LANDASAN TEORI
1. Pengertian minat
dalam belajar. Karena minat ini merupakan suatu kekuatan motivasi yang
atau kegiatan tertentu. minat juga merupakan faktor yang sangat penting
untuk menunjang kegiatan belajar siswa kenyataan ini juga di perkuat oleh
hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan yang
dan sebagainya hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan karena minat
belajar kecenderungan hati untuk belajar mendapat informasi,
terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap paling efektif
emosi yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian jadi pada minat
kognitif untuk mencapai suatu objek seseorang suatu soal atau suatu
motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh
karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang
Menurut Gie (1998: 76), arti penting minat dalam kaitannya dengan
sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa,
sangat erat.
anggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara : 1. Penyajian materi
yang yang tidak sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil
apabila anak-anak menunjukan minat yang kecil, maka tugas guru untuk
secara intensif kepada suatu objek yang dianggap paling efektif (perasaan,
minat juga berkaitan dengan keperibadian. Jadi pada minat terdapat unsur-
mencapai suatu objek, seorang suatu soal atau suatu situasi yang
yang tinggi tehadap suatu yang timbul karena kebutuhan yang di rasa atau
mempunyai hubungan yang erat sekali seorang yang menaruh minat dalam
perhatian pada mata pelajaran, yang sedang diajarkan biasanya dia malas
siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainya,
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. minat itu
minat terdapat suatu hal yang hakiki untuk dapat mampelajari hal tersebut.
perhatikan terus menerus yang di sertai dengan rasa senang jadi berbeda
diperoleh kepuasaan.
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik- baiknya karna tidak ada daya tarik bagianya ia
itu, bahan pelajaran yang menarik siswa lebih mudah dipelajari dan di
sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu
kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar
kepada guru, Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih
salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan
Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai
beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa
mempelajarinya.
penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman
2. Ilmu Shorof
Sharaf atau dibaca Shorof adalah salah satu nama cabang Ilmu
bentuk kata, perubahan bentuk kata ini dalam praktek nya disebut Tashrif,
oleh karena itu dinamakan Ilmu Shorof (perubahan; berubah), karena Ilmu
ilmu ini, kita dapat mengetahui perubahan bentuk suatu kata, baik dari
Ilmu shorof atau Ilmu Tashrif adalah ilmu yang menjelaskan tata
cara mengubah suatu kalimat dari satu bentuk ke bentuk lainya dengan
sebagai bagian dari dari ilmu nahwu, akan tetapi dengan melihat fokus
utama dari pembahasan antara ilmu shorof dan ilmu nahwu di pandang
sebagai dua ilmu yang terpisah ( Nisbat tabayun ) di mana ilmu shorof
kondisinya.
Pencetus ilmu shorof sendiri ialah syeikh Mu’ad bin muslim al-haro
atas perintah dari sang Babul ulum sayyidina Ali bin Abi Tholib
Karromallohu Wajhah
pembentukan suatu bentuk kata, dengan adanya ilmu shorof kita bisa
menghindari kesalahan saat mengucap suatu kata baik itu berupa lisan
ataupun tulisan.
1) Wazan
rumus baku, di mana setiap kata kerja akan masuk ke dalam salah
2) Mauzun
datang)
datang)
3) Wazan
kelompok :
kinerja individu.
dibaca. Hal ini berarti membaca merupakan suatu kegiatan atau proses
samping itu, membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta
kompleks dan melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri
tradisi membaca.
eksternal pembaca.
Bahasa yang dipakai oleh penulis harus sama dengan yang diketahui oleh
1989:123):
pembaca sendiri.
bacaan berdasarkan kosa kata yang terdapat dalam bacaan itu sendiri.
dikenal, sebab dunia pesantren pada saat itu menutup diri dari dunia luar,
terutama dari arus kebudayaan asing sebagai satu sikap posisi diam
yang mana dihasilkan oleh para ulama dan para pemikir muslim lainnya,
bahasa Arab, akan tetapi juga bahasa lokal (daerah), seperti: Melayu,
aksara Arab. Dengan demikian, selain ditulis oleh para ulama Timur
tulisan Arab dan dalam bahasa Arab dengan sistematika yang klasik.
(tanda baca/baris).
kitab utuh.
kitab kuning tidak mudah dibaca, apalagi dipahami oleh mereka yang
yang mempunyai fungsi yaitu sebagai referensi bagi Pengasuh dan para
agama.
kaidah Nahwiyah atau Syntax (tata bahasa) dan kaidah shorfiyyah atau
sedikit lebih kecil dari kertas kuarto (26 cm) dan tidak di jilid. Lembaran-
lembaran yang tidak ter jilid, dilapisi dengan sampul. Layout-nya, hampir
semua kitab kuning memiliki konten yang berisi matan dan syarah,
diletakkan di dalamnya”.
Isi yang dikaji kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua
adalah isi inti yang akan dikupas oleh syarah dalam layout-nya, matan
diletakkan di luar garis segi empat yang mengelilinginya syarah dan ciri-
ciri lain penjilidan kitab-kitab cetakan lama biasanya dengan sistem koras
media cetak surat kabar masa kini adalah penganut sistem koras yang
fanatik.
Di kalangan masyarakat pesantren, kedudukan kitab kuning
pesantren yaitu mendidik calon generasi penerus para alim ulama dan
setia terhadap nilai-nilai tradisi lama yang baik maka minat membaca
antaranya :
a. Fan shorof
b. Fan Bayan
c. Fan Ma’ani
d. Fan Nahwu
e. Fan Kofiyah
f. Fan Syi’ir
g. Fan ‘Arud
h. Fan Istiqoq
i. Fan ‘Insya
j. Fan Khot
k. Fan Muhadiroh
l. Fan Lughoh
Kitab kuning juga dapat digolongkan ke dalam tiga tingkatan yaitu:
tingkat tinggi.
madura.
Akan tetapi, karena keterbatasan daya, dana dan waktu mungkin isi
baku dalam disiplin keilmuan Islam, baik dalam bidang syariah, akidah,
berikut.
kuning
Hasil dari membaca kitab kuning adalah kemampuan yang diperoleh santri
Dari teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa santri yang memiliki
akan berbagai masalah yang muncul dalam kemampuan membaca kitab kuning,
Santri yang memiliki kemampuan ilmu shorof yang baik mampu mengatasi
kesulitan membaca kitab kuning, membarisi teks kitab kuning, mengartikan teks
kitab kuning, menerangkan isi teks kitab kuning, mengi’robi teks kitab kuning,
D. Peneliitian relevan
yaitu: