ABSTRAK:
Penyusunan jurnal ini adalah berisi tentang pengertian kegiatan membaca, faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya minat baca pada siswa. Penyusunan ini bertujuan untuk
menginformasikan betapa pentingnya kegiatan membaca untuk menngkatkan wawasan atau
pengetahuan serta ada juga faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan minat baca seperti
guru, siswa itu sendiri serta lingkungannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan melakukuan observasi terlebih dahulu selama
beberapa hari, kemudian dilanjutkan lagi dengan wawancara kepada guru selaku narasumber
bersangkutan yang dianggap paling tahu mengenai masalah yang akan diteliti, mengenai upaya
guru dan dalam mengatasi rendahnya minat baca siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa, karena siswa selalu malas, siswa menganggap
membaca buku dituntut untuk dan diam saja. Upaya yang dilakukan oleh guru adalah
mengadakan event atau perlombaan yang membuat siswa gemar membaca dan mencintai buku.
ABSTRACT:
The preparation of this journal is about understanding reading activities, factors that
cause low reading interest in students. This preparation aims to inform the importance of reading
activities to improve insight or knowledge and there are also supporting factors in improving
reading interest such as teachers, students themselves and their environment. This research is
done by descriptive qualitative research method. The data were obtained by conducting
observation in advance for several days, followed by interview to the teacher as the resource
person who was considered most knowledgeable about the problem to be studied, about the
teacher's effort and in overcoming the low reading interest of the students. The result of the
research shows that the low reading interest of students, because students are always lazy,
students consider reading books demanded for and silent. Efforts made by the teacher is to hold
an event or a race that makes students love to read and love books.
B. KAJIAN TEORI
1. Ontologi
Apa membaca itu ?
membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisis, dan menginterpretasi yang
dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis dalam media tulisan.
Kajian dalam masalah ini membahas mengenai rendahnya minat belajar siswa yang akan
menimbulkan dampak-dampak tertentu.
2. Epistemologi
Apa dampak yang akan timbul jika minat siswa dalam membaca sangat rendah? Lalu
bagaimana langkah-langkah atau upaya dalam meningkatkan minat baca?
Dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat baca sangat besar. Indonesia
merupakan negara yang mempunyai minat baca paling rendah dan ini menyebabkan
keterbelakangan pengetahuan.
Berikut langkah-langkah atau upaya meningkatkan minat baca:
Peranan guru antara lain : guru dapat memotivasi siswa untuk mewujudkan minat
baca yang tinggi, mengatur dan mengelola kegiatan membaca siswa dengan
mendinamiskan seluruh sumber bacaan,mengawasi proses membaca siswa, dan
memberikan respon terhadap seluruh kegiatan membaca dan menilai hasil bacaan
anak dengan memberikan kesempatan untuk menympaikan hasil pemahaman
terhadap yang dibacanya.
Peranan siswa itu sendiri antara lain : meyakinkan diri bahwa kegiatan gemar
membaca adalah hal yang terbaik untuk bersaing di era global, memiliki niat
untuk membaca atau membuang sifat malas, sering membaca buku ke
perpustakaan jika ada waktu luang dan lain sebagainya.
3. Aksiologi
Strategi apa yang harus dilakukan untuk mengurangi rendahnya minat baca pada
siswa? Dengan cara apa agar dapat meyakinkan siswa bahwa kegiatan membaca
merupakan kegiatan yang bermanfaat?
Strateginya antara lain : proses pembelajaran mengarahkan kepada siswa untuk rajin
membaca buku, buku bacaan dikemas dengan gambar-gambar menarik, menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca bagi siswa, menumbuhkan minat
baca sejak dini dan lain-lain.
Dengan cara melakukan motivasi-motivasi melalui acara seminar atau kegiatan
lainnya bahwa membaca dapat memberitahu kita mengenai banyaknya informasi dan
dengan mengetahui informasi yang lebih banyak maka kita tidak akan mengalami
keterbelakangan dalam mengetahui hal-hal terbaru.
C. METODE
Metode penelitian kualitatif deskriptif
yakni data diperoleh dengan melakukan observasi terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan wawancara kepada guru selaku narasumber bersangkutan yang lebih
tahu mengenai masalah rendahnya minat baca pada siswa.
Metode fenomenologis: Husserl, Eksistensialisme
yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau
fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomenlogi
adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri,
atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan
dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:
a. Reduksi fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita agar
mendapat fenomena semurni-murninya.
b. Reduksi eidetis.
c. Reduksi transendental.
Menggunakan metode ini sebab membicarakan mengenai gejala rendahnya minat
baca pada siswa dipengaruhi oleh banyak faktor dan minat baca diindonesia merupakan
fenomena yang terjadi saat ini.
Metode analitika bahasa: wittgenstein
Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya
ucapan-ucapan filosofis.Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali
mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan
hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.
Menggunakan metode ini sebab adanya pengetahuan mengenai bahasa-bahasa
yang baik dan benar mengenai buku yang dibaca apakah akan menarik minat siswa untuk
membacanya serta memiliki kesimpulan dan hasilnya akan selalu menimbulkan dampak
yang bermanfaat jika siswa dapat memahami arti penting dari kegiatan membaca.
Metode penggunaan perpustakaan sebagai peningkat minat baca siswa
Dimana perpustaakaan dapat menarik minat siswa dengan menyediakan
berbagaibuku yang menarik agar timbul rasa ingin tahu siswa untuk membaca buku
tersebut.
D. HASIL
Hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca diindonesia mencapai taraf yang
sangat rendah. Untuk itu kegiatan membaca mendatangkan banyak sekali hasil bagi
siswa. Hasil-hasil itu antara lain :
Meningkatkan pemahaman. contoh nyata dari manfaat ini dirasakan oleh siswa
dimana membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak
mereka mengerti menjadi lebih jelas setelah membaca.
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. manfaat yang satu ini mungkin sudah
sering kita dengar semenjak kita masih kecil, kita pasti ingat berapa kali guru-guru
kita mengingatkan bahwa membaca adalah salah satu sarana untuk membuka
cakrawala dunia.
Mengasah kemampuan menulis. selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
membaca juga bisa mengasah kemampuan menulis siswa, selain karena wawasan
siswa untuk bahan menullis semakin luas, siswa juga bisa mempelajari gaya-gaya
menulis orang lain dengan membaca tulisannya.
Mendukung kemampuan berbicara didepan umum.
Meningkatkan konsentrasi. orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih
konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini pembaca memiliki kemampuan untuk
memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan.
Minat Baca para siswa di Indonesia sangat rendah dilihat dari data Muchlas
(2000) menyatakan bahwa “Minat baca pada siswa betul-betul jeblok yaitu siswa SD
menduduki urutan ke 38 dan siswa SLTP urutan ke 34 dari 39 negara”. Rendahnya minat
baca siswa disebabkan oleh banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV
yang mengalihkan perhatian siswa dari buku. Dengan adanya hiburan, permainan dan
tayangan TV menyebabkan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk membaca habis
digunakan untuk bermain dan menonton TV.
E. PEMBAHASAN
Latar Belakang Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca memang
sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan metode yang diberikan terhadap siswa
pada umumnya kurang bahkan tidak menyenangkan.Sebagian besar metode yang ada
hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses. rendahnya minat baca siswa
menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah
ini menjadikan kemampuan membaca rendah.
Saat ini persepsi sebagian besar rakyat Indonesia, masih berkutat memenuhi hajat
hidupnya yang paling utama, yakni pangan dan sandang. Belum lagi kebutuhannya
untuk memperoleh tempat berteduh alias rumah, dan membiayai pendidikan anak-
anaknya hal tersebut bagi masyarakat yang kurang mampu. Sementara di kalangan
masyarakat yang lebih mampu,membeli barang-barang konsumtif (yang bukan
merupakan kebutuhan pokok) sepertinya lebih dianggap penting ketimbang membeli
buku.
Hakikat Minat Baca Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang
untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya,
yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan dan akan minat baca
mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak
dimasa yang akan datang, hal tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan
diri yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca tidak diperoleh dari
lahir. membaca merupakan suatu proses untuk mengenali,memahami, dan kemudian
menginterpretasikan lambang-lambang yang bisa mempunyai arti. di sini banyak
terlibat unsur-unsur psikologis seperti kemampuan dan atau kapasitas kecerdasan,
minat,bakat, sensasi, persepsi, motivasi, retensi, ingatan,dan lupa, bahkan ada lagi
yaitu kemampuan mentransfer dan berpikir kognitif .Penyebab rendahnya minat baca
siswa di Indonesia adalah:
a. Masih rendahnya kemahiran membaca siswa di sekolah.
b. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa harus membaca
buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih
dari apa yang diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, sastra
dan sebagainya.
c. Banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang
mengalihkan perhatian siswa dari buku.
d. Banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi, tempat karaoke, night club, mall,supermarket, play station dan
lain-lain.
e. Budaya baca yang belum pernah diwariskan nenek moyang kita.
f. Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman
bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka.
g. Harga buku yang relatif masih mahal yang tidak sebanding dengan daya
beli masyarakat.
h. Belum adanya lembaga atau institusi yang secara formal khusus
menangani minat baca.
i. Minimnya koleksi buku diperpustakaan serta kondisi perpustakaan yang
tidak memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca
pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan.
j. Minimnya pengunjung ke perpustakaan.
F. PENUTUP
Kesimpulan :
Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa
dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan
pengalaman belajar menggembirakan dan akan mempengaruhi bentuk serta intensitas
seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang, hal
tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa
diasah sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir. Membaca merupakan proses
penyerapan informasi dan akan berpengaruh positif terhadap kreatifitas seseorang.
Membaca pada hakikatnya adalah menyebarkan gagasan dan upaya yang kreatif.
Siklus membaca sebenarnya merupakan siklus mengalirnya ide pengarang ke dalam
diri pembaca yang pada gilirannya akan mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui
buku atau rekaman informasi lain.
Faktor-faktor yang mendorong minat adalah sebagai berikut. Pertama faktor
kebutuhan.kebutuhan tertentu orang mempunyai minat untuk memenuhi kebutuhan
itu. Kedua faktor perasaan perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat,
sedangkan perasaan kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan minat.
Ketiga, faktor lingkungan maksudnya minat dipengaruhi dorongan untuk diterima
atau diakui oleh lingkungan. Meningkatkan minat baca bisa dilakukan oleh siapapun
baik itu guru, atau siswa itu sendiri.
Saran :
Solusi terbaik dalam membuka jalan pikiran seorang siswa agar mereka
mempunyai wawasan yang luas, adalah dengan cara membaca. Agar siswa dapat
membaca buku secara aktif, maka kepada mereka perlu disediakan bahan bacaan yang
cukup koleksinya. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan wacana baca yang
mampu menyediakan beragam buku baik fiksi nonfiksi, referensi, atau non buku
seperti majalah, koran, kaset serta alat peraga, wajib dimiliki setiap
sekolah.Sebaiknya minat baca siswa itu sendiri pertama-tama harus dibangun atau
ditanam kan sejak usia dini dengan bantuan pendidikan baik formal maupun non
formal.
DAFTAR PUSTAKA
Handayaningrum, Y. (2010). Penerapan Media Cerita Bergambar (Cergam) Untuk Meningkatkan Minat
Baca Biologi Siswa Pada Pokok Bahasan Bahan Kimia Dalam Makanan Kelas VIII SMP Negeri 7
Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Elferida, K., & Rahmah, E. (2012). Peran Pustakawan Dalam Memotivasi Siswa Memanfaatkan
Perpustakaan SMK Tamansiswa Padang. Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 1(1), 436-441.
Parmadani, T. S., & Latifah, L. (2017). PENGARUH MINAT BACA, SUMBER BELAJAR DAN
LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI. Economic Education
Analysis Journal, 5(2), 505.
Sari, N. P., & LUKITANINGSIH, R. (2013). PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA. Jurnal BK UNESA, 1(1).
Mulyasari, E., Tatat Hartati, N. D., Salimi, M., & Purnamasari, I. COMPOSING COMPIC (COMPUTER
PICTURES) DICTIONARY TO INCREASE READING INTEREST IN ELEMENTARY SCHOOL.
Sibua, S., & Iskandar, F. (2016). KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS
SURAT KABAR MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KOTA
TERNATE. EDUKASI, 14(1).
BIODATA PENYUSUN
Agama : Katholik
Email : 292017115@student.uksw.edu