Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN SARS DAN DIABETES MELLITUS

Kelompok 1 mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I


Nama :
1. Restu Ramdani
2. Roychan Hazmy
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada ilahi yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat merampungkan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia
sempurna saat. tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN SARS dan DIABETES


MELLITUS” bisa diselesaikan karena donasi poly pihak. Kami berharap makalah wacana
analisis askep sars dan dibetes mellitus pada jurnal dapat sebagai surat keterangan bagi pihak
yang tertarik. Selain itu, kami pula berharap agar pembaca menerima sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami mendapatkan segala bentuk kritik serta saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. bila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf.

Demikian yg dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah askep ini dapat
berguna.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

I
Kata Pengantar...................................................................................................................I
Daftar Isi...........................................................................................................................II

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................1
.................................................................................................................................
Tujuan....................................................................................................................1
Manfaat..................................................................................................................2

Bab 2 Tinjauan Teori.........................................................................................................2


Konsep Penyakit....................................................................................................2

Bab 3 Asuhan Keperawatan..............................................................................................3


Konsep Asuhan Keperawatan................................................................................3

Bab 4 Jurnal.......................................................................................................................6

Bab 5 Penutup....................................................................................................................7
Simpulan................................................................................................................7
Saran.....................................................................................................................7

Daftar Pustaka......................................................................................................................

II
Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang
Infeksi virus corona atau Covid-19 merupakan infeksi virus RNA strain
tunggal positif, yang disebabkan oleh Covid-19, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi ellit pernafasan.Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, bila ellitus
kesehatan tidak dapat dilaksanakan dengan baik maka berdampak sangat besar
terhadap peningkatan angka penyebaran virus ini dan penularan sehingga masalah
wabah penyakit virus Corona tidak dapat terselesaikan dan terus memakan korban
jiwa (Liu et al, 2020).

Berdasarkan data International Diabetes Federation (2019) diperkirakan 463 juta


orang dewasa usia 20-79 tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2019,hal ini
mewakili 9,3% dari populasi penduduk usia yang sama. Prevalensi pasien diabetes
pada tahun 2013 di Indonesia dengan usia lebih dari 15 tahun mengalami penurunan
dengan capaian 1,5% dan tidak sebanding dengan prevalensi tahun 2018 usia lebih
dari 15 tahun mengalami kenaikan 2,0%.Salah satu pendidikan kesehatan yang dapat
dilakukan untuk klien diabetes tipe II adalah dengan Diabetes Self Management
Education And Support (DSME/S) (American Diabetes Association, 2014).Tujuan
dilakukannya pendidikan kesehatan bagi klien diabetes ellitus adalah untuk
meningkatkan pengatahuan, karena pengetahuan sebagai titik tolak ukur perubahan
sikap dan gaya hidup bagi klien diabetes ellitus Penelitian lain yang membahas
pengetahuan pasien berkaitan dengan manajemen diri menunjukan bahwa ada
pengaruh DSME untuk meningkatkan pengetahuan pasien dengan DM tipe 2.

Tujuan
Tujuan dilakukannya pendidikan kesehatan bagi klien diabetes ellitus adalah
untuk meningkatkan pengatahuan, karena pengetahuan sebagai titik tolak ukur
perubahan sikap dan gaya hidup bagi klien diabetes ellitus Penelitian lain yang
membahas pengetahuan pasien berkaitan dengan manajemen diri menunjukan bahwa
ada pengaruh DSME untuk meningkatkan pengetahuan pasien dengan DM tipe 2.
1
Manfaat
Penjelasan tentang manfaat perangkuman materi yang dilakukan, baik manfaat
teoretis maupun manfaat praktis dari hasil merangkum.

Bab 2 Tinjaun Teori

Konsep Penyakit
Intervensi yang akan diberikan penulis dengan masalah keperawatan defisit
pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat pengetahuan pasien meningkat.

Menunjukan hasil intervensi berupa kuesioner pengetahuan pada hari pertama (pre
test) dan hari ketiga (post test) untuk menentukan peningkatan pengetahuan dengan cara
memberikan lembar kuesioner sehingga pada hasil skor pada hari pertama menunjukkan total
skor yang diperoleh 58% dan hasil skor pada hari ketiga menunjukkan akumulasi nilai
dengan total skor 83%.

Sebelum dan sesudah dilakukan edukasi kesehatan pasien diberikan pre test dan post
test berupa kuesioner yang berisi 33 pertanyaan. Implementasi pertama adalah
mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, untuk mengetahui kesiapan
dan kemampuan pasien dalam menerima informasi yang diberikan agar bisa dipahami dan
dimengerti pasien. Implementasi kedua adalah menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan, materi pendidikan kesehatan berisi tentang diabetes melitus meliputi konsep
diabetes melitus (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, memonitor kadar gula
darah), diet atau pola makan diabetes melitus, dan aktivitas fisik dengan menggunakan media
leaflet.
2
Bab 3 Asuhan Keperawatan

Konsep Asuhan Keperawatan


Hasil penelitian diperoleh 5 tema yang terkait dengan “pengalaman pasien COVID-19
dengan isolasi mandiri dirumah”, berikut 5 tema tersebut:

Tema I: respon pasien selama menjalani isolasi mandiri


a. Denial
Mayoritas respon partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan respon
penolakan saat pertama mengetahui dirinya terinfeksi COVID-19 dan harus
menjalani isolasi mandiri dirumah, hal ini terlihat dari beberapa pernyataan
hasil wawancara dari partisipan:
“Tidak percaya, kaget terus seminggu sudah mendingan” (P1)
“Pasti syok, kaget untuk menerima lewat 10 hari itu sudah tenang” (P4)
“Pertama sih takut, seminggu lah sudah terbiasa” (P6)

b. Depression
Partisipan mengungkapkan respon dalam tahap depresi dimana partisipan
mengalami kondisi emosional yang tidak stabil dalam merespon keadaan
dimana partisipan terinfeksi COVID-19, terlihat dari hasil ungkapan partisipan
di bawah ini:
“Pertama itu sedih setelah 2 atau 3 hari sudah terbiasa terima keadaan” (P2)
c. Acceptance
Partisipan juga mengungkapkan bahwa saat pertama kali mengetahui
terinfeksi COVID-19 respon patisipan yang biasa saja, dapat menerima
keadaan saat itu dengan lapang dada, dapat dilihat dari kutipan ungkapan
patisipan dibawah ini:
“perasaan sih santai” (P8)
3
Tema II: tanda dan gejala yang dirasakan pasien selama isolasi mandiri
a. Fisik
Mayoritas partisipan dalam penelitian mengalami tanda dan gejala secara fisik
seperti hilang penciuman, hilang perasa, batuk, demam, dan lemas saat
terinfeksi COVID-19. Dapat terlihat dari pernyataan partisipan dibawah ini:
“saya sendiri batuk flu sama hilang penciuman” (P1)
“Demam, kurang selera makan terus hilang penciuman dan perasa hilang”
(P2)
“demam, hilang penciuman untuk perasa sendiri juga hilang, sakit saja untuk
menelan” (P5)

b. Psikis
Dalam pernyataan partisipan ini juga terdapat tanda dan gejala yang dirasakan
partisipan secara psikis selama isolasi mandiri dirumah seperti insomnia,
gelisah dan cemas. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa pernyataan
partisipan di bawah ini:
”gelisah dengan susah tidur kurang selera makan” (P2)
“sakit kepala, sakit badan, kurang tidur” (P3)
“baru kaya ba lihat lagi sosial media ada yang mati adeeh huh rasa-rasa so
takut, bikin depresi”(P4)

Tema III: bentuk stigmatisasi selama isolasi mandiri


a. Separation
Sebagian besar partisipan mengungkapkan bahwa stigma yang didapatkan
selama isolasi mandiri yaitu stigma yang berbentuk pemisahan, dijauhi,
dilarang keluar rumah walau sudah dinyatakan negatife dari COVID-19 yang
didapatkan dari keluarga maupun masyarakat sekitar partisipan. Hal tersebut
dapat terlihat dalam pernyataan partisipan sebagai berikut:
“Keluarga jauh tidak mengunjungi” (P2)
“tetangga melarang untuk keluar rumah padahal sudah lewat dari 14 hari”
(P4)
b. Diskriminatif
4
Mayoritas partisipan mengungkapkan bahwa stigma yang didapatkan selama
isolasi mandiri dirumah yaitu berupa penyudutan, dikucilkan dan dijauhi dari
orang sekitar partisipan, hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan partisipan di
berikut ini:
“Tetangga yang takut, sampe tidak mau menyapa” (P2 & P3)
“tetangga yang menjauh, sampai tidak mau menoleh saat lewat depan
rumah” (P4)
“keluarga yang menjauh karena takut tertular” (P7)

Tema IV: bentuk dukungan selama isolasi mandiri


Appraisal support
Bentuk dukungan yang sebagian besar partisipan dapatkan selama isolasi
mandiri tersebut berupa dukungan nasehat, motivasi, perhatian dan support
yang datang dari teman, keluarga maupun masyarakat sekitar partisipan. Hal
ini terlihat dari pernyataan partisipan di bawah ini:
“Teman yang peduli, kasih motivasi dan dukungan”(P1)
“Keluarga yang banyak mendkung dan memberi support”(P2dan P5)
“Dukungan motivasi dari keluarga”(P3)
“Tetangga yang perhatian beri dukungan”(P3)
Tangiable support
Mayoritas pasien dalam mengungkapkan dukungan yang diperoleh selama
menjalani isolasi mandiri di rumah berupa dukungan tindakan pemberian
barang atau material yang dapat langsung membantu partisipan saat itu. Hal
ini terlihat dari beberapa pernyataan partisipan dibawah ini:
“tetangga yang support datang mengantar makanan” (P2, P3 & P4)
“Teman kerja yang mengantar makanan” (P1)

Tema V: mekanisme koping selama isolasi mandiri


a. Adaptif
Mayoritas partisipan menggunakan koping yang mendukung fungsi integritas,
penyembuhan dan mencapai tujuan dengan olah raga, berjemur di pagi hari,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, sebagaimana terlihat dari
pernyataan partisipan di bawah ini:
5
“pagi kita ba jemur jemur di luar to olahraga kecil biar Cuma gerak-gerak,
bersih-bersih. Trus saya minum madu, jeruk air hangat di campur setengah
gelas taro madu dua sendok sama jeruk satu iris”(P1)
“berjemur di pagi hari, berkurung dikamar, untuk suplemen lebih ke
vitamin” (P5) “olahraga pagi, ada vitamin” (P6)
“jemur di luar dan olahraga kecil, istri bikinkan minum madu, jeruk air
hangat “(P10)

b. Maladaptif
Mekanisme koping yang dapat menghambat fungsi integritas, menghambat
penyembuhan dengan tidak melakukan hal yang dapat menunjang
kesembuhan seperti berdiam diri, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara di
bawah ini:
“berkurung dikamar saja” (P2)
“membatasi dulu, takut keluar beraktifitas” (P10)

Bab 4 Jurnal
Beberapa jurnal yang kami pakai dalam makalah dan power point di antaranya yaitu;
1. https://nersbaya.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/nersbaya/article/
view/17
2. http://ejournal.stikstellamarismks.ac.id/index.php/JKFN/article/view/97
3. https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/3167/1/NASPUB_ASHA%20RIZKY
%20AMANDA_P19207.pdf
6
Bab 5 Penutup

Kesimpulan
Kami mengambil materi asuhan keperawatan sars ini berdasarkan kasus virus
covid-19 dan asuhan keperawatan diabetes mellitus ini berdasarkan kasus dari
kuesioner yang dikerjakan oleh pasien sebelum dilakukan tindakan (pre test).

Hasil penelitian diperoleh 5 tema yang terkait dengan “pengalaman pasien


COVID-19 dengan isolasi mandiri dirumah”, berikut 5 tema tersebut:

Tema I: respon pasien selama menjalani isolasi mandiri


Tema II: tanda dan gejala yang dirasakan pasien selama isolasi mandiri
Tema III: bentuk stigmatisasi selama isolasi mandiri
Tema IV: bentuk dukungan selama isolasi mandiri
Tema V: mekanisme koping selama isolasi mandiri

intervensi yang akan diberikan penulis dengan dilema keperawatan defisit


pengetahuan wacana diabetes mellitus menggunakan tujuan dan kriteria yang akan
terjadi selesainya dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diperlukan
tingkat pengetahuan pasien meningkat.

Saran
Terima kasih atas perhatian dari semua pihak. Mohon maaf apabila banyak
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan kami masih dalam tahap
belajar. Maka dari itu kami tunggu saran-saran dari semua pihak untuk menjadikan
kami lebih baik.

7
Daftar Pustaka

Via Fitriani, Yulta Kadang, Nur Febrianti, Surianto “Pengalaman Pasien


Covid-19 dengan Isolasi Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura
Kota Palu”
http://ejournal.stikstellamarismks.ac.id/index.php/JKFN/article/view/97

Moch Saefudin, “ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS


TIDAK EFEKTIF PADA KLIEN WILAYAH KARANGAN RT 05 RW 01
SURABAYA”
https://nersbaya.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/nersbaya/article/view/17

Asha Rizky Amanda, Atiek Murharyati “ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PENYULUHAN
PEMBELAJARAN”
https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/3167/1/NASPUB_ASHA%20RIZKY
%20AMANDA_P19207.pdf

Anda mungkin juga menyukai