencari identitas diri,
periode penting dalam rentang kadangkala remaja dihadapkan
kehidupan, suatu periode transisional, dengan berbagai masalah dalam
masa perubahan, masa usia bermasalah, kehidupannya. Menurut Erikson
masadimana individu mencari identitas dalam Santrok (2007:191) yang
diri. Remaja merupakan masa topan menyatakan bahwa remaja harus
badai sebagaimana yang dikemukakan memutuskan siapakah mereka itu, apa
oleh Hall dalam Sarwono (2011) bahwa keunikannya, dan apa yang menjadi
masa remaja merupakan masa ”Sturm tujuan hidupnya. Kondisi emosional
und drang (topan badai) dimana masa yang meledak-ledak, berbagai pilihan
penuh emosi dan adakalanya emosinya dihadapan remaja, remaja akan
meledak-ledak, yang muncul karena mengalami kebimbingan dan mengkin
adanya pertentangan nilai-nilai. Remaja akan jatuh ke dalam pergaulan bebas.
dalam masa mencari identitas diri yang Banyak kasus ditemukan remaja
banyak dipengaruhi oleh teman-teman dalam mencari identitas diri
sebaya (peer group) atau seringkali mengikuti tren idola mereka, merokok
disebut dengan geng. Hubungan agar diakui keberadaannya dalam

29
kelompok, bahkan sampai terlibat menjalankan agamanya. Menurut
dalam pergaulan bebas. Jalaluddin (2007:106) menyatakan
Menyikapi berbagai bahwa kesadaran orang untuk
kemungkinan masalah-masalah yang beragama merupakan kemantapan jiwa
akan dihadapi oleh remaja, maka perlu seseorang untuk memberikan
suatu pendekatan yang tepat dalam gambaran tentang bagaimana sikap
membina remaja agar menjadi remaja keberagamaan mereka. Kesadaran
yang memiliki kepribadian yang beragaman pada remaja mulai dengan
berakhlakul karimah. Salah satu cendrungnya remaja mennjau dan
pendekatan yang dapat dilakukan meneliti kembali cara beragama
dalam membina remaja yaitu sewaktu kecil yang umumnya ikut-
pendekatan konseling Islam. ikutan dengan orang dewasa terutama
Pendekatan konseling Islam menurut orang tua. Kepercayaan tanpa
Hamdani Bakran Adz Dzaky pemahaman yang diterima sewaktu
(2002:189) bahwa melalui konseling kecil tidak memuaskan remaja
dalam Islam akan terdapat aktivitas sehingga remaja mulai merenungkan
memberikan bimbingan, pelajaran dan dan berfikir tentang hakekat ketuhanan
pedoman kepada individu yang dan mulai mendisiplinkan diri untuk
membutuhkan bimbingan (klien) agar menjalankan ajaran agaman.
dapat mengembangkan potensi akal Perkembangan kesadaran beragama
fikirannya, kejiwaannya, keimanannya pada remaja juga seiring
dan keyakinan serta dapat berkembangnya kemampuan berfikir
menanggulangi permasalahan hidupan remaja yang telah mulai mengabstraksi
dengan baik dan benar secara mandiri sesuatu hal.Meningkatnya kesadaran
yang berparadigma kepada Al Quran beragama pada remaja akan
dan As Sunnah Rasulullah SAW. membentuk pribadi remaja yang
Pendapat di atas diperkuat oleh berakhlakul karimah.
Syaiful Akhyar Lubis (2007:97) bahwa
konseling Islam adalah layanan B. Karakteristik Perkembangan Masa
bantuan kepada klien untuk Remaja
mengetahui, mengenal dan memahami Menurut Erikson masa remaja
keadaan dirinya sesuai dengan merupakan masa mencari identitas ego
hakikatnya atau memahami keadaan hal ini terjadi karena masa remaja
dirinya. Bantuan yang diberikan dalam merupakan peralihan antara masa
mencapai manusia mengembangkan kehidupan anak-anak dan masa
fitrahnya.Fitrah bukan hanya diartikan kehidupan dewasa.Dalam menjalani
secara makna suci melainkan fitrah masa peralihan ini terdapat sejumlah
mengandung unsur-unsur berbagai sikap yang diperlihatkan oleh remaja
potensi keunggulan yang dianugrahkan sebagaimana yang dikemukakan oleh
Allah SWT kepada individu untuk Mohammad Ali dan Mohammad
dikembagkan.Hal ini sejalan dengan Asrori (2004:16) yaitu:
tujuan yang tertera dalam konseling. 1. Kegelisahan
Peneapan konseling Islam Remaja mempunyai banyak
dalam membina remaja diharapkan idealisme yang henak diwujudkan
remaja akan mengalami perkembangan di masa depannya, namun di balik
akal fikiran, kejiwaan, keimanannya itu remaja belum memiliki
sehingga potensi fitrah yang kemampuan yang memadai untuk
dianugrahkan Allah berkembang mewjudkan idealismenya
optimal. Kondisi ini akan tersebut.Remaja merasa belum
memunculkan kesaradan remaja dalam mampu melakukan berbagai hal

30
dengan baik sehingga tidak berani mencoba konsmetik baru agi
mengambil tindakan mencari remaja putri. Munculnya keinginan
pengalaman langsung. Tarik- mencoba ini karena melihat orang
menarik antara idealismen dan dewasa begitu menikamtinya
kenyataan yang dihadapi serta sehingga membangkitkan rasa
kemampuan yang dimilikinya ingin tahu remaja.
dapat mengakibatkan kegelisahan Berkaitan dengan kehidupan
pada remaja. sehari-hari remaja tidak akan terlepas
2. Pertentangan dari berbagai kebutuhan baik biologis,
Sebagai individu yang sedang psikologis, social dan mental. Untuk
mencari jati diri, remaja memenuhi kebutuhan remaja tersebut
dihadapkan dengan situasi ingin kdangkala timbullah berbagai
bebas dari orang tua dan perasaan problema yang dihadapiremaja
belum mampu untuk mandiri. Oleh diantaranya sebagaimana yang
karena itu remaja sering dikemukakan oleh Sofyan S. Willis
mengalami kondisi yang (1994:43) yaitu:
bertentangan dengan orang tua. 1. Problema penyesuian diri, baik
3. Mengkhayal penyesuaian diri di keluarga,
Keinginan untuk menjelajah dan sekolah maupun masyarakat.
berpetualang tidak semuan 2. Problematika beragama yang
tersalurkan, karena keterbatasan mencakup masalah keyakinan dan
dana. Akhirnya remaja mencari kesadaran beragama, pelaksanaan
kepuasan dengan menyalurkan ajaran agaa secara teratur dan
khayalan melalui dunia masalah perubahan tingkah laku
fantasi.Khayalan ini tidak karena agaman.
selamanya negative, kadangkala 3. Problematika kesehatan yaitu
khayalan ini menghasilkan suatu masalah yang dihadapi
konstruktif, misalnya timbul ide- sehubungan dengan kesehatan
ide tertentu yang dapat jasmani dan rohani.
direalisasikan. 4. Problematika ekonomi dan
4. Aktivitas Berkelompok mendapatkan pekerjaan.
Kebanyakan remaja menemukan 5. Problematika perkawinan dan
jalan keluar dari kesultan dan hidup berumah tangga dan lain-
masalah yang dihadapinya dengan lain.
berkumpul sesame rekan sebaya.
Remaja melakukan suatu kegiatan Salah satu problematika yang
bersama untuk menghadapi paling mendasar yang mempengaruhi
kendala yang dihadapinya. terbentuknya akhlak pada remaja
5. Keinginan untuk mencoba segala yaitu problematika kesadaran
sesuatu beragama. Seiring berkembangan
Pada umumnya remaja memiliki kognitif remaja, maka perkembangan
rasa ingin tahu yang tinggi, karena kesaradan beragama remaja bukanlah
di dorong rasa ingin tahu yang dalam kondisi ikut-ikutan orang
tinggi, remaja cendrung ingin dewasa lagi melainkan sudah
mencoba segala sesuatu yang mencapai pemahaman dan
belum pernah dialaminya. pengamalan dari nilai-nilai agama.
Seringkali terlihat remaja
melakukan sesuatu meniru dari C. Kesadaran Beragama Pada Remaja
perilaku orang dewasa seperti Menurut Pandangan Islam
merokok pada remaja pria dan sejak lahir manusia telah mempunyai

31
jiwa agama yaitu jiwa yang mengakui pengalaman beragama. Adapun
adanya zat yang Maha Pencipta dan pengalaman beragama yaitu unsur
Maha Mutlak yaitu Allah SWT. Sejak perasaan dalam kesadaran beragama
dalam kandungan ketika ditiupkan roh yang membawa kepada keyakinan
dalam tubuh janin, manusia telah yang dihasilkan dalam tindakan
mempunyai komitmen bahwa Allah amaliah nyata.
SWT dalam firmanNya QS Al A’Raf Pada dasarnya kesadaran
ayat 172 yang artinya: beragaman akan menghantarkan
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu seorang individu pada pengabdian diri
mengeluarkan keturunan anak- sebagai seorang hamba Allah karena
anak Adam dari sulbi mereka dan manusia diciptakan kedunia adalah
Allah mengambil kesaksian untuk mengabdi kepada Allah SWT.
terhadap jiwa mereka (seraya Pola perubahan minat
berfirman) Bukankah Aku ini beragama pada remaja menurut
Tuhanmu?Mereka menjawab Hurlockdapat dikelompokkan ke
Betula (Engkau adalah Tuhan dalam tiga periode:
kami), Kami menjadi saksi (kami a. Periode kesadaran religius.
lakukan yang demikian itu) agar di Saat remaja mempersiapkan diri
hari kiamat kamu tidak untuk menjadi anggota
mengatakan Sesungguhnya Kami kelompok/jamaah agama yang
(Bani Adam) adalah orang-orang dianut orangtuanya, minat religius
yang lengah terhadap ini (keesaan meninggi. Akibatnya remaja
Tuhan).” mungkin akan berusaha mendalami
Ayat ini menerangkan tentang ajaran agamanya, tetapi dalam
perjanjian manusia dengan Allah usaha mendalami ajaran agamanya
SWT ketika roh manusia sejak awal remaja mungkin menemukan hal-
kejadiannya akan adanya Allah SWT hal yang tidak sesuai dengan
yang Maha Esa yang tiada Tuhan lain logikanya. Pada saat seperti itu
yang patut disembah. Potensi fitrah mungkin dia akan membandingkan
beragama ini akan menghantarkan keyakinan agamanya dengan
manusia untuk menunaikan setiap keyakinan agama teman-temannya.
kewajiban agamanya dan menuntut b. Periode keraguan religious
kesadaran dalam pengamalan Berdasarkan penelitian secara kritis
agamanya. terhadap keyakinan agama
Kesadaran beragama padamasa anak-anak, remaja selalu
merupakan bagian integral yang harus bersikap skeptis pada berbagai
dikembangkan pada usia remaja. bentuk ritual, seperti doa dan
Remaja yang memiliki kesadaran upacara-upacara agama yang
beragama akan memiliki landasan bersifat formal lainnya. Mungkin
hidup yang kuat dengan pengamalan pada saat yang bersamaan mereka
nilai-nilai moral yang bersumber dari meragukan ajaran agamanya.
agama. Menurut Zakiah Darajat dalam Mereka mungkin meragukan sifat-
Ramayulis (2004:8) bahwa kesadaran sifat Tuhan dan kehidupan setelah
beragama merupakan aspek mental kematian. Kepercayaan remaja
dari aktivitas agama, aspek ini terhadap sifat-sifat Tuhan banyak
merupakan bagian atau segi agama dipengaruhi oleh kondisi emosi
yang hadir. Dengan adanya kesadaran mereka. Kepercayaan remaja
beragaman dalam diri seseorang yang terhadap sifat-sifat Tuhan selalu
akan ditunjukan melalui aktivitas berubah-ubah. Kadang remaja
keagamaan, maka muncullah meyakini sifat-sifat dengan penuh

32
semangat. Padasaat lain mereka melaksanakan segala ajaran agama
meragukan Tuhan bahkan mungkin yang telah ditetapkan.
tidak menyakiniTuhan atau Kemudian Yusuf Syamsu LN
mencari kepercayaan Tuhan pada (2007:11) juga mengemukakan
agama lain. Bahkan kadang- konseling Islam merupakan proses
kadang remaja dapat berpindah pemberian bantuan kepada individu
agama. agar mampu mengembangkan
c. Periode rekonstruksi religious kesadaran dan komitmen
Lambat atau cepat remaja beragamanya (primordial
membutuhkan keyakinan kemakhlukannya yang fitrah
agama, meskipun keyakinan tauhidullah) sebagai hamba dan
agama pada masa anak-anak khalifah Allah yang bertanggung
tidak dapat lagi memuaskan jawab untuk mewujudkan
keingintahuannya terhadap kesejahteraan hidup bersama, baik
agama. Bila remaja merasa secara fisik jasmaniah maupun psikis
keyakinan agama yang rohaniah, baik kebahagiaan di dunia
dianutnya dari orangtuanya ini maupun di akhirat kelak.
kurang me-muaskan Menerapkan konseling Islam akan
keingintahuannya terhadap membantu individu khususnya klien
agama atau Tuhan, mungkin memahami hakekat dirinya sebagai
dia akan mencari kepercayaan hamba Allah dan pengabdian sebagai
baru pada teman-temannya atau khalifah Allah di muka bumi ini
orang lainyang dipercayainya. sehingga tujuan akhirnya akan
Remaja memang dapat menjadi memperoleh kebaikan dunia dan
sasaranempuk bagi setiap kebahagiaan akhirat.
kultur religius yang berbeda. Manusia diciptakan sebagai
khalifah di bumi sebagaimana firman
D. Model Konseling Islam Dalam Allah SWT yang artinya
Membentuk Kesadaran Beragama Sesungguhnya Aku hendak
Pada Remaja menciptakan seorang khalifah di
Menurut Az Zahrani (2005:6) muka bumi (QS. Al baqarah:30).
konseling Islam adalah memberikan Perkataan menjadi khalifah dalam
arahan dan petunjuk bagi orang yang surat Al Baqarah mengandung makna
tersesat, baik arahan tersebut berupa bahwa Allah SWT menjadikan
pemikiran, orientasi kejiwaan maupun manusia untuk mengurus dunia
etika dan penerapannya sesuai dan dengan jalan melaksanakan segala
sejalan dengan sumber utama dan yang diridhiNya di muka bumi ini.
merupakan pedoman hidup muslim Hal ini sebagaimana dikemukkan oleh
yakni Al Quran dan Sunnah. Hal Neviyarni (2009:57) bahwa dalam
senada juga di kemukakan oleh Fenti mengurus dunia ini sesungguhnya
Hikmawati (2010:155) bahwa manusia diuji apakah ia akan
konseling Islam bertujuan dan cara melaksanakan tugasnya dengan baik
kerjanya berlandaskan agama Islam. atau buruk. Mengurus dengan baik
Konseling ini merupakan proses adalah mengurus kehidupan dunia ini
motivasional kepada individu agar sesuai dengan kehendak Allah, sesuai
memiliki kesadaran untu come back to dengan pola yang telah ditentukanNya
religion. Melalui konseling Islam agar manfaat alam semesta dan segala
mengantarkan klien untuk kembali isinya dapat dinikmati oleh manusia
memiliki kesadaran beragama dengan dan makhluk lainnya. Segala urusan
dan tugas yang diperintahkan Allah

33
untuk manusia telah tercantum dalam Penanaman agama yang kuat akan
Al Quran sehingga Al Quran membentuk kepribadian remaja yang
dijadikan dasar dalam konseling berakhlakul karimah.
Islam. Kemudian menurut M.
Al Quran sebagai dasar Hamdani Bakran Adz Dzaky
pemikiran konseling Islam memuat (2004:189) yang menyatakan
materi dasar dalam konseling Islam konseling Islam adalah suatu aktivitas
yangdiarahkan pada pengisin qalbu memberikan bimbingan, pelajaran dan
wahdaniyyun yang terpancar dari pedoman kepada individu yang
cahaya Ilahi. Sebagaimana yang meminta bimbingan dalam hal
dikemukakan oleh Dahlan dalam beragmaa seharusnya seorang klien
Supriatna dan Nurihsan (2005:4) dapat mengembangkan potensi akal
mengemukakan bahwa cahaya ilahi fikirannya, kejiwaannya, keimanannya
akan mewujudkan pribadi yang dan keyakinan serta dapat
mantap, istiqamah, halus budi, akhlak menanggulangi problematika hidup
mulia mengikuti petunjuk Ilahi serta dan kehidupannya dengan baik dan
mengembangkan fitah manusia. benar secara mandiri yang
Hal senada juga dikemukakan berparadigma kepada Al Quran dan as
oleh Yahya Jaya dalam Daryanto dan Sunnah Rasulullah SAW.
Muhammad Farid ( 2015:226) bahwa Problematika kehidupan yang dialami
Bimbingan Konseling Agama Islam remaja terkait dengan perkembangan
adalah pelayanan bantuan yang kepribadiannya yang banyak
diberikan oleh konselor agama kepada dipengaruhi oleh teman sebaya
manusia yang mengalami masalah sehingga kadangkala menimbulkan
dalam hidup keberagamaannya, ingin pribadi yang tidak berakhlak.
mengembangkan dimensi dan potensi Konseling Islam mengajarkan remaja
keberagamaannya seoptimal mungkin, untuk memiliki pribadi yang sesuai
baik secara individu maupun dengan ajaran dan tuntunan dalam Al
kelompok, agar menjadi manusia yang Quran dan Assunnah.
mandiri dan dewasa dalam beragama, Salah satunya dengan
dalam bidang bimbingan, akidah, pendekatan model konseling Islam.
ibadah, akhlak dan muamalah melalui Menurut Fenti Hikmawati (2010:162)
berbagai jenis layanan dan kegiatan bahwa tujuan utama penerapan model
pendukung berdasarkan keimanan dan konseling Islami adalah
ketakwaan. menumbuhkan sikap konsisten akan
Perwujudan pribadi yang ajaran agama Islam (memiliki
mantap diharapkan dimiliki oleh komitmen terhadap agama Islam). Hal
remaja, sebagaimana menurut para ahli senada juga dikemukakan oleh Az-
bahwa usia remaja penuh dengan Zahrani (2005:34) bahwa konseling
berbagai masalah, maka remaja perlu Islam bertujuan agar manusia memiliki
dibina dengan pendekatan yang tepat. kesadaran akan eksistensi dirinya,
Konselor Islam senantiasa konsisten dalam menjalankan agama
menanamkan pengertian kepada Allah disertai dengan kesehatan mental
remaja untuk dapat berpegang teguh yang sejalan dengan nilai-nilai hukum
dan beragama yang kuat, sebagaimana syar’i.
yang dilukiskan oleh Allah SWT Fenti Hikamawati (2010:197)
dalam firmanNya tentang pemuda mengemukakan proses penerapan
Kahfi: “Sesungguhnya ereka adalah konseling Islam yaitu:
kaum remaja yang teguh beriman dan 1. Membangun hubungan yang
aku tambah kepada mereka petunjuk”. harmonis dengan saling

34
menghargai, membuka diri dan juga hawa nafsu dan keinginannya
saling percaya antara konselor untuk berbuat maksiat.
dengan kliennya. 5. Motivasi manusia yang kuat dan
2. Konselor membantu klien, potensi yang besar akan mampu
mengeidentifikasi permasalahan mengendalikan perilaku dan
yang dihadapi klien. memerintahkannya untuk dapat
3. Menawarkan tobat setelah klien melakukan apapun yang
menyadari kesalahan dan diinginkannya. Motivasi terbesar
menemukan suatu solusi problem yang dimaksud dalam Islam adalah
yang dihadapinya. Karena tobatlah motivasi untuk selalu beribadah
yang mampu mencuci jiwanya dan kepada Allah.
membebaskannya dari perasaan 6. Islam telah membagi jiwa manusia
bersalah. kedalam tiga keadaan yaitu:
4. Mengajarkan kembali ajaran-ajaran a. An Nafsu Mutmainnah (jiwa
agama yang benar kepada klien, yang tenang) sebagaimana
menerangkan tujuan dari firman Allah dalam surat Al Fajr
eksistensinya di dunia dan ayat 27-30 yang artinya “Hai
membantunya dalam membentuk jiwa yang tenang, kembalilah
pikiran, nilai dan kecendrungan kepada Tuhanmu dengan hati
yang sejalan dengan nilai-nilai yang puas lagi diridhaiNya,
hukum syar’i. maka masuklah ke dalam jemaah
Penerapan model konseling hamba-hambaKu dan masuklah
Islami ada beberapa hal penting yang ke dalam surgaKu.
perlu diperhatikan sebagaimana yang b. An Nafsul Ammaratu Bissu’
dikemukakan oleh Az Zahrani (jiwa yang condong kepada
(2005:29) yaitu: keburukan). Jiwa yang selalu
1. Islam memandang bahwa tabiat mendorong seseorang untuk
dasar manusia adalah baik, namun selalu menapak jalan kejahatan,
demikia tabiat bisa berubah. baik dengan berbohong,
2. Sesungguhnya manusia merupakan membunuh, memakan harta anak
makhluk terbaik yang telah Allah yatim, bermuka dua dan banyak
ciptakan, sebagaimana dalam lainnya. Allah berfirman
firman Allah dalam surat At Tin dalamsurat Yusuf ayat 53 yang
ayat 4 yang artinya Sesungguhnya artinya: “Dan aku tidak
Kami telah menciptakan manusia membebaskan diriku (dari
dalam bentu yang sebaik-baiknya. kesalahan) karena sesungguhnya
3. Manusia adalah mahkluk yang nafsu itu selalu menyuruh
penuh dengan kesadaran dan kepada kejahatan, kecuali nafsu
tanggung jawab serta mampu yang diberi rahmat oleh
membedakan antara yang baik dan Tuhanku. Sesungguhnya
buruk. Sebagaimana Firman Allah Tuhanku Maha Pengampun lago
SWT dalam surat Al Insaan ayat 3 Maha Penyayang.
yang artinya Sesungguhnya kami c. An Nafsu Lawwamah (jiwa
telah menunjukinya jalan yang yang selalu menyesali dirinya
lurus ada yang bersyukur dan sendiri dengan celaan yang
adapula yang kafir. tajam dan juga mengancam
4. Sesungguhnya manusia memiliki dirinya sendiri dengan hukuman
titik kelemahan dalam dirinya,hal Allah. Sebagaimana Firman
inilah yang membuat manusia Allah dalam surat Al Qiyamah
harus terus berusaha melawan ayat 1-2 yang artinya:”Aku

35
bersumpah dengan hari kiamat, Berdasarkan model konseling
dan aku bersumpah dengan jiwa Islami di atas terdapat beberapa tahap
yang amat menyesali (dirinya pelaksanakaan model konseling Islami
sendiri). Jiwa ini sebenarnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Fenti
adalah jiwa yang penuh dengan Hikmawati (2010: 199) yaitu:
keimanan. Ia adalah jiwa yang
menyesali dirinya karena telah 1. Tahap Persiapan
meninggalkan ketaatan dan Tahap ini yang perlu dilakukan oleh
telah melakukan dosa besar. konselor yaitu:
Kemudian proses pelaksanaan a. Mengecek klien apakah seorang
model konseling Islami dapat muslim kemudian baru
digambarkan dalam gambar berikut: melanjutkan pada tahap berikutnya.
b. Selanjutnya konselor mengajak
Model Konseling Islami klien untuk membersihkan diri
baik jasmani maupun rohani.
Konseling Islam Untuk membersihkan diri dari
jasmani, konselor bisa meminta
klien untuk wudhu dan mandi (bila
1. Konsep Dasar: dipandang perlu) dan untuk
Rasional, Definisi, membersihkan rohani klien,
Visi, Misi dan konselor bisa mengajak untuk
Tujuan
membaca istighfar secara
2. Fungsi KI dan Peran
Konselor berulangkali.
3. Materi c. Untuk lebih memantapkan ke
4. Prosedur dan Islaman klien, konselor perlu
Strategi mengajak atau menuntun klien
5. Evaluasi Diskusi kemajuan
mengikrarkan Dua Kalimat
perubahan perilaku
Syahadat. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kemungkinan klien
1. Pengakuan akan perilaku Mendiskusi
secara tidak sadar atau tidak
yang sesuai dan yang tidak kan sengaja telah rusak imannya (fasiq)
sesuai dengan agama dan perubahan atau keluar dari Islam (murtad).
membangun hubungan yang perilaku 2. Tahap Proses Konseling
harmonis antara konselor dari catatan Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dengan kliennya. siswa antara lain:
2. Belajar memahami apa yang a. Meluruskan niat klien bahwa pada
diperintah dan apa yang dasarnya penolong sebenarnya hanya
diperintah dan apa yang  Informasi
 Diskusi Allah, konselor hanya sekedar
dilarang agama Islam menunjukan jalannya. Oleh sebab itu,
 Menunjukan
3. Sadar akan segala hal yang
 Melaksanakan klien harus aktif dan selalu
baik dan segala hal yang
mendekatkan diri kepada Allah disertai
dapat membahayakan atas
dengan selalu sabra dan shalat.
4. Tobat atas perilaku buruk
b. Dalam memberikan informasi kepada
yang telah dilakukan untuk
konselor, klien harus mengatakan jujur
menghapus perilaku buruk
dan ikhlas. Hal ini sangat diperlukan
5. Doa dan konsolidasi
komitmen terhadap
untuk mempermudah diagnosis dan
agamanya (penilaian dan
treatmen yang diberikan kepada klien.
pemeliharaan) c. Penetapan sumber masalah adalah
penting, sebab hal ini sangat berkaitan
dengan diagnosis dan tratmen, untuk

36
itu diperlukan ketelitian konselor untuk b. Telepon
membedakan masalah itu bersumber b. Metode Kelompok
dari dirinya karena godaan setan, 1. Papan Bimbingan
cobaan Tuhan atau karena lingkungan. 2. Surat Kabar/majalah
3. Brosur
4. Radio (media audio)
5. Televisi
3. Tahap Akhir
Perlu dipesankan kepada klien agar Pemilihan metode dan teknik
klien selalu berusaha sekuat tenaga disesuaikan dengan:
disertai dengan sabar dan shalat serta
berdoa secara istiqamah.Bila perlu a. Masalah/problem yang sedang
konselor berdoa bersama klien dalam dihadapi atau digarap
kegiatan konseling. b. Tujuan penggarapan masalah
c. Kedaan klien yang dibimbing
Menurut Aunur Rahim Faqih d. Kemampuan konselor
(2001:54-55) terdapat beberapa metode mempergunakan metode atau
yang dapat diterapkan dalam proses teknik
bimbingan konseling Islam, setalah e. Sarana dan prasarana yang tersedia
konselor memahami akan pribadi dan f. Kondisi dan situasi lingkungan
masalah klien secara mendalam, yakni: sekitar
1. Metode Langsung g. Organisasi dan administrasi
Metode langsung (komunikasi layanan bimbingan dan konseling
langsung) adalah metode dimana h. Biaya yang tersedia.
konselor melakukan komunikasi
langsung (bertatap muka) dengan Pemilihan metode dan teknik yang
klien. Metode ini dengan teknik tepat akan efektif dalam mengatasi
sebagai berikut: problematika yang dialami oleh remaja.
a. Percakapan pribadi, yakni konselor
E. Penutup
melakukan dialog langsung tatap
Penerapan metode konseling
muka dengan klien Islam dapat membantu remaja untuk
b. Kunjungan ke rumah (home visit), mengembangkan kepribadian yang
yakni konselor mengadakan dialog
berakhlakul karimah. Permasalahan
dengan kliennya tetapi
yang dialami remaja dalam masa
dilaksanakan di rumah klien
pencarian jati diri dapat dibantu oleh
sekaligus untuk mengamati konselor Islam dengan menerapkan
keadaan rumah klien dan metode konseling berparadigma Islam
lingkungnnya dengan dasar Al Quran dan As Sunnah.
c. Kunjungan dan observasi kerja, Penerapan metode konseling Islam
yakni konselor melakukan
dapat melalui tahap persiapan , tahap
percakapan individual sekaligus
pelaksanaan dan tahap pengakhiran.
mengamati kerja klien dan
Begitu juga dalam pelaksanaan baik
lingkungannya. secara langsung dan tidak langsung.
2. Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung adalah metode
F. Daftar Pustaka
konseling yang dilakukan melalui
media komunikasi masa.Hal ini dapat Faqih, Aunur Rahim. 2001. Bimbingan
dilakukan secara individual maupun dan Konseling Islam.
kelompok, bahkan masal. Yoqyakarta: UII Press
a. Metode Individual
a. Surat menyurat

37
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan
dan Konseling. Jakarta:
RajaGrafindo

Jalaluddin, 1998. Psikologi Agama.


Jakarta: Rajagrafindo Persada
Dzaky, Hamdani Bakran Adz.
2004. Konseling dan
Psikoterapi Islam.
Yoqyakarta: Fajar Baru

Asrori, Mohammad dan


Mohammad Ali. 2004.
Psikologi Remaja. Jakarta:
Bumi Aksara

Az Zahrani, Said Musfir. 2005.


Konseling Terapi. Jakarta:
gema Insani

Neviyarni. 2009. Pelayanan


Bimbingan dan Konseling
Berorientasi Khalifah Fil
Ardh. Bandung: Alfabeta.

Ramayulis. 2004. Psikologi


Agama. Jakarta: Kalam
Mulia

Sarwono, Sarlito. 2011. Psikologi


Remaja. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Sofyan S. Willis. 1994. Problema


Remaja dan
Problematikanya. Bandung:
Angkasa

Syamsu, Yusuf. 2007. Konseling


Spiritual Teistik (Proses
Pencerahan Diri dalam
Membangun Kehidupan
Bersama yang Bermakna).
Bandung: UPI Bandung

38

Anda mungkin juga menyukai