Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA MINAT SISWA SD

TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab rendahnya minat
siswa terhadap pendidikan matematika dan upaya guru untuk mengembangkan minat siswa
terhadap matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif artinya data yang dikumpulkan berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya. Metode yang digunakan adalah
interaktif dan kualitatif. Metode kualitatif interaktif adalah studi rinci yang menggunakan
teknik pengumpulan data langsung dari orang-orang di lingkungan alam. Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian analisis studi kasus (case
research). Siswa SD tertarik untuk belajar matematika karena sebagian siswa suka belajar
matematika di sekolah dan mengulang pelajaran matematika di rumah, sedangkan yang lain
tidak mau belajar di sekolah atau di rumah. Ada banyak rumus, belajar matematika itu sulit
dan membingungkan, sulit dan membosankan, dan akibatnya, nilai matematika siswa
berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar matematika siswa di sekolah dasar
antara lain faktor keluarga, faktor psikologis siswa, faktor kemampuan siswa, dan faktor
interaksi siswa.

Kata kunci: matematika, minat belajar, faktor internal, faktor eksternal

 PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang disengaja dan teratur dan dirancang
untuk mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Pendidikan adalah kegiatan
yang membantu siswa tumbuh untuk mencapai tujuan pendidikannya. Kegiatan pendidikan
adalah inti dari interaksi siswa-pendidik dan sumber daya pendidikan lainnya dan
berlangsung di lingkungan pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar
banyak.

Belajar adalah rangkaian kegiatan mental dan fisik yang ditujukan untuk mencapai
perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, meliputi keterampilan kognitif, emosional, dan psikomotorik. Dalam proses
pembelajaran, setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda dalam
memahami dan menyerap pelajaran. Ketidakmampuan belajar seorang siswa ditunjukkan
oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat psikologis,
sosiologis, atau fisiologis, sehingga keberhasilan belajar yang paling akhir seharusnya berada
di bawah hal-hal tersebut. Minat belajar sangat penting bagi siswa. Hal ini dikarenakan
sulitnya mengharapkan siswa untuk rajin dan mendapatkan hasil belajar yang baik jika tidak
terlalu tertarik atau tidak memperhatikan apa yang dipelajarinya.

Orang beranggapan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
menjadi tolak ukur kecerdasan dan kecerdasan belajar anak. Padahal matematika memiliki
kegunaan dan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut peneliti, banyak siswa
yang menganggap matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang paling sulit untuk
dipelajari dan dipahami. Pemikiran siswa yang mempersulit matematika dapat menyebabkan
siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Meskipun hal ini terlihat pada hasil belajar
yang buruk, ada juga faktor yang menghambat keberhasilan pembelajaran matematika,
seperti siswa tidak tertarik untuk belajar matematika.

Dalam proses pembelajaran khususnya matematika, minat belajar dari siswa itu
sendiri kurang penting. Karena mereka tertarik untuk belajar, tentu saja mereka dapat
menumbuhkan keinginan belajar dari siswa dalam rangka melaksanakan proses
pembelajaran. Siswa yang cerdas tetapi tidak tertarik belajar mungkin gagal belajar.
Sebaliknya, siswa dengan intelegensi rendah tetapi tertarik untuk belajar dapat berhasil
dalam belajar. Dalam hal ini, salah satu tujuan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini, tujuan pembelajaran akan meningkatkan atau
memaksimalkan hasil belajar siswa selama pembelajaran.

Salah satu faktor internal yang menentukan nilai seorang siswa adalah minat. Minat
mencakup faktor psikologis yang berperan sebagai pendorong untuk mencapai tujuan. Minat
adalah dorongan kepada seseorang, atau faktor yang secara efektif menciptakan minat atau
perhatian, mendorong pilihan hal-hal dan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan, dan
membawa kepuasan bagi mereka dari waktu ke waktu. Minat psikologis sangat dipengaruhi
oleh perasaan senang dan tidak nyaman yang terjadi pada setiap tahap perkembangan fisik
dan mental anak. Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar
seorang siswa. Kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa dapat
berdampak buruk terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Ketertarikan dan
tersedianya rangsangan yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri akan membuat siswa
tersebut puas secara internal terhadap kegiatan belajar tersebut.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat siswa terhadap pelajaran
matematika disebabkan oleh penjelasan guru materi matematika yang kurang jelas dan tidak
menarik perhatian siswa. Faktor lain yang membuat siswa tertarik untuk belajar matematika
adalah metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu, proses
pembelajaran di kelas tidak terlalu menarik dan membosankan, karena setiap proses belajar
siswa dibelajarkan hanya dengan mendengarkan ceramah. Kurangnya minat dalam proses
pembelajaran telah mengurangi minat belajar di kalangan siswa, khususnya pada matematika.
Bagaimanapun juga, kurangnya minat belajar siswa merupakan salah satu faktor yang
melatarbelakangi buruknya prestasi belajar. Hal ini juga penting untuk membangkitkan minat
siswa yang tinggi dalam belajar matematika. Karena minat belajar ini sangat menentukan
berhasil tidaknya kegiatan seseorang, maka keberhasilan belajar biasanya meningkat seiring
dengan meningkatnya minat belajar, sehingga sangat perlu untuk meningkatkan minat belajar
matematika.

 PEMBAHASAN
 Faktor rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang memegang peranan
penting dalam perkembangan dunia. Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang kurang populer dan dianggap kompleks bagi siswa. Pelajaran
matematika dianggap kurang populer dan kompleks karena kemampuan siswa
yang kurang dan kurang menguasai konsep dasar matematika. Minat siswa
terhadap matematika sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jika faktor-faktor
yang mempengaruhi minat siswa sangat didorong, maka minat belajar matematika
siswa juga sangat tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jika faktor-faktor yang
mempengaruhi minat Anda untuk belajar tidak terlalu mendukung, maka hanya
sedikit siswa yang tertarik pada matematika. Atau siswa tidak tertarik untuk
belajar matematika. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan dampak positif
dan mendukung minat belajar matematika siswa sehingga minatnya terhadap
matematika akan meningkat.
Pembelajaran matematika tidak terlepas dari permasalahan sehari-hari,
seperti soal-soal cerita yang berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa. Masalah
ini sering dijumpai oleh mahasiswa di daerah tersebut. Guru matematika
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran Matematika yaitu sebagai
berikut:

I. Minat Belajar

Minat merupakan kesamaan yang menetap buat memperhatikan &


mengenang beberapa kegiatan atau suatu rasa lebih senang & rasa keterikatan
dalam suatu hal/kegiatan tanpa terdapat yang menyuruh. Suatu rasa lebih
senang & rasa ketertarikan dalam suatu hal atau kegiatan, tanpa terdapat yang
menyuruh. Minat yang akbar terhadap suatu sesuatu adalah kapital yang akbar
adalah buat mencapai tujuan yang diminati. Jadi minat belajar yang akbar
cenderung membentuk prestasi yang tinggi, kebalikannya minat belajar kurang
akan mneghasilkan prestasi yang rendah.

Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu


memiliki beberapa unsur sebagai berikut:

1. Perhatian
2. Kesenangan
3. Ketertarikan

Minat belajar dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Hasil dari


penelitian ini terdapat dua faktor rendahnya minat siswa pada mata
pelajaran matematika. dua faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari
aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari siswa itu sendiri. Faktor internal


adalah “perhatian, rasa ingin tahu, motivasi, pemusatan kebutuhan”.
Ketika siswa sedang menikmati pelajaran tertentu, mereka tidak
merasa terpaksa untuk belajar. Misalnya, jika Anda suka mengikuti
kelas, jangan bosan dan bergabung dengan kelas. Perhatian juga
merupakan faktor internal. Perhatian adalah bahwa siswa berfokus
pada pengamatan dan pemahaman, mengabaikan orang lain. Siswa
yang tertarik pada objek tertentu secara otomatis akan memperhatikan
objek tersebut. Situasi di mana seorang siswa adalah kekuatan
pendorong di belakang suatu objek, orang, aktivitas, atau pengalaman.
Contoh: Bekerja keras setelah kelas tanpa menunda tugas guru.
Keterlibatan siswa juga dapat berasal dari minat siswa terhadap
sesuatu.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah yang merangsang minat siswa, seperti


dorongan dari anggota keluarga (wali), dorongan dari guru dan teman
sejawat, ketersediaan sarana dan prasarana, sarana dan kondisi
lingkungan, dan berasal dari luar. Keluarga memegang peranan penting
karena merupakan sekolah pertama dan terpenting. Dalam keluarga,
seseorang dapat mengembangkan kebiasaan, cara berpikir, sikap dan
cita-cita yang mendasari kepribadian seseorang. Seperti halnya
lingkungan keluarga, lingkungan sosial ini dapat meningkatkan minat
terhadap lingkungan keluarga. Terkadang teman bermain, teman
sebaya, dan teman sebaya memiliki pengaruh besar dalam menabur
minat dan benih ideal.

Jika dilihat dari faktor guru, dalam menyampaikan


pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran. Pada
saat menyampaikan pembelajaran guru hanya menggunakan buku
siswa dari pemerintah serta LKS. Guru tidak menggunakan sumber
yang lain untuk menunjang pembelajaran. Sehingga siswa menjadi
kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. minat belajar
peserta didik dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media
pembelajaran, fasilitas pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru,
dan lainnya.

II. Konsentrasi Belajar


Selalu ada faktor yang mempengaruhi proses belajar, seperti
konsentrasi. Konsentrasi merupakan salah satu aspek psikologis yang sering
tidak disadari dengan baik oleh non-peserta didik. Ini karena apa yang Anda
lihat melalui aktivitas Anda tidak selalu sesuai dengan apa yang sebenarnya
Anda pikirkan. Konsentrasi belajar memang sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran apapun. Hal tersebut dikarenakan aspek yang yang mendukung
siswa dalam belajar adalah konsentrasi. Jika siswa tidak dapat berkonsentrasi
pada pelajaran yang sedang berlangsung, maka dampaknya akan merugikan
diri siswa itu sendiri karena tidak mendapatkan apapun dari pelajaran tersebut.
Karena begitu pentingnya konsentrasi bagi siswa, sehingga konsentrasi dapat
menjadi prasyarat untuk siswa dalam belajar agar berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Konsentrasi memiliki dampak besar pada pembelajaran.
Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang memiliki
kemampuan berkonsentrasi dan dapat berkonsentrasi. Dalam praktiknya,
sering kali menghasilkan konsentrasi yang buruk. Hal ini disebabkan
kurangnya minat terhadap pelajaran yang dipetik, kondisi lingkungan
(berisik), kerancuan pikiran, dan kebosanan terhadap pelajaran.

Dalam pembelajaran matematika, konsentrasi belajar sangat


dibutuhkan siswa untuk memahami materi dan penjelasan dari konsep, rumus-
rumus, serta soal-soal yang diberikan. Hal tersebut dikarenakan, apabila siswa
tidak berkonsentrasi ketika pembelajaran berlangsung maka siswa tersebut
akan kesulitan untuk mengerjakan soal yang diberikan dan akan
mempengaruhi hasil belajar matematikanya. Akan tetapi, kenyataan yang
terjadi adalah banyak siswa yang kehilangan konsentrasi belajarnya dalam
pembelajaran matematika, tidak hanya pada menit terakhir pembelajaran,
tetapi kadangkala terjadi pada menit awal setelah dimulainya pembelajaran.
Selain itu, tidak diketahui apakah siswa sedang berkonsentrasi tinggi, sedang,
rendah, bahkan sangat rendah ketika pembelajaran matematika berlangsung.

Hal ini berdasarkan fakta yang terjadi pada siswa sekolah dasar saat
guru sedang menjelaskan materi kepada siswa. Beberapa siswa
memperhatikan dengan serius. Beberapa siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru. B. Fantasi, mengantuk, percakapan dengan teman. Artinya
siswa tersebut tidak memahami materi yang diajarkan oleh guru. Siswa yang
memperhatikan tidak sepenuhnya memahami materi yang diajarkan, dan
sebaliknya siswa yang tidak memperhatikan materi yang diterimanya kurang
memahami.

Konsentrasi yang buruk merupakan salah satu indikator masalah


belajar siswa karena merupakan penghambat untuk mencapai hasil belajar
yang diharapkan. Singkirkan masalah yang Anda pelajari dengan memusatkan
perhatian pada pelajaran, memperhatikan guru, dan mengarahkan siswa untuk
memotivasi mereka agar mereka menyukai pelajaran yang mereka pelajari.
Fokus siswa dalam belajar mempengaruhi kemampuan mereka untuk
memahami materi. Konsentrasi siswa yang buruk tidak mengarah pada
kemampuan belajar yang serius dan mempengaruhi kemampuannya dalam
memahami materi. Konsentrasi merupakan modal terpenting bagi siswa dalam
menyerap materi dan merupakan indikator keberhasilan praktik belajar
mereka. Salah satu faktor yang membantu siswa mencapai tujuan belajarnya
adalah konsentrasi yang tinggi. Dengan memfokuskan, semuanya tersimpan
dengan baik di memori otak dan dapat dengan mudah dihapus kembali jika
diperlukan.

Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang


dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan
seseorang melaksanakan pembelajaran matematika, dan proses tersebut
berpusat pada guru mengajar matematika dengan melibatkan partisipasi aktif
peserta didik didalamnya. Pembelajaran matematika adalah proses interaksi
antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan
mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan guru
dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan
berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
optimal.

III. Rendahnya Pemahaman Konsep Siswa

Dalam proses pembelajaran, masalah-masalah yang muncul selama


pembelajaran saling berkaitan satu sama lain. Jika seorang siswa tidak dapat
berkonsentrasi saat belajar, hal itu berdampak pada kurangnya pemahaman
siswa tersebut. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep suatu masalah
merupakan pemahaman siswa terhadap matematika dasar. Dalam proses
pembelajaran, beberapa siswa tidak memahami materi matematika dasar
seperti perkalian, pembagian, dan penghitungan setelah titik desimal. Jadi
ketika menjalankan ulangan harian bilangan bulat terkait perkalian,
pembagian, pecahan, dan skor, beberapa kelas siswa mendapatkan nilai
ulangan matematika 75%, yang merupakan standar keutuhan minimal (KKM)
yang ditetapkan sekolah. .. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa
terhadap konsep materi dasar matematika belum memadai.

Siswa masih salah paham karena masih minimnya keterampilan dasar


seperti perkalian, pembagian, dan penghitungan titik desimal, dan satuan yang
ditampilkan setelah titik desimal belum dipahami. Mengingatkan kembali
siswa, pertama, dalam arti guru belum paham dimana guru perlu mengulang
lagi jika kemampuan dasar anak masih terlalu jauh, karena hal ini akan
mempengaruhi pemahaman nantinya. ke materi selanjutnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya pemahaman konsep


siswa adalah: Biasanya pembelajaran teacher-centric, guru memberikan rumus
dan contoh soal, beserta solusinya. Aktivitas siswa adalah memecahkan
masalah berdasarkan rumus yang ada dan menggunakan contoh guru tanpa
mengetahui dari mana rumus tersebut berasal. Pembelajaran yang berpusat
pada guru tidak memungkinkan Anda untuk memahami konsep matematika.
Oleh karena itu, pemahaman konsep yang baik juga mempengaruhi
kemampuan berpikir siswa ketika menyelesaikan masalah matematika.

IV. Kediplinan Siswa

Faktor dominan lainnya adalah kedisiplinan siswa dalam mengerjakan


tugas. Dalam pembelajaran, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
karena mereka dapat membuka buku pelajaran ketika diberikan pekerjaan
rumah dan meningkatkan pemahaman mereka dalam mengulang materi yang
diajarkan. Ketika guru menerima tugas, guru memberi siswa waktu seminggu
untuk menyelesaikan tugas, tetapi ketika waktu yang ditentukan untuk
mengumpulkan tugas, beberapa siswa tidak menghapusnya. Beberapa siswa
mengaku lupa, tidak membawa buku PR, dan mengatakan siswa tidak tahu
ada PR dari guru.
Seorang guru matematika yang memberikan tugas untuk
mengkonfirmasi pemahaman siswa setelah setiap penjelasan dan memberikan
pekerjaan rumah setelah setiap pelajaran. Tugas dikerjakan siswa selama
seminggu, pekerjaan rumah tidak banyak, hanya sekitar 5 (5) soal. Hal ini
dilakukan agar siswa dapat membuka buku dan belajar di rumah. Mungkin
orang tua di rumah hanya menanyakan apakah ada pekerjaan rumah, jadi jika
siswa mengatakan "tidak", siswa tersebut tidak akan belajar. Namun,
pekerjaan rumah ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pekerjaan rumah
siswa dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
Orang tua juga diharapkan tidak hanya meminta anaknya mengerjakan PR,
tetapi juga mendukung dan membimbing belajar anaknya.

Pengaruh disiplin siswa dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar
matematika sebesar 18,86%. Disiplin siswa merupakan faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar matematika, dan perhatian orang tua merupakan
faktor eksternal. Untuk mendukung keberhasilan belajar siswa, keduanya
perlu saling mendukung. Ketika faktor internal dan eksternal bekerja dengan
baik, hasil belajar siswa meningkat. Semakin tinggi disiplin dan perhatian
orang tua maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

 KESIMPULAN

Masyarakat beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolak
ukur kecerdasan dan kepandaian anak dalam belajar adalah mata pelajaran
Matematika. Dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika
hal yang tidak kalah penting adalah minat belajar dari siswa itu sendiri. Faktor yang
memperngaruhi rendahnya minat belajar matematika siswa SD diantaranya yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri siswa. Faktor internal terdiri dari aspek fisiologis dan aspek psikologis.
Sementara faktor psikologis itu sendiri terdiri dari perhatian siswa, tingkat
kecerdasan dan sikap siswa terhadap pembelajaran. Faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari luar. Faktor ekternal merupakan faktor yang meliputi
cara guru mengajar, sikap, perhatian dan cara didikan orang tua, serta fasilitas dalam
pembelajaran. Upaya yang didapat dlakukan oleh guru dalam menumbuhkan
minat belajar siswa terkait dengan faktor rendahnya minat belajar siswa dapat
dilakukan oleh guru antara yaitu dengan menggunakan media pembelajaran dan
metode mengajar yang lebih bervariatf. Sehingga akan membuat siswa tertarik
dan memilki minat dalam pembelajaran matematika.

 DAFTAR RUJUKAN

Andri, A., & Rismawati, M. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi rendahnya
hasil Belajar Konsep Dasar Matematika SD Pada Mahasiswa PGSD. VOX EDUKASI:
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 9(2), 91–101. https://doi.org/10.31932/ve.v9i2.123

Ardila, A., & Hartanto, S. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi rendahnya Hasil Belajar
matematika siswa mts Iskandar Muda Batam. PYTHAGORAS: Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, 6(2). https://doi.org/10.33373/pythagoras.v6i2.966

Dores, O. J., Huda, F. A., & Riana, R. (2019). Analisis Minat Belajar Matematika Siswa
Kelas IV Sekolah dasar negeri 4 Sirang Setambang Tahun pelajaran 2018/2019. J-
PiMat : Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 38–48. https://doi.org/10.31932/j-
pimat.v1i1.408

Misyanto, M. (2016). Analisis Faktor penyebab rendahnya hasil Belajar Peserta Didik Kelas
v Pada Mata Pelajaran matematika. Anterior Jurnal, 15(2), 144–150.
https://doi.org/10.33084/anterior.v15i2.49

Rismawati, M., & Khairiati, E. (2020). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi rendahnya
motivasi Belajar Siswa Pada Mata pelajaran matematika. J-PiMat : Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(2), 203–212. https://doi.org/10.31932/j-pimat.v2i2.860

Suciyati, & Mariamah. (2018). Hubungan Antara minat belajar dengan hasil belajar
Matematika Pada Siswa Kelas v SD negeri 04 sila. JURNAL PENDIDIKAN MIPA,
8(2), 142–149. https://doi.org/10.37630/jpm.v8i2.265

Ula, N., Hartatik, S., Nafiah, N., & Akhwani, A. (2020). Meta-Analisis Pengaruh media
visual Terhadap Minat belajar Siswa SD Pada Pembelajaran matematika. AKSIOMA :
Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 11(1), 82–92.
https://doi.org/10.26877/aks.v11i1.6223

Anda mungkin juga menyukai