Anda di halaman 1dari 8

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


NAMA : Heri Husni Mubarok
UKG : 201502062731
MAPEL : PPKn
Masalah
No yang Analisis eksplorasi
telah
. diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah penyebab masalah
1. Pedagogik Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis
-Peserta didik 1.Menurut Setiawan, A (2016) Lebih lanjut terhadap
masih Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya semangat
memiliki motivasi belajar siswa rendah adalah /motivasi siswa disebabkan
motivasi yang kurang dukungan dari orang tua,guru :
rendah dalam atau lingkungan sekitar
belajar 1.Siswa tidak memiliki
tujuan dan cita-cita
2.Artikel kompas (2019) mengatakan
motivasi 2.Siswa tidak tahu manfaat
Belajar siswa tergolong rendah belajar dan materi yang di
disebabkan beberapa faktor internal
ajarkan
atau eksternal 3.Siswa masih ada yang
mempunyai motivasi/minat
Faktor internal belajar masih rendah.
Faktor yang bersumber dari dalam 4. Metode mengajar guru
dirisiswa seperti kurang Inovatif
- kondisi jasmani dan rohani 5. Kurangnya minat belajar
- cita-cita dan aspirasi peserta didik
- kemampuan siswa dan perhatian
Faktor eksternal
faktor yang bersumber dari luar diri
siswa
seperti
- kondisi lingkungan siswa
- unsur-unsur dinamis dalam belajar
- upaya guru dalam mengelola kelas
Hasil Wawancara :
1. Obis Subagja, S.Pd (Wakasek
Kurikulum dan Guru IPA di SMP N
Satu Atap Cibarusah)
● Apakah di sekolah ini ada
peserta didik yang masih
memiliki motivasi belajar
rendah?
➢ Ya, masih ada.
● Menurut Bapak Obis, apakah
definisi dari motivasi belajar itu?
➢ Suatu sikap dan perilaku
peserta didik yang
mendukung untuk mencapai
tujuan belajar.
● Menurut Bapak, apa yang
menjadi penyebab peserta didik
masih memiliki motivasi belajar
rendah?
➢ Ternyata peserta didik
merasa bosan di dalam kelas
karena pembelajaran kurang
variatif
2. Kajang Saeful Munjir, S.Pd.I (Rekan
Sejawat, Guru Mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP N Satu
Atap Cibarusah)
● Apakah di sekolah ini ada
peserta didik yang masih
memiliki motivasi belajar
rendah?
➢ Iya, masih ada.
● Menurut Bapak Kajang, apakah
definisi dari motivasi belajar itu?
➢ Tekad dan keinginan dari
peserta didik untuk mencapai
tujuan belajar
● Menurut Bapak, apa yang
menjadi penyebab peserta didik
masih memiliki motivasi belajar
rendah?
➢ Metode pembelajaran yang
monoton, Guru kurang
memperhatikan kebutuhan
individu siswa.
3. Nuryati, SE (Rekan Sejawat,
Guru IPS di SMP N Satu Atap
Cibarusah)
● Apakah di sekolah ini ada
peserta didik yang masih
memiliki motivasi belajar
rendah?
➢ Iya, Masih ada.
● Menurut Ibu Yati, apakah
definisi dari motivasi belajar itu?
➢ Sesuatu yang timbul dalam
diri peserta didik untuk
melakukan sesuatu agar
mencapai tujuan yang
diharapkan oleh peserta
didik
● Menurut Ibu, apa yang menjadi
penyebab peserta didik masih
memiliki motivasi belajar
rendah?
➢ Kurangnya minat belajar dan
faktor lingkungan yang tidak
mendukung peserta didik untuk
belajar.
2. Literasi Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis
-Minat 1. Beni adri yasin (2019) Faktor-faktor Lebih lanjut terhadap
peserta didik yang mempengaruhi minat membaca rendahnya minat membaca
dalam Membaca adalah salah satu aktivitas pada peserta didik
membaca penting dalam kehidupan sehari-hari. disebabkan :
masih rendah Setiap hari pastinya kita melewatkan
beberapa kata ataupun kalimat yang 1.Kurangnya pembiasaan
telah kita baca, apakah lewat literasi/membaca oleh guru
pengumuman, koran, majalah ataupun kepada peserta didik
buku. Setiap bacaan memiliki daya 2.Orang tua harus
tarik dan ciri khasnya sendiri sehingga memotivasi anaknya di
itulah yang menjadi sebab dan rumah untuk membaca
pendorong sipembaca untuk membaca buku
bacaan tersebut. Salah satu metode 3.Metode mengajar guru
untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang masih kurang inovatif
adalah dengan membaca. Adapun 4.Kurang lengkapnya buku
beberapa faktor yang mempengaruhi paket akademik dan non
minat membaca adalah : akademik di perpustakaan
1. Lingkungan
Lingkungan merupakan hal yang
sangat berpengaruh dalam kehidupan
seseorang, dimana kepribadian dan
pola fikir seseorang akan terbentuk
dari lingkungannya. Lingkungan yang
baik dipengaruhi oleh orang-orang yang
akan memberikan dorongan positif
disetiap aspek kehidupannya.
2. Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi sangat
memberikan dampak positif bagi
berbagai kalangan, terutama kalangan
akademisi dan pelajar. Teknologi
tentunya juga memberikan dampak
negatif bagi sipengguna teknologi
tersebut, salah satunya adalah dengan
adanya teknologi, buku yang biasanya
dibaca dengan jumlah eksemplar yang
tebal tak terlihat lagi, karena sudah
dikemas dalam bentuk ebook dalam
aplikasi gadged, sehingga minat untuk
membaca buku dalam bentuk
eksemplar sudah menurun dan
pengguna teknologi lebih sering
membuka gadged dari pada membuka
buku.
Banyaknya fitur-fitur yang terdapat
dalam sebuah gadged secara otomatis
tidak akan membuat sipembaca fokus.
Bagaimanapun tampilan dan
keutamaan yang ditonjolkan oleh
ebook, membaca buku dengan
eksemplar tidak akan pernah
tergantikan.
3. Copy Paste
Salah satu budaya yang sering
terjadi dikalangan pelajar adalah copy
paste. Copy paste sering terjadi apabila
pelajar ataupun kalangan pengguna
teknologi lainnya menggunakan
komputer ataupun internet untuk
mencari tugas, artikel, berita ataupun
informasi yang dibutuhkan.
Budaya copy paste sangat berpengaruh
terhadap minat baca, karena dengan
copy paste para pengguna teknologi
merasa mudah dan diuntungkan,
sehingga membaca tidak lagi
dihiraukan.
4. Sarana kurang memadai
Sarana membaca sangat
mendorong seseorang untuk membaca.
Diantara sarana membaca adalah buku
bacaan, lokasi/tempat membaca yang
nyaman. Buku bacaan yang menarik
serta tempat membaca yang nyaman
juga akan memberikan daya tarik
tersendiri kepada pembaca.
5. Kurangnya Motivasi
Motivasi merupakan dorongan,
ajakan dan ketertarikan seseorang
akan sesuatu. Motivasi membaca
sangat dibutuhkan untuk memdorong
seseorang gemar dalam membaca. Jika
seseorang sudah mengetahui dan
memahami manfaat dari membaca,
maka seseorang akan menyadari
betapa pentingnya membaca dan
ketertarikannya akan semakin tinggi
untuk membaca.
Faktor-faktor tersebut akan
menjadi pengaruh besar seseorang
dalam membaca. Untuk meningkatkan
minat baca seseorang maka hendaknya
kita bangun lingkungan yang positif
dengan ajakan dan dorongan baca yang
tinggi, memanfaatkan teknologi dengan
positif, menghilangkan budaya copy
paste, memberikan sarana yang
memadai bagi pembaca, dan
memberikan motivasi kepada anak
maupun lingkungan kita agar
melahirkan generasi yang gemar
membaca.
Hasil Wawancara :
1. Obis Subagja, S.Pd (Wakasek
Kurikulum dan Guru IPA di SMP N
Satu Atap Cibarusah)
● Apa di sekolah ini, ada peserta
didik yang masih rendah dalam
literasi/membaca?
➢ Iya, masih ada.
● Apa yang Bapak ketahui tentang
literasi?
➢ Kemampuan membaca dan
menulis peserta didik.
● Menurut Bapak, apa yang
menjadi penyebab rendahnya
literasi peserta didik?
➢ ketersediaan buku paket dan
buku non akademik yang
masih kurang
2. Kajang Saeful Munjir, S.Pd.I (Rekan
Sejawat, Guru Mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP N Satu
Atap Cibarusah)
● Apa di sekolah ini, ada peserta
didik yang masih rendah dalam
literasi/membaca?
➢ Iya, masih ada.
● Apa yang Bapak ketahui tentang
literasi?
➢ Kemampuan peserta didik
dalam hal membaca, menulis,
berhitung dan kemampuan
lainnya yang termasuk dalam
cakupan literasi.
● Menurut Bapak, apa yang
menjadi penyebab rendahnya
kemampuan literasi peserta
didik?
➢ Kurangnya Menyiapkan
buku-buku bacaan yang
menarik dan buku buku
motivasi.
3. Nuryati, SE (Rekan Sejawat, Guru
IPS di SMP N Satu Atap Cibarusah)
● Apa di sekolah ini, ada peserta
didik yang masih rendah dalam
literasi/membaca?
➢ Iya, masih ada.
● Apa yang Ibu ketahui tentang
literasi?
➢ Kemampuan peserta didik
dalam hal menulis, membaca,
dan memahami
kata-kata/bahasa dalam
sebuah buku.
● Menurut Ibu, apa yang menjadi
penyebab rendahnya
kemampuan literasi peserta
didik?
➢ Kurangnya memberikan
jadwal disekolah agar
peserta didik rutin untuk
membaca dan kurang
memperbanyak ragam buku
bacaan di perpustakaan.
3. Materi Kajian Literatur : Analisis
Pembelajaran Amongguru.com(2019)Penerapan ekplorasinya adalah
di kelas keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
masih belum HOTS pada kurikulum 2013 1.Guru terbiasa menggunakan
berbasis pembelajaran
HOTS Keterampilan berpikir pada awalnya konvensional
ditentukan berdasarkan Taksonomi 2.Guru belum membiasakan
Bloom yang mengkategorikan berbagai siswa untuk berpikir tingkat
tingkat pemikiran, mulai dari yang tinggi
terendah hingga yang tertinggi. 3.Pemahaman guru akan
pembelajaran HOTS masih
Tingkatan berpikir tersebut mulai dari
pengetahuan, pemahaman, penerapan, 4. Adanya karakteristik
minim.
analisis, sintesis dan evaluasi. siswa yang berbeda-beda
Konsep berpikir Bloom membagi
pembelajaran yang terbagi ke dalam
tiga ranah, yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap dan
perasaan), dan psikomotorik
(keterampilan).
Ranah kognitif dibagi menjadi tingkat
rendah dan tingkat tinggi Ranah
kognitif tersebut selanjutnya direvisi
oleh Lorin Anderson dan David
Krathwohl pada tahun 2001.
Urutan tingkat berpikirnya diubah
menjadi :
(1) mengingat (remember);
(2) memahami (understand);
(3) mengaplikasikan (apply);
(4) menganalisis (analyze);
(5) mengevaluasi (evaluate); dan
(6) mencipta (create).
Keterampilan mengingat, memahami,
dan mengaplikasikan dikategorikan
sebagai kemampuan berpikir tingkat
rendah (Low Order Thinking Skills,
LOTS)
Sedangkan tingkat keterampilan
menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta dikategorikan sebagai
kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills, HOTS).

Hasil Wawancara :
1. Obis Subagja, S.Pd (Wakasek
Kurikulum dan Guru IPA di SMP N
Satu Atap Cibarusah)
● Apa di sekolah ini, masih ada
peserta didik yang belum
mempunyai kemampuan
berpikir secara HOTS?
➢ Iya, masih ada.
● Apa yang Bapak ketahui tentang
pembelajaran berbasis HOTS?
➢ Kemampuan berpikir peserta
didik dalam tahapan yang
lebih tinggi, seperti : berpikir
kritis, kreatif dan mampu
memecahkan masalah.
● Menurut Bapak, apa yang
menjadi masalah pembelajaran
di kelas masih belum berbasis
HOTS?
➢ Warga sekolah sudah nyaman
dengan pembelajaran
konvensional yang cenderung
LOTS, Guru kurang
termotivasi untuk belajar
atau meningkatkan
kemampuannya untuk
mendalami pembelajaran
HOTS, Guru kurang
membiasakan siswa berpikir
tingkat tinggi.
2. Kajang Saeful Munjir, S.Pd.I (Rekan
Sejawat, Guru Mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP N Satu Atap
Cibarusah)
● Apa di sekolah ini, masih ada
peserta didik yang belum
mempunyai kemampuan
berpikir secara HOTS?
➢ Iya, masih ada.
● Apa yang anda ketahui tentang
pembelajar berbasis HOTS?
➢ Kemampuan berpikir kritis
dan logis pada peserta didik
serta mampu memecahkan
masalah sendiri.
● Menurut anda, apa yang menjadi
masalah pembelajaran di kelas
masih belum berbasis HOTS?
➢ siswa masih belum terbiasa
dengan pembelajaraan
berbasis HOTS.
3. Nuryati, SE (Rekan Sejawat, Guru
IPS di SMP N Satu Atap Cibarusah)
● Apa di sekolah ini, masih ada
peserta didik yang belum
mempunyai kemampuan
berpikir secara HOTS?
➢ Iya, masih ada.
● Apa yang anda ketahui tentang
pembelajar berbasis HOTS?
➢ kemampuan berpikir kritis
peserta didik
● Menurut anda, apa yang menjadi
masalah pembelajaran di kelas
masih belum berbasis HOTS?
➢ siswa masih belum terbiasa
dengan pembelajaraan berbasis
HOTS.

Anda mungkin juga menyukai