B DENGAN ORCHITIS
Disusun Oleh :
Kelas : 2 Reguler B
NIM : P1337420319132
TAHUN 2020
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas pasien
1. Nama : Tn. B
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis kelamin : Islam
4. Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
5. Status : Menikah
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Buruh
8. Alamat : Beji, Kab. Batang
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Tn B 45 th datang ke RS dengan keluhan demam, dari penis keluar nanah, nyeri ketika berkemih
(disuria). Dari hasil pengkajian fisik didapatkan, pembengkakan kelenjar getah bening di
selangkangan, skrotum, dan testis. Testis juga teraba lunak. Klien mengatakan pernah menderita
gondongan (mumps) 5 tahun yang lalu. Diagnosa Medis : ORCHITIS
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Klien nampak sakit sedang.
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi badan : 170 cm
d. Berat badan : 73 kg
e. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 16 x/menit
f. Kepala
Inspeksi :
1) Keadaan rambut distribusi merata tidak alopesia.
2) Keadaan kulit kepala nampak bersih
3) Warna rambut hitam.
Palpasi :
1) Tidak ada nyeri tekan.
2) Tidak ada benjolan/massa.
3) Rambut tidak mudah tercabut.
g. Muka
Inspeksi :
1) Ekspresi nampak meringis.
2) Pipi simetris kiri dan kanan.
3) Tidak nampak adanya luka/lesi.
Palpasi :
1) Tidak teraba adanya tumor/massa.
2) Tidak ada nyeri tekan.
h. Mata
Inspeksi :
1) Sclera tidak icterus.
2) Konjungtiva nampak merah muda.
3) Pupil isokor kiri dan kanan.
4) Palpebra tidak nampak oedema, kemerahan
Palpasi :
1) Kedua bola mata teraba lunak.
2) Tidak ada nyeri tekan di kedua bola mata.
Fungsi penglihatan : klien dapat membaca surat kabar dengan memakai kacamata.
i. Telinga
Inspeksi :
1) Daun telinga tidak nampak adanya kemerahan dan benjolan.
2) Saluran telinga luar nampak bersih.
3) Nampak ditumbuhi bulu-bulu di kedua saluran telinga luar.
Palpasi :
1) Tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid dan tragus.
2) Tidak teraba adanya massa/benjolan.
3) Fungsi pendengaran : klien dapat mendengar detakan arloji jarak 30 cm.
j. Hidung dan sinus
Inspeksi :
1) Nampak adanya sekret di lubang telinga.
2) Mukosa hidung nampak kemerahan.
3) Septum tidak deviasi.
4) Struktur hidung simetris kiri dan kanan.
Palpasi :
1) Tidak ada nyeri tekan pada sinus-sinus paranasalis.
2) Tidak teraba adanya benjolan.
k. Mulut
Inspeksi :
1) Keadaan mulut nampak bersih.
2) Jumlah gigi yang caries 2 buah (molar).
3) Lidah nampak bersih.
4) Jumlah gigi yang tanggal ada 4 buah.
5) Tidak nampak adanya luka, kemerahan pada mukosa.
6) Posisi ovula berada di tengah.
7) Keadaan tonsil tidak bengkak dan tidak kemerahan.
l. Leher
Inspeksi :
1) Tidak nampak adanya pembesaran/gondok.
2) Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
3) Tidak nampak adanya peningkatan vena jugularis.
Palpasi :
1) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
2) Tidak ada nyeri tekan massa/tumor.
m. Dada dan paru-paru
Inspeksi :
1) Bentuk dada diameter anterior posterior dan transversal 1 : 2.
2) Frekuensi pernafasan : 16 x/menit.
3) Tidak ada luka, lesi dan tumor.
Palpasi :
1) Ekspansi dada seimbang kiri dan kanan.
2) Vokal fremitus getaran seimbang.
Perkusi :
1) Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi :
1) Bunyi vesikuler di seluruh lapang paru.
2) Tidak terdengar bunyi tambahan.
n. Jantung
Inspeksi :
1) Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi :
1) Ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula kiri.
Perkusi :
1) BJ I dan II terdengar murni lub dub
2) BJ I di ICS 4 midklavikula (trikuspidalis).
3) BJ I di ICS 5 midklavikula kiri (bicuspidalis).
4) BJ II di ICS 2 midklavikula kanan (aorta).
5) BJ II di ICS 2 midklavikula kiri (pulmo).
6) Tidak terdengar bunyi tambahan.
o. Abdomen
Inspeksi :
1) Tidak nampak adanya lesi/luka dan tumor.
2) Tidak ada perubahan warna kulit (sama dengan sekitarnya).
Auskultasi :
1) Peristaltik usus terdengar, durasi 3 – 5 x/menit
Palpasi :
1) Tidak ada nyeri tekan pada hepar, dan lien.
2) Teraba massa faeses di kuadran kiri bawah.
Perkusi :
1) Terdengar hipertympani pada area lambung (kuadran kiri atas).
p. Genetalia dan anus
Inspeksi :
1) Tampak terpasang poly cateter pada alat kelamin luar.
q. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Inspeksi :
a) Tidak nampak adanya hipertropoi atau atropi.
b) Pergerakan : klien dapat mengangkat kedua tangan dengan sokongan.
c) Kekuatan otot skor 2/2.
Palpasi :
a) Nyeri tekan pada otot deltoid.
b) Tidak ada pitting edema.
2) Ekstremitas bawah
Inspeksi :
a) Tidak nampak adanya hipertropi, atropi maupun oedema.
b) Pergerakan klien dapat mengangkat kedua kaki tapi langsung jatuh. Skor 4/4.
3. Personal Hygiene (mandi, Klien biasa mandi dengan cara Selama di rumah sakit klien
gosok gigi, keramas, diguyur 1-2 x/hari dengan mengatakan belum pernah
gunting kuku) menggunakan sabun, gosok dimandikan, belum pernah
gigi setiap 1-2X/hari (tiap gosok gigi, dan juga belum
mandi) dengan menggunakan pernah keramas serta gunting
No. Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Ketika Sakit
pasta gigi, keramas 1x/ minggu kuku. Dalam memenuhi
dengan menggunakan shampo personal hygiene klien
dan gunting kuku kalau sudah dibantu oleh keluarga.
panjang saja. Dalam
melakukan personal hygiene
klien melakukannya sendiri.
4. Pola istirahat tidur Klien biasa tidur malam mulai Klien mengatakan tidurnya
jam 21.00-05.00 WIB. Klien tidak nyenyak dan sering
mengatakan tidurnya kadang terbangun karena merasakan
terganggu karena ada nyeri pada kandung
keinginan utnuk BAK. kemihnya. Pada saat dikaji
klien mengatakan bahwa
semalam klien hanya
tidur + 2 jam saja. Terdapat
lingkaran hitam pada daerah
periorbital. Klien tidur siang
mulai jam 14.00–15.30 WIB.
5. Kegiatan/Aktifitas sehari- Klien jarang berolah raga dan Klien tampak hanya
hari menghabiskan waktunya di berbaring di tempat tidur dan
rumah saja bersama cucu- kadang-kadang klien tampak
cucunya. terduduk.
5. Data Penunjang
1) Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium.
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
I. Hematologi
HB 9,3 13 – 18 gr/dl
Leukosit 14.800 3,8–10,6 ribu/mm3
Hematokrit 29 40-52 %
Trombosit 520.000 150-440 ribu/mm3
II. Kimia Klinik
Ureum 58 15–50 mg/dl
Kreatinin 1,9 0,6–1,1 mg/dl
Natrium 143 135–145 Meq/L
26 Juli Kalium 4,0 3,6–5,5 Meq/L
2005 III. Urine
Bj 1.015 1.002-1.030
Ph 6,0 4,8-7,5
Protein Positif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 0,2 0,2-1,0 mg/dl
Leuko Banyak sekali < 6 lpb
IV. Immunologi /
Serologi
PSA total 4,18 <4 ng/ml
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
I. Hematologi
HB 9,4 13 – 18 gr/dl
Leukosit 8500 3,8–10,6 ribu/mm3
Hematokrit 14 40 – 52 %
22 Januari Trombosit 413000 150-440 ribu/mm3
2020 II. Kimia Klinik
Ureum 65 15–50 mg/dl
Kreatinin 1,60 0,6–1,1 mg/dl
Natrium 141 135–145 Meq/L
Kalium 4,9 3,6–5,5 Meq/L
Glukosa sewaktu 90 < 140 mg/dl
2) Radiologi
Tanggal 22 Januari 2020
Klinis : Benigna Prostat Hiperplasia.
a) Thorax foto
Sinus dan diafragma (N)
Tidak tampak pembesaran jantung
Tidak tampak TB paru aktif.
b) USG
Volume prostat 44,37 cc
PSA 4,18
PSAD 0,09
Kesan : Terdapat pembesaran prostat
3) Therapy
a) Infus NaCl 0,9 % 20 gtt/menit.
b) Ceftriaxon 1 x 1 gram per IV
c) Tradosik 2 x 1 ampul per IM
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine
pada daerah vesika urinaria akibat BPH.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya port de entry mikroorganisme
akibat dari pemasangan kateter dan infus.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan adanya
keterbatasan aktivitas.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS di
formatio retikularis.
5. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.
6. Gangguan rasa aman : cemas sedang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien
D. Perencanaan / Intervensi
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Gangguan rasa Tupan 1. Atur posisi tidur yang1. Memberikan rasa
nyaman : nyeri Rasa nyaman klien nyaman dengan posisi semi kenyamanan bagi
berhubungan terpenuhi fowler 30-45o. klien.
dengan adanya 2. Observasi tanda-tanda vital
pendesakan sel-sel Tupen tiap 8 jam. 2. Untuk mengetahui
syaraf oleh urine Setelah dilakukan perkembangan dan
pada daerah perawatan selama 33. Anjurkan klien untuk keadaan klien.
vesika urinaria hari diharapkan nyeri melakukan teknik relaksasi :3. Teknik relaksasi
akibat BPH. berkurang, dengan nafas dalam ketika rasa nyeri akan menghambat
kriteria evaluasi : timbul. reseptor nyeri di
§ Klien mengatakan4. Lakukan teknik distraksi dorsal horn
nyerinya berkurang dengan cara mengusap-usap sehingga nyeri
§ Klien dapat daerah kandung kemih klien. berkurang.
beradaptasi dengan5. Lanjutkan pemberian obat4. Distraksi berfungsi
nyerinya analgetik : Tradosik 2 x 1 untuk mengalihkan
§ Skala nyeri men-jadi 1 ampul per IM. perhatian klien
(dari 0-5) sehingga nyeri
6. Kaji ulang tingkat nyeri berkurang.
klien. 5. Dengan
memberikan obat
analgetik, efek obat
akan menekan
reseptor nyeri di
dorsal horn.
6. Dengan mengkaji
tingkat nyeri klien,
dapat diketahui dan
ditentukan langkah
selanjutnya.
E. Pelaksanaan / Implementasi
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
22 Januari 2020 08.00 Mempertahankan posisi semi fowler.
1 Hasil :
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.
08.10 Mengkaji tingkat nyeri klien.
1 Hasil :
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
08.15 Mengukur tanda-tanda vital klien.
Hasil :
§ TD : 120/70 mmHg
1
§ Nadi 76 x/mnt
§ R : 18 x/mnt
§ S : 36,7oC
09.05 Melanjutkan pemberian therapi analgetik :
Tradosik 1 ampul per IM.
Hasil :
1
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1
ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien
setelah pemberian obat
10.25 Melakukan teknik distraksi dengan cara
mengusap-usap daerah kandung kemih klien.
Hasil :
1
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan
mengatakan akan melakukannya sendiri bila
merasa nyeri.
07.55 Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien.
Hasil :
2
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih
rapi.
08.15 Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§ TD : 120/70 mmHg
2
§ Nadi 76 x/mnt
§ R : 18 x/mnt
§ S : 36,7oC
09.00 Melanjutkan pemberian therapi antibiotik :
Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV.
Hasil :
2
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr
per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah
pemberian obat.
10.00 Memonitor tanda-tanda infeksi pada daerah
pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
2
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah
pemasangan kateter dan infus seperti bengkak,
kemerahan, dll.
5 11.10 Memposisikan selang kateter sehingga
Tanggal No. Wakt Pelaksanaan dan evaluasi Paraf
DP u
memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine,
yaitu dengan cara membereskan selang kateter
sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan
aliran urine lancar.
F. Evaluasi
Kamis,23 6 S:
Januari 2020 · Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui
tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan
Jam 08.00 WIB perawatan pada klien.
· Klien dan keluarga mengatakan secara verbal sudah
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
tidak terlalu khawatir lagi dengan kondisi klien setelah
diberi penjelasan oleh perawat.
O:
· Ekspresi wajah klien tampak tenang
· Klien dan keluarga sudah tidak bertanya-tanya lagi
kepada perawat tentang kondisi atau keadaan klien.
A:
Masalah teratasi
Kamis,23 2 S:
Januari 2020 · Klien mengatakan merasa lebih nyaman karena
daerah pemasangan kateter dan selang kateter telah
Jam 10.00 WIB dibersihkan oleh perawat
· Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus
pada lengan kiri masih terasa nyeri jika ditekan.
O:
· Daerah pemasangan kateter dan selang kateter
tampak bersih
· Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri
klien masih terlihat bengkak walaupun sudah
berkurang dibandingkan hari sebelumnya
· Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan
infus dilengan sebelah kanan klien.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6.
I:
· Memonitor tanda-tanda infeksi
· Mengobservasi tanda-tanda vital klien
· Mengompres daerah bekas pemasangan infus pada
lengan sebelah kiri dengan kassa alkohol
· Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr
Jam 12.30 WIB per IV
· Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan Hb
E:
· Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah
daerah bekas pemasangan infus dikompres dengan
kassa alkohol.
· Tanda-tanda vital klien :
- Tekanan Darah : 110/70 mmhg
- Nadi : 80 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 37,2 0 C
· Hasil laboratorium tanggal …. Maret 2015 :
- Hb : 10,2 gr/dl
- Ht : 31 %
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
- Leuko : 9.900 /mm3
- Trombo : 299.000 /mm3
· Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1
gr per IV yang diberikan pada jam 10.00 WIB.
Jum’at,24 1 S:
Januari 2020 · Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang
Jam 08.00 WIB dibandingkan dengan hari sebelumnya.
· Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan
nyerinya.
O:
· Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak
merasa nyeri.
· Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung
kemihnya ditekan.
· Tidak terdapat distensi kandung kemih
· Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas
dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri.
· Skala nyeri turun menjadi skala 1 (skala 0-5).
A:
Masalah teratasi.
Jum’at,24 2 S:
Januari 2020 · Klien mengatakan hari ini kassa bethadine ditempat
pemasangan kateter belum diganti
Jam 08.45 WIB · Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus
pada lengan kiri bengkak dan nyerinya sudah
berkurang.
O:
· Kassa bethadine pada tempat pemasangan kateter
belum diganti
· Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri
klien bengkaknya tampak berkurang dibanding hari
sebelumnya
· Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan
infus dilengan sebelah kanan klien.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6
I:
· Melakukan perawatan kateter dgn teknik aseptik &
antiseptik
Jam 11.30 WIB · Mengompres daerah bekas pemasangan infus
dengan alkohol
· Mengobservasi tanda-tanda vital klien
· Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr
per IV
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
E:
· Klien merasa nyaman setelah dilakukan perawatan
kateter
· Klien merasa lebih baikan pada lengan sebelah kiri
setelah perawat mengompresnya dengan kassa alkohol.
· Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1
gr per IV yang diberikan pada jam 09.30
· Tanda-tanda vital klien :
- Tekanan Darah : 120/70 mmhg
- Nadi : 76 kali/menit
- Respirasi : 18 kali/menit
- Suhu : 37 0 C
Jum’at,24 5 S:
Januari 2020 · Secara verbal klien mengatakan telah menerima
perubahan pola berkemihnya.
· Klien mengatakan sudah bisa bergerak/merubah
posisi walaupun selang kateter masih terpasang.
Jam 10.00 WIB · Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman
dengan terpasangnya selang kateter.
O:
· Selang kateter masih terpasang.
· Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter
klien.
· Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24
jam (tgl. 10/08/05 pkl. 07.00 – tgl. 11/08/05 pkl.
07.00 WIB) :
Intake :
Oral : 2000 cc
Infus NaCl 0,9 % : 1100 cc (20 gtt/menit)
Output :
Kateter : 2400 cc, kuning jernih
IWL (BB : 48 kg) : 480 cc
Balance cairan klien 3100 – 2880 = -220 cc
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 2
I:
· Memposisikan selang kateter agar tidak terlipat dan
memfiksasinya dengan baik.
Jam 12.15 WIB E:
· Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi
dengan baik.
· Tidak tampak adanya rembesan urine dari selang
kateter.
· Aliran keluaran urine dari kateter lancar.
Jum’at,24 4 S:
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
Januari 2020 · Klien mengatakan semalam tidurnya nyenyak dan
tidak sering terbangun karena nyeri.
Jam 11.10 WIB · Klien dan keluarga mengatakan jumlah tidurnya ± 8-
9 jam sehari.
O:
· Klien tampak segar dan tidak sayu.
· Tidak terdapat lingkaran hitam pada daerah
periorbital.
· Klien tampak tidur siang dengan nyenyak.
· Lingkungan ruang perawatan klien tenang.
A:
Masalah teratasi.
Jum’at,24 5 S:
Januari 2020 · Secara verbal klien mengatakan sudah dapat
beradaptasi dengan pemasangan selang kateter dan
perubahan pola berkemihnya.
· Klien mengatakan sudah merasa tidak terganggu
Jam 10.00 WIB dengan terpasangnya selang kateter.
· Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24
jam (tgl. 11/08/05 pkl. 07.00 – tgl. 12/08/05 pkl.
07.00 WIB) :
Intake :
Oral : 1800 cc
Infus NaCl 0,9 % : 1050 cc (20 gtt/menit)
Output :
Kateter : 2350 cc, kuning jernih
IWL (BB : 48 kg) : 480 cc
Balance cairan klien 2850 – 2830 = -20 cc
O:
· Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi
dengan baik.
· Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter
klien.
· Aliran keluaran urine dari kateter lancar.
A:
Masalah teratasi.
Jum’at,24 2 S:
Januari 2020 · Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus
pada lengan kirinya sudah tidak tidak lagi nyeri dan
Jam 11.30 WIB tidak bengkak.
O:
· Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak
bersih dan tertutup kassa bethadine.
· Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri
klien sudah tidak terlihat bengkak.
· Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah
tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan
Tanggal No. DP Catatan Perkembangan Paraf
infus dilengan sebelah kanan klien.
· Tanda-tanda vital klien :
- Tekanan Darah : 120/80 mmhg
- Nadi : 80 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 36,7 0 C
A:
Masalah teratasi.