Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN SARS

Kelompok 1 mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I


Nama :
1. Restu Ramdani
2. Roychan Hazmy
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada ilahi yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat merampungkan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia
sempurna saat. tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN SARS” bisa diselesaikan karena


donasi poly pihak. Kami berharap makalah wacana analisis askep sars dan dibetes mellitus
pada jurnal dapat sebagai surat keterangan bagi pihak yang tertarik. Selain itu, kami pula
berharap agar pembaca menerima sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami mendapatkan segala bentuk kritik serta saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. bila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf.

Demikian yg dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah askep ini dapat
berguna.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

I
Kata Pengantar...................................................................................................................I
Daftar Isi...........................................................................................................................II

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................1
.................................................................................................................................
Tujuan....................................................................................................................1
Manfaat..................................................................................................................2

Bab 2 Tinjauan Teori.........................................................................................................2


Konsep Penyakit....................................................................................................2

Bab 3 Asuhan Keperawatan..............................................................................................3


Konsep Asuhan Keperawatan................................................................................3

Bab 4 Jurnal.......................................................................................................................6

Bab 5 Penutup....................................................................................................................7
Simpulan................................................................................................................7
Saran.....................................................................................................................7

Daftar Pustaka....................................................................................................................8

II
Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang
Infeksi virus corona atau Covid-19 merupakan infeksi virus RNA strain
tunggal positif, yang disebabkan oleh Covid-19, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi ellit pernafasan.Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, bila ellitus
kesehatan tidak dapat dilaksanakan dengan baik maka berdampak sangat besar
terhadap peningkatan angka penyebaran virus ini dan penularan sehingga masalah
wabah penyakit virus Corona tidak dapat terselesaikan dan terus memakan korban
jiwa (Liu et al, 2020).

Tujuan
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman
pasien yang terinfeksi COVID-19 selama isolasi mandiri.

Manfaat
Penjelasan tentang manfaat perangkuman materi yang dilakukan, baik manfaat
teoretis maupun manfaat praktis dari hasil merangkum.

1
Bab 2
Tinjaun Teori

Konsep Penyakit
(COVID-19) ialah penyakit pernapasan yg ditemukan di Desember 2019 serta
telah menyebar dengan cepat ke seluru global. pada September 2021, terdapat 416
kasus infeksi COVID-19 di Puskesmas Mabelopura Kota Palu. Tujuan dari penelitian
ini adalah buat mengeksplorasi pengalaman pasien yg terinfeksi COVID-19 selama
isolasi mandiri. Metode yg dipergunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi.
Jumlah partisipan pada penelitian ini sebesar 10 partisipan yg diambil
memakai metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam atau in-depth interview menggunakan pertanyaan semi
terstruktur serta menggunakan instrument panduan wawancara yaitu: indera
perekam/recorder dan buku catatan analisis.
Analisis data menggunakan tematik analisis. akibat penelitian ini telah
mengidentifikasi 5 tema yaitu: (1) respon pasien selama menjalani isolasi mandiri,
(dua) indikasi dan tanda-tanda yang dirasakan pasien selama isolasi mandiri, (3)
bentuk stigmatisasi selama isolasi berdikari, (4) bentuk dukungan selama isolasi
berdikari, serta (5) prosedur koping selama isolasi berdikari. Pengalaman partisipan
yg pernah terinfeksi covid-19 yg berupa respon awal ketika partisipan terinfeksi,
keluarga serta orang kurang lebih, serta indikasi serta gejala yang dirasakan partisipan
hingga bentuk stigma dan dukungan yang dirasakan

2
Bab 3
Asuhan Keperawatan

Konsep Asuhan Keperawatan


Hasil penelitian diperoleh 5 tema yang terkait dengan “pengalaman pasien
COVID-19 dengan isolasi mandiri dirumah”, berikut 5 tema tersebut:

Tema I: respon pasien selama menjalani isolasi mandiri


a. Denial
Mayoritas respon partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan respon
penolakan saat pertama mengetahui dirinya terinfeksi COVID-19 dan harus
menjalani isolasi mandiri dirumah, hal ini terlihat dari beberapa pernyataan
hasil wawancara dari partisipan:
“Tidak percaya, kaget terus seminggu sudah mendingan” (P1)
“Pasti syok, kaget untuk menerima lewat 10 hari itu sudah tenang” (P4)
“Pertama sih takut, seminggu lah sudah terbiasa” (P6)

b. Depression
Partisipan mengungkapkan respon dalam tahap depresi dimana partisipan
mengalami kondisi emosional yang tidak stabil dalam merespon keadaan
dimana partisipan terinfeksi COVID-19, terlihat dari hasil ungkapan partisipan
di bawah ini:
“Pertama itu sedih setelah 2 atau 3 hari sudah terbiasa terima keadaan” (P2)
c. Acceptance
Partisipan juga mengungkapkan bahwa saat pertama kali mengetahui
terinfeksi COVID-19 respon patisipan yang biasa saja, dapat menerima
keadaan saat itu dengan lapang dada, dapat dilihat dari kutipan ungkapan
patisipan dibawah ini:
“perasaan sih santai” (P8)
3
Tema II: tanda dan gejala yang dirasakan pasien selama isolasi mandiri
a. Fisik
Mayoritas partisipan dalam penelitian mengalami tanda dan gejala secara fisik
seperti hilang penciuman, hilang perasa, batuk, demam, dan lemas saat
terinfeksi COVID-19. Dapat terlihat dari pernyataan partisipan dibawah ini:
“saya sendiri batuk flu sama hilang penciuman” (P1)
“Demam, kurang selera makan terus hilang penciuman dan perasa hilang”
(P2)
“demam, hilang penciuman untuk perasa sendiri juga hilang, sakit saja untuk
menelan” (P5)

b. Psikis
Dalam pernyataan partisipan ini juga terdapat tanda dan gejala yang dirasakan
partisipan secara psikis selama isolasi mandiri dirumah seperti insomnia,
gelisah dan cemas. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa pernyataan
partisipan di bawah ini:
”gelisah dengan susah tidur kurang selera makan” (P2)
“sakit kepala, sakit badan, kurang tidur” (P3)
“baru kaya ba lihat lagi sosial media ada yang mati adeeh huh rasa-rasa so
takut, bikin depresi”(P4)

Tema III: bentuk stigmatisasi selama isolasi mandiri


a. Separation
Sebagian besar partisipan mengungkapkan bahwa stigma yang didapatkan
selama isolasi mandiri yaitu stigma yang berbentuk pemisahan, dijauhi,
dilarang keluar rumah walau sudah dinyatakan negatife dari COVID-19 yang
didapatkan dari keluarga maupun masyarakat sekitar partisipan. Hal tersebut
dapat terlihat dalam pernyataan partisipan sebagai berikut:
“Keluarga jauh tidak mengunjungi” (P2)
“tetangga melarang untuk keluar rumah padahal sudah lewat dari 14 hari”
(P4)
b. Diskriminatif
4
Mayoritas partisipan mengungkapkan bahwa stigma yang didapatkan selama
isolasi mandiri dirumah yaitu berupa penyudutan, dikucilkan dan dijauhi dari
orang sekitar partisipan, hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan partisipan di
berikut ini:
“Tetangga yang takut, sampe tidak mau menyapa” (P2 & P3)
“tetangga yang menjauh, sampai tidak mau menoleh saat lewat depan
rumah” (P4)
“keluarga yang menjauh karena takut tertular” (P7)

Tema IV: bentuk dukungan selama isolasi mandiri


Appraisal support
Bentuk dukungan yang sebagian besar partisipan dapatkan selama isolasi
mandiri tersebut berupa dukungan nasehat, motivasi, perhatian dan support
yang datang dari teman, keluarga maupun masyarakat sekitar partisipan. Hal
ini terlihat dari pernyataan partisipan di bawah ini:
“Teman yang peduli, kasih motivasi dan dukungan”(P1)
“Keluarga yang banyak mendkung dan memberi support”(P2dan P5)
“Dukungan motivasi dari keluarga”(P3)
“Tetangga yang perhatian beri dukungan”(P3)
Tangiable support
Mayoritas pasien dalam mengungkapkan dukungan yang diperoleh selama
menjalani isolasi mandiri di rumah berupa dukungan tindakan pemberian
barang atau material yang dapat langsung membantu partisipan saat itu. Hal
ini terlihat dari beberapa pernyataan partisipan dibawah ini:
“tetangga yang support datang mengantar makanan” (P2, P3 & P4)
“Teman kerja yang mengantar makanan” (P1)

Tema V: mekanisme koping selama isolasi mandiri


5
a. Adaptif
Mayoritas partisipan menggunakan koping yang mendukung fungsi integritas,
penyembuhan dan mencapai tujuan dengan olah raga, berjemur di pagi hari,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, sebagaimana terlihat dari
pernyataan partisipan di bawah ini:
“pagi kita ba jemur jemur di luar to olahraga kecil biar Cuma gerak-gerak,
bersih-bersih. Trus saya minum madu, jeruk air hangat di campur setengah
gelas taro madu dua sendok sama jeruk satu iris”(P1)
“berjemur di pagi hari, berkurung dikamar, untuk suplemen lebih ke
vitamin” (P5) “olahraga pagi, ada vitamin” (P6)
“jemur di luar dan olahraga kecil, istri bikinkan minum madu, jeruk air
hangat “(P10)
b. Maladaptif
Mekanisme koping yang dapat menghambat fungsi integritas, menghambat
penyembuhan dengan tidak melakukan hal yang dapat menunjang
kesembuhan seperti berdiam diri, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara di
bawah ini:
“berkurung dikamar saja” (P2)
“membatasi dulu, takut keluar beraktifitas” (P10)

Bab 4 Jurnal
Beberapa jurnal yang kami pakai dalam makalah dan power point di antaranya yaitu;
1. https://nersbaya.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/nersbaya/article/
view/17
2. http://ejournal.stikstellamarismks.ac.id/index.php/JKFN/article/view/97
6
Bab 5 Penutup

Kesimpulan

Kami mengambil materi asuhan keperawatan sars ini berdasarkan kasus virus covid-
19.
Hasil penelitian diperoleh 5 tema yang terkait dengan “pengalaman pasien COVID-19
dengan isolasi mandiri dirumah”, berikut 5 tema tersebut:

Tema I: respon pasien selama menjalani isolasi mandiri


Tema II: tanda dan gejala yang dirasakan pasien selama isolasi mandiri
Tema III: bentuk stigmatisasi selama isolasi mandiri
Tema IV: bentuk dukungan selama isolasi mandiri
Tema V: mekanisme koping selama isolasi mandiri

Saran
Terima kasih atas perhatian dari semua pihak. Mohon maaf apabila banyak
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan kami masih dalam tahap
belajar. Maka dari itu kami tunggu saran-saran dari semua pihak untuk menjadikan
kami lebih baik.

7
Daftar Pustaka

Via Fitriani, Yulta Kadang, Nur Febrianti, Surianto “Pengalaman Pasien Covid-
19 dengan Isolasi Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota Palu”
http://ejournal.stikstellamarismks.ac.id/index.php/JKFN/article/view/97

Moch Saefudin, “ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS


TIDAK EFEKTIF PADA KLIEN WILAYAH KARANGAN RT 05 RW 01
SURABAYA”
https://nersbaya.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/nersbaya/article/view/17

8
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS

mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

Kelompok 1
Nama :
1. Restu Ramdani
2. Roychan Hazmy
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada ilahi yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat merampungkan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia
sempurna saat. tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS” bisa


diselesaikan karena donasi poly pihak. Kami berharap makalah wacana analisis askep sars
dan dibetes mellitus pada jurnal dapat sebagai surat keterangan bagi pihak yang tertarik.
Selain itu, kami pula berharap agar pembaca menerima sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami mendapatkan segala bentuk kritik serta saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. bila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf.

Demikian yg dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah askep ini dapat
berguna.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

I
Kata Pengantar...................................................................................................................I
Daftar Isi...........................................................................................................................II

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan....................................................................................................................1
Manfaat..................................................................................................................1

Bab 2 Tinjauan Teori.........................................................................................................2


Konsep Penyakit....................................................................................................2

Bab 3 Asuhan Keperawatan..............................................................................................3


Konsep Asuhan Keperawatan................................................................................3

Bab 4 Jurnal.......................................................................................................................5

Bab 5 Penutup....................................................................................................................6
Simpulan................................................................................................................6
Saran.....................................................................................................................6

Daftar Pustaka....................................................................................................................7

II
Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang
Berdasarkan data International Diabetes Federation (2019) diperkirakan 463
juta orang dewasa usia 20-79 tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2019,hal ini
mewakili 9,3% dari populasi penduduk usia yang sama. Prevalensi pasien diabetes
pada tahun 2013 di Indonesia dengan usia lebih dari 15 tahun mengalami penurunan
dengan capaian 1,5% dan tidak sebanding dengan prevalensi tahun 2018 usia lebih
dari 15 tahun mengalami kenaikan 2,0%.Salah satu pendidikan kesehatan yang dapat
dilakukan untuk klien diabetes tipe II adalah dengan Diabetes Self Management
Education And Support (DSME/S) (American Diabetes Association, 2014).

Tujuan

Tujuan dilakukannya pendidikan kesehatan bagi klien diabetes mellitus adalah


untuk meningkatkan pengatahuan, karena pengetahuan sebagai titik tolak ukur
perubahan sikap dan gaya hidup bagi klien diabetes mellitus Penelitian lain yang
membahas pengetahuan pasien berkaitan dengan manajemen diri menunjukan bahwa
ada pengaruh DSME untuk meningkatkan pengetahuan pasien dengan DM tipe 2.

Manfaat

Penjelasan tentang manfaat perangkuman materi yang dilakukan, baik manfaat


teoretis maupun manfaat praktis dari hasil merangkum.

1
Bab 2

Tinjaun Teori
Konsep Penyakit

Diabetes melitus ialah syarat kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar
glukosa pada darah sebab kurangnya efektifitas insulin. Prevelensi diabetes melitus
bisa meningkat ditimbulkan sebab kurangnya pengetahuan wacana diabetes melitus
tipe II. galat satu tindakan keperawatan buat menangani defisit pengetahuan yakni
dengan melakukan pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet. Pendidikan
kesehatan efektif buat membantu pada upaya pencegahan diabetes melitus tipe II
melalui bimbingan dan penyuluhan pada individu atau grup, famili, rakyat. Metode
dalam studi kasus ini memakai metode wawancara, observasi dan investigasi fisik di
pasien diabetes melitus tipe II pada ruang Anggrek 2B RST Dr. Asmir Salatiga.
Tujuan studi masalah ini buat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II dalam Pemenuhan Kebutuhan Penyuluhan Pembelajaran.
ketika pengambilan studi masalah ini dilakukan di lepas 24-26 Januari 2022. Subjek
studi masalah yakni satu orang pasien penderita diabetes melitus tipe II. akibat yg
diperoleh berasal studi perkara ini pertanda bahwa selesainya dilakukan tindakan
pendidikan kesehatan bisa membantu dalam upaya pencegahan diabetes melitus tipe
II melalui bimbingan serta penyuluhan kepada individu atau kelompok, keluarga,
warga . pada pengkajian awal pasien kurang mengetahui duduk perkara penyakit yang
dihadapinya menjadi mengetahui permasalahannya. Hal ini dapat disimpulkan ada
perubahan selesainya dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien diabetes melitus
tipe II menggunakan dilema defisit pengetahuan. hasil kesimpulan yang dihasilkan
ialah sebelum diberikan pendidikan kesehatan pasien mendapatkan total skor 58%
serta sesudah diberikan pendidikan kesehatan pasien mendapatkan total skor 83%.

2
Bab 3

Asuhan Keperawatan

Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan DM dilakukan buat menaikkan kualitas hayati pasien yang


menderita DM. Periode asuhan keperawatan DM yaitu:
a) Jangka pendek, di masa ini asuhan keperawatan bertujuan buat menghilangkan keluhan
dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa
darah. b) angka panjang, bertujuan buat mencegah dan merusak progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati. Tujuan akhir adalah menurunkan morbiditas
serta mortalitas DM. Tujuan tadi dapat dicapai menggunakan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan dan lipid profile, melalui pengelolaan pasien secara holistik
menggunakan mengajarkan perawatan berdikari dan perubahan perilaku.
Pilar asuhan keperawatan DM terdapat 4 yaitu: 1) Edukasi, edukasi diabetes ialah pendidikan
serta pembinaan tentang pengetahuan serta ketrampilan bagi pasien diabetes yg bertujuan
menunjang perubahan sikap buat mempertinggi pemahaman pasien akan penyakitnya, yg
diperlukan buat mencapai kesehatan yg optimal, penyesuaian keadaan psikologik dan
kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan
pasien diabetes. dua) Terapi gizi medis, keberhasilan terapi gizi medis (TGM) bisa dicapai
dengan melibatkan semua tim (dokter, pakar gizi, perawat, dan pasien itu sendiri). Setiap
pasien DM harus menerima TGM sesuai dengan kebutuhannya untuk mencapai sasaran
terapi. Pasien DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan pada hal jadwal, jenis serta
jumlah kuliner, terutama pasien yang memakai obat penurun glukosa darah atau insulin.
standar yg dianjurkan adalah makanan menggunakan komposisi seimbang baik karbohidrat,
protein dan lemak sesuai menggunakan kecukupan gizi: Karbohidrat: 6070%, protein: 10-
15%, lemak: 20-25 %. Jumlah kalori disesuaikan menggunakan pertumbuhan, status gizi,
umur, stress akut serta kegiatan jasmani buat mempertahankan berat badan idaman.

3
a) Latihan jasmani, kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4
kali seminggu selama lebih kurang 30 mnt) adalah hal krusial yg wajib dilakukan buat
menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, memperbaiki sensitifitas insulin sehingga bisa
mengendalikan kadar glukosa darah. Latihan yg dianjurkan artinya latihan yang bersifat
aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging serta berenang. Latihan sebaiknya
dilakukan sinkron umur dam status kesegaran jasmani. pada individu yang relative sehat,
intensitas latihan bisa ditingkatkan, sedangkan yg telah mengalami komplikasi DM latihan
dapat dikurangi.
b) hegemoni farmakologis, hegemoni farmakologis dibubuhi Bila sasaran glukosa darah
belum tercapai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani.Pengelolaan diabetes
secara farmakologis dapat berupa anugerah:

1) Obat hipoglikemik oral (OHO), sesuai cara kerjanya, OHO dibagi atas 4 golongan yaitu: a)
Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid, b) Penambah sensitivitas terhadap insulin:
biguanid, tiazolidindion, c) Penghambat glukoneogenesi: Metformin, d) Penghambat absorbsi
glukosa: penghambat glukosidase alfa.
2) Insulin, hadiah insulin lebih dini akan menunujukkan akibat klinis yg lebih baik, terutama
masalah glukotosisitas. Hal ini menunjukkan hasil perbaikkan fungsi sel beta pankreas.Terapi
insulin dapat mencegah kerusakan endetol, menekan proses inflamasi, mengurangi kejadian
apoptosis serta memperbaiki profil lipid.
Insulin diharapkan di keadaan:
a) Penurunan berat badan yang cepat, b) Hiperglikemia berat yang disertai ketosis, c)
Ketoasidosis diabetik, d) Hiperglikemia menggunakan asidosis laktat, e) Gagal dengan
kombinasi OHO dosis hampir aporisma, f) Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar ,
stroke, infark miokardial), g) Kehamilan dengan diabetes gestasional yang tidak terkendali
menggunakan perencanaan makan, h) Gangguan fungsi ginjal serta hati yg berat, i)
Kontraindikasi dan ataua alergi OHO

4
Dasar pemikira Terapi Insulin,
a) Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi basal serta sekresi prandial. Terapi insulin
diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin yg fisiologis,
b) Defisiensi insulin dapat berupa defisiensi insulin basal, insulin prandial atau
keduanya. Defisiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia di keadaan
puasa, sedangkan defisiensi insulin prandial akan mengakibatkan hiperglikemi
sesudah makan,
c) Terapi insulin untuk substitusi ditujukan buat melakukan koreksi terhadap defisiensi
yang terjadi,
d) Terapi insulin bisa diberikan secara tunggal berupa: insulin kerja cepat (rapid insulin),
kerja pendek (short acting), kerja menengah (intermediate acting), kerja panjang (long
acting) atau insulin campuran permanen (premixed insulin),
e) hadiah dapat pula diberikan secara kombinasi antara insulin kerja cepat atau insulin
kerja pendek buat koreksi defisiensi insulin prandial, menggunakan kerja menengah
atau kerja panjang buat koreksi defisiensi insulin basal, dan bisa dilakukan
kombinasi dengan obat hipoglikemik berkaitan dengan mulut (OHO),
f) Terapi insulin tunggal atau kombinasi diadaptasi menggunakan kebutuhan pasien
serta respon individu terhadap insulin, yg dievaluasi dari yang akan terjadi investigasi
kadar glukosa darah

Bab 4

Jurnal

Beberapa jurnal yang kami pakai dalam makalah dan power point di antaranya yaitu;
1. https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/3167/1/NASPUB_ASHA%20RIZKY
%20AMANDA_P19207.pdf
2. https://jurnal.usk.ac.id/INJ/article/view/6371

5
Bab 5

Penutup

Kesimpulan
Asuhan keperawatan DM ialah pendidikan serta pembinaan tentang
pengetahuan bagi pasien diabetes yg bertujuan menunjang perubahan sikap buat
mempertinggi pemahaman pasien akan penyakitnya, yg diperlukan buat mencapai
kesehatan yg optimal, penyesuaian keadaan psikologi dan kualitas hidup yang lebih
baik. Latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama lebih kurang 30 mnt)
adalah hal krusial yg wajib dilakukan buat menjaga kebugaran, menurunkan berat
badan, memperbaiki sensitifitas insulin..

Saran
Terima kasih atas perhatian dari semua pihak. Mohon maaf apabila banyak
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan kami masih dalam tahap
belajar. Maka dari itu kami tunggu saran-saran dari semua pihak untuk menjadikan
kami lebih baik.

6
Daftar Pustaka

Asha Rizky Amanda, Atiek Murharyati “ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PENYULUHAN PEMBELAJARAN”
https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/3167/1/NASPUB_ASHA%20RIZKY
%20AMANDA_P19207.pdf

Devi Darliana, “MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DIABETES MELITUS”
https://jurnal.usk.ac.id/INJ/article/view/6371

Anda mungkin juga menyukai