Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Khazanah Volume 14 No.

1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PADA KISTA OVARIUM:


A LITERATURE REVIEW

Kemal Akbar Suryoadji,1 Alifaturrasyid Syafaatullah Ridwan,2 Ahmad Fauzi,3


Fitriyadi Kusuma4

1, 2, 3Program Studi Kedoteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta


4Divisi Onkologi Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia
DKI Jakarta

ABSTRAK

Kista ovarium adalah pertumbuhan jaringan abnormal berbentuk kantong yang berisi air
pada sekitar ovarium. Kista ovarium membutuhkan penegakkan diagnosis secara
menyeluruh berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
termasuk modalitas radiologi berdasarkan USG, CT Scan, dan MRI. Setelah diagnosis
ditegakkan selanjutnya dilakukan penatalaksanaan pada pada kista ovarium yang terbagi
atas observasi dan operasi dengan menyesuaikan kondisi pasien.

Kata kunci: diagnosis, tatalaksana, kista ovarium

ABSTRACT

An ovarian cyst is an abnormal growth of fluid-filled sac-shaped tissue around the ovary.
Ovarian cysts require a thorough diagnosis based on anamnesis, physical examination,
and investigations including radiological modalities based on ultrasound, CT scan, and
MRI. After the diagnosis is established, management of ovarian cysts is then carried out
which is divided into observation and surgery by adjusting the patient's condition.

Keywords: diagnosis, treatment, ovarian cyst

1. PENDAHULUAN
Salah satu kasus obstetri-ginekologi kemih, dan lain – lain. Oleh karena itu,
klinik yang sering ditemukan adalah pemeriksaan yang tepat untuk
adnexal masses/ massa adneksa mendiagnosis massa adneksa perlu
(meliputi massa pada ovarium, tuba dilakukan oleh setiap dokter terkait (1).
falopi dan jaringan sekitarnya). Keluhan Selain mendiagnosis, seorang
yang dapat dirasakan pasien yaitu dokter perlu menentukan tingkat
adanya nyeri. Meski demikian, massa keganasan, baik jinak maupun ganas,
adneksa lebih sering terdeteksi setelah dari massa adneksa tersebut. Pada
dilakukan Pemeriksaan Fisik (PF). wanita dengan massa ganas ataupun
Massa adneksa memiliki sejumlah massa yang masih belum terkonfirmasi,
diagnosis banding termasuk beberapa perlu dilakukan tindakan pembedahan
kondisi non–ginekologis seperti kanker seperti laparotomy (1). Lebih lanjut,
gastrointestinal, divertikulum kandung makalah ini akan membahas mengenai

38

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

kista ovarium, salah satu jenis dari penggunaan tamoxifen, kehamilan,


massa adneksa. hipotiroid, merokok, dan ligase tuba juga
menjadi faktor risiko kista ovarium. (2)
2. METODE
Artikel ini merupakan tinjauan 4.4 Patofisiologi dan Klasifikasi
pustaka berdasarkan berbagai sumber Terdapat dua klasifikasi kista ovarium
dari buku cetak kedokteran dan jurnal dan masing-masing memiliki
ilmiah internasional terkait diagnosis dan patofisiologinya tersendiri. Klasifikasi
penatalaksanaan kista ovarium dengan tersebut adalah neoplasma ovarium dan
sumber-sumber yang terpercaya. kista ovarium fungsional. Kista ovarium
fungsional terdiri dari kista folikuler dan
3. HASIL PENELITIAN luteal yang terjadi akibat adanya distrupsi
Pada pencarian tinjauan literatur, dari siklus normal ovulasi. (2-4)
didapatkan 20 sumber yang sesuai 4.4.1 Kista Ovarium Fungsional
dengan pembahasan studi. Kriteria Kista Folikuler
inklusi yang digunakan diantaranya Kista folikuler berawal dari folikel yang
adalah kesesuaian topik, penelitian gagal pecah saat terjadinya ovulasi
ranah biomedik dan klinik, dan tersedia terutama pada fase folikuler. Jika terjadi
naskah lengkap. kelebihan FSH atau kekurangan LH pada
fase puncak LH, ovum dapat tidak
4. PEMBAHASAN dilepas saat proses ovulasi. (2-4)
4.1 Definisi dan Etiologi Kista Lutein
Definisi dari kista ovarium adalah Pada kista korpus luteum, terjadi
pertumbuhan jaringan abnormal kegagalan degradasi pada korpus
berbentuk kantung yang berisi air pada luteum. Kista lutein memiliki 2 jenis, kista
sekitar ovarium. (2) Kista ovarium granulosa dan kista teka. Kista
memiliki beragam etiologi mulai dari granulosa merupakan perbesaran non-
fisiologis (follicular/luteal cyst) hingga neoplastik dari ovarium disebabkan oleh
keganasan ovarium dan lebih banyak luteinisasi dinding sel granulosa pasca
terjadi pada wanita dalam usia ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, akan
reproduktif.2 terbentuk korpus hemorarhikum akibat
4.2 Epidemiologi terbentuknya vaskularisasi baru dan
Prevalensi sebenarnya dari penderita terkumpulnya darah di tengah. Adanya
kista ovarium masih belum diketahui. Hal resorpsi darah di ruangan ini
ini banyaknya pasien tanpa gejala, yang menyebabkan terbentuknya kista korpus
menyebabkan kesulitan dalam luteum. Sebaliknya, hingga saat ini
diagnosis. Sebuah studi menyebutkan belum ditemukan mekanisme
sekitar 4% wanita 65 tahun yang berobat terbentuknya kista teka secara pasti.
ke rumah sakit memiliki kista ovarium. Umumnya kista teka ditemukan
Studi lain menemukan sekitar 2,5% bersamaan dengan PCOS, mola
wanita post-menopausal memiliki kista hidatidosa, dan korio karsinoma. (2-4)
ovarium. Sebuah survey pada 33.739 pre 4.4.2 Kista Neoplasma
menopause dan post menopause Kista neoplasma merupakan akibat
menunjukkan prevalensi kista ovarium adanya pertumbuhan yang abnormal
sebesar 46.7% dengan metode USG pada daerah ovarium. Pertumbuhan ini
transvaginal. (2) dapat bersifat ganas ataupun jinak.
4.3 Faktor Risiko Beberapa jenis kista jinak diantaranya
Pasien dengan terapi gonadotropin atau adalah kostadenoma serosum, kista
penggunaan agen-agen stimulan lain dermoid, dan kista musinosum. (2-4)
seperti dalam pengobatan infertilitas
dapat menyebabkan sindroma
hiperstimulasi. Kondisi lain seperti

39

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

4.5 Diagnosis
Kejadian kista pada ovarium umumnya pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan
ditemukan secara tidak sengaja saat adalah TTV, pemeriksaan abdomen, dan
pasien sedang melakukan pemeriksaan pemeriksaan dalam. Jika kista sudah
rutin atau pemeriksaan ginekologi membesar, dapat dirasakan adanya
lainnya. Hal ini disebabkan oleh kista masa atau benjolan pada pemeriksaan
ovarium yang dapat bersifat asimtomatis abdomen. Deskripsi masa yang perlu
terutama saat ukurannya kecil. Kista diberikan adalah lokasi, ukuran, batas,
ovarium dengan ukuran besar umumnya kepadatan, mobilitas, dan ada atau
dapat menyebabkan gejala seperti terjadi tidaknya nyeri. Pada pemeriksaan dalam
perasaan begah, mudah kenyang, dilakukan pemeriksaan inspeksi,
keinginan untuk berkemih, dan rasa inspekulo, VT atau RT untuk
nyeri pada perut. Pada Kista ovarium menentukan massa pada adneksa. (3)
yang sudah berubah menjadi ganas,
gejalanya dapat lebih beragam akibat 4.6 Modalitas Pemeriksaan
kemungkinan terjadinya metastasis, baik USG transvaginal menjadi
di daerah sekitar abdomen bahkan dapat modalitas pilihan awal pada pemeriksaan
mencapai payudara. Gejala yang dapat ginekologi massa adnexa. Akan tetapi
ditemukan pada kista ovarium ganas pada kasus dimana USG transvaginal
berupa malaise, penurunan berat badan, tidak dapat dilakukan, USG
nyeri pada daerah yang terdampak transabdominal dapat dijadikan alternatif.
(nyeri abdomen atau nyeri dada), dan Ukuran USG ovarium normal adalah 20
kesulitan untuk bernapas. (5) cm3 pada wanita usia subur dan 10 cm3
Dikarenakan kista ovarium yang jinak pada wanita menopause. Selain ukuran,
umumnya bersifat asimtomatis, maka USG dapat melihat komposisi massa,
diperlukan pendekatan klinis yang baik bentuk papiler, ada tidak cairan di pelvis,
mengenai keluhan yang dimiliki pasien. dan lateralisasi. Hasil temuan USG dapat
Pemahaman mengenai onset, durasi, dikategorikan sesuai IOTA. (6)
pemicu, dan karakteristik perlu didalami Pada temuan USG dengan suspek
dengan baik untuk dapat menentukan keganasan, pemeriksaan dapat
derajat keparahan dari kista ovarium. dilanjutkan dengan modalitas lain.
Selain anamnesis berdasarkan keluhan Pemeriksaan CT scan berguna untuk
dan temuan fisik, riwayat keluarga dan melihat apakah adanya metastasis,
faktor risiko juga penting untuk asites, ataupun tumor primer pada organ
ditanyakan. Riwayat keluarga dengan lainnya sedangkan pemeriksaan MRI
keluhan serupa atau riwayat dapat memberikan gambaran yang lebih
ditemukannya kista ovarium perlu tajam untuk penentuan diagnosis. Meski
ditelusuri. Riwayat menstruasi, ada atau demikian, pertimbangan mengenai biaya
tidaknya rasa nyeri saat haid, dan ketersediaan alat perlu diperhatikan.
peningkatan volume darah haid, serta (6) Staging dari kanker ovarium
pemendekan siklus haid juga perlu berdasarkan International Federation of
ditanyakan pada kasus suspek kista Gynecology and Obstetrics (FIGO). (7)
ovarium. Riwayat obstetri juga perlu
dieksplorasi mengingat adanya 4.7 USG Kista Ovarium
hubungan kehamilan dengan kista Pemahaman yang baik mengenai
ovarium. Riwayat operasi serta anatomi normal dari ovarium beserta
penggunaan kontrasepsi juga perlu organ disekitarnya menjadi dasar
untuk ditanyakan. (3) interpretasi gambaran USG massa
Apabila ditemukan kecurigaan ovarium. Ovarium merupakan organ
adanya kista ovarium atau ada temuan reproduksi wanita yang berjumlah
massa, perlu dilanjutkan dengan sepasang dan berbentuk seperti kacang
pemeriksaan fisik. Dalam hal ini, almond. Ovarium terletak bebas pada

40

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

rongga perut dan tidak dilapisi oleh


peritoneum. Ovarium terdiri atas 2
struktur bernama korteks, bagian luar
yang melapisi kelenjar eksternal dan
memiliki folikel, serta medulla yang
tersusun atas jaringan ikat, otot polos,
ataupun pembuluh darah dan berada di
bagian lapisan yang lebih dalam. Bentuk
dan ukuran ovarium tidak selalu sama
pada setiap wanita. Pada anak-anak
yang berusia <5 tahun, volume ovarium
sebesar <1 cc. Sementara untuk wanita Gambar 1. Tampilan USG Ovarium:
dalam usia reproduktif dapat mencapai (a) Kanan Transvaginal potongan
ukuran 6 – 10 cc dengan volume Axial; (b) Kiri Transabdominal, lateral
maksimum 14 – 16 cc dan dimensi dari uterus.8,9
sebesar 3 x 2 x 2 cm. Ukuran ini akan
menyusut saat seorang wanita 4.7.1 Massa Ovarium Jinak
menginjak masa menopause menjadi Gambaran USG dengan massa
sekitar 3 – 6 cc dengan volume ovarium jinak umumnya merupakan kista
maksimum sebesar <7 cc dan dimensi 2 fungsional (fisiologis). Terdapat 2 fase
x 1,5 x 1,5 cm. Pada wanita kista fungsional yaitu kista folikel atau
postmenopause ovarium telah atrofi. kista folikular simpleks yang timbul saat
Gambaran USG normal umumnya tidak adanya ovulasi dan kista korpus
berbentuk oval hipoekogenik dan luteum yang timbul pasca-ovulasi atau
ekotekstur homogen. Pada wanita usia setelah pecahnya folikel Graff.
reproduktif, dapat terlihat folikel yang Gambaran kista folikel pada USG adalah
mudah diidentifikasi akibat besarnya massa anekoik berbentuk bulat/oval,
volume ovarium. Sebaliknya pada usia berbatas tegas, dan berdinding tipis
non-reproduktif seperti menopause, sedangkan kista korpus luteum memiliki
folikel akan semakin sulit terlihat karena gambaran seperti jaring laba-laba yang
volume yang menyusu. (8-10) berada dalam suatu ruang (kista). Kista
korpus luteum umumnya bersifat
unilateral, berbatas tegas, serta memiliki
bayangan hipoekoik, gema, dan tampak
jaring-jaring. Kista ovarium umumnya
berukuran 1,5 hingga 2,5 cm. Kista dapat
berkembang hingga ukuran 6 cm saat
terjadi ovulasi atau mengalami remisi
spontan. (8-10)

41

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

Polycystic Ovarian Syndrome


(PCOS) merupakan suatu bentuk kista
ovarium akibat gangguan hormonal yang
terjadi pada siklus ovarium. Gangguan ini
terjadi akibat sedikit atau bahkan tidak
adanya lonjakan hormon estrogen dan
LH dalam siklus ovulasi seorang wanita
sehingga menyebabkan anovulasi.
PCOS memiliki umum seperti hirsutisme,
tidak menstruasi (amenorea), infertilitas,
dan obesitas. PCOS memiliki gambaran
USG seperti ovarium yang berisi banyak
kista (polikistik) dengan folikel kistik
multipel berjumlah minimal 12 buah dan
berukuran 2 – 6 mm serta volume
ovarium yang membesar menjadi
sebesar >10 cc. Gambaran hiperekoik
pada bagian tengan dengan pembesaran
stroma juga ditemukan pada PCOS. (8-
10)

Gambar 2. Tampilan USG: (a) Kista


Folikular Simpleks dan (b) Kista Korpus
Luteum. (8-10)
Gambar 4. Tampilan USG PCOS,
Jenis kista ovarium jinak lainnya folikel kistik multipel, dengan
adalah kista dermoid. Kista ini dapat stroma hiperekoik.10
berukuran sebesar 15 cm. Kista dermoid
memiliki gambaran USG yang tidak 4.7.2 Massa Neoplasma Ovarium
homogen dengan beberapa komponen Massa neoplasma ovarium dapat
kistik serta kombinasi daerah hiperekoik. berasal berasal dari sel epitel atau sel
Kombinasi ini tercipta akibat jaringan embrional. Meski demikian, tumor epitel
kitsa yang berasal dari berbagai lapisan merupakan bentuk umum dari
ektoderm seperti rambut, tulang, gigi, neoplasma ovarium dan diklasifikasikan
ataupun lemak. (8-10) menjadi tumor serosa dan tumor
musinosum. Tumor serosa dibagi lagi
menjadi kistadenoma serosum dan
kistadenokarsinoma serosum.
Kistadenoma serosum memiliki
gambaran USG yang anekoik dan
seringkali tidak ditemukan pembentukan
papila pada bagian lumen kista atau
dapat ditemukan septa tipis. Sementara
itu, kistadenokarsinoma serosum
sebagian besar berukuran >15
cm,bilateral, dan ditemukan papila pada
Gambar 3. Tampilan USG Kista lumen dengan multilokular kistik,
Dermoid.8 bersepta tebal, dan tidak teratur dalam
pemeriksaa USG (8-11)

42

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

Gambar 6. Tampilan USG: (a)


Gambar 5. Tampilan USG: (a) Kistadenoma Musinosum dan (b)
Kistadenoma Serosum (b) Kistadenokarsinoma Musinosum.8
Kistadenokarsinoma Serosum.8
Di sisi lain, tumor musinosum 4.7.3 Foto Polos Kista Ovarium
dapat dikelompokkan menjadi Meski relatif lebih jarang digunakan
kistadenoma musinosum dan daripada modalitas lain seperti USG, CT,
kistadenokarsinoma musinosum. Tumor dan MRI, penggunaan foto polos tetap
musinosum ditemukan pada 20 – 25% dapat dilakukan dalam menegakkan
kasus tumor ovarium. Kistadenoma diagnosis kista ovarium. (12) Umumnya,
musinosum umumnya bersifat unilateral Kista ovarium memberikan gambaran
dengan gambaran USG berupa dinding densitas lebih tinggi dan opak seperti
tipis dan dapat ditemukan pembentukan kista dermoid yang terlihat pada foto
papila. Ukuran kista ini beragam dan polos abdomen dengan gambaran gigi
dapat mencapai >30 cm. Sementara itu, yang radiopak. (13) Pada kista yang
pada kistadenokarsinoma musinosum, sudah membesar, dapat terjadi
sebesar 20% kasus bersifat bilateral dan pempelan pada organ abdominopelvik
lebih sering ditemukan pada wanita lainnya sehingga menyamarkan struktur
berusia 40 – 60 tahun. Ukuran atau menekan organ lain seperti usus
kistadenokarsinoma musinosum dapat (14)
mencapai 50 cm. Tumor ganas ini
memiliki gambaran USG berupa massa
kistik multilokular berukuran besar,
memiliki bagian padat, dan dapat
ditemukan papil di dalamnya. (8-10)

Gambar 7. Kista dermoid ovarium13

43

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

seperti adanya kista berdinding tebal,


Gambaran foto polos juga digunakan bersepta dan adanya papillary projection
untuk mencari adanya hidrotoraks pada yang dapat lebih jelas terlihat jika
paru-paru dan asites pada pasien menggunakan kontras. Temuan lain
dengan kista ovarium jinak. Ketiga seperti invasi ke organ-organ pelvis,
gambaran tersebut mengindikasikan implantasi peritoneal, adenopati, dan
terjadinya Sindrom Meigs. Meski asites dapat meningkatkan keyakinan
demikian prevalensi sindrom ini masih adanya keganasan. (16-17)
rendah (15) CT scan memiliki kelebihan
seperti lebih banyak tersedia dan lebih
cepat dan mudah untuk dilakukan.
Pemeriksaan CT scan abdomen atau
pelvis sekaligus dapat mengevaluasi
lokasi yang berpotensi terjadi implantasi
peritoneal atau limpadenopati serta situs
tumor secara lebih komprehensif.
Penggunaan kontras peroral pada
pemeriksaan CT dapat membantu
membedakan saluran dari implantasi
peritoneal. Oleh karena itu, pemeriksaan
CT dapat menguntungkan untuk
mengevaluasi besarnya penyakit pada
pasien dengan keganasan ovarium.
Meski demikian, beberapa studi
menunjukan bahwa CT scan tidak lebih
baik dibandingkan modalitas lain untuk
menentukan staging dari keganasan.
Dalam sebuah penelitian, nilai sensitifitas
dan spesitifitas dari CT scan untuk
menentukan staging masing-masing
sebesar 50% dan 92%. Pada beberapa
penelitian, pemeriksaan CT memiliki
akurasi yang cukup baik dalam
menentukan pasien dengan kemungkinan
Gambar 8. Foto polos dan MRI dari tumor yang dapat diangkat dengan
Meigs’ Syndrome, ditandai dengan operasi (nodul tumor >2 cm dapat
massa ovarium, hidrotoraks, dan asites. diangkat). Pasien dengan tumor yang
(15) tidak dapat direseksi dapat menjalani
biopsi perkutan atau laparoskopi diikuti
4.7.4 CT scan Kista Ovarium dengan kemoterapi dan operasi. (18)
Computer Tomography scan (CT 4.7.5 MRI Kista Ovarium
scan) merupakan salah satu dari Magnetic Resonance Imaging
modalitas pencitraan yang dapat (MRI) merupakan modalitas pencitraan
digunakan dalam memeriksa massa di dengan menggunakan radiasi magnetik.
ovarum. CT scan menggunakan sinar- X Modalitas ini menjadi pilihan jikalau hasil
untuk mendapatkan gambaran potong pemeriksaan USG tidak dapat ditentukan
lintang tubuh. CT scan umumnya atau kompleks. Pemeriksaan MRI
digunakan pada evaluasi preoperatif pada memberikan beberapa keuntungan
suspek keganasan ovarium. Bentuk dari seperti kemudahan dalam mengevaluasi
kista ovarium dapat menyerupai lesi serta informasi untuk perencanaan
keganasan, namun beberapa gambaran operatif dengan paparan radiasi yang
minim. Selain itu, MRI memiliki akurasi

44

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

tinggi yang mencapai 88% - 93% dalam memiliki efek yang memendekkan aktin,
membedakan dan memberikan informasi myosin dan kolagen intramuscular serta
tentang adanya perdarahan, lemak dan cairan ekstraselular yang lebih sedikit
kolagen dan mengidentifikasi tumor jinak dibandingkan jaringan sekitarnya. Lesi
denga tumor. Sebelum pemeriksaan MRI fibrosis antara lain dapat berupa fibroma,
dilakukan, pasien dianjurkan untuk fibrothecoma, kistadenofibroma dan
berpuasa 3-4 jam sebelumnya dan dinding dari abses pelvis kronik,
diberikan obat antisplasmodic 10 menit sedangkan massa dengan otot polos
sebelumnya agar mengurangi gerakan antara lain adalah leiomyoma dan stroma
peristalsis di saluran cerna sehingga pada adenomyosis.
meningkatkan visualisasi adneksa dan Gambaran dengan T1W dengan
lapisan peritoneum. Untuk evaluasi pelvis kontras gadolinium dapat membantu
dengan MRI, diperlukan minimal 2 memvisualisasi arsitektur dalam lesi kistik
potongan. Penggunaan gambaran T1- dan membedakan kista dari lesi yang solid
weighted (T1W) dan T2-weighted (T2W) serta lesi junak dari lesi yang ganas.
sangat penting untuk melihat anatomi Pemberian kontras gadolinium
pelvis dan jenis jaringan yang terdapat di meningkatkan akurasi dalam melihat ciri
pelvis. (19-20) dari sebuah lesi pada adneksa, terutama
Gambaran T1-weighted dengan untuk jaringan nekrosis, papillary
saturasi lemak pada potongan aksial projection, komponen solid, septa,
dapat mengidentifikasi darah dan implant peritoneal dan penyakit omental
jaringan lemak, sedangkan T2-weighted sehingga pemberian kontras
dengan saturasi lemak dapat digunakan direkomendasikan. (20)
untuk mengidentifikasi inflamasi atau Dengan mengidentifikasi
edema. Peningkatan kualitas kualitas intensitas dari massa ovarium, maka
gambar papilarry projection pada lesi diagnosis banding semakin dapat
kistik didapatkan dengan menggunakan dikerucutkan. Sayangnya, hingga saat ini
lapang pandang yang kecil (20 cm), belum ditemukan sinyal MRI dengan
resolusi matriks yang tinggi (256 x 256) intensitas yang spesifik untuk keganasan
dan lapisan tipis (4 mm). (20) epithelial.(20)
Beberapa jenis jaringan dan Terdapat sejumlah protokol
cairan yang terdapat pada massa ovarium dalam mengidentifikasi massa pelvis/
dapat dibedakan dengan MRI dilihat dari ovarium, namun pada dasarnya terdiri
intensitas sinyal gambar. Lesi kistik dari:
memiliki intensitas yang rendah pada 1. T2W dengan resolusi tinggi tanpa fat
T1W dan intensitas tinggi pada T2W. saturation pada setidaknya 2
Massa yang solid pada T2W terlihat potongan untuk Identifikasi anatomi
hiperintens. Sebaliknya lemak, pelvis
perdarahan, dan lesi dengan mucin 2. T1W sequence tanpa fat saturation
memiliki intensitas sinyal yang tinggi pada untuk deteksi lemak pada teratoma
T1W. Salah satu contoh lesi berisi lemak 3. T1W dengan fat saturation untuk
adalah mature cystic teratoma. identifikasi produk darah dan korelasi
Sedangkan lesi hemorragik antara lain dengan gambaran T1W setelah
endometriosis, kista hemoragik, foci pemberian kontras
hemoragik adenomyosis, dan 4. Proton-Density atau T1W sequence
hematosalpinx. Gambaran T1W fat hingga ke abdomen bagian ats untuk
saturated dapat membedakan antara deteksi nodal disease
hemoragik dan lemak seperti pada 5. T1W sequence dengan fat saturation
teratoma. Gambaran fibrosis atau otot setelah pemberian Gadolinium untuk
polos memiliki intensitas yang rendah enhancement lesi solid atau
atau intermediet pada T1W dan intensitas komponen lesi
rendah pada T2W, hal ini dikarenakan T2 6. Diffusion-weighted sequence

45

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

dengan v-value 500-1000 s/mm2 dan pasien masih dalam usia reproduktif
untuk mendeteksi nodus limfa dan dan masih ingin untuk hamil. Sedangkan
deteksi deposit peritoneum. (20) untuk lesi yang lebih besar lebih
dianjurkan untuk dilakukan
4.8 Tatalaksana oophorectomy yaitu metode dnegan
Kista ovarium memiliki beragam tata mengangkat seluruh ovarium karena
laksana, mulai dari observasi ketat pada kista yang berukuran lebih besar
sampai dengan melakukan pembedaan lebih rendah untuk terjadi ruptur pada
untuk mengangkat kista seperti dengan saat dilakukan enukleasi. Selain itu pada
laparoskopi atau laparotomi. Penentuan kista yang lebih besar juga akan semakin
terapi didasarkan pada ukuran kista, sulit untuk dilakukan rekonstruksi
tingkat keganasan, dan gejala yang anatomi ovarium serta adanya risiko
ditimbulkan. Metode observasi dapat keganasan yang lebih tinggi. Pada
dilakukan pada kista yang ditemukan wanita postmenopause, oophorectomy
pada perempuan prepubertas dan wanita lebih dianjurkan karena risiko keganasan
yang berada dalam masa reproduksi kelompok tersebut lebih tinggi dan juga
ataupun pada kista yang asimptomatik. keuntungannya lebih besar dibandingkan
Pada kelompok tersebut kebanyakan dengan risikonya. (2-3, 21)
kista ovarium yang diderita merupakan Terapi pembedahan dapat
kista fungsional yang akan terregresi dilakukan dengan dua metode yaitu
spontan dalam waktu 6 bulan. metode minimal invasif seperti
Sebaliknya, wanita postmenopause laparoskopi serta pembedahan terbuka
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk seperti laparotomi. Pada kista yang
berkembang menjadi keganasan. berukuran kecil dan jinak dapat
Prevalensi kista ganas lebih tinggi dilakukan cystectomy dan oophorectomy
daripada kista jinak pada wanita secara laparoskopik. Namun jika kista
postmenopause. Akan tetapi, terdapat sudah berukuran besar, pengangkatan
kriteria seorang wanita postmenopause laparoskopi tidak dianjurkan karena akan
dengan kista ovarium simpel yang hanya mengganggu mobilitas instrument dan
memerlukan observasi ketat saja seperti: tidak muat pada saat pengangkatan.
(1) kista unilokular berdinding tipis yang Oleh karena itu, kista berukuran besar
didapatkan dari hasil USG; (2) kista tersebut dapat diangkat secara
dengan diameter <5 cm; (3) tidak ada laparotomi. Selain observasi dan
pembesaran kista pada periode pembedahan, terdapat pula terapi
observasi; (4) kadar CA125 serum yang dengan menggunakan pil KB oral
normal. Kista yang berdiameter sampai kombinasi. Meski demikian, belum
dengan 10 cm masih dapat dilakukan ditemukan studi yang cukup kuat untuk
observasi, jika lebih besar maka dapat mendukung efektivitas terapi
dipertimbangkan untuk pembedahan. menggunakan pil KB oral kombinasi ini.
(2-3, 21) (2-3, 21)
Pembedahan dapat dilakukan
apabila kista berukuran cukup besar 5. KESIMPULAN
sehingga menimbulkan gejala ataupun Kista ovarium membutuhkan
pada kecurigaan keganasan. diagnosis yang menyeluruh, sehubungan
Pembedahan yang dapat dilakukan dengan keluhan gejala yang seringkali
berupa cystectomy ataupun ditemukan asimptomatik pada kista yang
oophorectomy. Pada cystectomy hanya masih kecil sehingga pemeriksaan fisik
dilakukan pengangkatan kista tanpa dan penunjang menjadi metode
mengangkat seluruh ovarium. Dengan penegakkan yang penting. Pemeriksaan
metode ini fertilitas tetap dapat penunjang dibutuhkan hingga modalitas
dipertahankan. Metode ini umumnya radiologi berdasarkan USG, CT Scan,
dilakukan untuk lesi yang berukuran kecil hingga MRI. Penatalaksanaan pada

46

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

pada kista ovarium terbagi atas 8. Rezacova M. Ovarian cyst seen


observasi dan operasi yang on plain abdominal radiograph.
menyesuaikan dengan kondisi dari Surg Case Rep Rev.
pasien.
9. Herring W. Learning Radiology:
DAFTAR PUSTAKA Recognizing the Basics.
Philadelphia: Elsevier; 135–137
1. Mingote MC, De GAM, Valentini p.
AL, Gui B, Micc M, Ninivaggi V. 10. Wasnik AP, Menias CO, Platt JF,
Benign and Suspicious Ovarian Lalchandani UR, Bedi DG,
Masses — MR Imaging Criteria Elsayes KM. Multimodality
for Characterization. Pictorial imaging of ovarian cystic lesions:
Review J Oncol. 2012:1–9. Review with an imaging based
2. National Center for Biotechnology algorithmic approach. World J
Information. Ovarian cysts: Radiol. 28;5(3):113-25.
Overview. Cologne: Institute for 11. Meinhold-Heerlein I, Fotopoulou
Quality and Efficiency in Health C, Harter P, Kurzeder C, Mustea
Care; A, Wimberger A, et al. The new
3. Magnetic resonance imaging WHO classification of ovarian,
[Internet. Who.int [Internet]. fallopian tube, and primary
Available from: peritoneal cancer and its clinical
https://www.who.int/diagnostic_i implications. Arch Gynecol
maging/imaging_modalities/dim_ Obstet. 293(4):695–700.
magresimaging/en/ 12. Me N, LM S, VA F. Callen’s
4. Lee SI, Vr I, Si L. MRI, CT, and ultrasonography in obstetrics and
PET/CT for Ovarian Cancer gynaecology. 6th ed.
Detection and Adnexal Lesion Philadelphia: Elsevier, Inc;
Characterization. Am Roentgen 13. Ultrasound of the ovaries –
Ray Soc. Normal [Internet.
5. Course R. From the RSNA Ultrasoundpaedia [Internet].
Refresher Courses Imaging Available from:
Evaluation of Ovarian Masses. https://www.ultrasoundpaedia.co
RadioGraphics. 20:1445–70. m/normal-ovaries/

6. Nadrljanski M. Computed 14. Andonotopo W, Kristano H,


tomography | Radiology Dewantiningrum J. Ultrasonografi
Reference Article | Obstetri dan Ginekologi Praktis.
Radiopaedia.org [Internet. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto; p.
Radiopaedia.org [Internet]. 29–38.
Available from: 15. Prat J. Staging classification for
https://radiopaedia.org/articles/co cancer of the ovary, fallopian
mputed-tomography tube, and peritoneum. Int J
7. Kortekaas KE, Pelikan HM. Gynecol Obstet.
Hydrothorax, ascites and an 16. American College of
abdominal mass: not always Obstetricians and Gynecologists.
signs of a malignancy - Three Evaluation and management of
cases of Meigs’ syndrome. J adnexal masses. 138(5).
Radiol Case Rep. 31;12(1):17-26.
17. Sahil F, Saleh AZ, Khoman JS,
Edianto D, Sanif R, Sastradinata

47

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa


Jurnal Khazanah Volume 14 No. 1, Agustus 2022
E-ISSN 2745-8733
P-ISSN 1979-519X

I. Pedoman nasional pelayanan


kedokteran: kanker ovarium.
Jakarta: Himpunan Onkologi
Ginekologi Indonesia; 11–12 p.
18. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan.
4th ed. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono;
19. Hoffman BL, Schorge JO,
Halvorson LM, Hamid C, Corton
M, Schaffer JI. Williams
gynecology. 3rd ed. New York:
McGraw-Hill;
20. Mobeen S. Ovarian Cyst
[Internet]. StatPearls [Internet
[Internet]. U.S. National Library of
Medicine; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/boo
ks/NBK560541/
21. Graham L. ACOG Releases
Guidelines on Management of
Adnexal Masses. Am Fam
Physician. 1;77(9):1320–3.

48

https://journal.uii.ac.id/khazanah Khazanah: Jurnal Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai