Anda di halaman 1dari 27

TANDA DAN GEJALA PSIKIATRI

3. Mood afek
Fungsional : identik dengan gangguan
4. Proses pikir : bentuk, arus, isi
mental murni
5. Persepsi
(Skizofrenia, skizoafektif, bipolar) 6. Dorongan instingtual
Psikotik 7. Perilaku psikomotor selama wawancara
Non fungsional : identik berhubungan
dengan gangguan organik Kesan Umum : melihat pasien secara keseluruhan
(Dementia, alzeimer, delirium) (penampilan, perilaku & aktivitas psikomotor, sikap thdp pemeriksa)
- Penampilan wajar/tidak (dinilai berdasar keadaan umum
Hendaya berat dalam menilai realita (RTA) pada suatu tempat berdasar tingkat pendidikan, adat istiadat,
(awareness, insight/tilikan, judgement) norma, aturan)
- Roman muka (sedih/bahagia)
Gangguan fungsi mental yang - Kontak verbal (cukup/kurang)
Trias dipresentasikan dalam gejala + dan - - Kontak visual (cukup/kurang)
Psikotik Hendaya fungsi keseharian dan sosial Kesadaran : identik dengan orientasi waktu, tempat orang
(distress : bisa melakukan kegiatan tapi tidak
tuntas - Bila ada yang mengalami kelainan/kegagalan disebut
disability : benar-benar tidak bisa melakukan disorientasi W/T/O
kegiatan) - Bila ada disorientasi, selalu curiga mengarah ke gangguan
mental organik
Tilikan ada 6 : - Kesadaran bisa fluktuatif : naik turun
1. Denial / tidak merasa sakit
2. Ambivalensi Mood afek : mood adalah perasaan yang ada dan menetap dalam diri
3. Menyalahkan faktor lain pasien, afek adalah yang dinilai oleh pemeriksa
4. Tahu sakit dan butuh bantuan, tp tidak tahu penyebabnya Mood dibagi menjadi 3 : diatas normal (marah dan senang), normal,
(sakit tidak berobat) di bawah normal (sedih)
5. Tahu sakit, penyebab, dan cara pengobatannya; tapi tidak tahu Irritable Marah, ada rangsangan
cara aplikasinya Labil Marah, Tidak ada rangsangan
6. Tahu sakit, penyebab, cara pengaplikasian pengobatannya Ekstasia Tk. kesenangan paling tinggi,
Gejala : (+) gejala yang tidak ada pada orang normal tp ada pada Elasi Banyak bicara identik dg. Bipolar
pasien (waham, halusinasi, disorganized) Euphoria Senang ditunjukkan dg tindakan
(-) gejala yang ada pada orang normal tapi tdak ada pada Hipertimik Senang sedikit tanpa tindakan
pasien (afek tumpul, anhedon, avoid, abulia, anenergi) 5A Eutimik Normal
Distimik Sedikit sedih
Status psikiatri : Perasaan jenuh & tidak nyaman
Disforia
1. Kesan umum Identik membentuk koma (alis, mata, bibir)
Depresif
2. Kesadaran
Di luar mood yang ada di atas, ada mood aleksitimia : tidak f. Sirkumstansial : kata-kata muter-muter dulu baru
meningkat/normal/menurun, tidak mampu mengungkapkan emosi menjawab pertanyaan
dan perasaanya - Cluster bunyi
Afek bila diurutkan dari paling bawah : a. Clang association : kalimatnya membentuk rima
- Datar : lebih parah dari afek tumpul, kehilangan kemampuan b. Verbigerasi : kata-katanya diulang
ekspresi c. Preservasi : kalimatnya diulang (spok)
- Tumpul : penurunan intensitias tonus perasan yang d. Neologisme : membuat kata baru
diungkapkan (ada ekspresi sedikit di ujung bibir) - Psikomotor
- Menyempit : ekspresi terbatas, senang sebentar lalu diam lagi a. Blocking : bicara lalu tiba-tiba diam
- Meluas : afek pada rentang normal, ekspresi emosi luas b. Mutism : tidak mau bicara
- Sesuai mood dan afek c. Logore : banyak bicara
Kesesuaian : Isi pikir : apa yang dipikirkan
- Appropriate : mood dan afek selaras - Waham : keyakinan yang salah, diyakini kebenarannya, tidak
- Inappropriate : mood dan afek tidak selaras bisa terpatahkan
- Adequate : appropriate / inappropriate dan yakin seyakinnya - Ide : keyakinan yang salah dan bisa dipatahkan
- Inadequate : tidak yakin pada mood dan afek - Preokupasi : keinginan yang terpusat di dalam kepala tapi
tidak ingin dilakukan
Proses pikir - Obsesi : pikiran berulang yang menetap dan benar-benar
Bentuk pikir : kesimpulan dari arus dan isi pikir diinginkan
- Logis realis : apa yang disampaikan masuk akal dan mungkin Miskin isi pikir : pikiran yang hanya menghasilkan sedikit
terjadi informasi karena ketidakjelasan pengulangan yang kosong, atau
- Logis non realis : masuk akal dan tidak mungkin terjadi frasa yang tidak dikenal
- Non logis non realis : tidak masuk akal dan tidak mungkin
terjadi Persepsi : proses perubahan rangsang yang didapat menjadi
- Autistic : tidak bisa dipahamai (skizofrenia heberfenik) informasi psikologis
Arus pikir : cara pasien mengungkapkan - Halusinasi : tidak ada impuls eksternal yang nyata,
- Cluster berdasar suku kata dan katanya dikhayalkan sebagai hal yang nyata (tidak ada impuls, tapi
a. Irrelevan : apa yang disampaikan tidak nyambung dengan sensoriknya bekerja)
pertanyaan - Ilusi : persepsi yang keliru dari impuls eksternal yang nyata
b. Inkoherensia : kata-katanya tidak membentuk kalimat (ada impuls tapi ditangkapnya salah atau menyimpang)
(spok) - Depersonalisasi : perasaan subyektif dengan gambaran
c. Asosiasi longgar : antar kalimat tidak bisa membentuk seseorang mengalami atau merasa dirinya tidak nyata
paragraph merasa salah terhadap dirinya, dirinya bukanlah dirinya
d. Flight of ideas : paragraph sudah terbentuk tapi (bedanya dengan waham adalah kalo depeersonalisasi
merupakan 2 ide berbeda (pikiran yang sangat cepat, menyebut nama, waham menyebut pekerjaan)
mudah berpindah dari 1 ide ke ide lainnya) - Derealisasi : perasaan subyektif bahwa lingkungannya tidak
e. Tangensial : kata-kata muter-muter tanpa menjawab nyata lingkungan yang dirasa salah
pertanyaan - Pseudohalusinasi : halusinasi yang terbatas pada perasaan
tanpa melibatkan panca indera
Dorongan instingtual : identik dengan keseharian
- Insomnia : gangguan tidur
a. Tidak bisa memulai tidur/early : orang cemas
b. Sulit mempertahankan tidur/middle : campuran cemas
dan depresi
c. Bangun terlalu cepat dan tidak bisa tidur lagi/late :
depresi
d. Campuran : psikotik
- Hipobulia : gangguan merawat diri termasuk sandang,
pangan, papan
- Raptus : dorongan untuk mengungkapkan marahnya

Psikomotor
- Menurun
a. Hipokinesia : aktivitas motoric menurun
b. Stupor katatonik : penurunan aktivitas motorik tanpa
menyadari lingkungan sekitar
c. Katalepsi : tidak bergerak lama
d. Fleksibilitas cerea : mempertahankan posisi yang dibuat
orang lain, seperti lilin
e. Bradikinesia : keterlambatan gerak anggota tubuh
f. Akinesia : gerakan sangat terbatas
g. Katapleksia : tonus otot menghilang mendadak sejenak
- Meningkat
a. Hyperkinesia
b. Gaduh gelisah katatonik
c. Stereotype : gerakan salah satu anggota badan berulang
tanpa tujuan
d. Mannerism : stereotype terarah
e. Kompulsi : dorongan mendesak berulang untuk berbuat
sesuatu
f. Ekopraksia : meniru gerakan seseorang oleh orang lain
secara patologis
g. Otomatisme : tindakan secara otomatis yang
melambangkan aktivitas simbolik bawah sadar
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DAN POLA ASUH
Menurut Eric Erickson ada 8 tahap yang saling berurutan sepanjang - Melakukan sesuatu untuk memastikan generasi penerus di
hidup : masa depan
Tahap 1 : Trust vs Mistrust (0-1 tahun) - Berhasil keterampilan ego yang diperoleh yaitu perhatian
- Bayi berusaha mendapat pengasuhan dan kehangatan - Gagal memiliki pandangan generative yaitu perasaan hidup
- Ibu berhasil anak mampu mempercayai dan tidak berharga dan bosan
mengembangkan asa Tahap 8 : Ego Integrity vs Desire (masa dewasa akhir >60 tahun)
- Tidak terselesaikan kesulitan percaya orang lain - Mengingat masa lalu, melihat makna, ketentraman, integritas
Tahap 2 : Autonomy vs Shame and Doubt (1-3 tahun) - Keberhasilan masa lalu menyenangkan
- Anak belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya - Kegagalan masa lalu muncul rasa putus asa
- Diajarkan untuk mengkontrol keinginannya untuk melatih
otonomi dan menyesuaikan diri dengan aturan sosial Pola asuh dalam perkembangan psikososial :
Tahap 3 : Initiative vs Guilt (3-6 tahun) Pola asuh otoriter
- Anak belajar merencanakan dan melakukan tindakan - Membatasi dan menuntut mengikuti perintah orang tua tanpa
- Berhasil anak memiliki tujuan hidup menjelaskan alasannya
- Gagal anak takut mengambil inisiatif atau keputusan - Sifat anak : cenderung curiga pada orang lain, tidak bahagia
karena takut berbuat salah, rasa percaya diri rendah, tidak dengan dirinya, canggung berhubungan dengan teman
mau mengebangkan harapan sebaya, prestasi belajar rendah
Tahap 4 : Industry vs Inferiority (6-12 tahun) - Agresif, impulsive, pemurung, kurang mampu konsentrasi
- Belajar memperoleh kesenangan dan kepuasan dari Pola asuh demokratis
menyelesaikan tugas - Memperlakukan anak sesuai tingkat perkembangan dan
- Berhasil dapat memecahkan masalah, bangga terhadap mempertimbangkan keinginan anak
diri sendiri, kompetisi - Paling baik
- Gagal tidak dapat menemukan solusi positif, tidak mampu - Anak mengetahui alasan aturan tersebut dan boleh
mencapai yang diraih temannya, merasa inferior mengutarakan perasaannya
Tahap 5 : Identity vs Role Confusion (12-18 tahun) - Sifat anak : mampu bergaul dengan teman sebaya, memiliki
- Perubahan fisik dan jiwa seperti orang dewasa moral standar, kematangan psikologis, rasa harga diri tinggi
- Masa standardisasi diri untuk mencapai identitas seksual, Pola asuh permisif
umur, kegiatan - Anak dituntut sedikit sekali tanggung jawab, tapi memiliki hak
- Peran orang tua sebagai perlindungan dan nilai utama akan yang sama seperti orang dewasa
menurun, teman sebaya yang memiliki peran penting - Anak dibebaskan untuk melakukan apa saja yang diinginkan
Tahap 6 : Intimately vs Isolation (masa muda dewasa 20-30 tahun) sehingga mengharapkan semua keingannya dituruti
- Mempelajari cara berinteraksi secara lebih mendalam - Acceptance orang tua tinggi namun kontrolnya rendah
- Berhasil keterampilan ego yang diperoleh yaitu cinta - Sifat anak : kurang percaya diri, pengendalian diri buruk, rasa
- Gagal tidak mampu membentuk ikatan sosial yang kuat harga diri rendah
Tahap 7 : Generativity vs Stagnation (masa dewasa menengah 45-50
tahun)
- Memberikan balasan kepada dunia
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Tujuan : a. Avoidan : menghindari kegiatan yang melibatkan kontak
- Mencakup informasi yang komprehensif sehingga dapat interpersonal, takut ditolak pada situasi sosial
membantu dalam pencapaian terapi dan meramalkan b. Dependen : susah membuat keputusan tanpa saran orang
outcome atau prognosis lain, kesulitan mengekspresikan
- Format yang “mudah” dan “sistematis” sehingga membantu c. Obsesif kompulsif : detail, tertata, rapih, perfeksionis
dalam :
a. Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis Mekanisme Pertahanan Ego
b. Menangkap kompleksitas situasi klinis - Mature
c. Menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis a. Altruism : mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan
klinis somatic orang lain tanpa merugikan diri sendiri
- Memacu penggunaan model biopsikososial b. Antisipasi : mampu menghadapi kecemasan dengan
membuat rencana yang positif
Aksis I : Gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus c. Asceticism : mampu mengendalikan diri bila mendapat
perhatian klinis musibah atau kegembiraan
Aksis II : Gangguan kepribadian dan retardasi mental d. Humor : bentuk pengalihan yang mengalihkan perhatian
Aksis III : Kondisi medis umum dan penggunaan NAPZA dari masalah afektif (membuat humor agar orang lain
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan tertawa tanpa menyinggung dan menyakiti hati orang lain)
Aksis V : Penilaian fungsi secara global e. Sublimasi : nafsu yang tidak terpenuhi disalutkan pada
kegiatan lain yang diterima oleh masyarakat (olahraga,
Ciri Kepribadian pendidikan, kesenian)
- Cluster A (mad) f. Supresi : melupakan kekecewaan atau kegagalan yang
a. Paranoid : curiga dan tidak mudah percaya pada orang dihadapi dengan penuh kesadaran (menerima realita dan
lain, ketakutan tidak berdasar ikhlas)
b. Schizoid : suka menyendiri, tidak merasa senang g. Kompensasi : menutupi kelemahan dengan menonjolkan
beraktivitas, sikap dingiin atau afek datar sifat yang baik
c. Skizotipal : waham, berpikir magis, pemikiran dan bicara - Immature :
aneh a. Acting out : mengurangi kecemasan yang dibangkitkan
- Cluster B (bad) oleh berbagai keinginan terlarang dengan membiarkan
a. Anti sosial : gagal atau tidak mampu bergaul dengan ekspresinya dan melakukannya (membanting piring,
sekitar, mudah marah, agresif membanting pintu, dll)
b. BPD : gangguan identitas, perilaku membahayakan diri, b. Blocking : emosinya dihadang (berdiam diri atau
mood tidak stabil, usaha menghindari kenyataan mematung)
c. Histrionik : senang menjadi pusat perhatian, penampilan c. Hipokondriasis : mengalihkan pada keluhan fisik
mudah berubah, ekspresi berlebih, mendramatisasi diri d. Introyeksi : menyalahkan diri sendiri
d. Narsistik : merasa dirinya “special”, butuh pujian berlebih, e. Pasif agresif : melakukan permusuhan diam-diam atau
empati rendah, arogan menyerang secara pasif
- Cluster C (sad)
f. Regresi : sikapnya tidak sesuai dengan keadaan sekarang k. Rasionalisasi : membuat lebih masuk akal dan dapat
dengan kembali seperti pada fase anak-anak diterima
(mengompol, menghisap jari, berbicara seperti bayi) l. Reaksi formasi : bertahan dengan mengganti impuls yang
g. Fantasi : memuaskan keinginan dalam bentuk imajinasi menimbulkan kecemasan
h. Somatisasi : mengalihkan situasi pada keluhan fisik m. Seksualisasi : obyek atau fungsi ditempel dengan
i. Identifikasi : menyamakan dirinya dengan orang atau hal kepentingan seksual yang tidak dimiliki sebelumnya
yang dikagumi n. Pelepasan : meniadakan pikiran / kecenderungan /
j. Proyeksi : menyalahkan hal atau orang lain tindakan yang disetujui (e.g. suami berselingkung
- Narsistik : membeli banyak hadiah untuk istrinya)
a. Denial : menolak atau tidak mau menerima kenyataan
yang dihadapi Global Assessment of Functioning (GAF) Scale
b. Distorsi : realitas dikaburkan untuk memenuhi keinginan - 100-91 : gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada
internal sehingga timbul waham / halusinasi / ilusi masalah yang tak tertanggulangi
c. Idealisasi primitive : objek eksternal memilki kekuatan - 90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih
besar dari masalah harian yang biasa
d. Identifikasi proyektif : aspek yang tidak diinginkan dari diri - 80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
sendiri diendapkan pada orang lain dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll
e. Pembelaan : objek eksternal dapat menjadi “baik” atau - 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
“jahat” dalam fungsi, secara umum masih baik
- Neurotic : - 60-51 : gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
a. Controlling : tingkah laku suka mengawasi atau - 50-41 : gejala berat (serious), disabilitas berat
mengkontrol orang lain dan lingkungan untuk - 40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
kepentingan diri sendiri dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
b. Penyekatan emosional : mengurangi keterlibatan - 30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,
emosional dalam berbagai macam bentuk tidak mampu berfungsi hampir semua bidang
c. Isolasi : mengasingkan diri - 20-11 : bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat
d. Intelektualisasi : proses intelektual berlebihan berat dalam komunikasi dan mengurus diri
e. Disosiasi : modifikasi sementara yang drastic - 10-01 : seperti di atas persisten dan lebih serius
f. Displacement : memindahkan obyek emosi pada orang - 0 : informasi tidak adekuat
lain (e.g. anak dimarahi ibunya lalu memukul adiknya)
g. Represi : penekanan ke alam tak sadar karena Axis I : Diagnosis psikiatri (F . . .)
mengancam keamanan ego (e.g. melupakan kejadian
traumatis) Axis II : Ciri Kepribadian dan MPE
h. Simpatisme : berusaha mendaat simpati dengan Axis III : Penyakit fisik dan penggunaan napza
menceritakan kesusahannya Axis IV : Stressor
i. Eksternalisasi : merasakan kepribadian sendiri pada
Axis V : GAF saat ini dan GAF 1 tahun terakhir
dunia luar
j. Inhibisi : pembatasan atau penolakan fungsi ego
GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan - Tidak ada serangan apoplektik mendadak, atau gejala
penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis neurologic kerusakan otak fokal seperti hemiparesis,
tersendiri. hilangnya daya sendorik, defek lapang pandang mata,
Gambaran utama : inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu
- Gangguan fungsi kognitif : daya ingat (memory), daya pikir
(intellect), daya belajar (learning) Demensia pada penyakit Alzheimer onset dini
- Gangguan sensorium : gangguan kesadaran (consciousness), - Demensia yang onsetnya sebelum usia 65 tahun
gangguan perhatian (attention) - Perkembangan gejala cepat dan progresif
- Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang : - Riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer (faktor yang
persepsi (halusinasi), isi pikiran (Waham/delusi), suasana menyokong tp tidak harus dipenuhi)
perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)
Gangguan mental organik : Demensia pada penyakit Alzheimer onset lambat : sama seperti di
a. Demensia : pada penyakit Alzheimer, vascular, pada peyakit atas, namun onset sesudah usia 65 tahun dan perjalanan penyakit
lain, YTT lambat disertai gangguan daya ingat
b. Sindrom amnesik
c. Delirium : tidak bertumpang tindih dengan demensia, Demensia pd penyakit Alzheimer tipe tak khas atau tipe campuran :
bertumpang tindih dengan demensia tidak cocok untuk F00.0 atau F0.1, tipe campuran adalah dementia
Alzheimer + vaskuler
Demensia : sindrom akibat penyakit otak yang bersifat progresif,
terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel, termasuk Demensia pada penyakit Alzheimer ytt
didalamnya daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai, diawali kemerosotan Demensia Vascular
pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup - Gejala demensia
Pedoman diagnostik : - Hendaya fungsi kognitif tidak merata, daya tilik diri (insight)
- Penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir hingga dan daya nilai (judgement) yang relative baik
mengganggu kegiatan harian seseorang (e.g. mandi, - Onset mendadak atau deteriorasi yang bertahap disertai
berpakaian, makan, kebersihan diri, bab, bak) gejala neurologis fokal. Pada beberapa kasus, penetapan
- Tidak ada gangguan kesadaran hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan ct-scan atau
- Paling sedikit selama 6 bulan pemeriksaan neuropatologis

Demensia Pada Penyakit Alzheimer Demensia vascular onset akut : terjadi secara cepat setelah
- Gejala demensia serangkaian stroke akibat thrombosis serebrovaskuler, embolisme,
- Onset bertahap (insidious) dengan deteriorasi lambat perdarahan, satu infark besar
- Tidak ada bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus,
yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan Demensia multi-infark : onset lambat, setelah serangkaian episode
oleh penyakit otak atau sistemik lain yang menyebabkan iskemik minor yang menimbulkan akumulasi infark pada parenkim
demensia (e.g. hipotiroidisme, hiperkalsemia, def. vit B12) otak
Demensia vascular subkortikal : focus kerusakan akibat iskemia Sindrom amnesik organik, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
pada substansia alba di hemisferi serebral, korteks serebri tetap lainnya
baik - Hendaya daya ingat (berkurangnya daya ingat jangka pendek),
amnesia antegrade dan retrograde, menurunnya kemampuan
Demensia vascular campuran kortikal dan subkortikal : dilihat dari untuk mengingat dan mengungkapkan pengalaman telah lalu
klinis, hasil autopsi, atau keduanya dalam urutan terbalik menurut kejadiannya
- Riwayat atau bukti nyata cedera atau penyakit pada otak
Demensia Pada Penyakit Lain - Tidak berkurangnya daya ingat segera, tidak ada gangguan
Demensia pada penyakit Pick perhatian dan kesadaran, tidak ada hendaya intelektual
- Gejala demensia progresif secara umum
- Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus
frontalis yang menonjol disertai euphoria, emosi tumpul, Delirium, bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
perilaku sosial yang kasar, disinhibisi dan apatis atau gelisah - Gangguan kesadaran dan perhatian
a. Taraf kesadaran berkabut hingga koma
Demensia pada penyakit Creutzfedlt-Jakob b. Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan,
- Demensia progresif yang merusak memusatkan, mempertahankan, mengalihkan perhatian
- Penyakit pyramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus - Gangguan kognitif secara umum
- Elektroensefalogram yang khas (trifasik) a. Distorsi persepsi, ilusi, halusinasi (seringkali visual)
b. Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau
Demensia pada penyakit Huntington tanpa waham yang bersifat sementara
- Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform, demensia, c. Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun
riwayat keluarga dengan penyakit Huntington daya ingat jangka panjang relative masih utuh
- Gerakan koreiform involunter, terutama pada wajah, tangan, d. Disorientasi W/T/O
bahun, cara berjalan khas - Gangguan psikomotor
- Gejala demensia ditandai gangguan fungsi lobus frontalis a. Hipo atau hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas yang
pada tahap dini dengan daya ingat relative masih terpelihara tidak terduga
sampai saat selanjutnya b. Waktu bereaksi lebih panjang
c. Arus pembicaraan bertambah atau berkurang
Demensia pada penyakit Parkinson : demensia yang berkembang d. Reaksi terperanjat meningkat
pada orang dengan penyakit Parkinson yang sudah parah - Gangguan siklus tidur-bangun
a. Insomnia atau tidak tidur sama sekali atau terbaliknya
Demensia pada penyakit HIV : demensia yang berkembang pada siklus tidur bangun (tidur di siang hari, terjaga di malam
seseorang dengan penyakit HIV hari)
b. Gejala memburuk di malam hari
Demensia pada penyakit lain YDT YDK : demensia sebagai manifestasi c. Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk yang dapat
atau konsekuensi beberapa macam kondisi somatic dan serebral berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur
lainnya - Gangguan emosional : depresi, ansietas atau takut, lekas
marah, euphoria, apatis, rasa kehilangan akal
- Onset cepat, perjalanan penyakit hilang timbul sepanjang hari e. Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dengan nyata,
berlangsung <6 bulan dengan gambaran berputar-putar, banyak bicara, dan
hipergrafia
Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia : delirium yang f. Perilaku seksual yang berubah
tidak bertumpang tindih dengan demensia yang sudah ada
sebelumnya
DEMENSIA DELIRIUM
Delirium, bertumpang tindih dengan demensia : kondisi yang ONSET Lambat (≥6 bulan) Cepat (<6 bulan)
memenuhi kriteria delirium tetapi terjadi saat sudah ada demensia DURASI Bulan s.d tahun Jam s.d minggu
ATENSI Dipertahankan/persisten Fluktuatif
Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan DAYA INGAT Kelemahan daya ingat Kelemahan daya ingat
penyakit fisik jangka pendek semua
- Ada penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit PEMBICARAAN Sulit menemukan kata2 Inkoheren
fisik sistemik yang berhubungan dengan salah satu sindrom
SIKLUS TIDUR Tidur terpecah Sering ada gangguan
mental
PIKIRAN Miskin Disorganisasi
- Ada hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang
KESADARAN Tidak berubah Menurun
mendasari dengan timbulnya sindrom mental
- Kesembuhan dari ganguan mental setelah perbaikan atau KEWASPADAAN Normal Hipervigilensi/menurun
dihilangkannya penyebab yang mendasari DISARTRIA - Cepat
- Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternative HALUSINASI VISUAL - Ada
dari sindrom mental TREMOR - Ada
EEG Perubahan ringan Abnormalitas yang
Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan, dan menonjol sehingga
disfungsi otak muncul hiperaktivitas
- Riwayat yang jelas atau hasil pemeriksaan yang mantap fokal
menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, atau disfungsi
PENUNJANG MMSE CAM
otak
- Disertai dua atau lebih gambaran berikut
a. Penurunan konsisten dalam kemampuan untuk MMSE cut off <24 maka abnormal
mempertahankan aktivitas yang bertujuan a. Mild : 20-25
b. Perubahan perilaku emosional, ditandai labilitas b. Moderate : 10-20
emosional, kegembiraan dangkal dan tak beralasan, c. Severe : 0-10
Skor MMSE : Range <21 ( odds dementia), >25 ( odds dementia)
mudah berubah menjadi iritabilitas atau cetusan amarah
Education 21 (abnormal for 8th grade), <23 (abnormal for
dan agresi sejenak
high school), <24 (abnormal for collage)
c. Pengungkapan kebutuhan dan keinginan tanpa Severity 24-30 (no cognitive impairment), 18-23 (mild
mempertimbangkan konsekuensi atau kelaziman sosial cognitive impairment), 0-17 (severe cognitive impairment)
d. Gangguan proses pikir, dalam bentuk curiga atau pikiran
paranoid, dan/atau preokupasi berlebihan pada satu tema
yang biasanya abstrak
GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT
Narkotika Zat adiktif
- Golongan I: hanya dipergunakan untuk kepentingan - Alkohol: menurut peraturan di Indonesia, golongan alkohol
pengetahuan karena berpotensi tinggi menyebabkan ada 3:
ketergantungan. Contohnya: Heroin (depresan), kokain A: kadar alkohol 1-5%, contohnya bir
(stimulan), dan cannabis/ganja. B: kadar alkohol 5-20%, contohnya wine dan martini
- Golongan II: dapat digunakan untuk terapi dan untuk C: kadar alkohol 20-55%, contohnya whiskey, brandy, dan
pengetahuan, namun tetap memiliki potensi tinggi tequila.
menyebabkan ketergantungan. Contohnya: Morphine - Kafein, pada kopi dan minuman berenergi (kratingdaeng,
(analgetik untuk pasien pasca-op) dan pethidine (analgetik). redbull)
- Golongan III: dapat digunakan untuk pengobatan dan - Nikotin
pengetahuan, berpotensi rendah menyebabkan - Inhalant, seperti toluena, bensin, dan gas nitro oksida.
ketergantungan. Contohnya: kodein (obat batuk).
Istilah-istilah pada penyalahgunaan obat :
Psikotropika - Dependensi (ketergantungan) : pemakaian obat atau zat
a. Golongan I: tidak digunakan untuk pengobatan, hanya untuk secara berulang, baik dengan atau tanpa ketergantungan fisik
ilmu pengetahuan karena berpotensi tinggi menyebabkan (physical dependence)
ketergantungan dan menyebabkan halusinasi (halusinogen). - Penyalahgunaan (abuse) : penggunaan obat secara mandiri,
Contohnya: mescaline, psilobycin pada jamur tahi sapi, LSD tanpa resep dokter, yang menyimpang dari aturan sosial dan
(lysergic acid diethylamide), dan MDMA/ecstasy (4-methylen medis yang berlaku
dioxyamphetamine). - Salah pemakaian (misuse) : penggunaan obat yang tidak
b. Golongan II: dapat digunakan untuk terapi, berpotensi tinggi sesuai resep dokter. misalnya harusnya minum 2 kali sehari,
menyebabkan ketergantungan, merupakan stimulant. malah diminum 4 kali sehari
Contohnya: amphetamine, methamphetamine, phencyclidine, - Adiksi (kecanduan) : penggunaan obat/zat secara kompulsif
secobarbital, dan methylphenidate (untuk ADHD). (berulang) dan dosisnya semakin meningkat
c. Golongan III: digunakan untuk terapi, bersifat sedatif- - Intoksikasi : karena penggunaan dengan dosis berlebihan
hipnotik. Contohnya: amobarbital, flunitrazepam, menimbulkan sindrom reversible yang mempengaruhi satu
buprenorphine, glutetimid, pentazosin. atau lebih fungsi mental (memori, orientasi, mood, penilaian,
d. Golongan IV: digunakan untuk terapi, bersifat anxiolytic perilaku, sosial, pekerjaan)
(menghilangkan rasa cemas). Contohnya: diazepam (juga - Gejala putus obat (sakaw) : sindrom spesifik obat yang terjadi
bisa untuk anastesi), nitrazepam, phenobarbital, alprazolam. karena dosis obat diturunkan/dihentikan secara tiba-tiba
e. Golongan V: digunakan untuk terapi dengan efek antipsikotik, setelah digunakan secara teratur dalam jangka waktu cukup
antidepresan, antimania, dan neurotropic/neurotonic lama
(meningkatkan kerja nerve). Contohnya : Antipsikotik - Toleransi : peningkatan dosis obat agar dapat menimbulkan
(haloperidol, risperidon), Antidepresan (amytriptilin, efek yang sama
sertraline), Antimania (Lithium), Neurotonic (piracetam)
Jika pasien harus pakai obat-obatan ini, harus di KIE bahwa Tingkat pengguna NAPZA :
obat ini diperlukan, dan tidak menyebabkan ketergantungan. - I : Pengguna coba-coba
- II : Pengguna karena budaya sosial atau untuk rekreasi atau Gangguan psikotik (F1X.5)
hiburan - Terjadi selama atau segera setelah penggunaan zat (dalam
- III : Situasional (misalnya pada nightclub) 48 jam) dan bukan merupakan manifestasi keadaan putus zat
- IV : Abuse (penyalahgunaan sendiri tanpa ada pengaruh dari - Gangguan psikotik pada penggunaan obat stimulant (kokain
luar) dan amfetamin), distorsi persepsi atau halusinasi pada
- V : Ketergantungan/toleransi dan putus obat penggunaan halusinogenika primer (lisergide, meskalin,
kanabis dosis tinggi)
Intoksikasi akut (F1X.0)
- Kondisi peralihan akibat penggunaan alkohol atau zat Sindrom amnesik (F1X.6)
psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi - Syarat utama :
kognitif, persepsi, afek atau perilaku a. Gangguan daya ingat jangka pendek (recent memories :
- Berhubungan dg tingkat dosis yang digunakan, individu dalam mempelajari hal baru), gangguan sensasi waktu
dengan kondisi organik yang mendasari yang dalam dosis (time sense : menyusun kembali urutan kronologis
kecil dapat menyebabkan efek intoksikasi meninjau kejadian yang berulang menjadi satu peristiwa)
b. Tidak ada gangguan daya ingat segera, tidak ada
Penggunaan yang merugikan (F1X.1) gangguan kesadaran, tidak ada gangguan kognitif
- Penggunaan zat psikoaktif merugikan kesehatan (fisik dan c. Riwayat atau bukti objektif penggunaan alkohol atau zat
mental) yang kronis
- Dikecam oleh pihak lain dan disertai konsekuensi sosial
Gangguan psikotik residual atau onset lambat (F1X.7)
Sindrom ketergantungan (F1X.2) - Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian, perilaku yang
- 3 atau lebih gejala dalam masa 1 tahun sebelumnya : disebabkan alkohol atau zat psikoaktif yang terjadi
a. Keinginan kuat atau dorongan memaksa untuk memakai melampaui jangka waktu khasiatnya
zat psikoaktif
b. Kesulitan mengendalikan perilaku menggunakan zat
c. Keadaan putus zat secara fisiologis
d. Terbukti adanya toleransi
e. Mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain
f. Tetap menggunakan zat meski tahu bahwa merugikan

Keadaan putus zat (F1X.3)


- Gejala fisik bervariasi sesuai zat yang digunakan

Keadaan putus zat dengan delirium (F1X.4)


- Termasuk delirium tremens (akibat putus alkohol) berupa
keadaan gaduh gelisah yang dapat membahayakan diri
- Gejala prodromal khas : insomnia, gemetar, ketakutan
- Trias klasik gejala : kesadaran berkabut dan kebingungan;
halusinasi dan ilusi salah satu panca indera; tremor berat
SKIZOFRENIA
Gangguan psikotik 3. Halusinasi auditorik
- Hendaya berat dalam menilai realita (RTA terganggu) 4. Waham-waham menetap jenis lainnya
- Ketidakmampuan dalam fungsi mental (status psikiari) : b. Atau paling sedikit gejala
disorientasi, waham, depresi, halusinasi, dll 1. Halusinasi yang menetap pada panca indera apa saja
- Tidak mampu dalam kehidupan sehari-hari (ADL terganggu) : (visual, olfaktori, gustatori, auditori, taktil)
cara bertanya mulai dari menanyakan pekerjaannya apa 2. Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan
- Waktu <2 minggu inkoherensi
- Bila waktu >2 minggu dan <1 bulan namanya psikotik lir 3. Perilaku katatonik : gaduh, gelisah, fleksibilitas cerea,
skizofrenia akut (dengan semua gejala diatas juga muncul) negativism, stupor
4. Gejala-gejala negatif : apatis, jarang bicara,
Jenis-jenis gangguan jiwa afek/emosi tumpul
- Psikotik c. Gejala berlangsung ≥ 1 bulan
a. Organik : d. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
1. Akut : delirium, gangguan mental dan perilaku akibat bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek
zat perilaku pribadi dengan manifestasi sebagai hilangnya
2. Kronik : dementia minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap
b. Non organik : skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial
waham menetap, psikotik akut, skizoafektif, gangguan - Macam-macam skizofrenia
mood a. Skizofrenia paranoid : waham kejar, waham curiga
- Non psikotik/nerosa b. Skizofrenia hebefrenik : waham bizarre, giggling (kalo di
ajak bicara ketawa sendiri)
Skizofrenia (F20) : gangguan psikotik fungsional dengan terpecahnya c. Skizofrenia katatonik : psikomotor
unsur-unsur kepribadian (mood/afek, proses pikir, kemauan, d. Skizofrenia simplek : dorongan instingtual
psikomotor) e. Skizofrenia residual : ada gejala sisa dari skizofrenia yang
- Pedoman diagnostic pertama (skizofrenia pernah terapi tapi tidak sembuh
a. Minimal satu gejala berikut sempurna)
1. Thought echo (isi pikir tentang dirinya sendiri f. Skizofrenia tak terinci
berulang-ulang), thought insertion or withdrawal (isi - Kepribadian prepsikotik : asien skizofrenia ditandai dengan
pikir dari luar masuk ke dalam), thought broadcasting penarikan diri, terlalu kaku secara sosial, sangat pemalu,
(isi pikir tersiar ke luar) sering mengalami kesulitan di sekolah meski IQ normal
2. Delusion of control (waham dirinya dikendalikan
kekuatan dari luar), delusion of influence (waham Skizofrenia Paranoid (F20.0)
dirinya dipengaruhi kekuatan dari luar), delusion of - Halusinasi/waham harus menonjol
passivity (waham dirinya tidak berdaya dan pasrah a. Halusinasi auditorik
thdp kekuatan dari luar), delusion of perception b. Halusinasi pembauan
(waham inderawi yang tidak wajar mistik atau c. Waham kejar, waham curiga, delusion of control, delusion
mukjizat) of influence, delusion of passivity
Skizofrenia hebefrenik (F20.1)
- Usia remaja atau dewasa muda (onset mulai 15-25 tahun) Skizofrenia simpleks (F20.6)
- Perlu pengamatan kontinyu 2-3 bulan untuk melihat - Gejala negatif tanpa didahului riwayat halusinasi, waham atau
gambaran khas : manifestasi lain dari episode psikotik
a. Perilaku tidak bertanggung jawab dan tidak dapat - Disertai perubahan perilaku bermakna
diramalkan; pemalu dan senang menyendiri (solitary)
b. Afek dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), Gangguan skizotipal (F21) : tidak dianjurkan digunakan secara umum
disertai cekikikan (giggling), perasaan puas diri (self- (daerah abu-abu skizofrenia simplek atau dengan gangguan
satisfied), tertawa menyeringai (grimaces) kepribadian schizoid atau paranoid) gangguan yang tidak sengaja
c. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan ada/ditemukan
tak menentu (rambling) serta inkoheren - 3 atau 4 gejala terus menerus atau episodik paling sedikit 2
th :
Skizofrenia katatonik (F20.2) a. Afek menyempit
- Satu atau lebih perilaku ini harus mendominasi : b. Perilaku / penampilan aneh
a. Stupor atau mutism c. Hubungan sosial buruk (menarik diri)
b. Gaduh gelisah d. Kepercayaan / pikiran magic
c. Menampilkan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau e. Curiga / ide-ide paranoid
aneh f. Pikiran obsesif
d. Negativism g. Adanya persepsi yang aneh
e. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk
melawan upaya menggerakkan dirinya) Gangguan waham menetap (F22) : gangguan yang mempunyai isi
f. Fleksibilitas cerea pikir yang tidak dapat dipatahkan / digoyahkan serta bersifat
g. Command automatism dan pengulangan kata-kalimat sistematis
- Waham merupakan satu-satunya ciri khas setidaknya
Skizofrenia Tak Terinci (F20.3) selama 3 bulan
- Tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid, - Gejala depresif muungkin terjadi
hebefrenik, katatonik - Tidak boleh ada penyakit otak, halusinasi auditorik, riwayat
- Tidak memenuhi kriteria skizofrenia residual atau depresi gejala skizofrenia
pasca skizofrenia
Gangguan psikotik akut dan sementara (F23)
Skizofrenia residual (F20.5) - Ciri-ciri utama
- Harus dipenuhi semua : a. Onset waktu (2 minggu/kurang)
a. Gejala negatif menonjol b. Sindrom yang khas polimorfik atau schizophrenia-like
b. Riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau c. Stress akut atau kesulitas berkepanjangan
yang memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan berlangsung
c. Sudah 1 tahun dengan intensitas dan frekuensi nyata - Tidak ada gangguan yg memenuhi kelompok gangguan mood
seperti waham dan halusinasi sudah berkurang - Tidak ada penyebab organik axis 3
d. Tidak ada demensia, GMO, depresi yang menyebabkan
gejala negatif Gangguan psikotik polimorfik akut (tanpa/dengan) gejala skizofrenia
- Halusinasi atau waham yang berubah jenis dan intensitasinya - Waham bizzare : keyakinan yang keliru, mustahil, aneh
dari hari ke hari atau dalam hari yang sama - e.g. mahluk luar angkasa menanamkan elektroda di otak
- Memenuhi atau tidak memenuhi gejala skizofrenia manusia
- Waham sistematik : keyakinan yang keliru atau keyakinan
Gangguan psikotik lir skizofrenia (schizophrenia-like) akut (F23.2) yang tergabung dalam satu tema/kejadian
- Memenuhi gejala skizofrenia - Waham nihilistic : perasaan yang keliru bahwa dirinya dan
- Onset 2 minggu atau kurang lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju kiamat
- Waham cemburu : keyakinan yang keliru yang berasal dari
Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham (F23.3) cemburu patologis tentang pasangan yang tidak setia
- Waham atau halusinasi sebagian besar ada sejak muncul - Waham paranoid :
gejala psikotik a. Waham kebesaran : keyakinan/kepercayaan dirinya
- Tidak memenuhi kriteria skizofrenia atau polimorfik akut orang yang berkuasa/sangat kuat
e.g. pasien merasa dirinya adalah jelmaan nabi
Gangguan waham induksi (F24) b. Waham kejar/persekutorik : keyakinan bahwa dirinya
- Terjadi minimal 2 orang atau lebih dan mempunyai hubungan adalah korban dari usaha untuk
emosional yang erat melukainya/mendorong agar ia gagal
- Ada bukti bahwa waham tersebut diinduksi folie a deux e.g. pasien meyakini anaknya berusaha membunuhnya
untuk mendapat warina
Gangguan skizoafektif (skizofrenia + gangguan afektif) (F25) c. Waham rujukan : kepercayaan bahwa tingkah laku
- Gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif (manik, orang lain akan memfitnah atau menjahati dirinya
depresi, campuran) dan skizofrenia yang sama menonjol d. Waham dikendalikan : keyakinan bahwa keinginan,
secara bersamaan ada dalam episode yang sama (mood/afek, pikiran, atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan
proses pikir, kemauan, psikomotor) dari luar. Termasuk di dalamnya thought of
- Ada 3 tipe : withdrawal, thought of insertion, thought of
a. Skizoafektif tipe manik 4 gejala naik broadcasting, thought of control
b. Skizoafektif tipe depresi 4 gejala turun
c. Skizoafektif tipe campuran dilihat dari waktunya
GANGGUAN SUASANA PERASAAN
Unipolar : - Derajat lebih ringan dari manik
- Episode mania : hipomanik, manik tanpa gejala psikotik, - Tidak ada halusinasi; peningkatan mood, energi, aktivitas
manik dengan gejala psikotik ringan, seksual; pengurangan kebutuhan tidur
- Episode depresi : - Tidak menimbulkan kekacauan berat dalam pekerjaan dan
a. Episode depresi ringan : dengan dan tanpa gejala somatik pergaulan sosial
b. Episode depresi sedang : dengan dan tanpa gejala
somatik Episode depresi (F32) : sekurang-kurangnya 2 minggu atau kadang-
c. Episode depresi berat : dengan dan tanpa gejala psikotik kadang periode lebih pendek dg. gejala luar biasa berat
Bipolar : - Gejala utama : afek depresi, anhedonia (kehilangan minat dan
- Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik kegembiraan), anenergi (berkurangnya energy, mudah lelah,
- Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala hipoaktivitas)
psikotik - Gejala tambahan :
- Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
psikotik b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi ringan/sedang c. Gagasan tentang bersalah dan tidak berguna
(dengan atau tanpa gejala somatik) d. Pandangan masa depan suram dan pesimistis
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat tanpa e. Pikiran atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
gejala psikotik diri
- Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan f. Tidur terganggu
gejala psikotik g. Nafsu makan terganggu
- Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
Gejala tambahan menghapalnya : konsentrasi dan perhatian
Episode mania
berkurang, sehingga menyebabkan harga diri dan kepercayaan diri
- Sekurang-kurangnya 1 minggu
berkurang, sehingga merasa bersalah dan tidak berguna, muncul
- Batasan : suasana perasaan meningkat dan disertai
peningkatan dalam aktivitas, percepatan dan kebanyakan pandangan madesu dan pesimistis, akhirnya muncul pikiran atau
bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide kebesaran, terlalu tindakan membahayakan diri atau bunuh diri, kalau mau bunuh diri
optimistik paling mudah dengan tidak tidur dan tidak makan
Biasanya pasien banyak bicara, saking banyaknya bicara
sampai mengganggu lingkungan
- Satu episode manik tunggal - Depresi ringan : 2 gejala utama + 2 gejala lainnya
- Bila ada episode sebelum atau sesudah berupa depresi, Depresi sedang : 2 gejala utama + 3-4 gejala lainnya
manik, atau hipomanik gangguan afektif bipolar Depresi berat : 3 gejala utama + 4/lebih gejala lainnya

Hipomanik (F30.0) Gangguan afektif bipolar (F31)


- Sekurang-kurangnya erjadi beberapa hari berturut-turut (4 - Bersifat episodik berulang (sekurang-kurangnya 2 episode)
hari)
- Peningkatan afek disertai penambahan energi/aktivitas
(mania/hipomania) dan pada waktu tertentu penurunan afek
disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi)
- Adanya penyembuhan sempurna antar episode
- Episode mania mulai 2 minggu sampai 4-5 bulan
- Episode depresi berlangsung sekitar 6 bulan namun jarang
melebihi 1 tahun
- Klasifikasi bipolar menurut DSM V :
a. Bipolar I disorder : mania/episode campuran ± depresi
b. Bipolar II disorder : hipomania + depresi
c. Cyclothymic disorder : hipomania + depresi ringan
d. Substance/medication induced bipolar : mania/ episode
campuran ± depresi + selama/segera setelah
penggunaan zat/ obat
e. Bipolar due to another medical condition : mania/
hipomania karena kondisi medis (misalnya adalah
hipertiroidisme)
f. Other specified bipolar : belum ditemukan bipolar dengan
kriteria yang spesifik (misalnya adalah siklotimia durasi
pendek)
g. Unspecified bipolar : kriteria tidak terpenuhi/ kurang
informasi (misalnya saat di Emergency room)

Gangguan suasana perasaan menetap


- Siklotimia
a. Ketidakstabilan menetap (depresi ringan dan hipomania)
sangat lama
b. Tidak memenuhi kriteria gangguan mood unipolar
- Distimia
a. Afek depresi sangat lama dan jarang sekali parah
b. Mulai usia dini dan dari masa dewasa
Dievaluasi selama 2 tahun. Mirip skizotipal. Misalnya ada suatu
keadaan yang membuat tidak nyaman, tapi dipaksakan karena satu
dan lain hal dan membuat dia menahan diri terlalu lama (beberapa
tahun)
GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan cemas adalah gangguan mental yang paling sering terjadi d. Berdiri di barisan atau berada di tengah keramaian
dibandingkan seluruh gangguan mental yang ada. Prevalensi dalam e. Berada di luar rumah sendiri
praktek rawat jalan psikiatri umum sebesar 40%. Dalam mahasiswa
kedokteran sebesar 50%. Wanita memiliki risiko dua kali lipat Social Phobia (F40.1)
dibandingkan pria, sehingga wanita lebih banyak yang mengalami - Social anxiety disorder (SAD), takut berada di lingkungan atau
cemas dibandingkan pria situasi sosial
Cemas dan gangguan cemas adalah suatu kondisi yang berbeda. - Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala
Dimana cemas merupakan suatu kondisi biasa yang terjadi. menonjol, anxietas mendominasi atau terbatas pada situasi
Sedangkan gangguan cemas itu sudah mulai menganggu sehingga sosial tertentu, gejala psikologi/perilaku/otonomik yang
kita berantisipasi timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya
4 gejala tersering dari gangguan kecemasan : - Kecemasan pada penilaian orang lain terhadap dirinya (tidak
- Jantung berdebar kencang, tidak teratur dan merasa tidak berani tampil di dpn umum)
tenang cek ke dokter kok saya sperti sakit jantung
khawatir Specific Phobia (F40.2)
- Nyeri/tegang/sakit otot paseien datang dengan - Hanya satu saja yang dikhawatirkan (terbatas pada objek
bermacam-macam keluhan seperti gejala stroke, gejala atau situasi tertentu), situasi fobik sebisa mungkin dihindari
darah tinggi dan berbagai macam ketegangan - Ketakutan terjaga, terus-menerus, tidak beralasan,
- Banyak berkeringat padahal tidak ada apa2 dia berkeringat berlebihan atau tidak masuk akal
- Merasa dalam bahaya atau terancam
Panic disorder (F41.0)
Perbedaan takut (fear) dan cemas (anxiety) - Panik adalah serangan yang tidak diharapkan dan berulang
- Ketakutan adalah respon terhadap ancaman eksternal. Takut terus, tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik
itu adalah sebuah perilaku yang lumrah, wajar dan manusiawi - Onsetnya sekitar 1 bulan
sekali - Gejala :
- Kecemasan/ anxiety adalah emosi manusia yang umum yang a. Palpitasi/ berdebar
berasal dari dalam/internal, fokus yang berlebihan dalam b. Berkeringat
upaya antisipasi terhadap bahaya. Respon kecemasan ini c. Gemetar/ bergetar
tidak ada objeknya (timbul dalam diri), merupakan emosi d. Nafas pendek
yang banyak pada manusia yang bisa karena internal kita dan e. Nyeri dada/ tidak nyaman
ancamannya bisa berasal dari luar dan dari dalam, tapi lebih f. Mual/ distress abdominal
banyak dari dalam. g. Merasa pusing atau pingsan
h. Menggigil/ hot flashes
Agoraphobia (F40.0) : takut pada sebuah tempat atau situasi i. Mati rasa/ kesemutan
- Timbul pada setidaknya 2 atau lebih situasi berikut : j. Derealisasi (ling. sekitar jadi aneh/ tidak nyata) atau
a. Menggunakan transportasi umum depersonalisasi (tubuhnya atau dirinya sendiri menjadi
b. Berada di ruang terbuka aneh/ tidak nyata)
c. Berdiri di tempat tertutup k. Takut kehilangan kendali atau “gila”
l. Takut mati b. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak
m. Persisten kekhawatiran serangan masa depan berhasil dilawan
n. Khawatir akan makna atau akibat dari serangan tersebut c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut bukan
o. Perubahan perilaku yang signifikan terkain serangan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan
(misalnya menghindari tempat terjadi serangan panik) d. Gagasan, bayangan, pikiran, atau impuls tersebut harus
p. Kehadiran agoraphobia merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan
- Perbedaan anxiety dan panic : (unpleasantly repetitive)
a. Anxiety : menonjol perasaan khawatir/ cemas dan - Kompulsif : perilaku repetitive atau tindakan mental yang
tension/ tegang tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi
b. Panic : merasa tiba-tiba, intensitas tinggi. Orang panik kecemasan atau penderitaan.
pasti cemas, orang cemas belum tentu panik. - OCD : gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau
kedua-duanya harus ada
Generalized Anxiety Disorder (F41.1) - Berlangsung hampir setiap hari selama minimal dua minggu
- Anxietas merupakan gejala primer yang berlangsung hampir berturut-turut
setiap hari untuk beberapa minggu hingga beberapa bulan
sifatnya “free floating” atau “mengambang”
- Mencakup unsur-unsur :
a. Kecemasan (khawatir nasib buruk)
b. Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemeteran,
tidak dapat santai)
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan,
berkeringat, jantung berdebar, sesak napas, keluhan
lambung, pusing kepala, mulut kering)

Gangguan campuran anxietas dan depresi (F41.2)


- Terdapat gejala anxietas maupun depresi yang masing-
masing tidak cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri
- Harus ditemukan beberapa gejala otonomik
- Bila ditemukan anxietas berat dengan depresi lebih ringan,
pertimbangkan katergori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik

Obsessive Compulsive Disorder (F42.0)


- Obsesif : pikiran berulang, masih terbatas dipikiran dan
belum terjadi aksi
- Gejala-gejala obsesif :
a. Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
GANGGUAN SOMATOFORM
Gangguan somatisasi atau sensasi nyeri, penglihatan ganda, kebutaan, tuli,
- Gangguan somatisasi sering dikaitkan dengan gangguan kejang, gejala disosiatif seperti amnesia, atau
mental lainnya, termasuk gangguan depresi mayor, gangguan kehilangan kesadaran selain pingsan)
kepribadian, gangguan terkait zat, gangguan kecemasan c. Baik 1 atau 2 dari gejala :
umum, dan fobia Setelah dilakukan pemeriksaan yang tepat, masing-
- Kriteria diagnosis : masing gejala pada kriteria (b) tidak dapat dijelaskan
a. Banyaknya riwayat keluhan fisik yang terjadi selama secara lengkap oleh Medical General Condition (GMC)
beberapa tahun dan mengakibatkan banyak perawatan atau zat yang dikenal
yang dicari atau penurunan berarti dalam fungsi mulai Bila ada GMC terkait, keluhan fisik atau gangguan
sebelum usia 30 tahun sosial dan pekerjaan yang terjadi melebihi perkiraan
b. Masing-masing hal berikut harus dipenuhi, dengan gejala yang diharapkan dari riwayat, pemeriksaan fisik, atau
individual yang terjadi sewaktu-waktu selama gangguan temuan laboratorium.
berlangsung : d. Gejala yang dihasilkan tidak sengaja atau pura-pura
4 gejala nyeri : riwayat nyeri yang berhubungan (seperti pada Factitious Disorder atau Malingering)
dengan setidaknya empat lokasi atau fungsi yang
berbeda (misalnya kepala, perut, punggung, Body Dismorphic Disorder
persendian, ekstremitas, dada, rektum, saat - Kriteria diagnosis :
menstruasi, saat hubungan seksual, saat buang air a. Pre-okupasi dengan cacat yang dibayangkan dalam
kecil). Biasanya dia keluhannya dari ujung kepala penampilan. Jika ada sedikit anomali fisik, perhatian
sampe ujung kaki orang sangat berlebihan
2 gejala GI : riwayat setidaknya dua gejala b. Pre-okupasi tersebut menyebabkan gangguan atau
gastrointestinal selain rasa sakit (misalnya mual, penurunan signifikan secara klinis di area kerja sosial,
kembung, muntah selain selama kehamilan, diare, pekerjaan, atau bidang penting lainnya
atau intoleransi beberapa makanan yang berbeda) c. Pre-okupasi tidak diperhitungkan dengan gangguan
1 gejala seksual : riwayat setidaknya satu gejala mental lain (misalnya ketidakpuasan dengan bentuk
seksual atau reproduksi selain rasa sakit (misalnya tubuh dan ukuran anoreksia nervosa)
ketidakpedulian seksual, disfungsi ereksi atau - Course dan prognosis :
ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan a. Orang yang terkena mungkin mengalami kekhawatiran
menstruasi yang berlebihan, muntah sepanjang yang meningkat terhadap bagian tubuh tertentu sampai
kehamilan) orang tersebut memperhatikan bahwa fungsi tersebut
1 gejala pseudoneurologis : riwayat setidaknya satu sedang terpengaruh.
gejala atau defisit yang menunjukkan kondisi b. Kemudian orang tersebut dapat mencari bantuan medis
neurologis yang tidak terbatas pada rasa sakit (gejala atau bedah untuk mengatasi masalah yang diduga terjadi.
konversi seperti gangguan koordinasi atau c. Tingkat kekhawatiran tentang masalah bisa hilang dan
keseimbangan, kelumpuhan atau kelemahan lokal, berkurang seiring berjalannya waktu, meski kelainan ini
kesulitan menelan atau benjolan di tenggorokan, biasanya kronis jika tidak diobati.
aphonia, retensi urin, halusinasi, kehilangan sentuhan
Hipokondriasis
- Kriteria diagnosis :
a. Pre-okupasi dengan ketakutan akan adanya, atau
gagasan bahwa seseorang memiliki penyakit serius,
namun merupakan pemiikiran salah tafsir terhadap gejala
tubuh
b. Pre-okupasi tetap ada meskipun ada evaluasi medis dan
kepastian yang tepat
c. Keyakinan pada kriteria 1 bukan intensitas delusional
(seperti pada gangguan delusional, tipe somatik) dan
tidak terbatas pada kekhawatiran terbatas tentang
penampilan (seperti pada kelainan tubuh dismorfik)
d. Pre-okupasi tersebut menyebabkan gangguan atau
penurunan signifikan secara klinis di area kerja sosial,
pekerjaan, atau bidang penting lainnya
e. Durasi gangguan minimal 6 bulan
f. Pre-okupasi tidak diperhitungkan dengan baik oleh
gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-
kompulsif, gangguan panik, episode depresi berat,
kecemasan pemisahan, atau gangguan somatoform
lainnya

Pain disorders
- Kriteria diagnosis :
a. Rasa sakit di satu atau lebih lokasi anatomis adalah fokus
utama dari presentasi klinis dan tingkat keparahan yang
cukup untuk menjamin perhatian klinis
b. Rasa sakit tersebut menyebabkan gangguan atau
penurunan signifikan secara klinis di area kerja sosial,
pekerjaan, atau bidang penting lainnya.
c. Faktor psikologis dinilai memiliki peran penting dalam
onset, tingkat keparahan, eksaserbasi, atau pemeliharaan
rasa sakit
d. Gejala atau defisit yang dihasilkan tidak sengaja atau
pura-pura (seperti pada gangguan atau malingering
factual)
e. Rasa sakit tidak diperhitungkan dengan baik karena
mood, kegelisahan, atau gangguan psikotik dan tidak
memenuhi kriteria dispareunia.
GANGGUAN SEKSUAL

Penyimpangan seksual/deviasi seksual/paraphilia adalah suatu Bila gagal akan menimbulkan kurangnya kontrol diri dan
penyimpangan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan perilaku dapat terjadi gangguan hubungan homoseksual
seksual normal dalam hal arah dan gaya dari seksual tersebut
- Phase genital/ Psychosexual (11-20 tahun) Organ seksual
Fase siklus respons seksual :
mulai aktif, muncul birahi dan ketertarikan pada lawan jenis.
- Phase of Desire: dorongan keinginan (stimulus taktil, visual,
Disini akan terlihat apakah terganggu atau tidak deviasi
olfaktori, fantasi)
seksualnya. Kalo dia gak bisa menyelesaikan kasus oedipus
- Phase of Exitement: perasaan subyektif akan kenikmatan
kompleknya maka pada fase genital akan muncul
seksual ereksi
penyimpangan seksual
- Phase of Orgasm: kenikmatan seksual mencapai puncaknya
(pelepasan) Bila gagal akan menimbulkan kekacauan identitas
- ketegangan, kontraksi otot perineal dan organ reproduksi
Fase odipus kompleks
(koitus)
- Awalnya anak laki-laki sangat mencintai / menyayangi ibunya
- Phase of Resolution: relaksasi otot
namun sangat benci dengan ayahnya (karena persaingan).
Teori perkembangan psikoseksual
Sedangkan sebaliknya anak perempuan sangat mencintai /
- Phase oral (0-2 tahun) apapun semua dimasukin ke mulut
menyayangi ayahnya serta benci ibunya.
(oral gratification), makanya keluhan paling sering pada bayi
- Bila phase Oedipus Complex tidak terselesaikan dengan
adalah mencret
normal maka muncul kasus homoseksual baik pada laki-laki
Tidak terpenuhi : gangguan seksual sadism, paranoid, zat (gay) atau perempuan (lesbian)
Berlebihan : sangat optimistic, narsistik, selalu menuntut - Kalo homo, diibaratkan ibunya sebagai idolanya dan dia
menganggap dirinya perempuan
- Phase anal (2-3 tahun) saraf otot sfingter anus telah - Kalo dia anaknya perempuan, dia bisa menjadi seorang laki-
matang, nikmat saat menahan BAB, orang tua seharusnya laki karena dia sayang sama bapaknya. Jadi role model itu
tidak merasa jijik/memarahi/mengatakan kotor jorok bapaknya
Hambatan : anak tidak konsisten, keras kepala, kikir
Kurang efektif : ambivalen, kurang rapi, suka menentang, Paraphilia : penyimpangan obyek yang disukai
kasar, cenderung sodomsokistik (dorongan untuk menyakiti - Pedophilia - Frotteurisme
dan disakiti) - Eksibisionism - Homoseksual & lesbianism
Berhasil : mandiri, kebebasan, kerjasama baik - Voyeurism - Hiperseks
- Seksual sadism - Incest
- Phase phalik (3-6 tahun) mengerti bahwa kelaminnya
- Seksual masochism - Necrophilia
berbeda Phase oedipus – complex / conflict
- Fetisme - Gerontophilia
Anak laki-laki bila dilarang : takut penis dipotong impoten - Zoofilia - Transvetisme fethistik
primer, homoseksual Onsetnya bila dalam 6 bulan dikatakan ada suatu kondisi lingkungan
yang membuatnya stress sehingga mengalami deviasi seks
- Phase laten (6-11 tahun) perhatian lebih tertuju pada dunia
Paraphilia lainnya :
luar, perlu keterbukaan dengan orang tua
- Telephone and computer scatologia : suara mendesah Etiologi : regresi (masa kanak) infantile, agresif asusila
- Partiaslism cunnilingus : kontak oral dg vagina cemas impoten
- Fallatio : kontak oral dg penis
- Hypoxyphilia : memakai obat (nitosoxide, valatilenitrite) untuk Zoofilia / bestiality : kepuasan seks dengan kontak seksual dengan
meningkatkan rasa percaya diri binatang
- Klismaphilia : memasukkan cairan aneh ke alat vital Etiologi : percaya diri rendah (hewan mudah dikuasai, derajat lebih
- Urophilia : seks melibatkan pipis rendah)
- Koprophilia : seks melibatkan kotoran manusia
Frotteurisme : dorongan untuk menyentuh/ menggesek/ meremas
Pedophilia : obyeknya adalah anak-anak sejenis atau berlainan jenis organ seks orang tidak dikenal
Korban : 8-13 tahun (p), 10-12 tahun (l)
Pelaku : 35-45 tahun (CK : psikopat, alkoholik) Homoseksual dan lebisianisme : relasi seks dengan jenis kelamin
Etiologi : perkawinan tidak bahagia, cerai tidak punya anak, orang yang sama
yang takut gagal dalam berhubungan seksual 3 jenis ekspresi : aktif (pria agresif), pasif (feminism), bergantian
peran
Eksibisionism : dorongan dan kepuasan seksual dengan Etiologi : faktor herediter (ketidakseimbangan hormone seks),
memperlihatkan alat genital di depan umum tanpa niat hubungan lingkungan tidak baik (saat pubertas), pernah sebagai korban
lebih lanjut sebelumnya, laki-laki trauma thdp ibunya / perempuan trauma thdp
Korban : perempuan (anak/dewasa) bapaknya
Etiologi : rasa rendah diri
Hiperseks : tingginya keinginan dan sulit untuk mengontrol seks
Voyeurism / skopofilia : dorongan dengan melihat / mengamati Etiologi : ciri kepribadian tertutup (seks adalah cara komunikasi),
tindakan seksual orang lain dengan cara mengintip pelepasan ketegangan (pekerjaan), obsesi “seks”, rendah diri
Etiologi : PTSD masa kanak karena melihat ortu senggama
Incest : hubungan seks dengan sesam anggota keluarga sendiri
Seksual sadism : kepuasan seksual diasosiasikan dengan (selain suami istri)
penderitaan, kesakitan dan hukuman pada partner seks
Etiologi : pendidikan yang salah, nafsu berkuasa yang ekstrim, Necrophilia : melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah
trauma dengan ibu atau perempuan (dendam) menjadi mayat atau orang mati
Etiologi : pengalaman pahit saat kecil merasa bersalah rendah
Seksual masochism : memperoleh kepuasan seks lewat kesakitan diri coitus dengan mutilasi obyek dibunuh
pada diri sendiri
Etiologi : rasa bersalah, pasif, pengibirian Gerontophilia : pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual
dengan orang yang sudah lanjut usia
Fetisme : kepuasan seksual dengan menggunakan benda (sepatu, Etiologi : impoten
BH, celana dalam, kaus kaki, dll)
Masturbasi dengan memegang, memeras, mencium benda tersebut Transvetisme fethistik : memakai pakaian lawan jenis untuk
atau meminta partner memakai benda tersebut membangkitkan keinginan dan pemuasan seksual
Disfungsi seksual
- Gangguan keinginan seksual : kurang/ tidak adanya hasrat
melakukan seks
- Gangguan gairah seksual : gagal mencapai/ mempertahankan
excitement
a. Perempuan : frigiditas (tidak tercapai dan membukanya
vagina)
b. Laki-laki : impotensi/ gangguan ereksi
- Ejakulasi dini : tidak mampu mengkontrol ejakulasi selama
aktivitas seks berlangsung
- Orgasme terhambat : tidak tercapai fase orgasme
- Dyspareunia : nyeri saat berhubungan
- Vaginismus : spasme/ kontraksi otot vagina (reaksi
ketakutan)

Gangguan identitas kelamin


- Transeksual : keinginan untuk hidup dan diterima sebagai
anggota jenis kelamin yang lain. Disertai rasa tidak nyaman
dan tidak pantas dengan kelamin anatomis yang dimiliki
- Transvetisme peran ganda : mengenakan pakaian lawan jenis
sebagai bagian eksistensi diri (menikmati sebagai lawan
jenisnya). Tidak ada hasrat mengubah jenis kelamin/ tindakan
bedah
- Gangguan identitas jenis masa anak : hasrat pervasive/
mendalam dan menetap menjadi lawan jenisnya disertai
penolakan atribut/ pakaian yang sesuai jenis kelaminnya.
Yang khas adalah muncul pada usia pra-sekolah dan jelas
sebelum pubertas, penyangkalan diri terganggu
PSIKOTERAPI
Suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional pasien yang Sikap terapis : meyakinkan dengan tegas bahwa gejala penyakit
dilakukan oleh yang terlatih dalam hubungan professional secara pasien akan menghilang
sukarela dengan tujuan menghilangkan, mengubah, atau Topik pembahasan : gejala-gejala bukan karena kerusakan
menghambat gejala yang ada. organik/fisik dan timbulnya gejala-gejala tersebut adalah tidak logis
Psikoterapi :
- Psikoterapi suportif Penjaminan kembali (reassurance) : melalui komentar yang halus
- Psikoterapi genetik dinamik atau sambil lalu dan pertanyaan yang hati-hati, meyakinkan bahwa
pasien mmpu berfungsi secara adekuat
Psikoterapi suportif : teknik untuk memperbaiki atau menguatkan Sikap terapis : meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-
“ego strength” pasien dengan membantu pasien mengontrol impuls hasil yang telah dicapai pasien
melalui berbagai cara Topik pembahasan : pengalaman pasien yang berhasil nyata
Mekanisme : pasien datang sekali atau lebih dalam seminggu selama
beberapa minggu atau bulan bahkan hingga tahunan. Terapis Bimbingan : memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus yang
berurusan dengan gejala pasien, bersikap aktif, menunjukkan minat, berhubungan dengan masalah kesehatan pasien agar lebih sanggup
berempati, hangat, mengerti hal-hal yang menjadi perhatian, dan mengatasinya
menolong untuk menentukan arah Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa dan
pengertian
Ventilasi atau katarsis : membiarkan pasien mengeluarkan isi hati Topik pembahasan : cara hubungan antar manusia, cara komunikasi,
sesukanya. Setelahnya biasanya pasien merasa lega dan cara bekerja dan belajar yang baik
kecemasannya (tentang penyakitnya berkurang), karena sudah dapat
melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya Penyuluhan atau konseling : wawancara untuk membantu pasien
Sikap terapis : menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian mengerti dirinya sendiri lebih baik
Topik pembahasan : permasalahan yang menjadi stressor utama Sikap terapis : menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
Topic pembahasan : masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan
Persuasi atau bujukan : penerangan yang masuk akal tentang pribadi
timbulnya gejala-gejala serta baik-buruknya atau fungsinya gejala-
gejala itu. Kerja kasus sosial (social casework) : focus pada masalah luar atau
Sikap terapis : berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan keadaan sosial dan tidak pada gagguan dalam individu tersebut
impuls tertentu; berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang
masuk akal bahwa gejalanya akan hilang Terapi kerja : memberi kesibukan kepadan pasien atau berupa
Topik pembahasan : ide dan kebiasaan pasien yang mengarah kepada latihan kerja tertentu agar pasien terampil dan berguna bagi pasien
terjadinya gejala
Psikoterapi wawasan / genetik dinamik / insight psychotherapy
Sugesti : secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada dibagi menjadi psikoterapi reedukatif dan psikoterapi rekonstruktif
pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa
gejalagejala akan hilang. Psikoterapi reedukatif : untuk mencapai pengertian tentang konflik
dalam alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri
kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta
mempergunakan potensi kreatif yang ada
Cara-cara psikoterapi reedukatif :
- Terapi hubungan antar manusia (relationship-therapy)
- Terapi sikap (attitude therapy)
- Terapi wawancara (interview therapy)
- Analisa dan sintesa yang distributive (terapi psikobiologik
Adolf meyer)
- Konseling terapetik
- Terapi case work
- Reconditioning
- Terapi kelompok yang reedukatif
- Terapi somatic

Psikoterapi rekonstruktif : untuk mencapai pengertian tentang


konflik dalam alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan
perubahan yang luas daripada pertumbuhan kepribadian dengan
pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru
Cara-cara psikoterapi rekonstrukti :
- Psikoanalisa Freud
- Psikoanalisa non-Freud
- Psikoterapi yang berorientasi pada psikoanalisa
Cara : asosiasi bebas, analisa mimpi, hipoanalisa/sintesa,
narkoterapi, terapi main, terapi seni, terapi kelompok analitik
PEDIATRI
Retardasi Mental (F70) d. Etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar
- Perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap kasus
hendaya keterampilan selama masa perkembangan dan e. Biasanya ada disabilitas neurologic dan fisik lain yang
berpengaruh pada kecerdasan berat dan mempengaruhi mobilitas (epilepsy, hendaya
- Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau daya lihat, hendaya daya dengar)
gangguan fisik lainnya - Normal : IQ 90-100
- Hendaya perilaku adaptif selalu ada Border-line : IQ 70-90
- RM ringan
a. IQ 50-65 Gangguan Perkembangan Pervasif (F84)
b. Pemahaman penggunaan bahasa cenderung terlambat - Kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik
dan masalah kemampuan berbicara (dapat menetap dan dalam pola komunikasi, perilaku (terbatas, stereotipik,
sampai dewasa) berulang), minat, aktivitas
c. Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian - Diantaranya yaitu :
kecil penderita a. Autism spectrum disorder : gangguan perkembangan
- RM sedang pervasive yang ditandai oleh kelainan dan/atau hendaya
a. IQ 35-49 perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun yang
b. Terdapat kesenjangan kemampuan, keterampilan ditandai dengan kelainann fungsi dalam 3 bidang yaitu
visuospasial lebih baik dari berbahasa, ada yang dapat interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas dna
mengikuti percakapan sederhana, ada yang hanya dapat berulang
berkomunikasi seadanya o Biasanya tidak jelas ada periode perkembangan
c. Etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar yang normal sebelumnya, bila ada, kelainan
penderita perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia
- RM berat 3 tahun
a. IQ 20-34 o Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang
b. Terdapat kesenjangan kemampuan, keterampilan timbal balik (apresiasi yang tidak adekuat
visuospasial lebih baik dari berbahasa, ada yang dapat terhadap isyarat sosio-emosional, kurang
mengikuti percakapan sederhana, ada yang hanya dapat respons terhadap emosi orang lain dan/atau
berkomunikasi seadanya kurang modulasi terhadap perilaku dalam konteks
c. Etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar sosial, buruk menggunakan isyarat sosial)
penderita o Hendaya kualitatif komunikasi (kurang
d. Sebagian besar menderita gangguan motori mencolok penggunaan keterampilan bahasa yang dimiliki,
atau defisit lain yangmenyertai hendaya dalam permainan imaginative dan imitasi
- RM sangat berat sosial, keserasian buruk)
a. IQ <20 o Pola perilaku, minat, kegiatan yang terbatas,
b. Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas (mengerti berulang, stereotipik. Kecenderungan untuk
perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana) bersikap kaku dan rutin dalam berbagai asepk
c. Keterampilan visuospasial paling dasar
o Semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam o Regresi berat atau kehilangan kemampuan
autism, ¾ kasus terdapat retardasi mental berbahasa, regresi dalam kemampuan bermain,
b. Autism tidak khas : gangguan perkembangan pervasive keterampilan sosial, dan perilaku adaptif, hilang
yang berbeda dari autism dalam hal usia onset maupun pengendalian buang air besar atau kecil
tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnosis. Kelainan o Yang khas, kehilangan minat/perhatian terhadap
dan/atau hendaya perkembangan jelas untuk pertama lingkungan, adanya manerisme motoric yang
kalinya setelah usia 3 tahun; dan/atau tidak cukup stereotipik dan berulang, hendaya interaksi sosial
menunjukkan kelainan dalam satu atau dua dari tiga dan komunikasi yang mirip autisme
bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis
autism ADHD (F90)
c. Sindrom RETT (hanya pada wanita) : sebagian besar kasus - Ciri utama : berkurangnya perhatain dan aktivitas berlebihan
onset gangguan pada usia 7-24 bulan. Pola di lebih dari 1 situasi (e.g. rumah, sekolah). Dimana keduanya
perkembangan awal normal atau mendekati normal, berdasarkan tolak ukur dari perilaku anak lain dengan umur
diikuti kehilangan sebagian atau seluruh keterampilan dan IQ sama
tangan dan berbocara, kemunduran/perlambatan a. Berkurangnya perhatian : cepat menghentikan tugas
pertumbuhan kepala, gangguan bersifat “progressive sebelum tuntas dan beralih ke kegiatan lain
motor deterioration” b. Hiperaktivitas : kegelisahan yang berlebihan terutama
o Gejala khas paling menonjol : kehilangan pada situasi yang menuntut keadaan relative tenang
kemampuan gerakan tangan yang bertujuan dan - Gejala tambahan :
keterampilan manipulative dari motoik halus yang a. Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak
telah terlatih diperlukan bagi suatu diagnosis, namun dapat mendukung
o Anak tetap dapat “senyum sosial”, menatap (kecerdasan hubungan sosial, kesembronoan, perilaku
seseorang dengan kosong, tetapi tidak terjadi impulsive, melanggar aturan)
interaksi sosial b. Gangguan belajar dan kekakuan motorik sangat sering
o Cara berdiri dan berjalan cenderung melebar, otot terjadi (CATAT SECARA TERPISAH)
hipotonik, koordinasi gerak tubuh memburuk,
scoliosis/kifoskoliosis
d. Sindrom Asperger : tidak ada hambatan/keterlambatan ADHD AUTISM RM
umum dalam perkembangan berbahasa atau >7 th <3 th <18 th
perkembangan kognitif yang secara klinis jelas seperti Inatensi dan hiperaktif Gangguan sosial, IQ <70
pada autism; defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi gangguan komunikasi,
sosial yang timbal balik; pola perilaku, perhatian dan perilaku stereotipik
aktivitas, yang terbatas, berulang stereotipik
e. Gangguan disintegrative masa kanak : ditegakkan
berdasar suatu perkembangan normal yang jelas sampai
usia minimal 2 tahun, diikuti kehilangan nyata
keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya, disertai
kelainan kualitatif fungsi sosial

Anda mungkin juga menyukai