Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

ALIH JALUR SEMESTER III PRODI SARJANA KEPERAWATAN STIKES MUHMMADIYAH


KLATEN
TAHUN AJARAN. 2021/ 2022

Jl. Ir. Soekarno Km. 01 Buntalan Klaten Tengah Klaten 57419

NAMA : Agus Muda Asmara


NIM : B2001002
DOSEN : MARWANTI S. Kep., Ns.,M.Kep
HARI/ TANGGAL : Senin, 01 November 2021

Carilah jurnal yang relevan dengan topik penanganan Stroke (brainwash), Setelah mendapatkan
jurnal lakukan telaah jurnal dengan menggunakan format telaah jurnal sebagai berikut:
1. Judul Jurnal
Pembilasan Heparin Intra Arteri Meningkatkan Aliran Darah Serebral di Pasien Stroke
Iskemik Kronis.
2. Peneliti
Terawan Agus Putranto1,2,-, Irawan Yusuf1,2, Bachtiar Murtala1, Andi Wijaya3,4

3. Abstrak jurnal
a. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan CBF setelah terapi intra arterial
heparin flushing (IAHF) pada pasien stroke kronis
b. Desain Penelitian

Uji klinis dilakukan dengan time sampling. Kami mengumpulkan subjek stroke iskemik
kronis (dengan onset stroke 30 hari) dalam periode Februari-September 2015. Kami
menyelidiki CBF sebelum dan sesudah pengobatan IAHF pada 75 pasien stroke kronis.
Perbedaan sebelum dan sesudah pengobatan IAHF pada subkelompok yang
diklasifikasikan dengan ukuran infark dan area lesi diuji. CBF diukur menggunakan MRI
Quality Arterial Spin Labeling (qASL) dengan regio yang diinginkan di sekitar lesi
infark.
c. Tempat Penelitian
Pusat Serebrovaskular RSPAD Gatot Soebroto
d. Waktu Penelitian
Februari 2015 sampai September 2015
e. Populasi penelitian
melibatkan 75 pasien stroke iskemik kronis
f. Tehnik pengumpulan data/ pengukuran
Analisis statistik dilakukan dengan SPSS 15.0. Uji Kolmogorov-Smirnoff dilakukan
untuk mencari model distribusi data. Perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan IAHF
diuji menggunakan uji T berpasangan atau uji Wilcoxon alternatif denganP nilai 0,05
dianggap signifikan. Perbedaan sebelum dan sesudah pengobatan IAHF pada
subkelompok yang diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, onset stroke, ukuran
infark, dan area lesi juga diuji menggunakan uji T-testor Wilcoxon berpasangan atau
dengan uji Wilcoxon berpasangan. P nilai 0,05 dianggap signifikan.
g. Hasil penelitian
Tujuh puluh lima pasien stroke iskemik kronis berpartisipasi dalam penelitian kami.
Karakteristik subjek dapat ditemukan pada Tabel 1. Nilai CBF diperoleh dengan
magnetic resonance imaging (MRI) kualitas arterial spin labelling (qASL) setelah pasca
pemrosesan (Gambar 1). Daerah yang diinginkan ditempatkan di antara lesi infark dalam
tiga irisan pada setiap pasien dan nilainya dicatat. Rata-rata nilai CBF sebelum perlakuan
adalah 25,22±13,09 mL/100g/menit 35,61±18,63 mL/ 100g/menit setelah perlakuan
IAHF. Perbedaan antara post dan pretreatment adalah 10,39 mL/100g/min atau
meningkat 41,20%. Uji Wilcoxon dilakukan untuk menganalisis perbedaan. Perbedaan
nilai CBF yang signifikan ditemukan sebelum dan sesudah perlakuan IAHF (P<0,001)
(Tabel 2).
Setelah subkelompok diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, onset stroke,
ukuran infark dan area lesi, kami menganalisisnya secara statistik. Uji alternatif
Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test CBF pada
kedua laki-laki. Terapi Alternatif untuk Stroke Iskemik Kronis (Putranto TA, dkk.)
Indones Biomed J. 2016; 8(2): 119-26(24,18±11,98 mL/100g/mnt dan 33,83±17,25
mL/100g/mnt; P<0,001) dan subjek perempuan (28,77±16,28 mL/100g/menit dan
41,68±22,24 mL/100g/menit; P<0,001). Pada pengelompokan berdasarkan usia,
perbedaan yang signifikan terlihat pada subkelompok dengan usia 41-60 tahun
(22,81±11,07 mL/100g/ menit dan 31,73±14,68 mL/100g/menit;P<0,001) dan subgrup>
60 tahun (30,27±15,94 mL/100g/menit dan 43,12±20,75 mL/ 100g/menit; P<0,001).
Namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada subkelompok dengan usia 18-40
tahun (33,58±17,32 mL/100g/menit dan 52,74±43,15 mL/100g/menit;P >0,05) (Tabel 3).
Perbedaan bermakna juga ditemukan pada semua subgrup dengan onset stroke, subgrup
dengan onset <1 tahun (29,26±13,82)
h. Kesimpulan
kami menemukan bahwa pengobatan IAHF dapat secara signifikan meningkatkan nilai
CBF pada pasien stroke iskemik kronis. Penelitian ini memberikan harapan baru bahwa
terapi reperfusi dengan IAHF dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan fungsi
mikrosirkulasi untuk mendukung pemulihan penumbra dengan terapi jendela yang lebih
luas.
i. Kata Kunci
IAHF, CBF, stroke kronis, iskemik, lakunar, non lakunar, lesi kortikal, lesi subkortikal
4. Analisa menggunakan PICO
a. Problem (masalah dan populasi yang spesifik dalam jurnal)
Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Universitas Hasanuddin dengan nomor
register UH14110582 dan melibatkan 75 pasien stroke iskemik kronis (dengan onset
stroke 30 hari) di Pusat Serebrovaskular RSPAD Gatot Soebroto, mulai Februari 2015
sampai September 2015.
b. Intervention (perlakuan yang dilakukan pada populasi terhadap fenomena yang terjadi
Subyek berpartisipasi secara sukarela. dan menandatangani informed consent. Subjek
dinilai berdasarkan usia, jenis kelamin, onset stroke, sisi hemiparesis, area lesi, ukuran
infark (lacunar jika lesi <15 mm atau non lakunar jika 15 mm) dan faktor risiko stroke,
termasuk dislipidemia (kolesterol total >200 mg/dL , trigliserida> 160 mg/dL, LDL
>100 mg/dL dan/atau HDL <35 mg/dL), hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg),
diabetes mellitus (glukosa darah puasa >126 mg/dL atau glukosa post prandial > 200
mg/dl atau kurang dengan obat penurun glukosa), hiperurisemia (asam urat >7 mg/dL),
hiperkoagulasi (waktu protrombin >11,8 detik, APTT >47 detik, fibrinogen >350 mg/dL
dan D-dimer >400 ng/ ml). Penyakit jantung dinilai oleh ahli jantung setelah pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan elektrokardiografi.
Pengukuran CBF
CBF diukur sebelum dan 4 jam setelah terapi IAHF menggunakan rangkaian MRI ASL
Special work package ASP “Addin Special Sequence Package”:
N4_818_VD13A_PFEUJODJ_Adv3DASL dengan single time inversion dan protokol
sebagai berikut: field of view (FOV) 256x256 mm; ketebalan irisan 5 mm; ukuran
matriks 64x64 piksel; waktu pengulangan (TR) 4000 ms; waktu untuk bergema (TE) 18
ms; bandwidth 2,365 Hz/piksel; matriks kepala koil; sudut balik 180 derajat;durasi bolus
700 ms; inversi waktu 1990 ms; lebar jendela 200;window center 100. Peta CBF dibuat
dengan model parameter Buxton. Daerah yang menarik digambar di sekitar lesi
menggunakan paket pasca pemrosesan Syngovia. Satuan pengukuran CBF adalah
mL/100 g/menit.
c. Comparison (Perbandingan yang sudah/ pernah dilakukan pada populasi/ problem
terkait)
Tujuh puluh lima pasien stroke iskemik kronis berpartisipasi dalam penelitian kami.
Karakteristik subjek dapat ditemukan pada Tabel 1. Nilai CBF diperoleh dengan
magnetic resonance imaging (MRI) kualitas arterial spin labelling (qASL) setelah pasca
pemrosesan (Gambar 1). Daerah yang diinginkan ditempatkan di antara lesi infark dalam
tiga irisan pada setiap pasien dan nilainya dicatat. Rata-rata nilai CBF sebelum perlakuan
adalah 25,22±13,09 mL/100g/menit 35,61±18,63 mL/ 100g/menit setelah perlakuan
IAHF. Perbedaan antara post dan pretreatment adalah 10,39 mL/100g/min atau
meningkat 41,20%. Uji Wilcoxon dilakukan untuk menganalisis perbedaan. Perbedaan
nilai CBF yang signifikan ditemukan sebelum dan sesudah perlakuan IAHF (P<0,001)
(Tabel 2).
Setelah subkelompok diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, onset stroke,
ukuran infark dan area lesi, kami menganalisisnya secara statistik. Uji alternatif
Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test CBF pada
kedua laki-laki.
d. Outcome (Hasil yang didapatkan dan penelitian tersebut serta implikasinya di bidang
keperawatan)
Kami menemukan bahwa pengobatan IAHF dapat secara signifikan meningkatkan nilai
CBF pada pasien stroke iskemik kronis. Penelitian ini memberikan harapan baru bahwa
terapi reperfusi dengan IAHF dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan fungsi
mikrosirkulasi untuk mendukung pemulihan penumbra dengan terapi jendela yang lebih
luas.
5. Kesimpulan
Ditemukan bahwa pengobatan IAHF dapat secara signifikan meningkatkan nilai CBF pada
pasien stroke iskemik kronis. Penelitian ini memberikan harapan baru bahwa terapi reperfusi
dengan IAHF dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan fungsi mikrosirkulasi untuk
mendukung pemulihan penumbra dengan terapi jendela yang lebih luas.
IAHF dikaitkan dengan peningkatan CBF di sekitar area infark dan IAHF mungkin
menawarkan beberapa manfaat untuk stroke kronis.

Anda mungkin juga menyukai