Anda di halaman 1dari 15

Kaji Khasiat Klinis Streptokinase pada

Trombolisis
Pasien Segmen ST Elevasi Akut Infarak Miokard

ABSTRAK

Pendahuluan: Infark miokard akut adalah yang kondisi paling penting dan ditakuti
konsekuensinya dari penyakit arteri koroner. STEMI adalah salah satunya dan terjadi
dengan pembentukan plak yang rentan dari aterosklerosis danberubah menjadi
trombosis arteri koroner pada akhirnya. Streptokinase telah digunakan sebagai agen
trombolitik pada pasien dengan STEMI akut. Steptokinase bergabung dengan
plasminogen peredaran darah untuk membentuk kompleks aktivator dan
mengubahnyamenjadi plasmin, di mana, plasmin memecah kompleks fibrin di dalam
darah yang menggumpal. Streptokinase dapat diberikan sebagai infus 1.500.000U IV
selama 30 menit. Setiap kejadian STEMI terdapat perbedaaan pada etiologi, nyeri,
bentuk segmen ST elevasi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini kemanjuran
klinis streptokinase akan dievaluasi.

Bahan dan Metode: Sebanyak 75 subjek dengan STEMI akut pada departemen
kardiologi, King George Hospital, Visakhapatnam, dan mereka ditrombolisis dengan
streptoki-nase dimasukkan dalam penelitian ini. nyeri dinilai sebelum dan 90 menit
setelah diberikan streptokinase, pada skala penilaian nyeri menggunakan numerik
dari 0-10. Perubahan segmen ST dinilai sebagai persentase pengurangan segmen ST
elevasi sebelum pemberian streptokinase dan pengurangan segmen ST elevasi 90
menit setelah pemberian streptokinase. Uji t dan uji chi-square diterapkan untuk
mengevaluasi hasil dengan menggunakan software SPSS.

1
Hasil: Perubahan yang signifikan pada nyeri dan elevasi segmen ST diidentifikasi
dengan membandingkan skala peringkat nyeri numerik dan elevasi segmen ST pada
pemberian streptokinase sebelum dan sesudahnya.

Kesimpulan: Streptokinase telah terbukti berpengaruh signifikan mengubah rasa


nyeri dan perubahan segmen ST pada subjek dengan elevasi segmen ST akut infark
miokard.

Kata kunci: segmen ST elevasi akut infark miokard, Klinis khasiat, Nyeri,
Streptokinase, elevasi segmen ST, Subjek trombolisis.

Korespondensi

Veera Raghavulu B, Departemen Farmasi, D, AU College of Pharmaceutical Science,


Universitas Andhra, Visakhapatnam - 530003, Andhra Pradesh,INDIA.

Telepon: 91-9703286362

Email: raghavab27@gmail.com

DOI: 10.5530 / jyp.2018.10.73

PENGANTAR

Penyakit kardiovaskular telah muncul sebagai satu-satunya penyebab terpenting


kematian di seluruh dunia selama dekade terakhir dan frekuensinya meningkat.
Sindrom koroner akut merupakan komponen terpenting dari CVD dalam strategi
pengobatan segera seperti reperfusi terapi. ACS telah diklasifikasikan sebagai STEMI
dan NSTEMI. STEMI terjadi jika terjadi oklusi lengkap dari arteri epikardial mayor.
Perawatan paling efektif untuk STEMI segera memulihkanpatensi arteri yang
tersumbat baik oleh PCI atau fibrinolisis.

2
Fibrinolisis adalah strategi reperfusi penting dalam keadaan di mana tatalaksana
primer PCI tidak dapat segera dilakukan kepada pasien karena tidak tersedianya lab
cath dan tenaga terlatih. Fibrinolisis mencegah hampir 30 lebih awal kematian 1000
pasien saat mereka dirawat dalam 6 jam setelah gejala serangan. Streptokinase adalah
fibrinolitik selektif non-fibrin yang bertindak sebagai pencegah dan melisiskan
thrombus, untuk mengembalikan patensi epicardial pembuluh darah. Penelitian telah
dilakukan untuk menilai kemanjuran klinis streptokinase, yang diberikan pada pasien
dengan STEMI akutdan window period ≤ 12 jam ke Departemen Kardiologi, KGH,
Visakhapatnam

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif yang dilakukan


selama Februari 2016-Agustus 2016, di Rumah Sakit King George, Visakhapatnam
yang merupakan rumah sakit perguruan tinggi kedokteran perawatan tersier dengan
1.400 tempat tidur. Departemen kardiologi di Rumah Sakit King George didirikan
pada tahun 1970 merupakan suatu tempat pendidikan. Departemen ini terdapat 70
tempat tidur yang menyediakan perawatan jantung canggih untuk pasien di pesisir
utara Andhra. Lembagaan Komite Etika Rumah Sakit King George memberikan izin
untuk melaksanakan penelitian dan penelitian itu dilaksanakan. Subjek penelitian
terdiri dari pasien yang dirawat di departemen kardiologi selama periode Februari
2016 hingga Agustus 2016. Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang disebutkan
dalam protokol penelitian diikuti dengan ketat. Semua pasien dirawat dengan STEMI
akut dan ditrombolisis dengan streptokinase, selama masa studi yang telah
menyetujui untuk berpartisipasi dimasukkan. Subjek yang tidak menjalani trombolisis
dengan strepto-kinase dan mereka yang tidak memberikan persetujuan tidak
dimasukkan dalam penelitian. Subjek penelitian diwawancara dan rinciannya dicatat
diformat. Informasi terkait window period, faktor risiko CAD (diabetes mellitus,
hipertensi, merokok, alkohol, Indeks Massa Tubuh,Sejarah Keluarga) dicatat. Tinggi
badan, berat badan, tekanan darah dan detak jantung dicatat. Informasi terkait

3
konsumsi diet juga dicatat. Laporan investigasi parameter darah yang relevan RBC
dicatat. EKG semua subjek diambil sebelum pemberian dari streptokinase dan 90
menit setelah pemberian streptokinase. Persepsi nyeri dicatat menggunakan
Numerical Pain Rating Scale sebelum pemberian streptokinase dan 90 menit setelah
pemberian dari streptokinase. Data dari semua format dimasukkan ke dalam template
di Microsoft excel 2016 dan analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS versi 17.

HASIL

Sampel terdiri dari 75 subjek yang mencakup 59 (78,7%) laki-lakidan 16


(21,3%) subjek perempuan. Usia rata-rata subjek laki-laki adalah 54 tahun dan subjek
perempuan 56.625 tahun. Mayoritas penelitiansubyek mengkonsumsi makanan
campuran 90,67% dan hanya 9,33% yang vegetarian. Di antara subjek penelitian,
37,33% penderita diabetes, 44% menderita hipertensi, 41,33% adalah perokok, 36%
adalah pecandu alkohol dan 20% adalahsubjek yang kelebihan berat badan dan
obesitas. Selanjutnya 21,33% subjek penelitian memiliki ariwayat keluarga CAD
(Gambar 1). Hubungan antara rasa nyeri sebelum pemberian streptokinase dan 90
menit setelah pemberian streptokinasea dengan faktor risiko (Tabel. 1). Hubungan
antara elevasi segmen ST sebelum pemberian streptokinase dan 90 menit setelah
pemberian streptokinase dengan faktor risiko (Tabel. 2) .

4
Gambar 1: Persentase faktor risiko dalam penelitian.

Sebagian besar subjek penelitian (96%) mengalami perubahan nyeri ≥50% setelah
trombolisis dengan streptokinase. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan secara
statistik antaravariasi nyeri sebelum pemberian streptokinase dan 90 menit setelah
pemberian streptokinase dengan masing-masing faktor risiko yang diteliti (diabetes
mellitus, hipertensi,merokok, alcohol, dan indeks massa tubuh).

5
Mayoritas subjek penelitian (72%) memiliki perubahan segmen ST ≥50% setelah
trombolisis dengan streptokinase. Didapatkan bahwa kejadian penderita diabetes
lebih tinggi(78,58%) dan hipertensi (73,54%) memiliki perubahan segmen ST ≥50%
jika dibandingkan dengan non-penderita diabetes dan non-hipertensi. Tidak ada yang
signifikan secara statistic hubungan yang diamati antara perubahan segmen ST
sebelum pemberian streptokinase dan 90 menit setelah pemberian streptokinase
dengan masing-masing faktor risiko yang dipelajari (diabetes mellitus, hipertensi,
merokok, alkohol dan indeks massa tubuh)

DISKUSI

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemanjuran klinis
dari streptokinase. Penelitian dilakukan terutama berdasarkan perubahan pada elevasi
segmen ST dan skala penilaian nyeri numerik, sebelum pemberian streptokinase dan
90 menit setelah pemberian streptokinase. Dalam penelitian ini sebanyak 75 subjek
dengan STEMI akut dan mendapatkan thrombolisis dengan streptokinase. Semua
faktor risiko CAD juga disertakan dan dievaluasi.

Streptokinase adalah pengobatan yang paling banyak digunakan, paling layak


dan pilihan utama untuk STEMI di Rumah Sakit King George. Begitu pula

6
berdasarkan penelitian Ruwanthi Handava, Arjun Medagama dkk., mereka juga
menemukan bahwa, trombolisis adalah pilihan pengobatan utama untuk STEMI di
Rumah Sakit perawatan tersier Srilanka. Berdasarkan penelitian global, trombolisis
dengan streptokinase adalah pengobatan reperfusi yang umum dan obat tunggal
dengan lebih sedikit komplikasi perdarahan dan mengurangi risiko stroke
dibandingkan dengan trombolitik lainnya. Banyak penelitian global lainnya tentang
khasiat streptokinase juga menunjukkan secara meyakinkan bahwa, streptokinase
adalah yang paling aman, layak secara ekonomi, mengurangi komplikasi STEMI dan
angka kematian. Menurut penelitian perbandingan Brendon J smith tentang
streptokinase dengan t-PA, menyimpulkan bahwa streptokinase dapat dianggap
sebagaiagen trombolitik pilihan.

Dalam penelitian keseluruhan, window period dilaporkan hingga ≤ 12 jam,


tetapi lebih tinggi perubahan tercatat 0-4 jam window period, yang tidak signifikan
secara statistic karena lebih sedikit populasi yang tercatat dalam kurun waktu enam
bulan. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Girish Ronad dan Dr. Rohit di
Gulbarga,India, hasil serupa diperoleh. Tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dengan
trombolisis terlihat dengan window period antara 0-4 jam pada penelitian di tersebut.
Mereka tidak menemukan hubungan yang signifikan antara frekuensi trombolisisdan
faktor risiko dasar. Meskipun terlepas dari window period, di beberapa subjek obat
streptokinase telah menunjukkan kemanjurannya pada nyeri dan perubahan segmen
ST setelah 4 jam window period, sesuai dengan Ulhas Jajoo, Bharathi taskande dkk.
Mereka juga telah menunjukkan bahwa terdapat pengurangan nyeri koroner yang
sedang berlangsung didistribusikan secara merata setelah pemberian infus
streptokinase.

Ketika penelitian kami membandingkan nyeri NPRS antara sebelum pemberian


dari streptokinase (± 8,95) dan 90 menit setelah pemberian streptokinase (± 1,41),
skor rata-rata nyeri berkurang drastis setelah trombolisis dan hasil tersebut signifikan
secara statistik (p <0,0001) (Gambar 2). Sama dalam perbandingan elevasi segmen

7
ST antara sebelum pemberian dari streptokinase (4.01mm) dan 90 menit setelah
pemberian streptokinase (1.5mm), resolusi segmen ST terlihat setelah trombolisis
danperbedaan signifikan secara statistik ( p <0,0001) (Gambar 3). Dalam penelitian
ini tingkat keberhasilan keseluruhan trombolisis didapatkan 65,84% dilaporkan.
Demikian pula sebuah studi oleh Anuj R Verma, Swapnil Chill awar, dkk. mereka
juga melakukan metode yang sama untuk memprediksi hasil klinis yang berhasil dan
60% dari subjek memiliki reperfusi klinis yang berhasil. Studi lain oleh Rolf
Schröder, et.al, mereka telah menemukan sejauh mana perubahan elevasi segmen ST
menyampaikan informasi awal yang berguna tentang hasil dalam sebuahpasien
individu setelah infark miokard akut. Dan studi serupa oleh James A de lemos dan
Eugene Braunwald, penilaian perubahan segmen ST bahkan lebih awal dari 3-4 jam
setelah onset terapi fibrinolitik, dapat digunakan untuk stratifikasi risiko.

Gambar 2: Hasil nilai individu yang menunjukkan perbandingan antara nyeri NPRS
sebelum pemberian streptokinase dan 90 menit setelah streptokinase administrasi.

8
Gambar 3: Hasil nilai individu yang menunjukkan perbandingan elevasi segmen ST
antara sebelum pemberian streptokinase dan 90 menit setelah pemberian
streptokinase

Sampel penelitian terdiri dari 75 subjek yang mencakup 59 (78,7%)laki-laki


dan 16 (21,3%) subyek perempuan. Usia rata-rata subjek laki-laki adalah 54 tahun
dan subjek perempuan adalah 56.625 tahun. Sebagian besar adalah adalah laki-laki
(78,7%) dan rata-rata usia lebih tinggi pada perempuan56,625 tahun. Pengamatan
serupa ditemukan oleh aygul N, Ozdenir K et al .pada pasien Turki di Anatolia
tengah, dalam penelitian mereka, persentase pasien wanita meningkat dengan
bertambahnya usia dan 80% dari subjek penelitian adalah laki-laki. Setiap faktor
risiko dipelajari (Diabetes mellitus, hipertensi,merokok, alkohol dan indeks massa
tubuh). Mayoritas subjek penelitian mengkonsumsi makanan campuran 90,67% dan
hanya 9,33% yang vegetarian. Antara subjek penelitian, 44% menderita hipertensi,
41,33% adalah perokok, 37,33% adalah penderita diabetes, 36% pecandu alcohol,dan
20% kelebihan berat badan dan obesitas. Selanjutnya 21,33% subjek penelitian

9
memiliki riwayat keluargaCAD. Hipertensi (44%) dilaporkan tinggi diantara subjek
penelitian, diterkait dengan studi lain tentang hipertensi, mereka juga menjelaskan
hipertensi sangat umum di India. Merokok (41,33%) adalah parameter kedua yang
paling banyak dilaporkan, kemudian penderita diabetes (37,33%), dan pecandu
alkohol (33%). Ini masing-masing faktor risiko dibandingkan dengan perubahan nyeri
koroner dan perubahan segmen ST. Mayoritas subjek penelitian (96%) mengalami
perubahan nyeri ≥50%, setelah diberikan trombolisis dengan streptokinase, sama
seperti, 72% dari subjek penelitian memiliki perubahan segmen ST ≥50% setelah
mendapatkan trombolisis dengan streptokinase. Meskipun hipertensi dilaporkan
sebagai faktor risiko yang umum, hal ini menunjukkan efek paradoks bahwa, subjek
hipertensi menunjukkan perubahan segmen ST yang lebih tinggi dari pada subjek
non-hipertensi, titik ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yun Lin, Weiqi
Pan et al . di Cina, mereka menemukan efek paradoks yang sama dengan hipertensi.
Kondisi yang sama juga terjadi pada penderita diabetes, yaitu penderita diabetes telah
menunjukkan perubahan segmen ST yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan non
diabetes, efek paradoks serupa juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Krinsley JS dan Fischer M. Hasil lain yang kami temukan dari penelitian ini bahwa,
jumlah subjek perempuan 6 (37,5%) dan laki-laki 21 (36%) penderita diabetes
mellitus hampir persentase yang sama, pernyataan ini digabungkan dengan penelitian
tentang diabetes di STEMI, mereka juga mendapatkan hasil yang serupa dengan
peluang STEMI hampir sama baik pada pria maupun wanita. Dalam penelitian ini,
merokok dilaporkan sebagai faktor risiko utama kedua. Para non-perokok telah
ditemukan perubahan rasa nyeri dan perubahan segmen ST dibandingkan pada
perokok, hal ini menjelaskan bahwa merokok dapat menjadi dampak utama pada
STEMI, sebuah penelitian global juga menjelaskan pernyataan serupa bahwa, bukan
perokok lebih menguntungkan daripada perokok yang menggunakan terapi
trombolitik. Demikian juga non alkoholik telah menunjukkan perubahan rasa nyeri
dan perubahan segmen ST dibandingkan pecandu alkohol, konsumsi alkohol dapat
mempengaruhi terapi trombolitik.

10
KESIMPULAN

Kesimpulannya, penelitian kami menunjukkan jumlah laki-laki yang lebih tinggi


dibandingkan dengan wanita, dengan gejala infark miokard akut. Hipertensi dan
merokok merupakan faktor risiko yang paling umum sebesar 44% dan 41 /% dari
pasien masing-masing. Diabetes mellitus sebesar 37% subjek. Ada perubahan nyeri
yang signifikan ( p <0,0001) dengan pemberian streptokinase. Ada perubahan yang
signifikan di elevasi segmen ST ( p <0,0001) setelah pemberian streptokinase.
Mengingat khasiat tinggi, ketersediaan lebih luas, biaya lebih rendah dan lebih sedikit
komplikasi perdarahan, dapat disimpulkan bahwa streptokinase dapat digunakan
sebagai atrombolisis pertama kali di negara india.

PENGAKUAN

Kami menghargai semua pasien yang memberikan persetujuan untuk penelitian ini.

KONFLIK KEPENTINGAN

Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.

11
BAB II
KREDIBILITAS JURNAL

a. Judul: Assess the Clinical Efficacy of Streptokinase in Thrombolysed Patients of


Acute ST Segment Elevation Myocardial Infarction
b. Penulis: N. Swetha Ramya, J. Bhargava Narendra, Veera Raghavulu B, M. Satti
Babu, N. Dharma Teja , K. P. Hema Malini , S.S. Prathap.
c. Waktu Publikasi: 03 juli 2018.
d. Dipublikasi Oleh: Research Gate
e. Abstrak: Dalam jurnal ini abstrak dibuat secara singkat dan jelas dalam bahasa
inggris. Abstrak tersebut dapat memaparkan latar belakang, metode, hasil dan
kesimpulan dengan baik.
f. Desain Penelitian: Penelitian dekriptif prospektif
g. Tempat Penelitian: Rumah Sakit King George, Visakhapatnam
h. Sampel Penelitian: pasien STEMI akut yang dirawat di Rumah Sakit King
George dan mendapatkan pengobatan trombolisis dengan streptokinase.
i. Hasil: Streptokinase terbukti berpengaruh signifikan mengubah rasa nyeri dan
perubahan segmen ST pada subjek dengan elevasi segmen ST akut infark miokard.

j. Diskusi: Pengobatan trombolisis dengan streptokinase dapat menjadi pilihan


utama pada kasus NSTEMI dikarenakan efek yang bagus dalam rasa nyeri dan
segmen ST elevasi pasien serta komplikasi yang rendah.

k. Ucapan Terimakasi: Dalam penelitian ini tidak didapatkan adanya ucapan


terimakasih

l. Daftar Pustaka: Penulisan dilakukan dengan cermat sesuai dengan cara Vancover

12
TELAAH JURNAL METODE PICO-VIA

PICO

1. Population
Studi observasional ini disetujui oleh lembagaan Komite Etika Rumah
Sakit King George memberikan untuk melaksanakan penelitian. Subjek
penelitian terdiri dari pasien yang dirawat di departemen kardiologi selama
periode Februari 2016 hingga Agustus 2016, dan didapatkan sebanyak 75
subjek dengan STEMI akut yang mendapatkan pengobatan trombolisis
dengan streptokinase.
2. Intervention
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sehingga peneliti tidak
melakukan intervensi apapun dalam penelitian ini. Data penelitian diperoleh
secara prospektif bedasarkan hasil persepsi nyeri dari Numerical Pain Rating
Scale dan hasil segmen ST Elevasi dari hasil EKG.
3. Comparison
Hasil dari pemeriksaan sebelum dan 90 menit setelah pemberian
streptokinase.
4. Outcome
Dari 75 pasien yang didapatkan NPRS sebelum pemberian dari
streptokinase (± 8,95) dan 90 menit setelah pemberian streptokinase (± 1,41),
skor rata-rata nyeri berkurang drastis setelah trombolisis dan hasil tersebut
signifikan secara statistik (p <0,0001). Sama dalam perbandingan elevasi
segmen ST antara sebelum pemberian dari streptokinase (4.01mm) dan 90
menit setelah pemberian streptokinase (1.5mm), resolusi segmen ST terlihat
signifikan secara statistik ( p <0,0001). Terapi streptokinase dapat digunakan
pada pasien dengan Infrak Miokard Akut karena merupakan obat yang umum

13
digunakan, obat tunggal, dan dengan lebih sedikit komplikasi perdarahan dan
mengurangi risiko stroke.

VIA

VALIDITAS

Penelitian ini telah disetujui oleh lembagaan Komite Etika departemen


kardiologi, Rumah Sakit King George, Visakhapatnam dengan dilakukan informed
consent. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Kriteria inklusi pada pasien ini adalah semua pasien yang dirawat dengan
STEMI akut dengan pengobatan streptokinase dan menyetujui untuk berpartisipasi
dalam penelitian. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien yang tidak menjalani
trombolisis dengan streptokinase dan yang tidak memberikan persetujuan dalam
penelitian.

IMPORTANCE

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada pasien infrak


miokard akut dengan segmen ST elevasi yang diberikan terapi trombolisis dengan
streptokinase, sehingga hasil dari penelitian ini penting untuk menunjukkan khasiat
streptokinase dan dapat dijadikan pilihan pemberian pada pasien miokard akut
dengan segmen ST elevasi.

APLIKABILITAS

Semakin meningkatnya jumlah kasus penyakit kardiovaskular seperti ACS


klasifikasi NSTEMI, khususnya di Indonesia memungkinkan hasil penelitian ini
dapat menjadi acuan dalam pertimbangan menggunakan terapi streptokinase

14
dikarenakan obat yang paling aman, layak secara ekonomi, sedikitnya komplikasi
STEMI, dan angka kematian.

MENGKAJI ISI JURNAL

Kesesuaian isi dengan judul jurnal

Sesuai

Kelebihan Penelitian

1. Penelitian disajikan dalam bahasa yang mudah untuk dipahami.


2. Penelitian memaparkan metode yang digunakan secara rinci sehingga
meningkatkan validitas penelitian.
3. Tabel yang disajikan cukup jelas dan menggambarkan hasil penelitian secara
lengkap.
4. Penelitian menggunakan banyak refrensi jurnal lainnya sebagai literatur dan
pembanding

Kekurangan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tanpa adanya intervensi


langsung
2. Jumlah sampel penelitian yang sedikit.

15

Anda mungkin juga menyukai