Anda di halaman 1dari 21

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab

Masalah Nama : Fitria Damayanti,

S.Pd

Masalah yang
Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No. telah
masalah penyebab masalah
diidentifikasi
1 Motivasi belajar Hasil eksplorasi literatur: Setelah dilakukan
peserta didik Menurut Maslow (1970) motivasi adalah analisis terhadap hasil
rendah dalam tenaga pendorong dari dalam yang kajian literatur dan
materi Seni Tari menyebabkan manusia berbuat sesuatu wawancara dapat
atau berusaha untuk memenuhi diketahui bahwa
kebutuhannya Syamsu Yusuf (2009: 23), penyebab motivasi
menyebutkan faktor-faktor yang belajar peserta didik
mempengaruhi motivasi belajar yaitu: rendah dalam materi
1. FaktorI nternal Faktor internal meliputi: seni tari adalah:
a)FaktorFisik Faktorfisik meliputi
nutrisi (gisi), kesehatan,dan fungsi-
fungsi fisik(terutama panca indera).
b)Faktor
Psikologis Faktor psikologis
berhubungan dengan aspek-aspek yang
mendorong atau menghambat aktivitas
belajar pada siswa.
2. Faktor Eksternal (yang
berasaldarilingkungan)
a) Faktor Non-Sosial Faktor non-sosial
meliputi keadaan udara (cuaca panas
atau dingin),waktu (pagi,siang,
malam),tempat(sepi,bising, atau
kualitas sekolah tempat belajar), sarana
dan prasarana atau fasilitas belajar.
b) Faktor Sosial Faktor sosial adalah
faktor manusia (guru)
Berdasarkan kajian literature dan hasil
wawancara setelah dilakukan analisis
terhadap hasil kajian literature dan
hasil wawancara, serta dikonfirmasi
melalui observasi dapat diketahui
factor-faktor penyebab yang
mempengaruhi motivasi belajar belajar
siswa adalah sebagai berikut :
1.Cara mengajarguru
yangkuranginovatif sehingga siswa
menjadibosan
2.Penyampaian materi sulitdipahami
3.Memiliki masalah dengan keluarga
ataupun dengan teman
4.Kurangnya perhatian guru terhadap
siswanya
5.Gaya dan cara penyampaian materi
oleh guru
6.Kurangnya perhatian orangtua
jugadapat menjadi faktor lemahnya
motivasi belajar pada anaknya
konselor,danorangtua),baik yang hadir
secara langsung
maupuntidaklangsung(foto atau
suara).Proses belajar akan berlangsung
dengan baik,apabila guru mengajar
dengan caramenyenangkan.

Hasil wawancara:
a. Wawancara dengan Kepala
Sekolah (Herry Fitriyadi, M.Pd.
– Kepala SMKN 2 Amuntai)
- “Menurut Bapak, apa yang
menyebabkan motivasi peserta
didik rendah terutama pada
materi seni tari ?”
- “Menurut pengamatan saya,
b. Wawancara dengan teman
sejawat (Rizqi Annisa, S.Pd. –
Guru Seni Budaya SMKN 2
Amuntai)
- “Menurut Ibu, apa yang
menyebabkan motivasi peserta
didik rendah terutama pada
materi seni tari ?”
- “Menurut saya, “
2 Kemampuan Hasil eksplorasi literatur: Setelah dilakukan
peserta didik Anju & Baharuddin (2018:89), analisis terhadap hasil
dalam Faktor yang mengakibatkan kajian literatur dapat
menganalisis rendahnya kemampuan diketahui bahwa
struktur dan menganalisis, yaitu; penyebab kemampuan
kebahasaan 1. minat belajar siswa masih peserta didik
teks kurang dan cenderung bosan menganalisis struktur
eksplanasi pada saat mengikuti kegiatan dan kebahasaan teks
masih rendah pembelajaran, eksplanasi masih
2. siswa kurang konsentrasi dalam rendah adalah:
menerima pelajaran, 1. siswa tidak
3. siswa kurang memahami materi berminat saat
tentang menganalisis teks mengikuti
eksplanasi, sehingga sulit pembelajaran,
membedakan dengan jenis teks 2. peserta didik
yang lain, tidak konsentrasi
4. siswa kesulitan dalam menerima
mengembangkan gagasan, pembelajaran,
5. siswa masih belum bisa 3. siswa tidak mampu
menggunakan bagaimana mengembangkan
penulisan yang baik dan benar gagasan,
dari segi ejaan, tanda baca, dan 4. siswa tidak mampu
pilihan kata. memahami
6. faktor guru sebagai fasilitator, penulisan yang
model, dan media yang baik dan benar,
digunakan dalam kegiatan 5. guru sebagai
pembelajaran. fasilitator tidak
(Anju Valentya Simanjuntak, menggunakan
B. (2018). Meningkatkan model dan
Kemampuan Menganalisis Teks media dalam
Eksplanasi dengan Media pembelajaran.
Ilustrasi Digital. Jurnal
Komunitas Bahasa, Vol. 6, No.
2, Oktober 2018, 89)
http://jurnal.una.ac.id/index.p
hp/jkb/article/view/637
Hasil wawancara:
a. Wawancara dengan Kepala Setelah dilakukan
Sekolah (Herry Fitriyadi, M.Pd. analisis terhadap hasil
– Kepala SMKN 2 Amuntai) wawancara dengan
- Berdasarkan data yang ada, kepala sekolah dapat
kemampuan peserta didik diketahui bahwa
dalam menganalisis struktur penyebab kemampuan
dan kebahasaan teks eksplanasi peserta didik
masih rendah. “Menurut Bapak, menganalisis struktur
mengapa kemampuan peserta dan kebahasaan teks
didik dalam menganalisis suatu eksplanasi masih
teks masih rendah?” rendah adalah:
- “Menurut pengamatan saya, 1. cara mengajar guru
Penguasaan terhadap materi tidak
yang disampaikan tidak menyenangkan,
maksimal, cara mengajar yang 2. teks-teks yang
dipakai guru kurang disajikan bukan
menyenangkan dan menarik suatu hal yang
perhatian siswa terlebih lagi sedang hangat
dalam menganalisis sebuah dibahas.
teks, teks yang digunakan guru
juga biasanya bukan hal-hal
yang baru.”

b. Wawancara dengan teman


sejawat (Sri Silvia Nita, S.Pd. –
Guru Bahasa Indonesia SMKN 2 Setelah dilakukan
Amuntai) analisis terhadap hasil
- Berdasarkan data yang ada, wawancara dengan
kemampuan peserta didik teman sejawat dapat
dalam menganalisis struktur diketahui bahwa
dan kebahasaan teks eksplanasi penyebab kemampuan
masih rendah. “Menurut Ibu, peserta didik
mengapa kemampuan peserta menganalisis struktur
didik dalam menganalisis suatu dan kebahasaan teks
teks masih rendah?” eksplanasi masih
- “Menurut saya, bisa jadi siswa rendah adalah:
tidak benar-benar memahami 1. guru tidak
apa itu struktur dan melakukan
kebahasaan teks ekspanasi rangsangan untuk
seperti konjungsi teks membuat peserta
eksplanasi dan bagaimana cara didik aktif,
menganalisis teks dengan 2. dalam
benar, juga didasari oleh pembelajaran guru
rangsangan dari pengajar agar belum melibatkan
siswa berpikir kreatif, peserta didik
maksudnya guru harus secara aktif.
melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.”
c. Wawancara dengan pakar Setelah dilakukan
(Hayatul Mursiyda, M.Pd. - analisis terhadap hasil
Dosen STIA Al-Falah wawancara dengan
Banjarbaru) pakar dapat diketahui
- Berdasarkan data yang ada, bahwa penyebab
kemampuan peserta didik kemampuan peserta
dalam menganalisis struktur didik menganalisis
dan kebahasaan teks eksplanasi struktur dan
masih rendah. “Menurut Ibu, kebahasaan teks
mengapa kemampuan peserta eksplanasi masih
didik dalam menganalisis suatu rendah adalah:
teks masih rendah?” 1. guru tidak
- “Menurut saya, ada baiknya menggunakan
guru mengevaluasi diri atau metode mengajar
merefleksi diri apakah guru yang
sudah menguasai dan apakah menyenangkan
guru tersebut sudah 2. guru belum
mengajarkan dengan metode menguasai PUEBI
yang menyenangkan dan sehingga
mudah dipahami secara garis penyampaian
besarnya adalah materi kebahasaan
disederhanakan begitu ya, belum maksimal,
supaya peserta didik lebih 3. cara mengajar guru
mudah memahami, apakah kurang efektif
sudah dilakukan atau belum, sehingga peserta
gitu. Kemudian, yang kedua didik.
bisa juga guru tersebut belum
menguasai PUEBI, bisa jadi dari
gurunya itu sendiri yang kurang
menguasai sehingga
penyampaian kita, cara
mengajar kita dari seorang guru
kepada peserta didik itu kurang
efektif dan mereka kesulitan,
sehingga dalam menganalisis
teks masih rendah, lagi lagi
perlu dilatih siswa kita dengan
gaya yang berbeda metode yang
berbeda yang disenangi oleh
mereka, intinya begitu.”
3 Kompetensi Hasil eksplorasi literatur: Setelah dilakukan
membaca Samsu Somadayo (2011:27) dalam analisis terhadap hasil
peserta didik Diaz Hasan Utomo (2012:20) kajian literatur dapat
dalam mengemukakan bahwa faktor yang diketahui bahwa
menemukan berpengaruh terhadap proses penyebab kompetensi
nilai-nilai pemahaman siswa terhadap suatu membaca peserta
kehidupan bacaan adalah penguasaan didik rendah dalam
cerita pendek struktur wacana/teks bacaan. materi menemukan
masih rendah Struktur wacana tersebut dbangun nilai-nilai kehidupan
berdasarkan apa yang dilihat, cerita pendek, adalah:
didengar, atau dirasakan. 1. tingkat
Pemahaman terhadap bacaan kemampuan
sangat ditentukan oleh aktivitas berpikir peserta
pembaca untuk memperoleh didik rendah,
pemahaman tersebut. Artinya 2. sikap dan minat
proses pemahaman itu tidak peserta didik masih
datang itu tidak datang dengan lemah terhadap
sendirinya, melainkan memerlukan suatu bacaan,
aktifitas berpikir yang terjadi 3. bacaan yang
melalui kegiatan menghubungkan digunakan guru
pengetahuan-pengetahuan yang sulit dipahami
relevan yang dimiliki sebelumnya. peserta didik,

Samsu Somadayo (2011: 30-31)


dalam dalam Diaz Hasan Utomo
(2012:22-24)menyatakan bahwa
umumnya, kemampuan membaca
yang dimaksud ditujukan oleh
pemahaman seseorang pada
bacaan yang dibacanya dan tingkat
kecepatan yang dimiliki. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi
membaca pemahaman sebagai
berikut:
Tingkat intelegensi, kemampuan
berbahasa, sikap dan minat,
keadaan bacaan, kebiasaan
membaca, pengetahuan tentang
cara membaca, latar belakang
sosial, ekonomi, dan budaya,
keadaan emosi dan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya.
Diaz Hasan Hutomo. (2012).
Pengaruh Penguasaan Kosakata
Terhadap Keterampilan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas IV SD
Negeri Se-Kelurahan Minomartani,
Ngaglik, Sleman Tahun Pelajaran
2011/2012.
https://eprints.uny.ac.id/7694/3/bab2-
%2008108244102.pdf

Hasil wawancara:
a. Wawancara dengan Kepala Setelah dilakukan
Sekolah (Herry Fitriyadi, analisis terhadap hasil
M.Pd. wawancara dengan
– Kepala SMKN 2 Amuntai) kepala sekolah dapat
- Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa
kompetensi membaca peserta penyebab kompetensi
didik dalam menemukan nilai- membaca peserta
nilai kehidupan cerita pendek didik rendah dalam
masih rendah. “Menurut Bapak, materi menemukan
mengapa kompetensi baca nilai-nilai kehidupan
peserta didik itu rendah untuk cerita pendek, adalah:
memahami suatu bacaan? 1. daya baca peserta
- “Menurut pengamatan saya, didik rendah,
Masalahnya adalah daya baca 2. peserta didik
peserta didik mengenai hal-hal tidak terbiasa
yang serius misalnya membaca untuk membaca.
buku teks minatnya masih
kurang lain hal dengan bermain
media sosial, mereka lebih
tertarik membaca whatsappnya
kemudian hal-hal viral yang ada
di medsos. Selain itu,tidak ada
faktor pembiasaan membaca
dari peserta didik itu sendiri
juga menjadi penyebabnya.”

b. Wawancara dengan teman


sejawat (Sri Silvia Nita, S.Pd. – Setelah dilakukan
Guru Bahasa Indonesia SMKN 2 analisis terhadap hasil
Amuntai) wawancara dengan
- Berdasarkan data yang ada, teman sejawat dapat
kompetensi membaca peserta diketahui bahwa
didik dalam menemukan nilai- penyebab kompetensi
nilai kehidupan cerita pendek membaca peserta
masih rendah. “Menurut Ibu, didik rendah dalam
mengapa kompetensi baca materi menemukan
peserta didik itu rendah untuk nilai-nilai kehidupan
memahami suatu bacaan?” cerita pendek, adalah:
- “Menurut saya, kurangnya 1. siswa tidak
pemahaman siswa atas sebuah memahami tujuan
teks yang mereka baca. Mereka dari membaca
hanya membaca saja tanpa sehingga sulit
memahami maksud isi teks dalam
tersebut, apa sih isinya teks itu, menganalisis teks
apa saja yang didapat dari tersebut.
membaca itu mereka tidak
memahami itu sehingga dapat
dikatakan motivasi dan minat
baca siswa itu rendah.”

c. Wawancara dengan pakar


- Berdasarkan data yang ada, Setelah dilakukan
kompetensi membaca peserta analisis terhadap hasil
didik dalam menemukan nilai- wawancara dengan
nilai kehidupan cerita pendek pakar dapat diketahui
masih rendah. “Menurut Ibu, bahwa penyebab
mengapa kompetensi baca kompetensi membaca
peserta didik itu rendah untuk peserta didik rendah
memahami suatu bacaan?” dalam materi
- “Membaca pemahaman menemukan nilai-nilai
merupakan membaca secara kehidupan cerita
kognitif atau membaca untuk pendek, adalah:
memahami, pembaca dituntut 1. tidak ada arahan
mampu memahami isi bacaan. dari guru untuk
Dalam hal ini sebenarnya memanfaatkan
berkaitan dengan rendahnya gawai sebagai
minat baca tidak hanya terjadi media untuk
pada siswa tetapi juga pada membaca,
gurunya itu sendiri perlu diakui 2. guru tidak kreatif
minat membaca di Indonesia ini dan inovatif
masih rendah. Siswa kita ini dalam
hanya rajin ketika membaca pembelajaran
whatsapp membaca status- 3. guru tidak
status di media sosial, menyajikan cerpen
bagaimana solusinya lagi-lagi yang menarik,
kita sebagai guru harus kreatif 4. model
dan inovatif supaya peserta pembelajaran yang
digunakan guru
didik ini senang terhadap tidak terfokus pada
membaca sehingga bisa kompetensi siswa.
menemukan nilai-nilai
kehidupan, bisa kita sajikan
cerpen-cerpen yang menarik
kemudian dibedah bersama-
sama, didiskusikan bersama-
sama untuk mengetahui nilai-
nilai apa saja yang ada di dalam
cerpen tersebut. Kita bisa
menerapkan model
pembelajaran yang bisa
memberi kesempatan pada anak
didik untuk mengkrontuksi
pengetahuannya sendiri
sehingga mereka lebih mudah
untuk memahami konsep-
konsep yang diajarkan dan
mengkomunikasikan ide-idenya
dalam bentuk lisan atau
tulisan.”
4 Motivasi Hasil eksplorasi literatur: Setelah dilakukan
belajar Menurut Uno (2011: 23) dalam analisis terhadap hasil
peserta didik Melisa dan Umi (2013) Motivasi kajian literatur dapat
rendah dalam belajar dapat timbul karena faktor diketahui bahwa
mengidentifik intrinsik berupa hasrat dan penyebab motivasi
asi informasi keinginan berhasil dan dorongan belajar peserta didik
teks ekplanasi kebutuhan belajar, harapan akan rendah dalam
cita-cita. Sedangkan faktor mengidentifikasi
ekstrinsiknya adalah adanya informasi teks
penghargaan lingkungan belajar ekplanasi, adalah:
yang kondusif dan kegiatan belajar 1. siswa tidak
yang menarik. memiliki hasrat
Melisa Dhitaningrum, U. (2013). dan keinginan
Hubungan Antara Persepsi dalam
Mengenai Dukungan Sosial Orang mengikuti
Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa pembelajaran
Sma Negeri 1 Gondang Kabupaten 2. guru tidak
Tulungagung. Character: Jurnal mengkondisikan
Penelitian Psikologi. lingkungan belajar
https://jurnalmahasiswa.unesa.a yang kondusif
c.id/index.php/40/article/view/ 3. guru tidak
1887 menciptakan
kegiatan
belajar yang
Hasil wawancara: menarik.
a. Wawancara dengan Kepala
Sekolah (Herry Fitriyadi, M.Pd.
– Kepala SMKN 2 Amuntai) Setelah dilakukan
- Berdasarkan data yang ada, analisis terhadap hasil
motivasi belajar peserta didik wawacara dengan
rendah dalam kepala sekolah dapat
mengidentifikasi informasi diketahui bahwa
teks ekplanasi. penyebab motivasi
“Menurut Bapak, mengapa belajar peserta didik
motivasi belajar peserta rendah dalam
didik mengidentifikasi
masih rendah terhadap suatu informasi teks
pembelajaran?” ekplanasi, adalah:
- “Menurut saya, tidak ada 1. tidak ada refleksi
refleksi diri peserta didik dari peserta
terhadap tujuan yang ingin didik terhadap
dicapai, dan peserta didik tidak tujuannya dalam
menyadari pembelajaran itu belajar,
untuk apa juga guru kurang 2. guru tidak
memberi penguatan dan arahan memberi
saat pembelajaran, hal itu arahan dan
penting dilakukan guru penguatan
membangkitkan semangat siswa dalam proses
untuk belajar. pembelajaran.

b. Wawancara dengan teman


sejawat (Sri Silvia Nita, S.Pd. –
Guru Bahasa Indonesia SMKN 2 Setelah dilakukan
Amuntai) analisis terhadap hasil
- Berdasarkan data yang ada, wawancara dengan
motivasi belajar peserta didik teman sejawat dapat
rendah dalam diketahui bahwa
mengidentifikasi informasi penyebab motivasi
teks ekplanasi. belajar peserta didik
“Menurut Ibu, mengapa motivasi rendah dalam
belajar peserta didik masih mengidentifikasi
rendah terhadap suatu informasi teks
pembelajaran?” ekplanasi, adalah:
- “Menurut saya, siswa kurang 1. guru belum
berminat dan jenuh terhadap mampu
pembelajaran yang disajikan meningkatkan
guru karena pembelajaran tidak antusiasme dan
menyenangkan yang semangat belajar,
mengakibatkan siswa menjadi 2. guru tidak
pasif. Dalam pembelajaran, menerapakn
harusnya guru mampu metode
meningkatkan antusiasme dan pembelajaran yang
semangat belajar dengan efektif,
menerapakn metode 3. guru acuh
pembelajaran yang efektif. Dan terhadap siswa
membantu jika siswa mengalami yang mengalami
kendala dan kesulitan dalam kendala dan
belajar sehingga terjalin kesulitan dalam
hubungan yang baik dengan belajar.
siswa yang akhirnya membuat
siswa lebih termotivasi dalam
belajar.”

c. Wawancara dengan pakar


(Hayatul Mursiyda, M.Pd. - Setelah dilakukan
Dosen STIA Al-Falah analisis terhadap hasil
Banjarbaru) wawancara dengan
- Berdasarkan data yang ada, pakar dapat diketahui
motivasi belajar peserta didik bahwa penyebab
rendah dalam motivasi belajar
mengidentifikasi peserta didik rendah
informasi teks ekplanasi.
“Menurut Ibu, mengapa motivasi dalam
belajar peserta didik masih mengidentifikasi
rendah terhadap suatu informasi teks
pembelajaran?” ekplanasi, adalah:
- “Kalau kita lihat buku paket 1. guru tidak
siswa tersebut, penyajiannya menyajikan teks
sangat membosankan dan yang menarik dan
memusingkan sehingga kita bahasanya mudah
tidak bisa menyalahkan peserta dipahami,
didik itu motivasinya rendah 2. guru hanya
gurunya pun juga pasti akan mengandalkan
bosan dalam mengajarkan hal buku teks sebagai
itu karena sulit dipahami dan media
teks yang disajikan dalam buku pembelajaran.
begitu-begitu saja. Mungkin
akan lebih baik jika teks yang
disajikan dengan gambar-
gambar kah atau dengan bahasa
yang ringan dan mudah
dipahami. Media yang kita
gunakan juga mempengaruhi
motivasi siswa ya tadi jika hanya
mengandalkan teks yang
disajikan dalam buku-buku itu
saja siswa akhirnya bosan dan
tidak antusias”.
5 Sebagian Hasil eksplorasi literatur: Setelah dilakukan
besar peserta Tri & Julianto (2022:60) faktor yang analisis terhadap hasil
didik dapat menyebabkan peserta didik kajian literatur dapat
kesulitan kesulitan dalam menyelesaikan diketahui bahwa
menjawab soal berbasis HOTs, yaitu karena penyebab sebagian
soal bebasis peserta didik yang belum terbiasa besar peserta didik
HOTS dalam menyelesaikan soal berbasis kesulitan menjawab
HOTs, peserta didik masih soal bebasis HOTS ,
memerlukan bantuan orang lain adalah:
dalam menyelesaikan soal, 1. peserta didik
kesulitan dalam memahami kalimat belum terbiasa
atau maksud dari soal, kurang teliti dengan soal
dalam membaca dan memahami berbasis HOTS,
soal, serta pemahaman materi yang 2. peserta didik
kurang. kesulitan dalam
Tri Nuraini, J. (2022). Analisis memahami kalimat
Faktor Penyebab Kesulitan Siswa atau maksud dari
Sekolah Dasar Kelas IV dalam soal,
Menyelesaikan Soal Hots (High 3. peserta didik
Order Thinking Skills) pada Mata kurang teliti dalam
Pelajaran IPA. Jurnal Penelitian membaca soal.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Volume 10 Nomor 1, 60.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.
php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/44430
Hasil wawancara: Setelah dilakukan
a. Wawancara dengan Kepala analisis terhadap hasil
Sekolah (Herry Fitriyadi, M.Pd. wawancara dengan
– Kepala SMKN 2 Amuntai) kepala sekolah dapat
- Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa
sebagian besar peserta didik penyebab sebagian
kesulitan menjawab soal bebasis besar peserta didik
HOTS . “Menurut kesulitan menjawab
Bapak,mengapa siswa sulit soal bebasis HOTS
ketika menjawab soal berbasis adalah:
HOTS?” 1. peserta didik
- “Menurut saya, siswa tidak terbiasa disajikan
terbiasa menjawab soal yang soal yang mudah,
melibatkan pemikiran tingkat 2. guru minim
tinggi, peserta didik terbiasa menyajikan soal
disajikan soal yang mudah saja, HOTS pada peserta
guru juga biasanya kurang didik.
menyajikan soal yang berbasis
HOTS sehingga siswa jarang
untuk berpikir kritis terhadap
suatu soal.”

b. Wawancara dengan teman


sejawat (Sri Silvia Nita, S.Pd. – Setelah dilakukan
Guru Bahasa Indonesia SMKN 2 analisis terhadap hasil
Amuntai) wawancara dengan
- Berdasarkan data yang ada, teman sejawat dapat
sebagian besar peserta didik diketahui bahwa
kesulitan menjawab soal bebasis penyebab Sebagian
HOTS . “Menurut Ibu,mengapa besar peserta didik
siswa sulit ketika menjawab soal kesulitan menjawab
berbasis HOTS?” soal bebasis HOTS
- “Menurut saya, ternyata adalah:
kurangnya minat baca siswa itu 1. minat membaca
juga berimbas kepada siswa masih
pemahaman suatu teks sehingga rendah sehingga
siswa kurang memahami apa siswa kesulitan
yang dijabarkan dalam soal dan memahami soal,
sulit untuk menentukan 2. guru jarang
jawabannya. Bagaimana menyajikan soal
menganalisis soal tersebut siswa berbasis HOTS.
juga kesulitan karena bisa saja
guru jarang menyajikan soal-
soal yang membutuhkan
pemahaman lebih dalam.”

c. Wawancara dengan pakar


(Hayatul Mursiyda, M.Pd. - Setelah dilakukan
Dosen STIA Al-Falah analisis terhadap hasil
Banjarbaru) wawancara dengan
- Berdasarkan data yang ada, pakar dapat diketahui
sebagian besar peserta bahwa penyebab
didik sebagian besar peserta
kesulitan menjawab soal bebasis
HOTS. “Menurut Ibu,mengapa didik kesulitan
siswa sulit ketika menjawab soal menjawab soal bebasis
berbasis HOTS?” HOTS adalah:
- “Kalau menurut saya, ini karena 1. peserta didik
belum terbiasa saja dan belum belum terbiasa
terlatih maka kita sebagai guru dengan soal HOTS,
perlu melatih anak didik kita 2. materi
dalam menganalisis soal yang pembelajaran yang
berbasis HOTS, mereka tidak disampaikan guru
terbiasa dengan hal-hal yang tidak mengarah
bersifat rumit dan bersifat kritis, pada pembelajaran
untuk itu guru dituntut untuk HOTS.
bagaimana melatih anak bersifat
kritis, gitu ya. Materi-materi
pembelajarn yang disampaikan
guru selama ini juga tidak
mengarah pada pembelajaran
HOTS, pembelajaran bahasa
indonesia di sekolah masih
menggunakan pembelajaran
yang kurang bisa melatih
kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa juga menjadi
penyebabnya.”
6 Guru Hasil ekplorasi literatur: Setelah dilakukan
kesulitan Friani dkk, (2017:88) kendala analisis terhadap hasil
dalam yang dihadapi guru dalam kajian literatur dapat
menerapkan menerapkan model pembelajaran diketahui bahwa
model adalah penyebab guru
pembelajaran 1. Dalam rencana pelaksanaan kesulitan dalam
inovatif pada pembelajaran (RPP) guru menerapkan model
mata kurang memahami langkah- pembelajaran inovatif
pelajaran langkah pembelajaran sesuai pada mata pelajaran
bahasa sintak yang ada pada model bahasa Indonesia,
Indonesia pembelajaran. adalah:
2. Pengelolaan dan pengawasan 1. guru tidak
kelas guru kurang mampu memahami sintak
mengarahkan siswa yang yang ada pada
kurang pintar untuk terlibat model
aktif dengan bekerjasama dalam pembelajaran,
kelompok, 2. guru tidak mampu
3. terkendala dalam menyediakan mengarahkan anak
alat dan bahan jika diperlukan untuk
dalam melakukan proyek. bekerjasama,
4. guru kurang menyiasati waktu 3. guru tidak mampu
yang tersedia. mengefektifkan
Indah Fajar Friani, dkk. (2017). waktu
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru pembelajaran
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah dengan baik.
Volume 2 Nomor 1, 88-97.
https://media.neliti.com/media/pu
blications/188143-ID-kendala-
guru-dalammenerapkan-model-
pembe.pdf

Setelah dilakukan
Hasil wawancara: analisis terhadap hasil
a. Wawancara dengan Kepala wawancara dengan
Sekolah (Herry Fitriyadi, M.Pd. kepala sekolah dapat
– Kepala SMKN 2 Amuntai) diketahui bahwa
- Berdasarkan data yang ada,
Guru kesulitan dalam penyebab guru
menerapkan model kesulitan dalam
pembelajaran inovatif pada menerapkan model
mata pelajaran bahasa pembelajaran inovatif
Indonesia. pada mata pelajaran
“Menurut Bapak, mengapa guru bahasa Indonesia,
kesulitan dalam menerapkan adalah:
pembelajaran inovatif?” 1. guru tidak terbiasa
- “Menurut pengamatan saya, menerapkan model
tidak ada pembiasaan pembelajaran
menerapkan model-model inovatif,
pembelajaran inovatif karena 2. guru tidak
guru sepenuhnya belum memahami model
memahami model-model pembelajaran
pembelajaran inovatif dan guru inovatif,
kurang mengenal karaktersitik 3. guru tidak
peserta didik sehingga belum memahami
mampu memahami karakteristik
kecenderungan gaya belajar peserta didik
siswa sesuai kebutuhannya.” sehingga kesulitan
dalam menerapkan
model
pembelajaran yang
sesuai kebutuhan
peserta didik.

Setelah dilakukan
analisis terhadap hasil
wawancara dengan
b. Wawancara dengan teman teman sejawat dapat
sejawat (Sri Silvia Nita, S.Pd. – diketahui bahwa
Guru Bahasa Indonesia SMKN 2 penyebab guru
Amuntai) kesulitan dalam
- Berdasarkan data yang ada, menerapkan model
Guru kesulitan dalam pembelajaran inovatif
menerapkan model pada mata pelajaran
pembelajaran inovatif pada bahasa Indonesia,
mata pelajaran bahasa adalah:
Indonesia. 1. guru masih
“Menurut Ibu, mengapa guru menggunakan
kesulitan dalam menerapkan metode
pembelajaran inovatif?” ceramah,
- “Menurut saya, guru masih 2. peserta didik sulit
sering menggunakan metode memahami
lama yaitu ceramah, juga siswa pembelajaran
yang kadang susah diarahkan ketika guru
maksudnya kesulitan dalam menerapkan model
merespon materi yang yang baru.
diberikan guru ketika guru
menerapkan model
pembelajaran yang baru yang
meangakibatkan pembelajaran
menjadi terhambat sehingga
guru tidak ingin lagi
menerapkan model
pembelajaran inovatif.”
c. Wawancara dengan pakar Setelah dilakukan
(Hayatul Mursiyda, M.Pd. - analisis terhadap hasil
Dosen STIA Al-Falah wawancara dengan
Banjarbaru) pakar dapat diketahui
- Berdasarkan data yang ada, bahwa penyebab guru
Guru kesulitan dalam kesulitan dalam
menerapkan model menerapkan model
pembelajaran inovatif pada pembelajaran inovatif
mata pelajaran bahasa pada mata pelajaran
Indonesia. bahasa Indonesia,
“Menurut Ibu, mengapa guru adalah:
kesulitan dalam menerapkan 1. guru tidak mencari
pembelajaran inovatif?” referensi mengenai
- “Guru pada dasarnya dituntut model
aktif, kreatif dan inovatif serta pembelajaran,
menyenangkan, kalau guru 2. model
tidak mau belajar dan mencari pembelajaran yang
referensi untuk digunakan tidak
mengembangkan diri maka terpusat pada
gurupun akan teritnggal siswa.
terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan yang makin maju.
Guru terbiasa menjelaskan di
depan kelas. Pembelajaran tidak
berorientasi pada anak didik
karena model pembelajaran
inovatif ini masih baru sehingga
perlu adaptasi dengan model
yang baru.”

Anda mungkin juga menyukai