Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Minat Belajar Matematika

a. Hakekat Minat

Menurut Slameto (2003:180), minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat

mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi

(kehendak). Oleh sebab itu, minat dianggap sebagai respon yang sadar,

sebab jika tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti apa-apa.

Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan

dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut, ada

unsur emosi karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh

perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi

merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Dari ketiga unsur inilah yang

diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu

kegiatan, termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti belajar.

Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa

minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua

belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang

6
7

mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan

pengaruh dari gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah

menjadi kewajiban dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan

situasi dan kondisi yang bisa merangsang minat siswa terhadap belajar.

Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi

seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti :

gairah, kemauan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan

tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari

pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu

mempunyai ketergantungan pada faktor internal seseorang (siswa)

seperti perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar yang

ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam

belajar.

b. Peranan Dan Fungsi Minat

Minat memegang peranan penting dalam kehidupannya dan

mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap, minat menjadi

sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap

sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat

tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk

pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan

dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar

daya kemampuan belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa


8

yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh gairah, dapat membuat

rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri.

Dalam hubungannya dengan pemusatan pemikiran, minat

mempunyai peranan dalam memudahkan terciptanya pemusatan

perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar (Gie, 2004:57).

Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya,

sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu

menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan

karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating

force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar.

Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus

untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya

menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi

sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu

untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus

mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia

untuk terus belajar.

c. Unsur-Unsur Minat Belajar

Reber dalam Syah (1995: 136) mengemukakan bahwa minat

mempunyai ketergantungan pada faktor internal seperti perhatian,


9

kemauan dan kebutuhan. Unsur-unsur inilah yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Berikut uraian dari beberapa komponen minat

tersebut.

1) Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan

dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat

siswa dalam belajar. Menurut Suryabrata (2007:14) perhatian

dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau

sekumpulan objek belajar. Siswa yang aktifitas belajarnya disertai

dengan perhatian yang intensif akan lebih sukses, serta prestasinya

akan lebih tinggi. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif

akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Orang

yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan

perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan

tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang

mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan

berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan

belajar.

Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha

untuk menarik perhatian anak didiknya dengan cara mengajar yang

menyenangkan agar perhatian siswa dapat muncul dengan

sendirinya untuk lebih memperdalam pelajaran yang diajarkannya.


10

Beberapa indikator yang berhubungan dengan aspek

perhatian dalam belajar ini diantaranya bertanya kepada guru,

memperhatikan penjelasan guru, mencari sumber belajar di luar

sekolah, konsentrasi dalam belajar, dan tidak melamun saat guru

menerangkan pelajaran di depan kelas.

2) Kemauan

Kemauan yaitu kondisi dimana seorang siswa cenderung

untuk melakukan suatu aktifitas tanpa adanya paksaan. Siswa yang

memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari suatu hal, maka

dia akan berusaha untuk mencari pengetahuan yang lebih terhadap

sesuatu itu. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya aktifitas

belajar. Jika sejak awal siswa tidak ada kemauan untuk belajar,

maka sulit baginya untuk memulai aktifitas belajar tersebut.

Beberapa indikator yang berhubungan dengan aspek

kemauan ini diantaranya berusaha mengerjakan latihan walaupun

sulit, tetap belajar walaupun guru tidak masuk mengajar, rajin

membaca buku matematika, mau mengerjakan soal latihan

matematika selain yang ditugaskan guru, dan bersemangat

mengikuti pelajaran matematika.

3) Kebutuhan

Menurut Suryabrata (2007:70) kebutuhan (motif) yaitu

keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang mendorongnya

untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai suatu


11

tujuan . Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang

individu. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang

mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar

penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat

merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk

menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar,

maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu

tertentu.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda

bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh

kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat orang

tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan

kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah

tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang

mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat

terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam

belajar.

2. Prestasi Belajar Matematika

a. Hakekat Belajar
12

Belajar pada hakekatnya merupakan aktivitas yang utama

dalam serangkaian proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat

dipahami karena berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan adalah

dominan bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar itu

berlangsung. Oleh karena itu proses belajar selalu menjadi sorotan

utama khususnya bagi para ahli pendidikan. Para ahli psikologi

senantiasa berusaha menentukan berbagai fakta atau unsur–unsur

pokok dari proses belajar, mengenai hubungannya dengan dasar-dasar

psikologi serta kondisi untuk mempertinggi efisiensi belajar. Dalam

kaitan ini belajar ditujukan kepada pengumpulan pengetahuan,

pemahaman konsep dan kecekatan, pembentukan sikap dan perbuatan.

Di bawah ini beberapa pengertian belajar menurut ahli pendidikan

sebagai berikut:

1) Menurut Hamalik (1983:40), mengatakan bahwa belajar adalah

usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.

2) Menurut Winkel (1987:51), mengatakan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktivitas mental dengan lingkungan yang menghasilkan proses

perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai sikap.

3) Menurut Hudoyono (1990:36), bahwa belajar adalah suatu proses

untuk mendapatkan pengetahuan/keterampilan sehingga mampu

mengubah tingkah laku itu menjadi tetap tidak berubah lagi

dengan modifikasi yang sama.


13

4) Menurut Slameto (2001:43), memberikan suatu pengertian bahwa

belajar adalah sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. 

5) Menurut Suprayekti (2004:29), bahwa belajar secara umum dapat

diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi

individu dengan lingkungan

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa :

a) Belajar akan membawa perubahan tingkah laku.

b) Dengan belajar seseorang akan mendapatkan pengetahuan baru.

c) Perubahan tingkah laku dan pengetahuan itu diperoleh melalui

suatu usaha atau pengalaman.

b. Hakekat Matematika

Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat untuk

mendefinisikan apa itu matematika. Walaupun belum ada definisi

tunggal menganai matematika, bukan berarti matematika tidak dapat

dikenali.

Berikut ini beberapa definisi atau pengertian tentang

matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh Reys, et al

(1998: 2).

1. Matematika adalah studi atau kajian tentang pola dan hubungan.

2. Matematika adalah suatu cara berpikir.


14

3. Matematika adalah seni, digolongkan dengan tata urutan dan

kejelasan di dalamnya.

4. Matematika adalah suatu bahasa, menggunakan istilah dan simbol

tertentu dengan hati-hati.

5. Matematika adalah suatu alat.

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dicapai dengan hasil memuaskan jika

siswa belajar dengan baik yaitu belajar dengan teratur secara sendiri-

sendiri, secara kelompok dan berusaha memperkaya bahan pelajaran

yang diterima di sekolah dengan bahan pelajaran ditambah dengan

usaha sendiri. Belajar dengan baik dapat diciptakan, apabila guru

dapat mengorganisir belajar siswa, sehigga minat dan motivasi belajar

dapat ditumbuhkan dalam suasana kelas yang menggairahkan.

Belajar merupakan aktivitas/usaha perubahan tingkah laku

yang terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku

tersebut merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar

individu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan

dalam kepribadian yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.

Untuk mempertegas pengertian belajar penulis akan memberikan

kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses lahir maupun batin

pada diri individu untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan

mengalami atau latihan.


15

d. Prestasi Belajar Matematika

Menurut Hudoyo (1988:6) kegiatan belajar yang kita

kehendaki akan bisa tercapai bila faktor-faktor berikut ini dapat

dikelola sebaik-baiknya:

1) Siswa

Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada

peserta didik. Misalnya saja, bagaimana kemampuan dan

kesiapannya untuk belajar matematika, bagaimana kondisi anak,

dan kondisi fisiologisnya. Orang yang dalam keadaan sehat

jasmani akan lebih baik belajar daripada orang yang dalam

keadaan lelah, seperti perhatian, pengamatan, ingatan juga

berpengaruh terhadap kegiatan belajar seseorang.

2) Pengajar

Kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi dan sekaligus

menguasai materi yang diajarkan sangat mempengaruhi terjadinya

proses belajar. Seorang pengajar yang tidak menguasai materi

matematika dengan baik dan kurang menguasai cara

menyampaikan dengan tepat dapat mengakibatkan rendahnya

mutu pengajaran dan yang kedua dapat menimbulkan kesulitan

peserta didik dalam memahami matematika. Akibatnya proses

belajar matematika tidak berlangsung efektif.

3) Sarana dan Prasarana


16

Sarana yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat bantu

belajar merupakan fasilitas yang penting. Demikian pula

prasarana yang cocok seperti ruangan dan tempat duduk yang

bersih dan sejuk bisa memperlancar terjadinya proses belajar.

Tidak menutup kemungkinan penyediaan sumber lain, seperti

majalah tentang pengajaran matematika, laboratorium matematika

dan alat lain yang mendukung guna meningkatkan kualitas

belajar.

4) Penilaian

Penilaian dipergunakan untuk melihat bagaimana berlangsungnya

interaksi antara pengajar dan peserta didik. Disamping itu

penilaian juga berfungsi untuk meningkatkan kegiatan belajar

sehingga dapat diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar

apabila kurang berhasil. Penilaian juga mengacu pada proses

belajar, yang dinilai adalah bagaimana langkah-langkah berfikir

siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Dengan

demikian, apabila langkah-langkah penyelesaian masalah benar

sedangkan langkah terakhir salah, telah menunjukkan proses

belajar siswa baik.

3. Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

a. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)
17

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) termasuk

salah satu tipe model pembelajaran Cooperative Learning. Dalam

model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok yang

heterogen, tidak dibedakan atas jenis kelamin , suku bangsa atau

tingkat kecerdasan siswa. Jadi dalam kelompok ini ada siswa yang

pandai, sedang atau lemah dan masing-masing siswa sebaiknya merasa

cocok satu sama lain. Dengan belajar kelompok diharapkan siswa

dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif dan menumbuhkan rasa

social yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok siswa diajarkan

bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa diajari menjadi

pendengar yang baik dapat member penjelasan kepada teman

sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama,

menghargai pendapat orang lain dan sebagainya.

Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan

siswa untuk bekerja sama dalam kelompok yang heterogen. Masing-

masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara, karena

pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat

diperhatikan. Oleh karena itu siswa yang pandai ikut bertanggung

jawab membentu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan

demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan

ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam

memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.


18

Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal

cerita meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik yakni : (1)

Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling

membaca, (2) membauat prediksi atau penafsiran atas isi soal cerita,

termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan

memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variable tertentu, (3) saling

membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita dan (4) menulis

soal cerita secara urut (menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya)

serta (5) saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada

yang perlu direvisi).

b. Menggunakan model pembelajaran CIRC Kelompok Besar

Yang dimaksud dengan menggunakan model pembelajaran

CIRC kelompok besar adalah menyelesaikan masalah bersama-sama

teman satu kelompok yang berjumlah 9 orang diskusi bersama.

c. Menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated reading

and Composition (CIRC) Kelompok Kecil

Sedangkan yang dimaksud dengan menggunakan model

pembelajaran CIRC kelompok kecil adalah siswa menyelesikan suatu

masalah bersama-sama teman satu kelompok yang berjumlah 5 orang

berdiskusi bersama.

B. Kerangka Berfikir

Kondisi awal peneliti belum memanfaatkan model pembelajaran

CIRC. Sedangkan minat dan prestasi belajar siswa masih rendah. Oleh
19

Karena itu peneliti mengambil tindakan yaitu memanfaatkan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

dengan menggunakan 2 siklus.

1. Siklus 1 peneliti memanfaatkan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan cara kelompok besar.

2. Siklus 2 peneliti memanfaatkan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan kelompok kecil.

Dari hasil siklus 1 dan siklus 2 didapat hasil akhir yaitu diduga

melalui model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan minat dan prestasi

belajar bagi siswa kelas X TAV 2 SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten

Brebes semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.


20

Siswa / yang diteliti minat


Kondisi awal Peneliti belum menggunakan dan prestasi belajarnya rendah
model pembelajaran
Cooperative Integrated
Reading and Composition
(CIRC) Siklus I
Memanfaatkan model
Tindakan pembelajaran Cooperative Memanfaatkan model pembelajaran
Integrated Reading and Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) Composition (CIRC) kelompok besar

Siklus II
Kondisi Akhir Diduga melalui model
pembelajaran Cooperative Memanfaatkan model pembelajaran
Integrated Reading and Cooperative Integrated Reading
Composition (CIRC) dapat and Composition (CIRC) dengan
meningkatkan minat dan prestasi kelompok kecil
belajar siswa

Gambar Skema Kerangka Berfikir


21

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka peneliti

mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut .

1. Melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa

kelas X TAV 2 SMK Negeri 1 Bulakamba semester 2 tahun pelajaran

2012/2013.

2. Melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

X TAV 2 SMK Negeri 1 Bulakamba semester 2 tahun pelajaran

2012/2013.

Anda mungkin juga menyukai