Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Sainuddin
Asal Institusi: SMAN 16 Gowa

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-


penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
o Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
o Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan
dengan topik masalah.
o Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
o Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
o Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
o Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
o Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
o Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
o Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
o Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis
Masalah yang
eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab
diidentifikasi
masalah
1 Peserta didik 1. Kajian Literatur
tidak aktif dalam  Menurut Risanatul Risanatul1, Junaidi Junaidi (2021) Setelah dilakukan
kelas Penyebab peserta didik tidak berpartisipasi aktif dalam proses analisis terhadap
pembelajaran banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor kajian literatur dan
eksternal, hubungan guru dengan peserta didik kurangnya hasil wawancara ,
kebiasaan guru memberikan pujian terhadap peserta didik, terlalu serta dikonfirmasi
sering memberikan hukuman, ataupun teguran yang tepat terhadap bahwa penyebab
peserta didik, peserta didik yang tidak menunjukkan ketertarikannya munculnya masalah
pada media belajar yang digunakan guru saat proses pembelajaran, peserta didik tidak
serta metode yang digunakan kurang menyenangkan dan kurang aktif dalam kelas
Risanatul, R. & Junaidi, J 335 meningkatkan minat belajar peserta adalah :
didik selain itu pembelajaran yang diterapkan monoton sehingga 1. Peserta didik
dapat membuat peserta didik cepat muncul rasa jenuh dan bosan merasa
pada peserta didik, dan Faktor internal merupakan keadaan peserta pembelajaran
didik yang menyebabkan kurangnya keaktifan dalam proses membosankan;
pembelajaran, seperti: kondisi kesehatan peserta didik yang kurang 2. Metode dalam
terlihat selama proses pembelajaran; kesenangan dan kebiasaan model-model
minat belajar peserta didik kurang terlihat; kurangannya ketekunan, pembelajaran
keuletan, dan semangat seorang guru dalam memberikan motivasi tidak variatif;
belajar kepada peserta didik. Yang di sebebkan oleh unsur-unsur 3. Tidak adanya
yang formal dalam proses pembelajaran. ketertarikan
 Menurut Hardianty M (2017)faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik
siswa pasif dalam pembelajaran matematika yaitu: dalam
1. Cara mengajar guru yang monoton dan kurang inovatif pembelajaran;
2. Siswa yang malu atau takut untuk bertanya karena takut akan 4. Guru mengajar
dimarahi oleh guru ataupun akan direndahkan oleh teman dengan model
yang lain. pembelajaran
3. Malas untuk mengerjakan soal-soal karena kurang paham konvensional
ataupun memang karena tidak mau berusaha.
4. Siswa yang kurang paham materi membuat mereka
kebingungan dan akhirnya hanya akan melakukan hal-hal
yang lain di luar pembelajaran.
5. Tidak adanya ketertarikan siswa dalam pembelajaran
matematika membuat mereka tidak akan berusaha untuk
memahami materi.
6. Ketika melihat teman yang lebih aktif, membuat siswa yang lain
akan kurang percaya diri.
 Menurut Feni Farida dkk (2021) Faktor-faktor yang memengaruhi
keaktifan belajar peserta didik adalah keadaan fisik (panca indra),
fasilitas belajar, guru, teman sebaya.
 Menurut Triono (2018)Proses pembelajaran dengan model
konvensional ceramah masih belum cukup memberikan kesan
yang mendalam pada siswa, karena peran guru dalam
menyampaikan materi lebih dominan dibandingkan keaktifan
siswa sendiri. Guru lebih banyak memberikan penjelasan dari
pada memperhatian respon siswa terhadap materi yag
disampaikan.
 Menurut Eman Nataliano Busa / Jurnal Sosial Humaniora dan
Pendidikan Vol 2. No. 2 (2023) 114 - 122
Faktor-faktor internal yang memengaruhi keaktifan belajar peserta
didik kelas IX SMP Negeri 2 Waigete adalah faktor fisiologis dan
psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan fisik (panca indra).
Sedangkan faktor psikologis meliputi perhatian, tanggapan, dan
ingatan menjadi faktor pendukung keaktifan belajar peserta didik.
Kedua faktor tersebut secara umum telah mendukung keaktifan
peserta didik. Peserta didik hanya perlu menjaga kondisi, agar
fisiknya siap untuk belajar, sehigga tidak kelelahan saat belajar.
Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi keaktifan belajar peserta
peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Waigete adalah faktor non
sosial yaitu tempat dan fasilitas serta faktor sosial yaitu guru dan
teman sebaya. Tempat, fasilitas, dan guru menjadi faktor
pendukung keaktifan belajar peserta didik. Sedangkan teman
sebaya dapat menjadi faktor pendukung sekaligus penghambat
keaktifan belajar peserta didik
https://ejurnal.stie-
trianandra.ac.id/index.php/inovasi/article/download/764/1110/)

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
Kepala Sekolah (Abd. Rahman, S.Pd.I.)
- Pendekatan yang digunakan guru tidak sesuai minat peserta
didik
- Peserta didik tidak percaya diri
- Peserta didik takut slah
Pengawas Bina(Drs.H.Muh.Jalil Fattah,MM)
- Disebabkan karena pengaruh lingkungan sekolah
- Karena takut sama guru

Guru (Marlina,S.Pd,M.Pd.)
- Siswa kurang paham dengan materi
- Merasa minder dengan temannya yang lebih aktif
Teman Sejawat (Hasnawiyah,S.Pd.)
- Faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta
didik seperti kemandirian belajar peserta didik yang
rendah
- Faktor Eksternal yang berasal dari luar diri peserta
didik seperti suasana belajar yang tidak
memberikan ruang bagi peserta didik untuk terlibat
aktif dalam proses oembelajaran
Guru penggerak (syamsul alam,S.Pd.)
- Terlalu menotonnya guru dalam menyampaikan materi
- Guru kurang memberi ruang kepada peserta didik untuk
berbicara

2 Rendahnya 1. Kajian Literatur


motivasi peserta  Menurut Suryabrata (2014), faktor-faktor penyebab rendahnya Setelah dilakukan
didik belajar hasil belajar adalah faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan faktor analisis terhadap
Sosiologi psikologis, dan faktor eksternal yaitu faktor sosial dan faktor non- kajian literatur dan
sosial. Faktor fisiologis yaitu kesehatan, siswa dapat belajar hasil wawancara,
dengan baik jika diikuti oleh kondisi kesehatan yang baik, serta dikonfirmasi
sedangkan faktor psikologis yaitu hal-hal yang bersifat psikis, bahwa penyebab
siswa dapat berprestasi di sekolah dengan baik jika diikuti oleh munculnya
motivasi, minat, dan bakat . masalah motivasi
https://jom.untidar.ac.id/index.php/mathlocus/issue/view/78 belajar peserta didik
 Menurut Chatarina Novianti dkk (2020), Faktor yang rendah adalah:
menyebabkan motivasi peserta didik rendah karena peserta didik 1. Peserta didik
kurang aktif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, kurang termotivasi
cepat putus asa ketika menghadapi kesulitan, minimnya untuk untuk lebih
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran, dan giat belajar, dan
kurang konsentrasi terhadap materi yang diajarkan oleh guru. peserta didik
 Menurut Dwi Tri Santosa dan Tawardjono (2016), Bahwa masih kurang
kebutuhan siswa untuk belajar di rumah dengan kondisi yang kesadaran diri dan
nyaman, sarana dan prasarana yang memadai tidak terpenuhi. kurang memahami
Hal ini ditambah dengan siswa harus menulis materi pelajaran mengenai betapa
untuk belajar dirumah, sehingga untuk siswa yang tidak menulis pentingnya ilmu
tidak akan punya materi untuk belajar. Lingkungan pertemanan pendidikan ke
yang tidak mendukung untuk kegiatan belajar menyebabkan siswa depan
menjadi malas untuk belajar sehingga menyebabkan motivasi 2. Tidak adanya
belajar menjadi rendah. dorongan dari
 Menurut Slameto (2003) yang menyebutkan ada dua faktor yang keluarga dan
mempengaruhi kondisi belajar siswa yaitu faktor yang datang dari orang tua.
diri siswa (faktor intern) dan faktor yang datang dari luar siswa 3. Kurangnya konsep
(faktor ekstern). Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau dasar peserta
intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, didik.
kesiapan, dan kelelahan (bosan). Sedangkan faktor ekstern (faktor 4. Lingkungan
yang berasal dari luar manusia) diantaranya: (1) Lingkungan pertemanan yang
keluarga yang meliputi: perhatian orang tua, keadaan ekonomi tidak mendukung
orang tua, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, untuk belajar
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. (2) 5.Peserta didik
Lingkungan sekolah meliputi: faktor guru, faktor alat (media tidak
pembelajaran), kondisi gedung, dan penggunaan metode menyukai mata
pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa pelajaran tertentu
dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran atau materi
diatas ukuran dan tugas rumah. (3) Lingkungan masyarakat yang tertentu, serta
meliputi: faktor media (tv, radio, internet, dll), lingkungan sosial 6.Peserta didik
(teman bergaul, lingkungan tetangga, aktifitas dalam masyarakat), kurang
kegiatan siswa dalam masyarakat dan, bentuk kehidupan percaya diri dalam
masyarakat. menghadapi
https://e- gurunya.
journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy/article/view/2732/1932

 Menurut Uno (2011 : 140). Motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling berkaitan dan memiliki daya pengaruh yang kuat satu
dengan yang lain. Motivasi belajar muncul karena adanya faktor
intrinsik, yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil serta
dorongan kebutuhan belajar. Faktor ekstrinsiknya yaitu adanya
pengakuan terhadap lingkungan belajar yang kondusif, nyaman dan
menarik. Motivasi belajar pada hakikatnya adalah dorongan internal
dan eksternal pada siswa dengan indikator-indikator yang
mendukung. Dorongan semacam inilah yang memiliki peran besar
untuk keberhasilan seseorang dalam belajar.
https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/article/view/2685

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
 Kepala Sekolah (Abd. Rahman, S.Pd.I.)
- Guru tidak memberikan pertanyaan-pertanyaan menantang
- Guru hanya memberikan catatan saja
- Peserta didik tidak mengetahui dasar-dasar bahasa Indonesia
- Peserta didik tidak terlalu mahir berbahasa Indonesia
 Pengawas bina (Drs.H.Muh.Jalil Fattah,MM)
- Ini beberapa factor dari peserta didik kurang memiliki
rasa ingin tahu untuk belajar

 Guru(Marlina,S.Pd,M.Pd)
- Kurangnya dukungan baik dari orang tua maupun guru
- Suasana dalam kelas tidak mendukung
 Teman Sejawat (Hasnawiyah,S.Pd.)
Peserta didik merasa bosan dalam kelas karena
model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai
dengan materi
 Guru Penggerak ?(Syamsul Alam,S.Pd.)
-metode guru dalam mengajar kurang bervariasi
- Peserta didik kurang memahami akan pentingnya
Ilmu pengetahuan

3 Rendahnya 1. Kajian Literatur Setelah dilakukan


keterampilan  Menurut Suratno (2020), Rendahnya kemampuan berpikir analisis
peserta didik peserta didik dikarenakan masih rendahnya keterampilan terhadap kajian
memecahkan kolaborasi peserta didik yang tidak muncul dalam kegiatan literatur dan hasil
masalah yang pembelajaran dan guru masih menggunakan pembelajaran yang wawancara, serta
berbasis HOTS bersifat teacher centered. dikonfirmasi bahwa
 Menurut Iis Dan siti (2020), kurangnya minat belajar siswa penyebab
terhadap matematika menjadi salah satu alasan sulitnya siswa munculnya
untuk mengerjakan soal, siswa sering meminta soal secara masalah Peserta
langsung dikarenakan soal langsung lebih jelas dibandingkan didik tidak
dengan soal cerita yang harus terlebih dahulu dibaca dengan teliti. mempunyai
 Menurut Kurniati dkk (2016), mengatakan Salah satu faktor keterampilan
yang menyebabkan kemampuan berpikirnya masih rendah adalah memecahkan
kurang terlatihnya anak Indonesi adalam menyelesaikan tes atau masalah yang
soal-soal yang sifatnya menuntut analisis, evaluasi, dan berbasis HOTS
kreativitas. Soal-soal yang memiliki karakteristik tersebut adalah adalah :
soal-soal untuk mengukur HOTS. 1. Rendahnya
 Menurut Rizki Pratama Dalman1, Junaidi Junaidi (2022), keterampilan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas XI IPS SMA kolaboratif
Negeri 1 Batang Kapas, Pesisir Selatan dapat ditarik kesimpulan peserta didik.
bahwa penyebab siswa kesulitan menjawab soal HOTS dalam 2. Pembelajaran
pembelajaran sosiologi adalah disebabkan karena siswa yang tidak masih bersifat
memahami materi dan siswa yang tidak mengerti perintah soal yang teacher
terlihat dari hasil wawancara dan observasi. Masalah tidak hanya centered.
terjadi dari siswanya tetapi juga disebabkan oleh guru yang tidak 3. Guru tidak
menjelaskan dan tidak membiasakan siswa dalam mengerjakan membiasakan
soal HOTS. Penyebab guru yang tidak membiasakan pembelajaran peserta
dan soal HOTS kepada siswa disebabkan oleh kurangnya pelatihan menyelesaikan
tentang HOTS yang diberikan kepada guru. soal yang
berbasis HOTS
 Menurut Tri Nuraini danJulianto (2022) Penerapan soal berbasis 4. Kemampuan
HOTS pernah dilaksankan oleh peserta didik kelas IV SDN berpikir peserta
Masangan Kulon, dalam kegiatan proses pembelajaran soal HOTS didik masih
yang diberikan kepada peserta didik tidak terlalu banyak, satu atau rendah
dua soal. Soal HOTS juga diberikan ketika penilaian akhir tema,
ulangan harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir
semester. Bentuk soal yang diberikan oleh guru biasanya uraian
dan pilihan ganda, dalam soal tersebut terdapat soal HOTS dan
LOTS. Namun dalam penerapan soal HOTS pada Analisis Faktor
Kesulitan Siswa SD dalam Menyelesaikan soal HOTS peserta didik
kelas IV, penerapannya kurang dapat berjalan dengan baik, bahkan
apabila diberikan soal berbasis HOTS nilainya akan jauh dari KKM,
terkadang peserta didik masih memerlukan bantuan guru untuk
dapat menyelesaikan soal HOTS, maka dari itu guru memberikan
bantuan berupa stimulus kepada peserta didik atau guru
memerintahkan peserta didik untuk membaca buku, agar dapat
menemukan materi yang sesuai dengan soal, sehingga peserta
didik dapat menemukan jawaban, namun banyak dari peserta didik
yang kurang minat dalam membaca, sehingga tidak dapat
menemukan jawaban yang tepat. Ketika peserta didik tidak dapat
menyelesaikan soal berbasis HOTS tentu ada faktor yang
mempegaruhinya, yaitu : tidak terbiasa dalam menyelesaikan soal
HOTS, kurangnya pemahaman materi, kurang memahami kalimat
dalam soal, serta kurang teliti dalam membaca dan memahami soal.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas
Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
 Kepala Sekolah (Abd. Rahman, S.Pd.I.)
- Peserta didik tidak biasa mengerjakan soal HOTS
- Peserta didik malas menganalisis soal

 Guru(Marlina,S.Pd,M.Pd.)
- Karena kurangnya Latihan untuk menyelesaikan
soal-soal HOTS
 Pengawas Bina(Drs.H.Muh.Jalil Fattah,MM)
- Penyebabnya in ikan soal memerlukan jawaban penerapan
dan menyimpulkan sedangkan kebiasaan guru memberikan
soal pengertian bahkan memahami saja kurang tapi peserta
didik kita usahakan pembiasaan saja.
 Teman Sejawat(Hasnawiyah,S.Pd.)
Pembelajarab di kelas masih kurang berbasis HOTS karena
guru masih mengajar paradigma lama sehinggu guru dan siswa
sama sama pengetahuannya kurang
 Guru Penggerak (Syamsul Alam,S.Pd.)
-Peserta didik kurang membaca
- salah satu efek dari kemajuan teknologi adalah
peserta didik berpikir secara instan

4 Beberapa 1. Kajian Literatur


peserta didik  Menurut Anzalena,R., Yusuf,S dan Lukaman (2019), Indisipliner Setelah dilakukan
sering terlambat siswa di Sekolah ada dua faktor yaitu, faktor internal atau yang analisis terhadap
tiba di sekolah berasal dari diri siswa sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang kajian literatur dan
berasal dari luar diri siswa yang terdiri dari faktor orang lain, faktor hasil wawancara,
ekonomi dan faktor media informasi. serta dikonfirmasi
 Menurut Ani Wardah, Rio Natha Kusumah, Farial dan Rudi bahwa penyebab
Haryadi. (2020),Siswa terlambat sampai di sekolah atau masuk munculnya
kelas disebabkan oleh 2 motif utama yaitu disengaja dan motif masalah beberpa
insidentil. Motif disengaja terlambat, antara lain menghindari peserta didik sering
belajar dengan guru tertentu pada awal belajar di sekolah. Ingin terlambat ke
mampir ke kantin atau kafe sekolah untuk sarapan, sering sekolah adalah :
terlambat bangun dan lain sebagainya. Sedangkan motif insidentil
sering diluar kehendak atau kemampuan siswa untuk menghindari 1. Peserta didik
keterlambatan sampai di sekolah. Misalnya, mengalami membantu
kemacetan di perjalanan, kerusakan pada motor atau angkutan orang tua
umum, musibah tak diduga, hujan, dan lain sebagainya. bekerja.
 Menurut Mira Imelda (2021) penyebab peserta didik terlambat 2. Kurangnya
datang ke sekolah sebagai berikut: perhatian
1. Jarak antara sekolah dan rumah jauh keluarga dan
2. Kesulitan kendaraan orang tua
3. Terlalu banyak kegiatan di rumah peserta didik.
4. Terlambat bangun 3. Peserta didik
5. Gangguan kesehatan menghindari
6. Tidak menyukai suasana sekolah guru tertentu
7. Tidak menyukai satu atau lebih mata pelajaran 4. Jarak dan akses
8. Tidak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) jalan menuju ke
9. Kurang mempunyai persiapan untuk kegiatan kelas sekolah yang
10. Terlalu asyik dengan kegiatan di luar sekolah membutuhkan
 Menurut Siti Sulistia Pratiwi, Rustiyarso, Imran, Berdasarkan waktu yang
hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka lama.
dapat disimpulkan bahwa penyebab perilaku menyimpang 5. Kurangnya
terlambat pada siswa disebabkan oleh faktor internal, yaitu sikap komunikasi
tidak peduli terhadap aturan sekolah dan faktor eksternal yaitu antara pihak
faktor dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Sedangkan sekolah dan
faktor lingkungan masyarakat tidak berpengaruh pada orang tua
keterlambatan siswa ke sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan peserta didik.
wawancara ditemukan sebagai berikut: a) Faktor internal penyebab
siswa terlambat ialah bahwa siswa tidak peduli terhadap aturan
yang berlaku di sekolah, siswa bersikap acuh terhadap tata tertib
sekolah sehingga menyebabkan ia melanggar aturan yang berlaku
di sekolah. Sekolah mewajibkan siswa datang tepat pukul 07.00
WIB tanpa dispensasi waktu, namun ada siswa yang datang tidak
tepat pada waktu yang ditentukan. b) Faktor eksternal penyebab
siswa terlambat diantaranya seperti kurangnya perhatian dari orang
tua, di sekolah berteman dengan siswa yang juga sering terlambat
yang akhirnya memberikan pengaruh keterlambatan pada siswa
tersebut, serta tata tertib di sekolah tidak terlaksana dengan baik.

 Menurut SYARIFAH RUNIKA UMARIA(2019), Berdasarkan hasil


penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan umum bahwa analisis perilaku peserta didik
terlambat SMP Negeri 2 Sungai Raya disebabkan oleh faktor intenal
dan faktor ekstenal serta dampak yang dialami oleh peserta didik.
Sedangkan kesimpulan berdasarkan sub masalah penelitian ini,
peneliti menyimpulkan sebagai berikut: (1) Faktor internal yang
menyebabkan peserta didik berperilaku terlambat adalah terlambat
bangun dikarenakan tidur terlalu larut pada malam hari, kurang
mempunyai persiapan untuk kegiatan di kelas hal ini terjadi karena
peserta didik tidak mempersiapkan keperluan di malam hari dan
saat pagi hari terlambat bangun, kurang menyukai pelajaran
tertentu sehingga melambat-lambatkan diri hadir ke sekolah, Faktor
eksternal yang mempengaruhi peserta didik berperilaku terlambat
adalah kesulitan kendaraan karena rata-rata peserta didik diantar
oleh orang tua atau saudaranya. (2) Dampak yang dialami adalah
hubungan dengan teman sekelas terganggu, hubungan dengan
guru terganggu dan nilai mengalami penurunan. (3) Upaya yang
dilakukan oleh guru BK dalam mengatasi perilaku terlambat adalah
memberikan sanksi/hukuman kepada peserta didik yang terlambat
berupa membersihkan lingkungan sekolah selama kurang lebih 1
jam pelajaran, pemanggilan orang tua ke sekolah untuk mencari
penyelesaian terhadap kasus terlambat peserta didik.

2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah
 Kepala Sekolah (Abd. Rahman, S.Pd.I.)
- Peserta didik begadang (Bermain game)
- Faktor lingkungan
- Tidak ada kontroling orang tua terhadap anaknya
- Peserta didik membantu orang tua mengambil pakan ternak di
pagi hari
 Guru(Marlina,S.Pd,M.Pd.)

- peserta didik terlambat bangun pagi karena begadang main


game dan kurangnya perhatian orang tua dan keluarga
peserta didik
 Pengawas Bina (Drs.H.Muh.Jalil Fattah,MM)
-jarak rumah yang jauh
- tidak memiliki kendaraan
- peserta didik tidak menyukai maple jam pertama

 Teman Sejawat(Hasnawiyah,S.Pd)
- Jarak rumah yang jauh
- Ketidakdisiplinan
- Membantu orang tua sebelum berangkat kesekolah
 Guru Penggerak (Syamsul Alam)
- Pengaruh dunia game
- Factor pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai