Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Gawat Darurat merupakan keadaan dimana penderita memerlukan

pemeriksaan medis segera. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit

yang harus memberikan pelayanan darurat dirumah sakit kepada masyarakat

yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan sesuai dengan

standar. Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN dengan akumulasi

kunjungan pasien ke Instalasi Gawat Darurat yang tinggi. Data menunjukkan

jumlah pasien yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat mencapai

4.402.205 pasien pada tahun 2017 (Kementrian Kesehatan RI, 2019). Angka

tersebut merupakan akumulasi dari 12% kunjungan Instalasi Gawat Darurat

yang berasal dari rujukan RSU yaitu 1.033 unit dan 1.319 unit RS lainnya.

Kemudian, pada tahun 2018, di Jawa Tengah terdapat kunjungan pasien ke RS

sebanyak 1.990.104 Pasien (Kementrian Kesehatan RI, 2019)


2

Menurut (Dermawan, 2008 dikutip dalam Hernah, S. 2010) Pasien

yang datang ke IGD biasanya mengalami sakit akut, sakit berat, atau injury

yang dapat menyebabkan pasien berada pada kondisi yang labil bahkan

mengancam kehidupan pasien. Sehingga petugas kesehatan harus berupaya

semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik dengan cepat, tepat, dan

cermat agar status kesehatan pasien dapat tertangani sesuai dengan standar

pelayanan kegawatdaruratan (response time ≤ 5 menit).

Respon time atau waktu tanggap gawat darurat merupakan gabungan

dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai

mendapat respon dari petugas Instalasi Gawat Darurat dengan waktu

pelayanan yang diperlukan sampai selesai proses penanganan gawat darurat

(Haryatun & Sudarmono, 2013).Menurut Sutawijaya (2015) penanganan

gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it’s Live Saving (waktu

adalah nyawa), Artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi

gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan

pada kondisi pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja.

Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan kematian

yang fatal.
3

Pasien yang datang mengunjungi atau diantar ke Instalasi gawat

darurat mengharapkan penanganan segera oleh perawat. Konteks keadaan

pasien gawat darurat dapat berpengaruh terhadap status bio psiko-sosial dan

spiritual serta kondisi keluarganya (Amelia, Yanny and Silwi, 2018). Pasien

dan keluarga saat masuk rumah sakit juga dihadapkan pada situasi yang baru,

yaitu tenaga kesehatan dan pasien lainnya, situasi di ruangan dan lingkungan

rumah sakit, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap

pasien, atau pasien dalam keadaan gelisah, berteriak-teriak ataupun pasien

yang mengamuk. Kondisi ini, membuat keluarga menjadi cemas dan khawatir,

keadaan dan peraturan rumah sakit yang berbeda dengan kebiasaan pasien di

rumah (Isaacs, 2004).

Faktor tersebut yang dapat menimbulkan kecemasan keluarga,

terutama yang belum pernah masuk rumah sakit Kecemasan merupakan

perasaan yang wajar terjadi pada manusia, karena ketika mereka merasa

cemas, orang akan menyadari dan mengingatkan mereka akan situasi yang

berbahaya dan berbahaya. Namun, ketika kecemasan yang normal dan

terkendali berubah menjadi kecemasan yang terus menerus dan tidak

terkendali, kecemasan ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari (Dewi &

Fauziah, 2018).
4

keluarga pasien yang baru di rawat di IGD akan mengalami cemas yang

ditunjukkan leh perilaku sering bertanya atau tidak bertanya sama sekali,

marah, tingkah laku mencari perhatian. Kecemasan juga biasanya

mempengaruhi cara orang menyerap apa yang sedang disampaikan.Hal

tersebut juga terlihat dari wajah keluarga pasien yang nampak tegang, sering

mundar mandir,bahkan kadang bertanya ber ulang mengenai penyakit dan

tidakan yg akan di lakukan.tak jarang di jumapi keluarga pasien yg marah-

marah karena penanganan yg lamabat atau respon time yang lama. Apabila

respon time cepat secara tidak langsung kecemasan pasien atau keluarga pun

berkurang dan dapat teratasi.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di IGD RSUD

Cikalongwetan pada bulan November 2023, bahwa dari 10 responden yang

memberi keterangan, 6 orang mengatakan cemas karena lambatnya penangan

kepada pasien atau kurangnya respon time terhadap pasien , dan 4 mengatakan

tidak terlalu mengalami cemas karna memahami tentang keadaan yang

dialami. Dengan demikian menurut beberapa temuan diatas keluarga pasien

yang lebih banyak datang ke IGD dengan perasaan cemas dengan kondisi

pasien dan harus diberikan penanganan yang cepat. Untuk itu perlu studi yang

lebih lanjut lagi mengenai masalah ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang Hubungan Response Time Dengan Tingkat Kecemasan keluarga

Pasien di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan 2023.


5

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah

apakah ada Hubungan Response Time Dengan Tingkat Kecemasan keluarga

Pasien di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan 2023.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Response Time Dengan Tingkat Kecemasan

keluarga Pasien di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah

Cikalongwetan 2023.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui gambaran Response Time pada pasien di Ruang IGD


Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan 2023.
b. Mengetahui gambaran Tingkat Kecemasan keluarga Pasien di Ruang
IGD Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan 2023. .
c. Mengetahui Hubungan Response Time Dengan Tingkat Kecemasan
keluarga Pasien di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah
Cikalongwetan 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan keilmuan khususnya

mengenai hubungan response time dengan tingkat kecemasan keluarga

pasien di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Cikalongwetan 2023

2. Manfaat Praktik

a. Bagi RSUD Cikalong Wetan


6

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan untuk meningkatkan mutu

pelayanan khususnya mengenai Response Time Dengan Tingkat

Kecemasan keluarga Pasien di Ruang IGD Rumah Sakit Umum

Daerah Cikalongwetan 2023

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan

atau bahan pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian

sejenis ataupun penelitian yang lebih luas.

c. Bagi Institusi Rajawali Bandung

Hasil peneliti ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan (referensi)

dan dapat menjadi bahan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya, serta

sebagai bahan kajian dalam melaksanakan pengabdian masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai