Anda di halaman 1dari 10

Nama : TITO IMANUEL

Unit Kerja : SD 11 MARAU


LPTK : UNISULA

Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang
N Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
o penyebab masalah
diidentifikasi
1 a. Pedagogik a. Guru mengajar dengan menggunakan a. Guru menanggap metode
Minat metode ceramah. ceramah adalah metode yang
sebagian b. Sebagian siswa sering bermain sendiri di paling mudah diterapkan
siswa dalam dalam kelas dan berbicara dengan teman. dalam pembelajaran
belajar b. Pembelajaran hanya satu arah
rendah Kajian literatur: (berpusat pada guru).
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran c. Siswa tidak fokus karena
secara lisan (Sudjana, 2010: 77). Menurut Sutikno berpikir di dalam kelas ingin
(2009: 94) metode ceramah merupakan “metode bermain dan berbicara dengan
pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian teman.
materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru
kepada siswa-siswanya”. Analisis Kajian Literatur
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah- Minat belajar siswa akan
metode-pembelajaran-ceramah-bervaria meningkat jika dalam
pembelajaran siswa merasa
Menurut Djaali (2007), “minat adalah rasa lebih senang atau tertarik dengan
suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau pembelajaran yang disampaiakan
aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Hal senada oleh guru sehingga siswa terlibat
diungkapkan pula oleh Slameto (2010) bahwa, dalam setiap rangkaian proses
“minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk pembelajaran.
memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa
senang”. Dari pernyataan tersebut
mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan
rasa lebih suka, rasa tertarik atau rasa senang
sebagai bentuk ekspresi terhadap sesuatu hal yang
diminati.
https://www.silabus.web.id/minat-belajar/

Menurut Slameto (2010:180) beberapa indikator


minat belajar yaitu : perasaan senang, ketertarikan,
penerimaan, dan keterlibatan siswa

Hasil Wawancara:
1. Pengawas Sekolah :
Proses pembelajaran harus menarik dan
berpusat pada siswa, proses pembelajaran
jangan satu arah (siswa hanya mendengarkan
guru, sehingga tidak ada pengalaman belajar
yang membekas pada siswa). Iklim sekolah
harus ditumbuhkan (iklim belajar dan bersama
guru lain untuk mempunyai pemahaman yang
sama untuk memfasilitasi peserta didik untuk
belajar).
Solusi: guru senantiasa merancang
pembelajaran yang menarik sehingga siswa
bisa aktif saat pembelajaran. Agar ada
pengalaman belajar untuk siswa. Contohnya,
diskusi kelompok, mengamati, praktik, (tidak
hanya mendengarkan penjelasan guru).

2. Kepala Sekolah:
Kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Maka
setiap awal ajaran baru, siswa harus di
asessmen awal (dilakukan dalam rangka
mengetahui latar belakang siswa, latar
belakang sosial, tingkat kemampuan
berbahasa, menulis, membaca, dll) hal tersebut
berpengaruh untuk guru melakukan tindakan
apa yang akan dilakukan kedepannya.
Contohnya mengelompokkan anak agar
penguasaan dan pengelolaan kelas oleh guru
saat pembelajaran menjadi lebih baik sehingga
minat belajar anak bisa ditingkatkan.

3. Siswa
SA = senang, mengerti paham yang
diajarkan oleh guru
SM = mengerti dan paham yang diajarkan
oleh guru
SR = siswa tidak paham apa yg diajarkan oleh
guru

b. Literasi Siswa kurang mengenal huruf sehingga membaca a. Siswa kurang berlatih
Kemampuan masih terbata-bata membaca selain membaca di
membaca Sebagian siswa lamban menulis sekolah dan di rumah
sebagian b. Program literasi tidak
siswa masih Kajian literatur: diprogramkan dengan baik oleh
rendah Menurut Mercer, ada empat kelompok sekolah
karakteristik kesulitan membaca, yaitu 1) c. Kemampuan menulis siswa
kebiasaan membaca, 2)kekeliruan mengenal kata, berbeda-beda.
3) kekeliruan pemahaman, dan 4) gejala- gejala
serba aneka. hambatan tertentu untuk mencapai Analisis Kajian Literatur:
hasil belajar. Setelah dikaitkan antara hasil
identifikasi masalah, hasil
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar wawancara dengan pakar, siswa,
membaca yaitu minat baca, kepemilikan dan hasil kajian literatur, ternyata
kompetensi pembaca, motivasi dan kemampuan siswa yang tidak bisa atau
pembacanya. Sedangkan faktor eksternal antara kesulitan dalam membaca
lain meliputi unsur-unsur yang berasal dari dipengaruhi oleh minat membaca,
lingkungan baca. kompetensi, motivasi dan
https://mumiro29.blogspot.com/2013/05/mengatasi- kemampuan untuk membaca.
kesulitan-belajar-membaca.html Sedangkan siswa yang lamban
dalam menulis disebabkan oleh
Menurut Lerner (1985:402), ada beberapa faktor perkembangan motoriknya yang
yang mempengaruhi kemampuan anak untuk belum matang serta anak yang
menulis, (1) motorik, (2) perilaku, (3) persepsi, (4) terlalu aktif perhatiannya mudah
memori, (5) kemampuan melaksanakan cross teralihkan sehingga menyebabkan
modal, (6) penggunaan tangan yang dominan, dan pekerjaan menulisnya menjadi
(7) kemampuan memahami instruksi. Anak yang terhambat.
perkembangan motoriknya belum matang atau
mengalami gangguan, akan mengalami kesulitan
dalam menulis; tulisannya tidak jelas, terputus-
putus, atau tidak mengikuti garis. Anak yang
hiperaktif atau yang perhatiannya mudah
teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaan
terhambat, termasuk pekerjaan menulis.
https://www.blogbarabai.com/2015/01/makalah-kesulitan-
belajar-menulis.html

Hasil Wawancara:
1. Pengawas Sekolah :
Penyebab minat baca siswa rendah, program
literasi tidak diprogramkan dengan baik oleh
sekolah. Kegiatan literasi diawal pembelajaran
tidak dilakukan, guru langsung pada proses
pembelajaran. Perpustakaan tidak digunakan
dengan maksimal karena waktu di sekolah
fokus pada belajar di kelas.
Solusi : Sosialiasi gerakan literasi sekolah
harus digalakkan.
Penyebab siswa lama menulis, teknis dan
metode pembelajaran membaca, menulis,
berhitung ada banyak macam cara. Sehingga
guru harus membuat media yang nyata agar
anak lebih mudah memahami dengan benda
nyata.

2. Kepala Sekolah
Kegiatan literasi dan metode guru mengajar di
dalam kelas harus ditingkatkan. Guru
berorientasi pada anak. Mengajak anak ke
perpustakaan untuk berlatih membaca.
Memberikan latihan membaca di kuar jam
pelajaran. Ciptakan rasa senang kepada siswa
untuk belajar di sekolah, agar minat belajar
anak terutama dalam membaca bisa meningkat.

3. Siswa
Siswa jarang berlatih membaca, hanya berlatih
membaca saat di sekolah.
c. Numerasi a. Guru mengajar tidak menggunakan metode a. Guru tidak menggunakan
Kemampuan yang tepat media ajar yang konkrit
operasi hitung b. Siswa tidak banyak berlatih selain di sekolah. b. Di rumah, siswa tidak pernah
pada siswa mengulangi pembelajaran
masih rendah Kajian literatur : yang diajarkan di sekolah
Untuk pencapaian kemampuan berhitung karena tidak ada yang
ditentukan beberapa faktor anatara lain: 1 Faktor membimbing di rumah dan
Internal , meliputi : Faktor Fisiologis, keadaan siswa lebih banyak bermain di
fungsi fisiologis, Faktor psikologis Intelegensi, rumah.
sikap, bakat, minat, motivasi yang relative
Analisis kajian literatur:
terhadap obyek orang. 2 Faktor Eksternal, meliputi
Matematika terkadang menjadi
: Faktor keluaga, lingkungan, lingkungan sekolah
https://text-id.123dok.com/document/6zk8j728z- salah satu muatan pelajaran yang
tahap-tahap-kemampuan-berhitung-indikator- ditakuti oleh sebagian siswa.
kemampuan-berhitung-faktor-faktor-yang- Sehingga siswa yang sudah
mempengaruhi-kemampuan-berhitung.html terdoktrin bahwa muatan pelajaran
matematika adalah pelajaran yang
Hasil Wawancara menakutkan bisa jadi menjadi
1. Pengawas Sekolah: salah satu penyebab minat siswa
Guru tidak menggunakan benda konkrit dalam belajar matematika menjadi
sebagai media pembelajaran sehingga siswa rendah (faktor psikologi intelegasi
tidak menguasai konsep operasi hitung. siswa)

2. Kepala Sekolah
Numerasi dan literasi di SD Negeri 11 Marau
masih rendah. Guru diharapkan mengajar
dengan metode yang membuat siswa bisa
senang saat belajar. Contohnya menggunakan
media realia (konkrit) dan yang ada di sekitar
siswa.

2 Sebagian siswa Sebagian siswa malas berlatih membaca di sekolah a. Kemampuan belajar setiap
. belum bisa dan di rumah siswa berbeda-beda, termasuk
membaca kemampuan membaca.
lancar. Salah Kajian Literatur: b. Guru menggunakan metode
satu diantaranya Menurut Muchlisin Riadi Desember 11, 2021, mengajar yang tidak
sering lupa Kesulitan belajar atau learning disability adalah menyenangkan sehingga
mengenal kondisi yang dialami oleh siswa yang ditandai sebagian minat belajar siswa
huruf. adanya hambatan-hambatan tertentu dalam rendah dan mengakibatkan
menerima dan menyerap pelajaran yang hasil belajar sebagian rendah.
disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya Analisis Kajian Literatur
masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi Dukungan dan motivasi dari
bisa juga merujuk pada masalah psikologis orang tua siswa, serta bimbingan
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam dan metode pembelajaran
aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca, membaca yang tepat sangat
menulis, menalar atau menghitung. mempengaruhi untuk kelancaran
https://www.kajianpustaka.com/2021/12/kesulitan- siswa dalam membaca.
belajar.html
Secara umum sebab-sebab kurang lancarnya
membaca dapat berasal dari beberapa faktor.
Djamarah (2002:201) mengelompokkannya ke
dalam dua kategori, yaitu: faktor intern dan faktor
ekstern.
Faktor Intern (faktor penyebab yang berasal dari
dalam diri siswa itu sendiri.):
a. kognitif (ranah cipta), seperti: rendahnya
kapasitas intelektual/ inteligensi siswa,
b. afektif (ranah rasa), seperti: labilnya emosi dan
sikap, dan
c. psikomotor (ranah karsa), seperti:
terganggunya alat-alat indra penglihatan dan
pendengaran (mata dan telinga)
Faktor Ekstern (aktor yang berasal dari luar,)
a. lingkungan keluarga, contohnya:
ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya tingkat kehidupan
ekonomi keluarga.
b. lingkungan perkampungan/masyarakat,
contohnya: wilayah perkampungan kumuh
(slum area) dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
c. lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan
letak gedung sekolah yang buruk, seperti
dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar
yang berkualitas randah.
https://tarmizi.wordpress.com/2008/12/02/penyeb
ab-siswa-kurang-lancar-membaca/

Hasil Wawancara
1. Pengawas Sekolah:
Tingkat kemampuan siswa ada yang cepat,
sedang, dan lambat. Guru harus mengakomodir
berbagai tingkat kemampuan siswa.
Solusi: untuk siswa yang lambat diberikan
pengulangan pembelajaran atau diberikan
bimbingan di luar jam wajib belajar. Jika ada
yang sangat lambat, disarankan untuk
bersekolah di Sekolah Luar Biasa.

2. Kepala Sekolah
Gunakan metode yang menyenangkan saat
mengajar agar siswa mudah mengerti apa yang
diajarkan oleh guru sehingga kesulitan
belajarnya menjadi lebih mudah.
3 Komunikasi Saat dipanggil ke sekolah, orang tua siswa jarang a. Kurangnya komunikasi antara
guru dan orang hadir. guru orang tua siswa.
tua siswa masih b. Latar belakang orang tua
minim untuk Kajian Literatur: dengan pendidikan dan
membicarakan Epin Supini (2021), ekonomi yang rendah,
perkembangan membuat orang tua kesulitan
dalam belajar Jika komunikasi antara guru dan orangtua siswa mengatasi masalah belajar
siswa tidak berjalan dengan baik, mereka tidak akan siswa di rumah
mengetahui kemajuan dan perkembangan anak
serta kehilangan kesempatan untuk mendidik Analisis kajian Literatur
anak sesuai kebutuhannya. Komunikasi antara guru dan
https://blog.kejarcita.id/alasan-pentingnya- orangtua siswa harus terjalin
menjaga-komunikasi-antara-guru-dan-orangtua/ dengan baik agar orang tua siswa
bisa mengetahui kemajuan dan
Hasil Wawancara perkembangan anak
1. Pengawas Sekolah:
Sekolah harus membangun hubungan dengan
orang tua dengan siswa, adakan pertemuan
dengan orang tua siswa. Guru harus membuat
buku penghubung antar guru dan orang tua
siswa.

2. Kepala Sekolah
Latar belakang orang tua dengan pendidikan
dan ekonomi yang rendah, membuat orang tua
kesulitan mengatasi masalah belajar siswa di
rumah. Sebagai guru harus bisa membaca
asessmen siswa. Jika orang tua siswa tidak bisa
datang ke sekolah, guru yang mendatangi
orang tua siswa (jemput bola).
4 Guru belum a. Cara mengajar menggunakan metode a. Guru masih merasa di zona
menerapkan ceramah. nyaman mengajar
model b. Guru belum menguasai dan memahami menggunakan metode lama
pembelajaran karakteristik model-model pembelajaran (ceramah)
inovatif yang inovatif. b. Pemahaman dan penguasaan
sesuai dengan tentang model-model
materi dan siswa Kajian Literatur pembelajaran inivatif masih
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses kurang (guru tidak kreatif)
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran pada Analisis Kajian Literatur
umumnya yang dilakukan oleh guru. Langkah-langkah membuat
http://www.pendidikanekonomi.com/2016/02/pengertian- model pembelajaran inovatif
pembelajaran-inovatif-dan.html yang tepat digunakan oleh guru
sekolah dasar dapat membuat
Langkah Membuat Pembelajaran yang Inovatif peningkatan yang signifikan
Agar guru bisa membuat pembelajaran yang terhadap minat belajar,
inovatif hal pertama yang harus guru lakukan keaktifan, hasil belajar, dan
adalah melakukan analisis kebutuhan siswa. motivasi belajar siswa
Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk
mendesain pembelajaran yang inovatif. Cara
yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi
kebutuhan siswa dapat dilakukan sebagai
berikut.
Pertama, identifikasi kondisi sosial, melalui
data pribadi siswa dan keluarga. Dari data sosial
tersebut guru dapat mengetahui tentang latar
belakang keluarga, status sosial, pekerjaan
orangtua, dan kebiasaan adat istiadat yang
berlaku. Melalui pemetaan kodisi sosial, guru
dapat merancang pembelajaran sesuai dengan
latar belakang sosial peserta didik. Sehingga
pembelajaran akan seleras dan kontekstual
dengan dunia siswa. Materi yang diajarkan akan
dapat dikaitkan secara langsung dalam
lingkungan siswa. Sehingga siswa akan
menemukan dan mengkontruksikan sindiri ilmu
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
pengalaman nyata.
Kedua, lakukan dialog diawal tahun pelajaran
atau diawal semester dengan siswa, ajaklah
siswa terlibat dalam merancang pembelajaran.
Melalui keterlibatan siswa, guru akan
mengetahui apasajakah materi akan diajarkan,
model pembelajaran seperti apakah yang
diharapkan siswa. Dengan mengetahui
kebutuhan tersebut, guru dapat mendesain
pembelajaran yang efektif dan dapat diterima
siswa.
Ketiga, pada setiap proses pembelajaran
aktivitas siswa lebih ditonjolkan. Porsi guru
dikurangi, guru menjadi fasilitator menyediakan
sumber-sumber belajar. Biarlah siswa belajar
dan menemukan sindiri, ajaklah mereka berpikir
dengan cara guru memberi stimulus dan media
inovatif yang membuat siswa aktif. Ketika siswa
belajar guru mengamati dan meluruskan apabila
mengalami kesulitan.
Keempat, gunakan lingkungan dan bahan-bahan
yang ada disekitar kita sebagai media
pembelajaran. Pembelajaran akan lebih
bermakna dan mudah di pahami siswa ketika
mereka mengenal dan melakukan.
Dengan empat langkah tersebut, guru tidak akan
mengalami kesulitan dalam membuat
perencanaan pembelajaran. Disetiap
pembelajaran akan menarik bagi siswa, karena
materi yang akan dipelajari merupakan materi
yang kontekstual dan model pembelajaran lebih
bervariasi.
https://blog.kejarcita.id/6-inovasi-pembelajaran-dari-para-
guru-inovatif/

Hasil Wawancara
1. Pengawas Sekolah
Guru tidak mau keluar zona nyaman dalam
mengajar (tidak mau berinovasi), fasilitas
(media) dari sekolah tidak mendukung.
Solusi: guru harus mau dan berminat untuk
meningkatan kompetensi.

2. Kepala Sekolah
Guru harus berinovasi dalam segala hal
5 Guru masih a. Pembelajaran di kelas masih LOTS Guru belum menguasai
minim dalam b. Guru belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran berbasis HOTS
pemahaman pembelajaran berbasis HOTS namun terkadang secara tidak
HOTS pada c. Siswa belum bisa memahami dan menyebutkan sadar meminta siswa mengerjakan
materi literasi bilang tiga angka (miskonsepsi) tugas HOTS
numerasi
sehingga Kajian Literatur Analisis kajian Literatur
pembelajaran di Menurut Ibrahim, dkk ( 2017:8 ) Literasi Numerasi Secara sederhana literasi
kelas belum adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) dapat numerasi dapat diartikan sebagai
berbasis HOTS memperoleh, menggunakan, menginterpretasikan kemampuan mengaplikasikan
dan mengkomunikasikan angka dan simbol konsep bilangan dan keterampilan
matematika untuk memecahkan masalah praktis operasi hitung dalam kehidupan
yang ada dalam konteks kehidupan sehari-hari; (b) sehari-hari, interpretasi informasi
dapat menganalisis berbagai informasi yang kuantitatif yang terdapat di
ditampilkan dalam bentuk ( grafik, bagan, tabel, sekeliling kita serta mengapresiasi
dsb) untuk menentukan keputusan. dan memahami informasi yang
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untuk dinyatakan secara matematis.
mu-guruku/2021/12/29/mengembangkan-literasi-
numerasi-berbasis-hots/ Dalam keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) berkaitkan
Pembelajaran Berorientasi Higher Order dengan kemampuan dalam
Thinking Skills (HOTS) – Menurut Lewis (Sani, menyelesaikan permasalahan,
2019: 2-3) menyatakan bahwa berpikir tingkat berpikir kritis, dan berpikir
tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki kreatif. Jadi guru harus
informasi yang di simpan dalam ingatan dan meningkatkan kemampuan
memperoleh informasi baru, kemudian pembelajarn berbasis HOTS
menghubungkan dan menyusun serta dapat
mengembangkan informasi tersebut untuk
mencapai atau memperoleh jawaban dan solusi
dalam suatu situasi yang akan membingungkan.
Dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) berkaitkan dengan kemampuan dalam
menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif.
https://fatkhan.web.id/pembelajaran-berorientasi-
higher-order-thinking-skills-hots/

Hasil Wawancara
1. Pengawas Sekolah
Guru sebagai fasilitator di kelas harus
memahami pembelajaran HOTS jangan hanya
evaluasi yang HOTS. Pembelajaran tidak
mengaktifkan aktifitas siswa sehingga masih
berpusat pada guru.
Solusi: guru harus meningkatkan kompetensi,
misalnya mengikuti diklat, webinar, dll.

2. Siswa
Siswa salah menyebutkan bilangan tiga angka
misalnya bilangan tiga angka 256, siswa
menyebutkan dua lima enam (miskonsepsi)
6 Guru masih Guru belum mahir IT sehingga tidak maksimal Guru kurang terlatih
sering dalam memanfaatkan IT saat proses pembelajaran. menggunakan IT, cenderung lebih
menggunakan memilih menggunakan buku
buku sebagai Kajian Kiteratur sebagai pusat sebagai sumber ajar.
bahan ajar Manfaat Tekhnologi Dalam Dunia Pendidikan
1. Menambah Informasi Analisis Kajian Literatur:
Manfaat pertama pengunaan teknologi adalah IT sangat bermanfaat untuk
sebagai sarana pendukung bagi siswa dan kemajuan dunia pendidikan. Guru
pendidik untuk mencari informasi yang lebih luas, yang mahir IT dan bisa
selain menggunakan sumber dari buku dan media mengaplikasikan dalam proses
cetak. pembelajaran akan meningkatkan
2. Meningkatkan Kemampuan Belajar minat belajar siswa.
Hal ini terjadi karena informasi yang ada
di Internet lebih update sehingga para siswa bisa
dengan mudah mengakses informasi-informasi
baru yang diperlukan, di bawah pengawasan guru.
3. Mempermudah Akses Belajar
Proses pembelajaran dapat dipemudah dengan
adanya teknologi dalam pendidikan. Misalkan
guru dapat memberikan materi atau tugas belajar
melalui email sehingga peserta didik bisa segera
menyelesaikan dan mengumpukan tugas tersebut.
4. Materi Lebih Menarik
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat
membuat peserta didik lebih nyaman dan tidak
terkesan jenuh atau monoton. Karena
penyampaian informasi melalui teknologi
cangging terlihat lebih variatif dan modern.
5. Meningkatkan Minat Belajar
Informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap
serta akses yang mudah didapatkan dapat
membuat siswa lebih minat dalam melaksanakan
pembelajaran.
https://stiaprima.ac.id/syscontent/quick_content/c
81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Hasil Wawancara
1. Pengawas Sekolah
Seiring perkembangan zaman, guru harus
mengikuti. Caranya guru harus belajar IT, tidak
perlu yang canggih. Sesuaikan dengan proses
belajar mengajar. Contoh: memutar video
pembelajaran dari YouTube sesuai materi
sehingga ada yang dieksplorasi oleh siswa
(mengamati video sesuai materi.

2. Kepala Sekolah
Guru harus merubah pola pikir bahwa IT
merupakan salah satu syarat untuk berinovasi.
Guru harus belajar menggunakan IT secara
bertahap.

Anda mungkin juga menyukai