Anda di halaman 1dari 6

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Mastia
Asal Institusi : SDN 7 Rantau bayur
Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-
penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah :

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Siswa kurang aktif dan Hasil Literatur Setelah di analisis dari hasil kajian
tidak semangat dalam literature dan wawancara dengan
kegiatan peroses Menurut (Lestari,2015) KS dan teman sejawat bisa
belajar Motivasi belajar adalah suatu diketahui penyebab siswa kurang
daya, dorongan atau aktif dan tidak semangat dalam
kegiatan peroses belajar adalah :
Gejalah kekuatan, baik yang datang
dari diri sendiri maupun dari
1. Kurangnya dorongan dari
1. Peserta didik kurang luar yang mendorong peserta orang tua untuk
berpartisipasi dalam didik untuk belajar. Adapun kemajuan anak dalam
Peroses KBM indikator dari motivasi belajar
belajar yaitu: 2. Peran guru dalam belajar
2. Hasil belajar anak kurang koopesien
Peserta didik menurun. 1. Adanya dorongan dan untuk meningkatkan
kebutuhan belajar. kualitas siswa
2. Menunjukkan perhatian dan 3. Kurangnya percaya diri
3. Kurang fokusanya minat terhadap tugas-tugas yang dalam siswa untuk
siswa terhadap materi diberikan. menjawab tugas yang di
yang disampaikan oleh 3. Tekun menghadapi tugas serta berikan
guru ulet menghadapi kesulitan 4. Lingkungan pertemanan
4. Adanya keinginan berhasil. yang kurang baik bisa
4. Kurangnya memengaruhi kecerdasan
semangat peserta didik Menurut (Rahayu & Hartono, 2016) anak
dalam megikuti proses Proses pembelajaran di sekolah seringkali 5. Media yang digunakan
ditemukan siswa yang berhadapan guru kurang kreatif
pembelajaran 6. Takut/malu ditertawakan
dengan berbagai permasalahan yang
menghambat proses pengembangan teman
dirinya. Hal tersebut ditandai dengan : 7. Tidak paham materi
1. Munculnya perasaan mudah 8. Kondisi Kesehatan
putus asa peserta didik kuarang
dalam menyelesaikan soal. baik
2. Kurang konsentrasi dalam mengikuti 9. Kurangnya konsentrasi
pembelajaran. belajar
3. Tidak berupaya untuk menyelesaikan
tugas dengan baik
4. Tidak percaya diri saat diminta untuk
mengerjakan soal di depan kelas 5.
Memiliki perasaan takut salah
dan tegang saat menjawab pertanyaan
dari guru.
Kondisi-kondisi tersebut berpengaruh
terhadap pencapaian hasil belajar.

Menurut Fadilah (2016;116) minat


belajar merupakan suatu
kesukaan, kegiatan atau aktivitas akan
mendukung kelancaran kegiatan belajar.
Febriyanti dan Seruni (2014
;249), menjelaskan bahwa minat belajar
adalah keinginan siswa untuk belajar
sehingga pada waktu siswa diberi
pelajaran ia akan memperhatikan dan
aktif dalam proses belajar.
Faktor yang Mempengaruhi
Minat Belajar
1. Motivasi dan cita-cita
2. Keluarga
3. Peranan Guru
4. Sarana dan Prasarana
5. Teman Pergaulan
6. Media pembelajaran

Menurut Pusitaningtyas (2016) peran orang


tua di rumah dan guru di sekolah sangatlah
penting bagi pendidikan anak. Komunikasi
yang baik antara orang tua dan guru
merupakan suatu keharusan agar tercapai
kesinergian antara keduanya.

Menurut Natsit(2018) Kalaborasi antara


orang tua berpengaruh terhadap mutu
pendidikan sekolah selama guru dan orang
tua menjalankan tanggung jawabnya.

wawancara KS dan Teman Sejawat

1. Orang tua menganggap anak


adalah tanggung jawab sekolah
2. Orang tua sibuk bekerja sehari-
hari sehingga kurangnya dorongan
untuk rajin belajar siswa
3. Rendahnya pemahaman orang tua
tentang berkomunikasi dengan
guru
4. Orang tua tidak aktif dalam
kemajuan belajar anak
5. Orang tua tidak mau
mendampingi anak dalam belajar
di rumah
6. Orang tua membela anak saat
anak ada masalah disekolah
7. Orang tua menyalahkan guru saat
anak tidak paham Pelajaran
8. Orang tua marah saat anak
dihukum
2 Hasil Literatur Setelah di analisis dari hasil kajian
Rendahnya kesadaran literature dan wawancara dengan
(Asim , Fatimah dkk, 2019) disiplin yaitu KS dan teman sejawat bisa
peserta didik akan
suatu situasi yang tercipta dan dibentuk diketahui penyebab Rendahnya
ketertiban dan dari serangkaian perilaku yang kesadaran peserta didik akan
peraturan di sekolah menampilkan nilai-nilai ketaatan, ketertiban dan peraturan di
kepatuhan, kesetiaan, atau keterkaitan sekolah
Gejalah terhadap suatu aturan tata tertib. 1. Pembelajaran yang
1. Peserta didik Kedisiplinan adalah suatu situasi yang membosankan
keluar masuk terjalin melalui proses dari rangkaian 2. Materi tidak menarik
tanpa izin tingkah laku. 3. Takut menjawab
2. Peserta didik pertanyaan guru
Menurut Supriatna (2018) Hubungan guru
sering 4. Menghindari Latihan soal
dan siswa yang positif menumbuhkan rasa
membuat 5. Peserta didik tidak
aman dan nyaman bagi siswa ketika berada
kerusuhan nyaman dikelas
di lingkungan belajar mereka dan
6. Peserta didik mudah
(berkeliaran / berpengaruh dalam meningkatkan
terpancing emosi
tidak bisa diam keterampilan sosial dan akademis.
7. Pengaruh lingkungan
)di dalam kelas Hubungan guru-murid yang positif
8. Guru sering
3. Peserta didik diidentifikasikan sebagai guru yang
menggunakan Bahasa
malas memiliki kehangatan, kedekatan, dan
yang kurang santun
positif. Untuk meningkatkan hubungan
mengikuti 9. Peserta didik pergi
positif, sebelum guru mengharapkan
pembelajaran sekolah hanya ingin
siswanya mengerti dan mengikutinya maka
bermain dengan teman
terlebih dahulu guru harus memahami
10. Peserta didik saat salah
siswa nya. Dengan memahami kebutuhan
dibela oleh orang tua
dan kepercayaan siswa sangat penting
11. Peserta didik dimanja
untuk menemukan cara untuk
orang tua sehingga tidak
meningkatkan motivasi belajar mereka.
boleh dihukuum
1. keluarga yang mendukung
diimbangi motivasi belajar yang
tinggi akan meningkatkan hasil
belajar siswa
2. memahami kebutuhan dan
kepercayaan siswa
3. perasaan bosan untuk mematuhi
tata tertib di sekolah
wawancara KS dan Teman Sejawat

1. kurangnya ajaran dari rumah akan


ketaatan
2. kebiasaan yang terjadi dirumah di
bawak ke sekolah
3. siswa sering bolos saat jam
pelajaran berlangsung
4. factor motivasi diri rendah
5. manajemen waktu kurang baik
6. pengaruh teman sebaya yang
kurang baik
7. pengaruh lingkungan kurang baik
8. peserta didik lebih banyak waktu
bermain saat pulang sekolah
9. orang tua tidak memberikan
contoh yang baik saat dirumah

3 Hasil Literatur Setelah di analisis dari hasil kajian


literature dan wawancara dengan
Guru tidak Menurut (Nia & Effendi, 2018) KS dan teman sejawat bisa
Maka dari itu, seorang guru harus diketahui penyebab Guru tidak
memnggunakan alat
mampu memilih model pembelajaran memnggunakan alat peraga yang
peraga yang keratif dan dalam keratif dan bervariasi dalam
bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran agar mengajar serta tidak sesuai sintak-
mengajar serta tidak diperoleh hasil belajar yang maksimal sintak
sesuai sintak-sintak bagi siswa
khususnya pelajaran matematika maupun 1. kurangnya kreativitas guru
Gejalah B. Indonesia. dalam mengelola kelas
Hal tersebut merupakan upaya dalam
1. kurangnya
rangka meningkatkan mutu Pendidikan 2. Guru terlalu banyak bicara
kreativitas guru dalam
mengelola kelas yang tidak berkaitan dengan
Menurut (Mukti et al., 2017).
materi
Pemecahan masalah dapat
2. Guru terlalu diinterprestasikan dalam tiga
banyak bicara yang kategori yang berbeda. 3. Guru kurang kreatif dalam
Pertama pemecahan masalah sebagai mencari alat peraga yang berkaitan
tidak berkaitan dengan dengan materi
materi tujuan. Kategori ini memfokuskan
belajar bagaimana cara
memecahkan masalah. Dalam hal ini, 4. Guru mengajar belum sesuai
3. Guru kurang kreatif pemecahan masalah terbebas dari prosedur sintak-sintak dari metode yang
dalam mencari alat atau metode dan diterapkan
peraga yang berkaitan konten matematika itu sendiri. Kedua,
dengan materi pemecahan mas 5. guru kurang kreatif dalam
alah sebagai proses. Kategori ini terfokus memanfaatkan media
pada metode, prosedur, strategi, serta pembelajaran yang inovatif
heuristic yang digunakan dalam
pemecahan masalah. 6. guru kurang paham teknologi
Ketiga, pemecahan masalah sebagai
keterampilan dasar yang salah satunya
7. guru menggunakan media
menyangkut
pembelajaran yang membosankan
keterampilan minimal yang dimiliki siswa
dalam menguasi matematika.
8. alat perga susah digunakan

wawancara KS dan Teman Sejawat

1. Guru belum menguasai model-


model pembelajaran inovafit
2. Guru kurang menggunakan
kreativitas berpikir mengenai
media dan metode belajar
3. Materi yang disampaikan guru
belum di pahami / monoton
4. Guru mengajar belum sesuai
sintak-sintak dari metode yang
diterapkan

4 Hasil Literatur Setelah di analisis dari hasil kajian


literature dan wawancara dengan
Rendahnya Membaca lancar membantu siswa dalam KS dan teman sejawat bisa
pemahaman peserta memperluas kosa kata mereka dan diketahui penyebab Rendahnya
didik dalam merangkai memperoleh pemahaman yang lebih baik pemahaman peserta didik dalam
tentang bahasa. Melalui membaca yang merangkai suku kata dan
suku kata dan
terus-menerus, siswa dapat mengenal komunikasi dalam B. Indonesia
komunikasi dalam B.
kata-kata baru, struktur kalimat, dan cara
Indonesia
yang benar dalam menggunakan bahasa 1. Lingkungan kurang kondusif
secara kontekstual.Kemampuan membaca serta rasa malas yang tinggi.
Gejalah lancar juga berkontribusi pada
1. Motivasi belajar kemampuan menulis siswa(Isprianti, 2. siswa masih sulit mengeja
siswa rendah 2022). dan menbedakan huruf

2. Siswa belum bisa Dengan memiliki pemahaman yang baik 3. Kebiasaan siswa dalam
membaca tentang struktur bahasa dan kata-kata lingkuangan yang masih
yang tepat, siswa dapat mengekspresikan menggunakan bahasa daerah
3. siswa masih ide-ide mereka dengan lebih baik dalam
menggunakan Bahasa tulisan mereka.Kemampuan membaca 4. Kesedian buku bacaan
daerah dalam peroses lancar menjadi landasan bagi kesuksesan masih kurang
belajar . akademik secara umum. Siswa yang 5. Guru menggunakan
mampu membaca dengan lancar Bahasa daerah
4. siswa tidak memiliki keuntungan dalam memperoleh 6. Guru tidak
mengerti kapan saat pengetahuan, memahami informasi, mengarahkan siswa
yang tepat menguasai mata pelajaran, dan mencapai untuk berdialog
menggunakan huruf prestasi yang lebih baik di sekolah(Suarez, menggunakan Bahasa
kapital 2015) indonesia

5. siswa tidak Membaca lancar merupakan


mendapat tugas keterampilan literasi yang penting.
mengarang cerita Dengan kemampuan membaca yang baik,
siswa dapat mengakses berbagai sumber
informasi, memperoleh pengetahuan baru,
dan mengembangkan imajinasi serta
kreativitas mereka. Rendahnya
kemampuan membaca lancar dapat
menghambat perkembangan keterampilan
literasi siswa dan membatasi kemampuan
mereka dalam memanfaatkan sumber daya
bacaan yang tersedia.Membaca lancar
berperan penting dalam memperoleh
pemahaman yang baik terhadap teks
bacaan. Siswa yang mengalami kesulitan
dalam membaca dengan lancar akan
kesulitan memahami konten bacaan
secara keseluruhan, mengidentifikasi
gagasan utama, dan membuat
kesimpulan yang tepat(Susilo, 2016)

Factor yang mempengaruhi kesulitan


merangkai suku kata dalam membaca

1. Factor jasmania
2. Fakto fisikologis
3. Factor kelelahan
4. Factor lingkungan keluarga
5. Factor lingkungan sekolah
6. Factor lingkungan sosial

wawancara KS dan Teman Sejawat

1. Kesedian buku bacaan masih


kurang
2. Fasilitas perpustakaan dan pojok
baca belum mendukung
3. Sekolah kurang memiliki program
literasi
4. Pengaruh media social
5. Orangtua tidak meluangkan untuk
membantu anak belajar membaca

Anda mungkin juga menyukai