Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

B DENGAN ORCHITIS

DI RUANG MAWAR RSI LIMPUNG

Dosen Pembimbing : Hartati,SKM, M. Kes

Disusun Oleh :

Nama : Donny Farid Rizqullah

Kelas : 2 Reguler B

NIM : P1337420319132

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
TINJAUAN KASUS

Tgl. Masuk : Rabu, 22 Januari 2020 Pukul 06.00 WIB


Tgl. Pengkajian : Rabu, 22 Januari 2020 Pukul 08.00 WIB
Ruangan            : Mawar
Dx. Medis         : Orchitis

A. Pengkajian

1.      Biodata
a. Identitas pasien
1. Nama : Tn. B
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis kelamin : Islam
4. Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
5. Status : Menikah
6. Pendidikan  : SMA
7. Pekerjaan : Buruh
8. Alamat : Beji, Kab. Batang

b. Identitas penanggung Jawab


1. Nama                             :  Ny. Y
2. Umur                             : 43 Tahun
3. Jenis kelamin                 : Perempuan
4. Suku/Bangsa                 : Jawa/ Indonesia
5. Status                            : Menikah
6. Pendidikan                    : SMA
7. Pekerjaan                       : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat                          :  Beji, Batang
9. Hubungan dengan klien : Istri

2.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Tn B 45 th datang ke RS dengan keluhan demam, dari penis keluar nanah, nyeri ketika berkemih
(disuria). Dari hasil pengkajian fisik didapatkan, pembengkakan kelenjar getah bening di
selangkangan, skrotum, dan testis. Testis juga  teraba lunak. Klien mengatakan pernah menderita
gondongan (mumps) 5 tahun yang lalu. Diagnosa Medis : ORCHITIS

b.      Riwayat kesehatan masa lalu


1)      Klien belum pernah diopname/masuk RS dan belum pernah masuk RS sebelumnya.
2)      Tidak ada riwayat alergi, terhadap obat-obatan dan makanan
3)      Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan, dan merokok.

c.       Riwayat kesehatan keluarga


Menurut klien dan keluarga, dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
klien alami ataupun penyakit menular lainnya

3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum  :  Klien nampak sakit sedang.
b.      Kesadaran          :  Composmentis
c.       Tinggi badan      :  170 cm
d.      Berat badan        :  73 kg
e.       Tanda-tanda vital:
Tekanan darah :   120/80 mmHg
Nadi                :   80 x/menit
Suhu             :   36,50C
Pernafasan     :   16 x/menit
f.       Kepala
 Inspeksi :
1)      Keadaan rambut distribusi merata tidak alopesia.
2)      Keadaan kulit kepala nampak bersih
3)      Warna rambut hitam.
 Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan.
2)      Tidak ada benjolan/massa.
3)      Rambut tidak mudah tercabut.
g.      Muka
 Inspeksi :
1)      Ekspresi nampak meringis.
2)      Pipi simetris kiri dan kanan.
3)      Tidak nampak adanya luka/lesi.
 Palpasi :
1)      Tidak teraba adanya tumor/massa.
2)      Tidak ada nyeri tekan.
h.      Mata
 Inspeksi :
1)      Sclera tidak icterus.
2)      Konjungtiva nampak merah muda.
3)      Pupil isokor kiri dan kanan.
4)      Palpebra tidak nampak oedema, kemerahan
 Palpasi :
1)      Kedua bola mata teraba lunak.
2)      Tidak ada nyeri tekan di kedua bola mata.
Fungsi penglihatan : klien dapat membaca surat kabar dengan memakai kacamata.

i.        Telinga
 Inspeksi :
1)      Daun telinga tidak nampak adanya kemerahan dan benjolan.
2)      Saluran telinga luar nampak bersih.
3)      Nampak ditumbuhi bulu-bulu di kedua saluran telinga luar.
 Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid dan tragus.
2)      Tidak teraba adanya massa/benjolan.
3) Fungsi pendengaran : klien dapat mendengar detakan arloji jarak 30 cm.
j.        Hidung dan sinus
 Inspeksi :
1)      Nampak adanya sekret di lubang telinga.
2)      Mukosa hidung nampak kemerahan.
3)      Septum tidak deviasi.
4)      Struktur hidung simetris kiri dan kanan.
 Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan pada sinus-sinus paranasalis.
2)      Tidak teraba adanya benjolan.
k.      Mulut
 Inspeksi :
1)      Keadaan mulut nampak bersih.
2)      Jumlah gigi yang caries 2 buah (molar).
3)      Lidah nampak bersih.
4)      Jumlah gigi yang tanggal ada 4 buah.
5)      Tidak nampak adanya luka, kemerahan pada mukosa.
6)      Posisi ovula berada di tengah.
7)      Keadaan tonsil tidak bengkak dan tidak kemerahan.
l.        Leher
 Inspeksi :
1)      Tidak nampak adanya pembesaran/gondok.
2)      Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
3)      Tidak nampak adanya peningkatan vena jugularis.
 Palpasi :
1)      Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
2)      Tidak ada nyeri tekan massa/tumor.
m.    Dada dan paru-paru
 Inspeksi :
1)      Bentuk dada diameter anterior posterior dan transversal 1 :  2.
2)      Frekuensi pernafasan : 16 x/menit.
3)      Tidak ada luka, lesi dan tumor.

 Palpasi :
1)      Ekspansi dada seimbang kiri dan kanan.
2)      Vokal fremitus getaran seimbang.
 Perkusi :
1)      Sonor di seluruh lapang paru.
 Auskultasi :
1)      Bunyi vesikuler di seluruh lapang paru.
2)      Tidak terdengar bunyi tambahan.
n.      Jantung
 Inspeksi :
1)      Ictus cordis tidak tampak.
 Palpasi :
1)      Ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula kiri.
 Perkusi :
1)      BJ I dan II terdengar murni  lub dub
2)      BJ I di ICS 4 midklavikula (trikuspidalis).
3)      BJ I di ICS 5 midklavikula kiri (bicuspidalis).
4)      BJ II di ICS 2 midklavikula kanan (aorta).
5)      BJ II di ICS 2 midklavikula kiri (pulmo).
6)      Tidak terdengar bunyi tambahan.
o.      Abdomen
 Inspeksi :
1)      Tidak nampak adanya lesi/luka  dan tumor.
2)      Tidak ada perubahan warna kulit (sama dengan sekitarnya).
 Auskultasi :
1)  Peristaltik usus terdengar, durasi 3 – 5 x/menit
 Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan pada hepar, dan lien.
2)      Teraba massa faeses di kuadran kiri bawah.
 Perkusi :
1)  Terdengar hipertympani pada area lambung (kuadran kiri atas).
p.      Genetalia dan anus
 Inspeksi :
1)  Tampak terpasang poly cateter pada alat kelamin luar.
q.      Ekstremitas
1)      Ekstremitas atas
 Inspeksi :
a)      Tidak nampak adanya hipertropoi atau atropi.
b)      Pergerakan : klien dapat mengangkat kedua tangan dengan sokongan.
c)      Kekuatan otot skor 2/2.
 Palpasi :
a)      Nyeri tekan pada otot deltoid.
b)      Tidak ada pitting edema.
2)      Ekstremitas bawah
 Inspeksi :
a)      Tidak nampak adanya hipertropi, atropi maupun oedema.
b)      Pergerakan klien dapat mengangkat kedua kaki tapi langsung jatuh. Skor 4/4.

4. Pola Aktifitas Sehari-hari

No. Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Ketika Sakit


1. Pola Aktifitas
a.       Makan  Nasi, lauk pauk dan sayur,  Nasi, lauk pauk, sayur dan
kadang klien makan buah- buah-buahan. Klien makan
buahan. Tidak ada pantangan 3x/hari dengan porsi  makan
makanan dan klien biasa habis 1 porsi.
makan 2-3 porsi/hari dan tidak
ada keluhan.

b.       Minum  Klien minum + 7-8 gelas / hari  Jumlah minum klien +  1 ½


(+ 1400-1600 cc / hari) dengan botol Aqua besar / hari 
jenis air yang diminum yaitu (+2000-2500 cc / hari), jenis
air putih dan air teh dan kopi. air yang diminum klien
hanya air putih.
2. Eliminasi
a.       BAB  Kebiasaan klien BAB   1-2  Klien BAB 1 x/hari dengan
kali/hari dengan konsistensi konsistensi lembek dan
lembek dan berwarna kuning berwarna kuning. BAB klien
serta tidak ada keluhan BAB. dibantu oleh keluarga.

b.       BAK  Klien mengatakan BAK +   7-  Pada saat dikaji klien


8 x/hari dengan warna kuning terpasang dower kateter dan
jernih dan merasa tidak bertanya apakah BAKnya
lampias. Klien mengatakan bisa kembali normal. Jumlah
bila sudah BAK masih ada urine klien saat dikaji
keinginan untuk BAK lagi. sekitar + 1000cc /       8 jam
(tgl 8 Agustus 2005 pukul
23.00 sampai 8 Agustus 2005
pukul 07.00).

3. Personal Hygiene (mandi,  Klien biasa mandi dengan cara  Selama di rumah sakit klien
gosok gigi, keramas, diguyur 1-2 x/hari dengan mengatakan belum pernah
gunting kuku) menggunakan sabun, gosok dimandikan, belum pernah
gigi setiap 1-2X/hari (tiap gosok gigi, dan juga belum
mandi) dengan menggunakan pernah keramas serta gunting
No. Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Ketika Sakit
pasta gigi, keramas 1x/ minggu kuku. Dalam memenuhi
dengan menggunakan shampo personal hygiene klien
dan gunting kuku kalau sudah dibantu oleh keluarga.
panjang saja. Dalam
melakukan personal hygiene
klien melakukannya sendiri.

4. Pola istirahat tidur  Klien biasa tidur malam mulai  Klien mengatakan tidurnya
jam 21.00-05.00 WIB. Klien tidak nyenyak dan sering
mengatakan tidurnya kadang terbangun karena merasakan
terganggu karena ada nyeri pada kandung
keinginan utnuk BAK. kemihnya. Pada saat dikaji
klien mengatakan bahwa
semalam klien hanya
tidur + 2 jam saja. Terdapat
lingkaran hitam pada daerah
periorbital. Klien tidur siang
mulai jam 14.00–15.30 WIB.

5. Kegiatan/Aktifitas sehari-  Klien jarang berolah raga dan  Klien tampak hanya
hari menghabiskan waktunya di berbaring di tempat tidur dan
rumah saja bersama cucu- kadang-kadang klien tampak
cucunya. terduduk.

5. Data Penunjang
1)      Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium.
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
I. Hematologi
 HB 9,3 13 – 18 gr/dl
 Leukosit 14.800 3,8–10,6 ribu/mm3
 Hematokrit 29 40-52 %
 Trombosit 520.000 150-440 ribu/mm3
II. Kimia Klinik
 Ureum 58 15–50 mg/dl
 Kreatinin 1,9 0,6–1,1 mg/dl
 Natrium 143 135–145 Meq/L
26 Juli  Kalium 4,0 3,6–5,5 Meq/L
2005 III. Urine
 Bj 1.015 1.002-1.030
 Ph 6,0 4,8-7,5
 Protein Positif Negatif
 Bilirubin Negatif Negatif
 Urobilinogen 0,2 0,2-1,0 mg/dl
 Leuko Banyak sekali < 6 lpb
IV. Immunologi /
Serologi
 PSA total 4,18 <4 ng/ml
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
I. Hematologi
 HB 9,4 13 – 18 gr/dl
 Leukosit 8500 3,8–10,6 ribu/mm3
 Hematokrit 14 40 – 52 %
22 Januari  Trombosit 413000 150-440 ribu/mm3
2020 II. Kimia Klinik
 Ureum 65 15–50 mg/dl
 Kreatinin 1,60 0,6–1,1 mg/dl
 Natrium 141 135–145 Meq/L
 Kalium 4,9 3,6–5,5 Meq/L
 Glukosa sewaktu 90 < 140 mg/dl

2)      Radiologi
Tanggal 22 Januari 2020
Klinis : Benigna Prostat Hiperplasia.
a)      Thorax foto
 Sinus dan diafragma (N)
 Tidak tampak pembesaran jantung
 Tidak tampak TB paru aktif.
b)      USG
 Volume prostat 44,37 cc
 PSA 4,18
 PSAD 0,09
Kesan : Terdapat pembesaran prostat

3)      Therapy
a)      Infus   NaCl   0,9  % 20 gtt/menit.
b)     Ceftriaxon             1 x 1 gram                   per IV
c)      Tradosik                2 x 1 ampul                 per IM

B. Analisa Data

Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah

DS : BPH Gangguan rasa nyaman :


  Klien mengatakan masih  nyeri
merasa nyeri pada daerah Pembesaran prostat menyebabkan
kandung kemih tersumbatnya saluran perkemihan
  Klien mengatakan nyeri 
bertambah jika ditekan dan Terakumulasinya urine di vesika urinaria
berkurang jika klien tiduran 
dan beristirahat Mendesak sel-sel syaraf di vesika urinaria
  Klien mengatakan nyeri 
seperti ditusuk-tusuk benda Merangsang pelepasan histamine,
tajam dan terasa panas bradikinin, serotonin, prostaglandin dan
  Klien mengatakan nyeri substansia P
Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah

tersebut menjalar ke daerah 


perut, pinggang dan daerah Merangsang noci reseptor sebagai
kemaluan. reseptor nyeri

DO : Dihantarkan oleh serabut delta A dan C
  Klien tampak meringis 
jika daerah kandung Dialirkan dalam bentuk elektrokimia,
kemihnya ditekan impuls ganglia radiks menuju dorsal horn
  Terdapat distensi dimedulla spinalis bagian posterior
kandung kemih 
  Skala nyeri 3 (dari 0-5) Ditransfer melalui traktus
spinothalamikus

Thalamus

Cortex cerebri lobus parietalis

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman : nyeri

DS : BPH Resiko tinggi terjadinya


 Keluarga dan klien  infeksi
mengatakan infus dan
Dilakukan pemasangan kateter dan infus
kateter telah terpasang sejak 
klien masuk RS (tgl.Adanya benda asing yang masuk ke
22/01/2020) tubuh
                                     
DO : Media yang baik untuk masuknya
 Klien terpasang kateter mikroorganisme
 Klien terpasang infus 
NaCl 0,9 % Resiko tinggi terjadinya infeksi
 Daerah pemasangan
dower kateter dan selang
kateter tampak kotor.
 Hb : 9, 4 gr/dl
 Leukosit : 8500/mm3

DS : BPH Perubahan pola eliminasi :


 Klien mengatakan  BAK
merasa tidak nyaman Tersumbatnya saluran perkemihan
dengan terpasangnya 
kateter. Akumulasi urine di vesika urinaria
 Klien mengatakan 
sekarang BAKnya tidak Dilakukan pemasangan dower kateter
melalui genetalia lagi 
Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah

melainkan melalui selang. Urine keluar melalui selang kateter


 Klien bertanya kepada 
perawat apakah BAKnya Klien tidak bisa BAK secara normal
akan kembali normal. 
Perubahan pola eliminasi : BAK
DO :
 Klien terpasang dower
kateter
 Jumlah keluaran urine
klien saat dikaji yaitu :
1000cc /  8 jam (tgl 22
Januari 2020 pukul
08.00 sampai 22 Januari
2020 pukul 02.00)  dengan
karakteristik kuning jernih.

DS : BPH Gangguan pemenuhan ADL


  Klien mengatakan  : Personal Hygiene
kebutuhan sehari-harinya Tersumbatnya saluran kemih sehingga
dibantu keluarga. terakumulasinya urine di kandung kemih
  Klien mengatakan dan mendesak sel-sel syaraf sekitar
belum pernah dimandikan 
sejak masuk RS. Nyeri
  Klien mengatakan 
belum pernah gosok gigi Keterbatasan aktivitas
sejak masuk RS. 
  Klien mengatakan Pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien
belum pernah keramas sejak dibantu
masuk RS. 
Gangguan pemenuhan ADL : Personal
DO : Hygiene
  Rambut dan kulit kepala
klien bersih
  Gigi klien kotor
  Kuku klien panjang dan
kotor.
  Kulit tubuh klien kotor
dan kering.
  Kebutuhan sehari-hari
klien terlihat dibantu oleh
keluarga.

DS : BPH Gangguan pemenuhan


    Klien mengatakan  kebutuhan istirahat tidur
tidurnya tidak nyenyak dan Tersumbatnya saluran kemih sehingga
sering terbangun karena terakumulasinya urine di kandung kemih
Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah

merasa nyeri. dan mendesak sel-sel syaraf sekitar



Nyeri
    Klien mengatakan ↓
semalam hanya tidur Merangsang aktivasinya RAS (Reticulo
selama + 2 jam saja, Activity System) sebagai pusat jaga di
sedangkan tidur siangnya formatio retikularis
mulai jam 14.00 – 15.30 WIB. ↓
Klien sering terjaga
DO : ↓
    Terdapat lingkaran Pemenuhan istirahat tidur klien terganggu
hitam pada daerah
periorbital.
    Tanda-tanda vital :
-       TD : 120/70 mmHg
-       R    : 18 x/menit
-       N    : 76 x/menit
-       S    : 36,7oC.

DS : BPH + Epididimitis Gangguan rasa aman :


    Klien dan keluarga ↓ cemas sedang
mengatakan khawatir Kompleksnya perawatan dan pengobatan
dengan kondisi klien. yang diperlukan
    Klien dan keluarga ↓
mengatakan tidak tahu Kurangnya informasi bagi klien dan
tentang prosedur perawatan keluarga
dan pengobatan yang ↓
dilakukan terhadap klien. Kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tentang prosedur pengobatan
DO : dan atau perawatan
    Klien dan keluarga ↓
tampak sering bertanya pada Stressor
perawat tentang keadaan ↓
klien. Stress  psikologik

Gangguan rasa aman : cemas sedang

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine
pada daerah vesika urinaria akibat BPH.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya port de entry mikroorganisme
akibat dari pemasangan kateter dan infus.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan adanya
keterbatasan aktivitas.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS di
formatio retikularis.
5. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.
6. Gangguan rasa aman : cemas sedang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien

D. Perencanaan / Intervensi

No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Gangguan rasa Tupan 1.   Atur posisi tidur yang1.   Memberikan rasa
nyaman : nyeri Rasa nyaman klien nyaman dengan posisi semi kenyamanan bagi
berhubungan terpenuhi fowler 30-45o. klien.
dengan adanya 2.   Observasi tanda-tanda vital
pendesakan sel-sel Tupen tiap 8 jam. 2.   Untuk mengetahui
syaraf oleh urine Setelah dilakukan perkembangan dan
pada daerah perawatan selama 33.   Anjurkan klien untuk keadaan klien.
vesika urinaria hari diharapkan nyeri melakukan teknik relaksasi :3.   Teknik relaksasi
akibat BPH. berkurang, dengan nafas dalam  ketika rasa nyeri akan menghambat
kriteria evaluasi : timbul. reseptor nyeri di
§  Klien mengatakan4.   Lakukan teknik distraksi dorsal horn
nyerinya berkurang dengan cara mengusap-usap sehingga nyeri
§  Klien dapat daerah kandung kemih klien. berkurang.
beradaptasi dengan5.   Lanjutkan pemberian obat4.   Distraksi berfungsi
nyerinya analgetik : Tradosik  2 x 1 untuk mengalihkan
§  Skala nyeri men-jadi 1 ampul  per IM. perhatian klien
(dari 0-5) sehingga nyeri
6.   Kaji ulang tingkat nyeri berkurang.
klien. 5.   Dengan
memberikan obat
analgetik, efek obat
akan menekan
reseptor nyeri di
dorsal horn.
6.   Dengan mengkaji
tingkat nyeri klien,
dapat diketahui dan
ditentukan langkah
selanjutnya.

2. Resiko tinggi Tupan : 1.    Monitor tanda-tanda infeksi1.   Observasi tanda-


terjadinya infeksi Infeksi tidak terjadi seperti adanya tumor, rubor, tanda peradangan
berhubungan calor, dolor dan fungtio laesa. dapat mengenal
dengan dengan Tupen : 2.    Observasi tanda-tanda vital lebih dini bila
adanya port de Setelah dilakukan tiap shif tiap 8 jam. terjadi infeksi.
entry mikro tindakan keperawatan3.    Kolaborasi untuk2.   Mengetahui
organisme akibat selama 5 hari tidak pemasangan infus. fluktuasi tanda-
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
dari pemasangan terdapat tanda-tanda tanda vital bila
kateter dan infus. infeksi, dengan kriteria terjadi infeksi.
evaluasi : 4.    Kolaborasi untuk pemberian3.   Pemasangan infus
§  Tidak terdapat tanda- tranfusi. merupakan akses
tanda infeksi dari terbaik sebelum
tempat pemasangan dilakukan tranfusi.
kateter dan infus. 4.   Tranfusi
§  Tanda-tanda vital5.    Lakukan perawatan kateter membantu
dalam batas normal dengan menggunakan teknik meningkatkan Hb
§  Daerah genetalia dan aseptic dan anti septic. sehingga diharapkan
selang kateter  dalam daya tahan tubuh
kedaan bersih. meningkat.
6.    Ganti alat tenun setiap hari. 5.   Kateter yang
sudah terpasang
lama dan kotor
7.    Lanjutkan pemberian merupakan media
antibiotik sesuai order yaitu yang baik untuk
Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV. perkembangan
mikroorganisme.

8.    Anjurkan klien untuk lebih6.   Dengan mengganti


mengkonsumsi protein dan alat tenun
kalori. diharapkan dapat
meminimalkan
terjadinya infeksi.
7.   Ceftriaxon
berfungsi sebagai
bakterisida sehingga
kuman yang ada
dapat terbunuh/
diminimalisasi.
8.   Dengan lebih
meng konsumsi
kalori dan protein
diharapkan Hb dan
daya tahan tubuh
klien meningkat
sehingga
meminimalkan
resiko terjadinya
infeksi.

3. Gangguan peme- Tupan : 1.   Bantu klien dalam1.    Bantuan yang


nuhan kebutuhan Kebutuhan sehari-hari memenuhi kebutuhan diberi-kan dapat
sehari-hari : klien terpenuhi. personal hygiene yaitu: memudah-kan
personal hygiene §  Mandi seka terpenuhinya
berhubungan dgn Tupen : §  Gosok gigi kebutuhan personal
adanya Setelah dilakukan§  Gunting kuku hygiene tanpa mem-
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
keterbatasan tindakan keperawatan2.   Libatkan keluarga untuk buat klien lemah.
aktivitas. selama 1 hari personal membantu memenuhi2.    Keluarga
hygiene klien kebutuhan personal hygiene merupakan support
terpenuhi dengan klien system bagi klien
kriteria evaluasi: sehingga  klien
§  Kulit klien dalam termotivasi untuk
keadaan bersih. 3.   Observasi tanda-tanda vital melakukan personal
§  Gigi klien dalam klien setelah melakukan hygiene.
keadaan bersih. aktivitas personal hygiene. 3.    Tanda-tanda vital
§  Keluarga terlibat4.   Beri reinforcement positif merupakan
dalam pemenuhan bila klien mampu melakukan indikator terjadinya
personal hygiene personal hygiennya secara perubahan status
klien. mandiri sesuai dengan kesehatan.
kemampuan-nya. 4.    Reinforcement
positif dapat
meningkatkan harga
diri klien dan
memotivasi klien
untuk melakukan
kembali aktivitas
sehari-harinya.

4. Gangguan peme- Tupan : 1.   Kurangi stimulus yang dapat1.   Dengan


nuhan kebutuhan Kebutuhan istirahat menyebabkan klien sulit tidur lingkungan tenang,
istirahat tidur tidur klien terpenuhi. dengan aman dan nyaman
berhubungan menciptakan lingkungan yang akan merangsang
dengan Tupen : tenang, aman, dan nyaman aktivasi BSR
teraktivasinya Klien dapat tidur untuk klien tidur. (bulbar
RAS diformatio cukup dalam waktu 3 synchronizing
retikularis. hari, dengan kriteria : region) sebagai
·     Tidak tampak pusat tidur sehingga
lingkaran hitam pada klien terstimulasi
daerah periorbital. 2.   Atur posisi klien yang dan akan
·     Klien dapat tidur nyaman untuk tidur dgn mendukung klien
dengan nyenyak. berikan posisi semifowler untuk tidur.
·     Klien tidak sering 30–450.
terbangun dari3.   Anjurkan klien untuk
tidurnya. minum susu hangat sebelum2.   Posisi yang
·     Jumlah jam tidur klien tidur. nyaman dapat
klien cukup  7-8 menstimulasi klien
jam/hari. untuk tidur.
·     Lingkungan sekitar
klien tenang, aman, 3.   Susu mengandung
dan nyaman untuk4.    Jelaskan pada triptofan yang dapat
klien tidur. klien tentang pentingnya merangsang BSR
istirahat tidur bagi klien. sebagai pusat tidur
sehingga klien
terstimulasi untuk
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
5.   Anjurkan dan bimbing klien tidur.
untuk berdo’a sebelum tidur. 4.   Menambah
wawasan
pengetahuan kepada
klien tentang
pentingnya istirahat
tidur bagi kesem-
buhan klien.
5.   Dengan berdo’a
dapat menenangkan
klien secara
psikologis dan
spiritual saat akan
menjelang tidur.

5. Perubahan pola Tupan : 1.   Berikan penjelasan kepada1.   Pengetahuan klien


eliminasi BAK Pola eliminasi BAK klien tentang indikasi tentang indikasi
berhubungan klien kembali normal. dilakukan pemasangan selang dipasangnya kateter
dengan kateter. akan mendorong
pemasangan Tupen : penerimaan peruba-
kateter. Setelah dilakukan2.    Posisikan selang kateter han pola berkemih.
tindakan keperawatan sehingga memungkinkan2.   Hambatan aliran
selama 3 hari klien tidak terhambatnya aliran memungkinkan
dapat beradaptasi urine. urine tertahan dalam
dengan pemasangan kandung kemih
kateter, dengan kriteria sehingga menyebab-
evaluasi : 3.    Observasi intake cairan dan kan klien merasa
§  Klien mengung- keluaran urine pada urine bag lebih tidak nyaman.
kapkan secara verbal setiap 24 jam. 3.   Diharapkan dapat
dapat beradaptasi diketahui
dengan terpasangnya kelancaran aliran
selang kateter. urine dan dapat
§  Aliran urine dari4.    Jelaskan kepada klien diketahui ada atau
kateter lancar bahwa pemasangan kateter tidaknya gangguan
§  Selang kateter tidak tidak untuk selamanya. pada fungsi filtrasi.
terlipat / dalam 4.   Diharapkan klien
keadaan terfiksasi dapat beradaptasi
dengan baik. dengan
terpasangnya selang
kateter.

6. Gangguan rasa Tupan: 1.   Bantu klien untuk1.   Dengan


aman : cemas Rasa aman klien menyesuaikan dirinya dengan penyesuaian
sedang berhubu- terpenuhi kehidupan di RS. kehidupan di RS
ngan dengan klien akan terbiasa
kurangnya dengan keadaan
pengetahuan klien 2.   Diskusikan bersama klien ling-kungan di RS
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
& keluarga Tupen: dan keluarga mengenai demi
terhadap penyakit Setelah dilakukan kondisi penyakit, proses kesembuhannya.
klien. tindakan keperawatan penyembuhan dan perawatan2.   Meningkatkan
selama 2 hari, klien. pengetahuan dan
diharapkan 3.   Beri penjelasan pada klien pemahaman klien &
pengetahuan klien dan dan keluarga tentang keadaan keluarga sehingga
keluarga tentang penyakit, prosedur mengurangi
keadaan klien pengobatan dan perawatan kecemasan.
bertambah, dengan selama klien dirawat di RS. 3.   Diharapkan dapat
kriteria: menambah
§  Klien dan keluarga pengetahuan klien
tidak mengeluh meras 4.   Kaji pemahaman klien dan dan keluarga
a khawatir tentang keluarga mengenai keadaan tentang keadaan
penyakit klien. penyakit, prosedur klien dan dapat
§  Klien pengobatan dan perawatan. membantu
dan keluarga secara mengurangi
verbal mengatakan5.   Kaji ulang tingkat kecemasan pada
mengerti tentang kecemasan klien. klien.
penjelasan dari 4.   Dapat diketahui
perawat. sejauh mana
§  Ekspresi wajah klien pemahaman klien &
tenang. keluarga sehingga
dapat menentukan
intervensi
6.   Beri reinforcement positif selanjutnya.
bila klien dan keluarga5.   Diharapkan dapat
mampu mengungkapkan diketahui tingkat
pemahamannya tentang kecemasan klien
keadaan penyakit, prosedur setelah diberikan
pengobatan dan perawatan. penjelasan tentang
keadaan penyakit,
prosedur
pengobatan dan
perawatan.
6.   Diharapkan
motivasi klien
bertambah dan
meningkatkan
semangat klien
sehingga
mengurangi
kecemasan.

E. Pelaksanaan / Implementasi
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
22 Januari 2020 08.00 Mempertahankan posisi semi fowler.
1 Hasil :
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.
08.10 Mengkaji tingkat nyeri klien.
1 Hasil :
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
08.15 Mengukur tanda-tanda vital klien.
Hasil :
§  TD : 120/70 mmHg
1
§  Nadi 76 x/mnt
§  R : 18 x/mnt
§  S : 36,7oC
09.05 Melanjutkan pemberian therapi analgetik :
Tradosik     1 ampul per IM.
Hasil :
1
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1
ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien
setelah pemberian obat
10.25 Melakukan teknik distraksi dengan cara
mengusap-usap daerah kandung kemih klien.
Hasil :
1
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan
mengatakan akan melakukannya sendiri bila
merasa nyeri.
07.55 Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien.
Hasil :
2
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih
rapi.
08.15 Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/70 mmHg
2
§  Nadi 76 x/mnt
§  R : 18 x/mnt
§  S : 36,7oC
09.00 Melanjutkan pemberian therapi antibiotik :
Ceftriaxon     1 x 1 gr  per IV.
Hasil :
2
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr
per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah
pemberian obat.
10.00 Memonitor tanda-tanda infeksi pada daerah
pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
2
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah
pemasangan kateter dan infus seperti bengkak,
kemerahan, dll.
5 11.10 Memposisikan selang kateter sehingga
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine,
yaitu dengan cara membereskan selang kateter
sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan
aliran urine lancar.

13.05 Membantu klien untuk menyesuaikan dirinya


dengan lingkungan rumah sakit.
Hasil :
6 Perawat mengorientasikan pada klien tentang
keadaan lingkungan sekitar & keadaan
lingkungan rumah sakit.

13.10 Melakukan diskusi kecil antara perawat, klien


dan keluarga untuk membahas pengetahuan klien
dan keluarga mengenai keadaan penyakit,
prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
6
Klien dan keluarga mengatakan tidak
begitu mengetahui tentang penyakit, prosedur
pengobatan dan perawatan bagi klien.

13.20 Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga


tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan
dan perawatan selama klien dirawat dirumah
sakit.
6 Hasil :
Klien dan keluarga tampak menyimak penjelasan
dari perawat tentang keadaan penyakit, prosedur
pengobatan dan perawatan.

13.25 Mengkaji pemahaman klien dan keluarga


mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan
dan perawatan pada klien.
Hasil :
6 Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui
tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan
dan perawatan pada klien.

6 13.30 Mengkaji ulang tingkat kecemasan klien.


Hasil :
Klien terlihat tampak tenang dan ekspresi muka
terlihat lebih bahagia.
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
13.35 Memberikan reinforcement positif pada klien dan
keluarga setelah klien dan keluarga
mengungkapkan kembali pemahamannya tentang
keadaan klien.
6 Hasil :
Klien dan keluarga mengungkapkan kembali
tentang keadaaan klien seperti yang telah
dijelaskan oleh perawat.

23 Januari 2020 08.10 Mempertahankan posisi semi fowler


Hasil :
1
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.

08.20 Mengkaji tingkat nyeri klien


Hasil :
1
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).

08.40 Mengukur tanda-tanda vital klien


Hasil :
§  TD : 120/80 mmHg
§  Nadi 82 x/mnt
1
§  R : 22 x/mnt
§  S : 37,8oC

09.40 Mengajarkan pada klien teknik relaksasi nafas


dalam yang dapat dipergunakan apabila klien
merasa nyeri
1 Hasil :
Klien dapat mengerti penjelasan perawat dan
dapat memperagakan teknik relaksasi nafas
dalam.
10.05 Melanjutkan pemberian therapi analgetik :
Tradosik     1 ampul per IM.
Hasil :
1
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1
ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien
setelah pemberian obat.
13.18 Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler.
1 Hasil :
Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o.
07.15 Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien
Hasil :
2
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih
rapi.
2 08.30 Memonitor tanda-tanda infeksi pada daerah
pemasangan infus dan kateter.
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
Hasil :
Daerah tempat pemasangan infus terdapat
bengkak dan kemerahan serta saat ditekan klien
mengeluh nyeri, sementara pada daerah tempat
pemasangan kateter tidak terdapat tanda-tanda
infeksi.
08.40 Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/80 mmHg
2 §  Nadi 82 x/mnt
§  R : 22 x/mnt
§  S : 37,8oC

08.55 Meng-aff infus pada lengan kiri klien yang


mengalami phlebitis.
Hasil :
2 Infus pada lengan kiri klien telah dilepas dan
daerah tempat pemasangan difiksasi dengan
kapas alkohol dan plester.

09.05 Memasang infus pada klien dilengan sebelah


kanan.
Hasil :
Infus telah terpasang dilengan sebelah kanan
2
klien, terfiksasi dengan baik, tetesan infus lancar
dan tidak ada keluhan apapun dari klien setelah
pemasangan.

09.20 Mengompres dengan kassa alkohol pada lengan


sebelah kiri klien yang bengkak akibat
pemasangan infus.
2 Hasil :
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan
nyerinya berkurang.

09.30 Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi


makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein
seperti, telur, dll.
2 Hasil :
Klien mengatakan akan memakan makanan
seperti yang perawat anjurkan.

2 10.00 Melanjutkan pemberian therapi antibiotik :


Ceftriaxon 1 x 1 gr  per IV.
Hasil :
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr
per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
pemberian obat.
11.00 Melakukan perawatan pada daerah genetalia dan
selang kateter dengan teknik aseptik dan
antiseptik.
2 Hasil :
Daerah genetalia telah dilakukan perawatan,
begitupun dengan selang kateter. Tempat
pemasangan kateter terbungkus kassa bethadine.
2 12.20 Berkolaborasi untuk memberikan tranfusi pada
klien.
Hasil :
Klien mendapatkan tranfusi sebanyak 1 labu dan
selama tranfusi klien tidak tampak menggigil.
07.30 Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien
yaitu :
§  Memfasilitasi klien untuk menggosok gigi
§  Membantu klien untuk mandi seka diatas tempat
tidur dengan menggunakan sabun.
3
Hasil :
Klien mengatakan badannya lebih segar setelah
mandi seka, tubuh klien bersih dan tercium
harum, gigi klien bersih dan tidak tercium bau
mulut.
08.00 Memberikan reinforcement positif pada klien
karena telah memenuhi kebutuhan personal
hygienenya meskipun dibantu oleh perawat.
3
Hasil :
Klien tampak tersenyum dan mengatakan akan
selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri.
3 08.05 Anjurkan keluarga agar selalu menjaga
kebersihan tubuh klien.
Hasil :
Keluarga mengatakan akan selalu menjaga
kebersihan tubuh klien.
08.40 Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/80 mmHg
3 §  Nadi 82 x/mnt
§  R : 22 x/mnt
§  S : 37,8oC

3 12.45 Memfasilitasi klien untuk menggunting kuku di


atas tempat tidur.
Hasil :
Kuku klien tampak pendek dan bersih.

4 13.05 Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya


Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
tidur bagi klien.
Hasil: klien mengerti dan faham terhadap
pentingnya tidur bagi klien.

13.10 Menganjurkan pada klien untuk meminum susu


hangat sebelum tidur.
4 Hasil :
Klien mengatakan saat ini tidak mempunyai susu
dan akan membelinya nanti.
13.15 Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien
sulit tidur dengan menciptakan lingkungan yang
tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur,
seperti; menganjurkan klien dan anggota keluarga
lainnya untuk tenang selama diruang perawatan,
menjauhkan klien dari kemungkinan terjadinya
4 injury, dan mengatur posisi tidur klien semi
fowler untuk klien tidur.
Hasil:
Lingkungan perawatan klien tenang, klien
terhindar dari kemungkinan jatuh dari tempat
tidur, dan posisi klien saat akan tidur berada pada
posisi semifowler.
13.18 Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler.
4 Hasil :
Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o.
13.20 Membimbing dan menemani klien berdo’a
4 sebelum tidur.
Hasil: klien berdo’a sebelum dirinya tidur.
07.10 Mengobservasi intake cairan dan keluaran urine
klien dalam 24 jam.
Hasil :
Intake cairan dan pengeluaran urine klien dari tgl
8/08/05 pkl. 0700- tgl 9/08/05 pkl. 0700 :
Intake :
5 §  Oral                                           : 1850 cc
§  Infus NaCl 0,9 % (20 gtt/mnt)  : 1200 cc
Output :
§  Kateter                                      : 2300 cc,
kuning jernih
§  IWL (BB : 48 kg)                     :   480 cc
Balance cairan klien : 3050 – 2780 = -270
5 10.20 Memberikan penjelasan kepada klien dan
keluarga mengenai tujuan dari pemasangan
selang kateter yaitu untuk mengeluarkan cairan
yang berada di dalam kandung kemih.
Hasil :
Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
pemasangan selang kateter.
10.25 Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa
pemasangan selang kateter tidak untuk
selamanya.
5
Hasil :
Keluarga dan klien tampak mendengarkan
penjelasan dari perawat.
11.10 Memposisikan selang kateter sehingga
memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine
yaitu dengan cara membereskan selang kateter
5 sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan
aliran urine lancar.

F. Evaluasi

Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf


Rabu, 22 3 S:
Januari 2020 ·     Klien dan keluarga mengatakan mengerti dan
memahami pentingnya perawatan diri bagi klien.
Jam 13.00 WIB ·     Klien mengatakan merasa lebih segar setelah hari ini
menggosok gigi dan dimandikan dengan cara dilap
oleh perawat.
·     Klien mengatakan kukunya telah digunting dengan
gunting kuku.
·     Klien dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga
kebersihan diri klien.
O:
·     Klien mampu melakukan aktifitas sendiri diatas
tempat tidur.
·     Kuku klien pendek dan bersih.
·     Badan klien tampak bersih dan tercium harum.
·     Gigi klien tampak bersih dan tidak tercium bau
mulut.
·     Rambut klien tampak rapih.
A:
Masalah teratasi.

Kamis,23 6 S:
Januari 2020 ·     Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui
tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan
Jam 08.00 WIB perawatan pada klien.
·     Klien dan keluarga mengatakan secara verbal sudah
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
tidak terlalu khawatir lagi dengan kondisi klien setelah
diberi penjelasan oleh perawat.
O:
·     Ekspresi wajah klien tampak tenang
·     Klien dan keluarga sudah tidak bertanya-tanya lagi
kepada perawat tentang kondisi atau keadaan klien.
A:
Masalah teratasi

Kamis,23 2 S:
Januari 2020 ·     Klien mengatakan merasa lebih nyaman karena
daerah pemasangan kateter dan selang kateter telah
Jam 10.00 WIB dibersihkan oleh perawat
·     Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus
pada lengan kiri masih terasa nyeri jika ditekan.
O:
·     Daerah pemasangan kateter dan selang kateter
tampak bersih
·     Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri
klien masih terlihat bengkak walaupun sudah
berkurang dibandingkan hari sebelumnya
·     Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan
infus dilengan sebelah kanan klien.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6.

I:
·     Memonitor tanda-tanda infeksi
·     Mengobservasi tanda-tanda vital klien
·     Mengompres daerah bekas pemasangan infus pada
lengan sebelah kiri dengan kassa alkohol
·     Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr
Jam 12.30 WIB per IV
·     Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan Hb
E:
·     Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah
daerah bekas pemasangan infus dikompres dengan
kassa alkohol.
·     Tanda-tanda vital klien :
-        Tekanan Darah : 110/70 mmhg
-        Nadi : 80 kali/menit
-        Respirasi : 20 kali/menit
-        Suhu : 37,2 0 C
·     Hasil laboratorium tanggal …. Maret 2015 :
-        Hb         : 10,2 gr/dl
-        Ht          : 31 %
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
-        Leuko    : 9.900 /mm3
-        Trombo : 299.000 /mm3
·     Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1
gr per IV yang diberikan pada jam 10.00 WIB.

Jum’at,24 1 S:
Januari 2020 ·     Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang
Jam 08.00 WIB dibandingkan dengan hari sebelumnya.
·     Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan
nyerinya.
O:
·     Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak
merasa nyeri.
·     Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung
kemihnya ditekan.
·     Tidak terdapat distensi kandung kemih
·     Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas
dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri.
·     Skala nyeri turun menjadi skala 1  (skala 0-5).
A:
Masalah teratasi.

Jum’at,24 2 S:
Januari 2020 ·     Klien mengatakan hari ini kassa bethadine ditempat
pemasangan kateter belum diganti
Jam 08.45 WIB ·     Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus
pada lengan kiri bengkak dan nyerinya sudah
berkurang.
O:
·     Kassa bethadine pada tempat pemasangan kateter
belum diganti
·     Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri
klien bengkaknya tampak berkurang dibanding hari
sebelumnya
·     Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan
infus dilengan sebelah kanan klien.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6
I:
·     Melakukan perawatan kateter dgn teknik aseptik &
antiseptik
Jam 11.30 WIB ·     Mengompres daerah bekas pemasangan infus
dengan alkohol
·     Mengobservasi tanda-tanda vital klien
·     Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr
per IV
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
E:
·     Klien merasa nyaman setelah dilakukan perawatan
kateter
·     Klien merasa lebih baikan pada lengan sebelah kiri
setelah perawat mengompresnya dengan kassa alkohol.
·     Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1
gr per IV yang diberikan pada jam 09.30
·     Tanda-tanda vital klien :
-        Tekanan Darah : 120/70 mmhg
-        Nadi : 76 kali/menit
-        Respirasi : 18 kali/menit
-        Suhu : 37 0 C

Jum’at,24 5 S:
Januari 2020 ·     Secara verbal klien mengatakan telah menerima
perubahan pola berkemihnya.
·     Klien mengatakan sudah bisa bergerak/merubah
posisi walaupun selang kateter masih terpasang.
Jam 10.00 WIB ·     Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman
dengan terpasangnya selang kateter.
O:
·     Selang kateter masih terpasang.
·     Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter
klien.
·     Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24
jam (tgl. 10/08/05 pkl. 07.00 – tgl. 11/08/05 pkl.
07.00 WIB) :
Intake :
       Oral                                    : 2000 cc
       Infus NaCl 0,9 %               : 1100 cc (20 gtt/menit)
Output :
       Kateter                                :  2400 cc, kuning jernih
       IWL (BB : 48 kg)               :    480 cc
Balance cairan klien 3100 – 2880 = -220 cc
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 2
I:
·     Memposisikan selang kateter agar tidak terlipat dan
memfiksasinya dengan baik.
Jam 12.15 WIB E:
·     Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi
dengan baik.
·     Tidak tampak adanya rembesan urine dari selang
kateter.
·     Aliran keluaran urine dari kateter lancar.

Jum’at,24 4 S:
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
Januari 2020 ·     Klien mengatakan semalam tidurnya nyenyak dan
tidak sering terbangun karena nyeri.
Jam 11.10 WIB ·     Klien dan keluarga mengatakan jumlah tidurnya  ± 8-
9 jam sehari.
O:
·     Klien tampak segar dan tidak sayu.
·     Tidak terdapat lingkaran hitam pada daerah
periorbital.
·     Klien tampak tidur siang dengan nyenyak.
·     Lingkungan ruang perawatan klien tenang.
A:
Masalah teratasi.

Jum’at,24 5 S:
Januari 2020 ·     Secara verbal klien mengatakan sudah dapat
beradaptasi dengan pemasangan selang kateter dan
perubahan pola berkemihnya.
·     Klien mengatakan sudah merasa tidak terganggu
Jam 10.00 WIB dengan terpasangnya selang kateter.
·     Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24
jam (tgl. 11/08/05 pkl. 07.00 – tgl. 12/08/05 pkl.
07.00 WIB) :
Intake :
       Oral                                    : 1800 cc
       Infus NaCl 0,9 %               : 1050 cc (20 gtt/menit)
Output :
       Kateter                                :  2350 cc, kuning jernih
       IWL (BB : 48 kg)               :    480 cc
Balance cairan klien 2850 – 2830 = -20 cc
O:
·     Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi
dengan baik.
·     Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter
klien.
·     Aliran keluaran urine dari kateter lancar.
A:
Masalah teratasi.

Jum’at,24 2 S:
Januari 2020 ·     Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus
pada lengan kirinya sudah tidak tidak lagi nyeri dan
Jam 11.30 WIB tidak  bengkak.
O:
·     Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak
bersih dan tertutup kassa bethadine.
·     Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri
klien sudah tidak terlihat bengkak.
·     Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
infus dilengan sebelah kanan klien.
·     Tanda-tanda vital klien :
-        Tekanan Darah : 120/80 mmhg
-        Nadi : 80 kali/menit
-        Respirasi : 20 kali/menit
-        Suhu : 36,7 0 C
A:
Masalah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai