Gadar Kel 7
Gadar Kel 7
KELOMPOK 7
KELAS : D3KP2D
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan perlindungan-Nya yang telah
memberikan kekuatan lahir maupun batin sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat.
Dalam proses penyusunan ini tidak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan membangun kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHLUAN.............................................................................................................................4
• LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
• TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN.......................................................................................................................5
BAB III...........................................................................................................................................8
JURNAL.........................................................................................................................................8
BAB IV..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
• SIMPULAN........................................................................................................................12
• SARAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHLUAN
• LATAR BELAKANG
Pemeriksaan fisik kegawat daruratan adalah bagian penting dari penilaian pasien yang datang
dengan kondisi medis yang mengancam nyawa. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk
menilai tanda-tanda vital, mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang mengkhawatirkan, dan
membuat keputusan cepat untuk mengelola pasien secara efektif. Berikut adalah langkah-
langkah umum yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik kegawat daruratan:
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian primer
dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih
dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam
hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan pengkajian primer
meliputi : A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control
servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar
oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D:
Disability, mengecek status neurologis; E: Exposure, enviromental control, buka baju
penderita tapi cegah hipotermia (Holder, 2002).
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan yang
bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi berbagai
permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan tanpa atau
terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan
yang tidak dapat dikendalikan. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat
sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan pada pasien
dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Aspek - aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan keperawatan yang dapat dilihat adalah
kepedulian, lingkungan fisik, cepat tanggap, kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh
informasi, kemudahan mengakses, prosedur dan harga (Joewono, 2003).
• TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses pengkajian primer dalam kegawat daruratan
2. Untuk mengetahui proses pengkajian sekunder dalam kegawat daruratan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik kegawat daruratan adalah bagian penting dari penilaian pasien yang datang
dengan kondisi medis yang mengancam nyawa. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk
menilai tanda-tanda vital, mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang mengkhawatirkan, dan
membuat keputusan cepat untuk mengelola pasien secara efektif. Berikut adalah langkah-
langkah umum yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik kegawat daruratan:
• PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Adanya sumbatan /obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk. Jika ada obstruksi maka lakukan
• Chin lift/ jaw trust
• Suction/ hisap
• Guedel airway
• Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi)cpada posisi
netral
b. Breathing
5
Kelemahan menelan / batuk/ melindungi jalan napas timbulnya pernapasan yang sulit
dan tidak teratur , suara nafas terdengan ronchi/ aspirasi, whezing, sonor, stidor/
ngorok, ekspansing dinding dada.
c. circulation
TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut.
d. Disability
Menilai kesadaran dengan cepat, apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama
sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur GCS, adapun cara yang cukup jelas dan
cepat adalah :
Awake :A
Respon bicara :V
Respon nyeri :P
Tidak ada respon :U
e. eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang mungkin
ada, jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka imobilisasi in line
harus di kerjakan.
6
P : previous medical/surgical history
Riwayat pembedahan atau masuk rumah sakit sebelumnya.
L : Last meal ( Time )
Waktu klien terakhir makan atau minum
E : Events / environmment surrounding the injury, ie, Exactly. What happened
Pengkajian sekunder dapat di lakukan dengan cara mengkaji data dasar klien yang
kemudian digolongkan dalam SAMPLE.
Pengkajian sekunder meliputi :
a) Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab) : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
golongan darah, hubungan klien dengan keluarga.
b) Riwayat kesehatan : tingkat kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS) (< 15), muntah, dispnea
atau takipnea, sakit kepala, wajah simetris atau tidak, lemah, luka pada kepala, akumulasi pada
saluran nafas kejang.
c) Riwayat penyakit dahulu : haruslah diketahui dengan baik yang berhubungan dengan system
persyarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. Demikian pula riwayat penyakit keluarga
terutama yang mempunyai penyakit keturunan atau menular.
d) Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau keluarga sebagai data subjektif. Data
- data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien. 3. Pemeriksaan Fisik head
to toe 4. Pengkajian tersier seperti pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan laboratorium.
7
BAB III
JURNAL
8
ABSTRACT
Introduction: Nurses today are required to be able to apply the methods of
approach to problem solving in providing nursing care to clients. Assessment
is the most important stage of the nursing process, which at this stage nurse
doing analysis of data obtained from the interviews/anamnesis , other health
records and the results of a physical examination . The purpose of this study
was to determine the quality of a physical examination by a nurse in inpatient
adult medical-surgical department in Bandar Lampung Adventist Hospital.
Result: The results of the implementation of a physical examination in a
medical-surgical wards by nurses in Bandar Lampung Adventist Hospital
overall was 47.29% with the low category. The aspect most often
implemented is the aspect of the pre-procedure with a value of 68.2%, which
is average. While aspects less to do is intra-procedure (43.3%) were
categorized less. Methode: Descriptive by observation that use blank checklist
containing 69 statements of the implementation of the physical examination
was adopted from the physical examination procedures by Estes (2006 ). The
population in this study were nurses in inpatient adult medical-surgical
Bandar Lampung Adventist Hospital totaling 46 people selected by purposive
sampling . Measurement is done by calculating the percentage. Discussion:
Quality physical examination rendered by nurses in an adult medical- surgical
wards in Bandar Lampung Adventist Hospital is in the low category with the
interpretation that the nurses less doing right physical examination resulting
in unidentified problems and lack of nursing care was not optimal.
PENDAHULUAN
9
diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik
dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada
anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan
seperti test neurologi. Oleh sebab tiu perawat dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan proses kerepawatan
yang termasuk proses pengumpulan data dari pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh perawat.
Menurut WHO (2006) yang dikutip oleh Ely (2008) pemeriksaan fisik
merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan proses yang sistematis untuk pengumpulan data dalam mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan
10
bahwa sangat jarang yang melakukan pemeriksaan fisik sesuai prosedur.
Namun observasi yang penulis lakukan tidak berdasarkan prosedur ilmiah.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
11
BAB IV
PENUTUP
• SIMPULAN
Keperawatan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesional yang diberikan pada
pasien dengan kebutuhan urgent dan kritis atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan diruang gawat darurat. Keperawatan kriis dan kegawatdaruratan meliputi :
pertolongan pertama, penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang
mengalami kondisi darurat akibat ruda paksa, sebab medik atau perjalanan penyakit
dimulai dari tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definiktif dilakukan
ditempat rujukan.
• SARAN
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja disesuatu insttusi rumah sakit
tentunya kita akan dapat mengetahui mengenai persepektif keperawatan kritis dan
kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan kegawatdaruratan. Penulis mengharapkan
kritik dan saran, karena manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar lagi
dalam penulisan makalah yang lebih baik. Atas kritik dan saran penulis ucapkan terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
http://muhajir99.wordpress.com/2012/08/09/pengkajian-keperawatan-kritis-abcde-
ample/di akses pada tanggal 22 desember 2013
http://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-
pada_14.html di akses pada tanggal 22 desember 2013
12