Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KEGIATAN REKREASI MATEMATIKA DI MATHEMATICS PLAYGROUND TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Marfuah1 PPPPTK Matematika

Abstract. This study aimed to obtain the empirical evidence that recreational mathematics activities can increase students interest in learning mathematics especially for junior high school students. This research was a one group pretest-posttest design. The subjects of this research are the eighth grade students of SMP Negeri 2 Ngemplak Sleman. The data were collected using a questionnaire in Likert scale to obtain information about the students interest in learning mathematics, those are attention (A), confidence (C), relevance (R), and satisfaction (S). The data were analyzed using the descriptive statistic and Wilcoxon Signed Ranks Test (=0.05) continued with effect size. The result of the research shows that there are difference in students interest after they joined recreational mathematics in Mathematics Playground. Recreational mathematics activities provide a positive effect in attracting students' attention.
Keywords: recreational math, math playground, interest of learning
1

Penelitian tim yang diketuai Marsudi Raharjo dengan anggota Untung T. Suwadji, Marfuah, Sri Wulandari D., Jakim Wiyoto.

1. Pendahuluan
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Tidak terkecuali halnya dengan siswa SMP. Kondisi minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama. Ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal yang mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau
n Pe

sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Kenyataan menunjukkan bahwa matematika merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh banyak siswa dari SD hingga SMA. Beberapa hal yang diduga menjadikan matematika kurang diminati siswa adalah penekanan matematika pada kecepatan berhitung dan hafalan rumus semata, pengajaran yang bersifat otoriter dan tidak berorientasi pada siswa, proses pembelajaran kurang variatif dan penekanan berlebihan pada prestasi individu. Hasil penelitian PPPG Matematika pada tahun 2001 mengungkapkan bahwa sebagian besar guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, yaitu 70% dari responden. Menurut Asmin (2003: 2), penggunaan metode ceramah dalam

didikan Mat

e
m

Jur na l

ka ati

29

pembelajaran matematika dan penyampaian yang cenderung monoton mengakibatkan siswa menjadi pasif. Aktifitas yang siswa lakukan selama pembelajaran hanya mendengar, mencatat, dan menerima konsep matematika sebagai produk jadi. Proses pembelajaran semacam ini dapat mengakibatkan kurang menariknya pelajaran matematika bagi siswa, disamping itu matematika menjadi kurang bermakna bagi siswa. Mereka mungkin dapat menggunakan rumus-rumus itu, tetapi tidak mengerti apa kaitannya dan apa manfaatnya dalam kehidupannya sehari-hari. Mathematics Playground merupakan unit milik PPPPTK Matematika yang salah satu tugasnya adalah melakukan pengembangan dan pengelolaan model aktifitas rekreasi matematika untuk mendukung pembelajaran matematika yang menyenangkan. Rekreasi matematika merupakan serangkaian aktifitas menyenangkan yang ditujukan untuk meningkatkan minat dan menanamkan konsep matematika pada siswa. Belajar matematika bukan hanya sekedar kemampuan melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, tetapi hendaknya lebih pada penanaman konsep dan pemahaman logika. Mathematics Playground mendukung pembelajaran matematika yang memberi kesempatan siswa untuk bereksplorasi dan melakukan observasi dengan suasana santai dan menyenangkan. Mathematics Playground telah banyak memberikan layanan dan bimbingan teknis kepada siswa dan guru SMP khususnya terkait pengembangan model rekreasi matematika. Namun demikian hingga saat ini belum diketahui seberapa besar pengaruh kegiatan rekreasi matematika ini terhadap minat belajar siswa SMP, khususnya minat yang dimunculkan oleh motivasi intrinsik. Melalui penelitian ini diharapkan

pengaruh kegiatan rekreasi matematika ini terhadap minat belajar siswa SMP dapat diketahui. Pengukuran pengaruh kegiatan rekreasi matematika terhadap minat belajar siswa SMP dibatasi sesuai daftar aktifitas rekreasi matematika yang telah disusun (terlampir). Selain itu, indikator minat belajar yang dihitung dibatasi pada faktor internal, yakni perhatian, keyakinan diri, relevansi dan kenyamanan.

2. Dasar Teori
Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun, bila minat itu tidak disertai usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil (Rusyan, 1989 :23). Hirumi & Bower (1991) mengutip pernyataan Keller yang menyarankan bahwa, untuk memotivasi individu, pengembang pembelajaran harus mengembangkan proses pembelajaran yang: a. Menarik perhatian individu (Attention). Hal ini merupakan elemen motivasi dan juga merupakan prasyarat untuk belajar. Oleh karena itu, tugas pertama pengembang pembelajaran adalah menarik perhatian siswa. Semakin menarik suatu proses pembelajaran, semakin kuat keingintahuan siswa. Namun demikian, menarik perhatian tidaklah cukup. Pengembang pembelajaran hendaknya mengembangkan pembelajaran yang tidak saja menarik, tetapi juga mampu memelihara perhatian siswa. b. Berhubungan dengan kebutuhan individu (Relevance). Hal ini mengacu pada persepsi individu tentang pemuasan ken Pe

didikan Mat

e
m

Jur na l

ka ati

30

butuhan pribadi dalam hubungannya dengan pembelajaran (Wlodkowski, 1985). Berdasarkan kondisi ini, pengembang pembelajaran sebaiknya mengembangkan aktifitas pembelajaran yang membantu siswa melihat kesesuaian antara proses pembelajaran dengan kehidupan pribadi dan profesi siswa. Jika siswa melihat hubungan antara apa yang dipelajari dengan tujuan siswa tersebut, maka dirinya akan termotivasi untuk terlibat dalam proses belajar. c. Meningkatkan keyakinan diri individu mengenai kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan berhasil (Confidence). Hal ini berhubungan dengan sikap individu terhadap keberhasilan dan kegagalan. Keyakinan diri siswa berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Semakin yakin siswa berpikir bahwa dirinya akan berhasil dalam proses belajar, semakin kuat usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keyakinan siswa, pengembang pembelajaran sebaiknya menyajikan persyaratan penguasaan dan kriteria evaluasi untuk membantu siswa memperkirakan kemungkinan keberhasilan. Menyediakan balikan dan kesempatan untuk mengontrol juga membantu siswa membuat hubungan antara keberhasilan dan usaha. d. Memberikan kepuasan dengan terpenuhinya harapan siswa dan dengan memberikan balikan yang sesuai (satisfaction). Hal ini mengacu pada perasaan senang individu terhadap penguasaan siswa. Kepuasan ini penting untuk memelihara motivasi. Jika hasil usaha siswa sesuai dengan harapan dirinya dan jika siswa merasa senang akan hasil yang diperoleh, maka siswa tersebut mungkin akan terus termotivasi untuk dapat terlibat dalam proses belajar (Keller, 1984).
n Pe

Apa yang dapat dilakukan pengembang pembelajaran adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang baru diperoleh, memberikan balikan yang tepat terhadap keberhasilan siswa dan konsisten dengan kriteria penguasaan untuk memberikan rasa keadilan. Keller menggambarkan keempat kategori tersebut dalam Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence dan Satisfaction).

3. Metode Penelitian
Desain Penelitian menggunakan one group pretest-posttest.

Pretes

Rekreasi Matematika

Postes

Gambar 1. Diagram desain penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Ngemplak Sleman. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih secara acak satu kelas diantara kelas VIII paralel yang ada. Penelitian ini dilakukan di Unit Mathematics Playground PPPPTK Matematika selama 3 bulan (OktoberDesember 2009). Variabel dependen penelitian ini adalah minat belajar matematika siswa, sedangkan variabel independen untuk pengukuran minat adalah aktifitas rekreasi matematika di Mathematics Playground. Penelitian ini menggunakan angket dengan skala Likert untuk mengukur minat belajar matematika siswa. Angket diberikan pada tahap awal berupa pretes dan pada tahap akhir penelitian berupa postes untuk mengetahui perubahan minat belajar siswa setelah melakukan kegiatan rekreasi matematika. Di samping skala minat sebagai data utama, data pendukung berupa aktifitas siswa

didikan Mat

e
m

Jur na l

ka ati

31

selama kegiatan rekreasi matematika dikumpulkan melalui pengamatan. Indikator minat yang digunakan untuk angket mencakup aspek attention, relevance, confidence dan satisfaction dalam pembelajaran matematika. Instrumen dapat dilihat di bagian lampiran. Adapun instrumen untuk pengamatan menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi foto. Validasi instrumen dilaksanakan untuk mengetahui kelayakan instrumen. Validasi dilakukan dengan dua cara, yakni validasi oleh pakar/ahli dan keterbacaan oleh siswa. Validasi dilakukan oleh lebih dari satu pakar untuk menghindari subyektifitas. Data penelitian dianalisis menggunakan uji jenjang bertanda Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan minat sebelum dan sesudah penerapan aktifitas rekreasi matematika. Selain itu juga dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui rata-rata, median, modus, simpangan baku, skor maksimum, skor minimum dan variansi. Interpretasi hasil angket menggunakan kategorisasi berdasar distribusi normal

Berikut merupakan interpretasi skala minat subjek penelitian berdasar rata-rata tes. Tabel 2. Tabel Interpretasi Skala Minat
Perhitungan

X 70,5 70,5 < X 93,5 93,5 < X 116,5 116,5 < X 139,5 139,5 < X

Interpretasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Hasil rata-rata pretes adalah 116,63 berarti rata-rata minat belajar matematika pada kondisi awal berada pada tingkat tinggi. Setelah dilakukan treatment, diperoleh bahwa ratarata postes adalah 119 yang berarti rata-rata minat belajar matematika pada kondisi akhir tetap berada pada tingkat tinggi. Analisis data untuk penarikan kesimpulan menggunakan Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon. Hasilnya sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon Probabilitas (p) Kesimpulan p = 0,005 Berbeda Setelah dilakukan uji, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan minat siswa belajar matematika antara sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan rekreasi matematika di Mathematics Play-ground. Deskripsi dan analisis data di atas menunjukkan bahwa minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang (Popham, 1995). Keadaan awal minat belajar matematika siswa berada pada kategori tinggi. Setelah mereka mengikuti kegiatan rekreasi matematika, keadaan akhir minat belajar matematika tetap berada pada kategori tinggi. Namun demikian, terdapat perbedaan antara keadaan awal dan akhir
n Pe

4. Hasil Penelitian
Subjek penelitian terdiri atas 35 siswa. Setelah pretes dan postes diperoleh hasil yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 1. Ringkasan Statistik Hasil Angket Skala Minat
Hasil Statistik Deskriptif Rata-rata Median Modus Simpangan Baku Variansi Skor Minimum Skor Maksimum Pretes 116,63 117 119 9,39 88,24 96 136 Postes 119 121 117 10,89 118,65 90 139

didikan Mat

e
m

Jur na l

ka ati

32

yang menunjukkan peningkatan yang positif. Hal ini dapat dimaknai sebagai dampak positif dari kegiatan belajar matematika yang telah mereka ikuti. Setelah siswa mengikuti kegiatan rekreasi matematika, aspek minat yang menunjukkan perbedaan adalah attention atau perhatian. Pada aspek perhatian terdapat perbedaan antara kondisi awal dan kondisi akhir yang menunjukkan peningkatan yang berarti. Dengan demikian, kegiatan rekreasi matematika di Mathematics Playground berpengaruh positif dalam menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika. Semakin menarik suatu proses pembelajaran, semakin kuat keingintahuan siswa. Namun demikian, menarik perhatian tidaklah cukup. Hasil analisis data untuk aspek relevansi, keyakinan diri, dan kenyamanan yang belum menunjukkan peningkatan dapat dimaknai bahwa kegiatan rekreasi matematika di Mathematics Playground memang menarik, tetapi perlu diupayakan lebih lanjut agar perhatian siswa terus terpelihara (Keller dalam Hirumi & Bower, 1991)

Gambar 3. Siswa sedang mendesain gambar pengubinan. Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran termasuk faktor intern yang mempengaruhi minat belajar. Oleh karena kegiatan rekreasi di Mathematics Playground hanya dapat dilaksanakan pada siang hari atau setelah siswa pulang sekolah maka dampaknya terhadap peningkatan minat kurang optimal. Faktor fisik yang kurang prima seperti lelah dapat mengurangi kemampuan memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran matematika memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Faktor kondisi lingkungan fisik seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara turut memberi pengaruh terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran. Belajar matematika pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada belajar siang hari. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. (Popham, 1995). Hasil catatan lapangan menunjukkan bahwa siswa terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan rekreasi di Mathematics Playground.

Gambar 2. Siswa sedang menyelesaikan permasalahan Tchuka Ruma.

n Pe

didikan Mat

e
m

Jur na l

ka ati

33

5. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan minat belajar matematika pada siswa sebelum mengikuti kegiatan rekreasi matematika di Mathematics Playground dibandingkan dengan sesudah mengikuti kegiatan rekreasi matematika. 2. Kegiatan rekreasi matematika di Mathematics Playground meningkatkan perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika. Penelitian ini memiliki keterbatasan tidak mengendalikan faktor intele-

jensi siswa, dan tidak mengendalikan faktor prestasi matematika siswa. Berdasarkan kesimpulan penelitian dan dengan memperhatikan keterbatasan penelitian tersebut, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1. PPPPTK Matematika melalui unit Mathematics Playground perlu mengembangkan lebih lanjut berbagai permainan matematika dalam meningkatkan minat matematika siswa. 2. Para rekan sejawat di PPPPTK Matematika, pemerhati pendidikan matematika, dan PTK untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai rekreasi matematika yang lebih difokuskan pada inovasi media rekreasi matematika.

Daftar Pustaka
Ahmad Fauzi (2004). Psikologi Umum. Cet.ke-2,h.44. Bandung: CV Pustaka Setia. Dominikus Catur Raharja. (2001). Kesesuaian Pendidikan Bakat Menentukan Prestasi Siswa . XXVIII, 2. Jakarta: Penabur. H. Nashar .(2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Cet. ke-2. Jakarta: Delia Press. Hirumi, A. & Bower, D.R. (1991) Enhanching Motivation and Acquisition of Coordinate Concepts by Using Concepts Tree, The Journal of Educational Research, 84,213219 .http://brj.asu.edu/content/vol25_no4/html/art8.htm (diakses 21 Desember 2008 20.00 ,WIB). Keller, J.M. (1984). The Use of the ARCS Model of Motivation in Teacher Training. New York: Kogan Page. Nana Sudjana (1987). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Balai Pustaka. Popham, W. J. (1995). Classroom assessment: What teachers need to know. Needham Heights, MA: Allyn and Bacon. Quintana, Cindy C. The Development and Description of an Inventory to Measure the Reading Preferences of Mexican Immigrant Students. Bilingual Research Journal, Volume 25 No.4. Rusyan A. Tabrani; Kusdinar, Atang; Hidayat, Zainal Arifin. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaka Karya. Tim PPPG Matematika. (2001). Monitoring dan Evaluasi Program Pasca Penataran Tahun 2001. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Tentang Penulis: Marfuah, M.T., aktif di Unit Mathematics Playgorund PPPPTK Matematika sejak tahun 2006. Menamatkan S1 program studi matematika di Universitas Gadjah Mada serta S2 di Institut Teknologi Bandung dengan konsentrasi Game Technology.

n Pe

didikan Mat

e
m

Jur na l

ka ati

34

Anda mungkin juga menyukai