Anda di halaman 1dari 65

Yuliana Ratna Wati

Klinik Psikiatri RS dr. Salamun


Kemampuan mengenal berbagai kondisi mental
diperlukan untuk :
dx yg tepat
tx yg efektif
memperkirakan prognosis, dll
Banyak tanda & gejala psikiatri berakar dari perilaku
yg normal & dpt dipahami sbg titik2 sepanjang
spektrum yg terentang dari normal di ujung yg satu
dan patologis di ujung yg lain
tanda (sign) :
objektif dan dapat diamati oleh pemeriksa
mis. : - afek tumpul/terbatas
- retardasi psikomotor
gejala (symptom) :
keluhan subjektif yg dikemukakan pasien
mis. : - perasaan tertekan
- tidak berenergi
sindroma :
sekelompok tanda/gejala yg membentuk suatu
kondisi yg dpt dikenali
GANGGUAN JIWA

ORGANIK
-PATOLOGI OTAK
(primer/sekunder) FUNGSIONAL
- SUBSTANCE
RELATED

PSIKOTIK : NON-PSIKOTIK :
Skizofrenia Depresi unipolar
Skizoafektif Gangguan cemas
Gangguan waham Gangguan somatoform
Psikotik akut sementara Psikosomatis
Gangguan afektif
(bipolar/unipolar)
1. Gangguan persepsi
2. Gangguan proses pikir
3. Gangguan kesadaran
4. Gangguan ingatan
5. Gangguan psikomotor
6. Gangguan afek
7. Gangguan intelegensi
8. Gangguan perhatian
9. Gangguan penampilan
10. Gangguan tidur
Gangguan Kognisi
Gangguan Volisi (kemauan)
Gangguan Emosi
Gangguan Psikomotor

Kognisi :
sensasi dan persepsi perhatian
Ingatan asosiasi
Pertimbangan pikiran
kesadaran
Sensasi :
kesadaran akan adanya rangsang yang
ditangkap oleh panca indra
Persepsi :
penginderaan yang disertai pengertian
(sensasi yang sudah diolah otak)
Ilusi :
persepsi sensorik yg salah dari stimuli ekstrenal yg
nyata
Halusinasi :
persepsi sensorik yg salah tanpa adanya stimulus
eksternal
Segala bentuk halusinasi bisa tjd pd skizofrenia, gg
afektif & gg mental organik
Hal akustik & somatik : >> pd gg fungsional
Hal visual : GMO, gg fungsional
Hal gustatorius, olfaktorius, dan taktil : >> pd GMO
Hal taktil jg dpt dijumpai pd gejala lepas obat (alkohol
atau kasus keracunan)
Halusinasi mood-congruent :
tema halusinasi yg sesuai dg mood, mis. pasien depresi
dg hal dengar yg mengatakan mereka tdk berguna
Halusinasi mood-incongruent :
tema halusinasi yg tdk sesuai dg mood, mis. pasien
mania dg tema halusinasi ke arah kemiskinan/tdk
berdaya
1. Bentuk pikiran
* autistik :
- sebagian besar bersifat narsisistik & egosentrik
- penekanan pd subjektifitas daripada objektifitas
- tanpa mempertimbangkan realita
- mengabaikan logika dan hukum sebab akibat
- hidup dlm alam pikirannya sendiri
- dereistik
2. Isi pikiran
a. waham :
keyakinan yg salah, yg tidak berdasarkan realitas
eksternal, dipegang teguh oleh penderita meskipun
bukti nyata & objektif menyatakan sebaliknya, dan
tidak sesuai dg latar belakang budaya setempat
Lima kriteria waham :
1) pasien percaya 100% bahwa isi pikirannya benar
2) bersifat egosentrik
3) tidak sesuai dg rasio & logika
4) tidak bisa dikoreksi dg cara apapun, termasuk dg
cara yg logis dan realistik
5) pasien hidup menurut wahamnya
Waham kendali (delusion of control):
keyakinan yg salah bhw pikiran, perasaan dan
kemauannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar
Waham kebesaran (delusion of grandeur) :
keyakinan yg berlebihan dan patologis bahwa dirinya
penting, berkuasa, punya kekuatan, kekayaan (tidak
sesuai dg kenyataan)
Waham kejar (delusion of persecution):
keyakinan bhw ada yg berkomplot ingin mencelakai
atau bermaksud buruk padanya
Waham nihilistik (nihilistic delusion):
waham depresif bhw dunia & segala isinya sudah
lenyap/hilang
Idea of reference :
interpretasi yg salah ttg suatu kejadian di luar dirinya
yg dianggap mempunyai hub langsung dengannya
- pasien merasa dibicarakan orang lain,
pasien merasa isi siaran televisi/radio
membicarakan/mengirin pesan untuknya
- banyak tjd pd pasien paranoid
- bisa mencapai intensitas yg cukup utk
membentuk waham (delusion of reference)
Idea of influence :
isi pikiran bhw dirinya dipengaruhi kekuatan dari
luar, sihir, setan, hipnotis, sinar atom, dll.
- bisa mencapai taraf waham (waham pengaruh =
waham kendali)
Thought broadcasting :
pikirannya dapat disiarkan keluar dari kepalanya
sehingga orang lain dpt mengetahui semua yg ia
pikirkan
Thought insertion :
pikirannya disisipi pikiran orang lain /kekuatan lain
Thought withdrawl :
pikirannya telah diambil/disedot keluar dari
kepalanya
Depersonalisasi :
perasaan tidak jelas/asing thd diri sendiri, bagian
dirinya, atau lingkungannya
Derealisasi :
perasaan bhw lingkungan di sekelilingnya telah
berubah & menjadi asing
Obsesi :
- ide, pikiran atau impulse yang menetap, tdk dpt
berubah, tdk dapat dihilangkan dari kesadaran baik
dg logika maupun pertimbangan
- bersifat involunter (tdk dikehendaki) dan
ego-distonik (pasien terganggu dg keadaan tsb)
Preokupasi :
isi pikiran yg terpusat pd ide tertentu
Waham mood-congruent :
isi waham yg sesuai dg mood, mis. pasien depresi dg
waqham berdosa
Waham mood-incongruent :
Is waham yg tdk sesuai dg mood, mis. pasien depresi
dg waham kebesaran
3. Jalan pikiran
Inkoherensi ( word salad) :

kalimat sukar ditangkap/dimengerti maksudnya


gabungan kata-kata mjd kalimat yg tidak dpt
dimengerti
Asosiasi longgar :

pikiran berpindah dari satu subjek ke subjek lainnya


yg tdk berhubungan , bila berat tjd inkoherensi
Neologisme :

kata-kata baru yg tidak dpt dimengerti oleh orang lain


Poverty of speech :

pembicaraan yg kuantitasnya menurun & tdk spontan,


terutama tdr dr jawaban yg ringkas & tdk teratur
Irelevansi :
ucapan/jawaban yg tdk sesuai dg pertanyaan atau hal
yg sdg dibicarakan
Flight of ideas :
verbalisasi yg cepat shg terjadi lompatan /pergeseran
dari satu ide ke ide yg lain
Tangensial :
subjek pembicaraan menyimpang dari ide atau
pembicaraan & tdk kembali lagi, mungkin
menyimpang atau mengembangkan tema baru
Mutisme :
menolak untuk berbicara oleh sebab yg disadari atau
tdk disadari
Sirkumstansial :
pembicaraan berputar-putar ke ide yg mendetil dan
tdk perlu, serta tidak cocok sebelum berhubungan dg
ide yg pokok
Perseverasi :
pengulangan respon yg sama thd berbagai pertanyaan
yg berbeda
Verbigerasi :
pengulangan secara stereotipi dan sama dari kata-kata,
yg tdk ada artinya
Clouding of consciousness :
tidak sepenuhnya sadar, alert, dan ber-orientasi
terjadi pd kondisi delirium, dementia atau gangguan
kognitif
Disorientasi / confusion :
gangguan orientasi waktu, tempat, orang
Memori :
kemampuan utk membangkitkan kembali kesan,
pengalaman, dan apa yg sdh dipelajari di masa
lampau, yg menyangkut 3 pokok proses mental
1. registrasi : kemampuan merasakan, mengenal, dan
mengeluarkkan informasi di SSP
2. retensi : kemampuan menahan/menyimpan
informasi yg sdh diregistrasi
3. recall : kemampuan mendapatkan kembali informasi
yg sdh disimpan, atas kehendak
Amnesia :
- ketidakmampuan mengingat secara parsial atau total
pengalaman masa lampau
- mungkin oleh sebab organik, emosional atau
campuran, jangka waktu menyolok & terbatas
- amnesia retrograd : amnesia utk kejadian yg tjd
sebelum waktu tertentu
- amnesia anterograd : amnesia utk kejadian yg tjd
sesudah waktu tertentu
Hipoamnesia :
penurunan derajat retensi & recall
Hiperamnesia : kenaikan derajat retensi & recall
Dj vu :
ilusi atau pengenalan visual ttg situasi baru yg secara
salah dianggap merupakan ulangan dari pengalaman
sebelumnya
Jamais vu :
perasaan asing thd situasi nyata yg sdh pernah dialami
sebelumnya
Dementia :
GMO yg ditandai dg tjdnya deteriorasi fs intelektual
yg sdh didapat sblmnya,
- gangguan fungsi sosial, paling menyolok gg memori
- hendaya dlm pemikiran abstrak, pengambilan
keputusan, mengemukanan pendapat, kontrol impuls,
perubahan kepribadian
Psikomotor :
efek kombinasi dari aktifitas fisik & emosional
Agitasi :
aktifitas motorik yg berlebihan, biasanya tak bertujuan
& ada hub dg ketegangan dlm dirinya, mis. tidak bisa
duduk tenang, gelisah, jalan kian kemari, meremas-
remas tangan, menarik-narik baju, dll
Agresifitas :
tingkah laku yg kuat & bertujuan yg bisa dlm bentuk
fisik maupun verbal, merupakan reaksi motorik yg
sejalan dg kemarahan & permusuhan
Stupor :
tidak adanya semangat, gerakan spontan/daya gerak,
individu tdk bereaksi & tdk menyadari keadaan
sekitarnya, disebabkan kelainan neurologis /psikiatris
Katatonia :
sindrom dg tanda khas adanya sikap katalepsi,
stereotipi, mutisme, stupor, negatifisme, automatic
obedience, ekolali dan ekopraksi
Katalepsi (fleksibilitas serea) :
subjek terpaku pada hampir semua sikap tubuh
abnormal yg diberikan kepadanya (oleh pemeriksa)
Katapleksi :
hilangnya tonus otot tiba-tiba, menyeluruh &
temporer,bisa diikuti oleh tidur; dpt dicetuskan oleh
berbagai keadaan emosi
Negatifisme :
penentangan thd sugesti atau perintah dari luar, verbal
maupun non-verbal
Ekopraksi :
menirukan gerakan orang lain secara berulang-ulang
Manerisme :
aktifitas involunter yg stereotipi & aneh bagi seseorang
- gerakan bertujuan, mis. memberi hormat, bersalaman
- stereotipi : gerakan tdk bertujuan & tdk merupakan
bagian dari gerakan yg mempunyai arah tujuan
Impulsif :
aktifitas yg tanpa didahului pemikiran/pertimbangan
secara sadar
Afek :
manifestasi keluar dari suasana hati, merupakan tanda
objektif yg dpt dilihat pd pemeriksaan psikiatrik
Mood :
keadaan suasana hati yg menetap & subjektif
dilaporkan pasien. Ciri khas mood adalah bentuk
emosi yg dilukiskan pasien, mis. sedih, sebang, marah,
dsb
Dalam menilai afek & mood harus dinilai derajatnya,
intensitasnya (mendalam, datar, tumpul),
perubahannya (stabil, labil), dan keserasiannya dg
situasi maupun isi pikirannya
Euforia :
perasaan sejahtera yg berlebih-lebihan, tdk sesuai dg
kenyataan yg ada. Dpt tjd pd pemakaian obat-obatan,
mis. opiad, alkohol, amfetamin
Elasi :

keadaan afek yg terdiri dari eforia, percaya diri &


gembira dg kenaikan aktifitas motorik
Eksaltasi :

elasi yg kuat dg perasaan kebesaran, keagungan,


kemuliaan
Ekstasi :

elasi yg ekstrim & biasanya berhub dg unsur mistis


dan bersifat pribadi
Semua peningkatan mood diatas sering tdp pd
keadaan psikotik, tu, gg Afektif, SR, dan GMO
Depresi :
keadaan mental/emosi di bawah normal, muram, hati
yg tawar, kemurungan emosional
Anxietas (cemas) :
ketakutan, ketegangan, atau ketidaktenangan akibat
kemungkinan bahaya yg akan tjd yg penyebabnya
tidak diketahui, terutama berasal dari intrapsikik
Fear (takut) :
respon fisiologik & emosional thd sumber bahaya yg
diketahui
Ambivalen :
emosi, sikap, pikiran atau keinginan yg saling
bertentanga tjd secara simultan, thd orang, objek, atau
situasi tertentu
Afek inapropiate/ tdk serasi :
emosi yd ada tidak selaras dg pikiran atau
pembicaraan yg menyertainya
Afek labil :
afek yg berubah dg cepat antara berbagai keadaan
emosional , mis. menangis, tertawa, marah
Afek luas (broad affect) :
afek normal, derajat perasaan secara penuh
diekspresikan
Afek menyempit constricted affect) :
ekspresi perasaan jelas berkurang, tetapi dlm derajat
yg lebih rendah dibandingkan afek tumpul
Afek tumpul (blunted affect):
ekspresi perasaan sangat berkurang
Afek datar (flattening affect) :
respon afektif benar2 tdk ada, wajah tdk berubah (spt
topeng), suara monoton, biasa pd SR kronis
Apati :
kurangnya minat dan keikutsertaan secara emosional
thd keadaan sekitar dirinya
Mood swing :
perubahan suasana perasaan emosional antara euforia
dan depresi
Permusuhan (hostility) :
keadaan agresif & marah yg menetap dlm jangka
waktu lama di luar proporsi yg seharusnya
La belle indifference :
inappropiate attitude of calm or lack of concern about ones
disability, may be seen in patients with conversion disorder
Retardasi mental :
- fungsi intelektual secara umum di bawah normal, yg
bisa tjd pd saat lahir atau berkembang pd masa
kanak-kanak
- belajar, penyesuaian sosial, proses pematangan
terganggu, sering disertai gg emosi
- derajat retardasi umumnya diukur dg IQ (Intelligence
Quotient)
Hipervigilitas :
perhatian berlebihan/terfokus pd semua stimulus
internal & eksternal. Biasa terlihat pd kondisi waham
atau paranoid
Distraktibilitas :
- ketidakmampuan memusatkan perhatian, tdk
berespon thd tugas yg dihadapi tetapi teralih pd
fenomena yg tdk relevan di lingkungannya
- ketidakmampuan mempertahankan perhatian,
berpindah dari satu topik ke topik lainnya hanya dg
provokasi yg minimal. Bisa tjd pd gg organik,
ansietas, mania, atau SR
Perhatian terutama ditujukan pada keistimewaan atau
keanehan dari penampilan, sampai sekecil-kecilnya
dicatat sehingga orang ketiga akan mudah mengenali
apa yang kita lukiskan tanpa harus melihat pasiennya
Yang diamati al. :
- pakaian & kerapihan (kebersihan, keserasian, warna)
- sikap & gerakan (langkah, jabat tangan, duduk,
kontak mata, bahasa gerak)
- cacat, ketidakmampuan, deformitas
- ciri khas bicara (artikulasi, tempo, nada, tekanan)
- tanda jenis kelamin (identitas jenis seks mantap atau
membingungkan)
- agresifitas
- hubungan dg pemeriksa (pasif, percaya, curiga, keras
kepala, mengambil hati)
- pengaruh thd pemeriksa (kontra-transferensi)
- hubungan thd penyakitnya (primary gain, secondary
gain)

Contoh beberapa penampilan :


Obsesif-kompulsif : pakaian tdk menarik, cerewet, teliti
& sangat kritis
Histeria : pakaian menyala, bersolek, seduktif

Paranoia : memakai kacamata hitam utk


menyembunyikan diri dari pemeriksa & mengamati
dari balik kacamatanya
Skizofrenia : pakaian tdk rapi, kotor, bau badan tdk
enak karena tdk mandi
Depresi : kemunduran dlm tingkat kebersihan dan
kerapian
Manik : pakaian & perhiasan menyolok, kombinasi yg
ganjil, bersikap masa bodoh thd pakaian & make-up yg
dipakai
Insomnia : gangguan tidur atau perubahan yg nyata yg
dpt dilihat pd pola tidur. Faktor penyebab al. :
- adanya stres, tekanan pekerjaan, ketidakselarasan
perkawinan
- umur
- gg medik, mis. rasa sakit & ketidakenakan fisik
- gejala lepas obat (alkohol, sedatif)
- gangguan jiwa berat (SR / gg afektif)
Initial insomnia : kesulitan masuk tidur
Middle insomnia : bangun tengah malam & dpt tidur
lagi dengan susah payah
Late insomnia : terbangun terlalu pagi & tdk dpt tidur
kembali
Hipersomnia : jumlah tidur yg berlebihan dg keadaan
bingung saat bangun
Narkolepsi : episode tidur dlm waktu singkat yg tdk
bisa dikontrol & tjd berulangkali, biasa tjd > 40 th
Sleep attack : serangan tidur yg tiba-tiba, dlm waktu
pendek ( 15 menit), reversibel, serangan dpt tjd pd
keadaan melakukan aktifitas apa saja. Pasien bangun
merasa segar & mungkin ada periode refrakter 1-5 jam
sblm serangan berikutnya
Somnabulisme : suatu gangguan tidur dimana tjd
aktifitas motorik (mis. berjalan)
Penggolongan gangguan jiwa :
yg digolongkan adalah gangguan2 yg diderita
seseorang
seseorang yg menderita gangguan jiwa yg sama,
persamaannya terletak pd ciri2 gangguan jiwa itu,
bukan dlm berbagai hal yg penting
mereka dpt menunjukkan berbagai perbedaan dlm
banyak hal yg penting
dpt mempengaruhi hasil terapi
Pendekatan ateoritik & deskriptif :
Mendeskripsikan manifestasi/gambaran klinis
gangguan jiwa tertentu
Dibuat pedoman diagnosis berdasarkan terdapatnya
gejala2 tertentu (yg esensial)
Etiologi dan terapi tidak dibahas

Diagnosis yg benar & baku :


terapi yg tepat

komunikasi medis antar pakar

pengolahan data (statistik, epid.)


Hippocrates (500 th SM):
- mania
- histeria
Emil Kraeplin (1856-1926) & Eugen Bleuler
(1857-1939) :
- psikosa organik
- psikosa endogen patologi otak (-)
- kelainan kepribadian & beberapa keadaan
reaktif
WHO th 1963 :
membentuk Panitia Penyusun Penggolongan
Diagnosis Gangguan Jiwa
Th 1965 :
masuk ke ICD-8 (International Classification of
Diseases, 8th revision)
Tahun 1973-1983 :
PPDGJ-I (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia)
ICD-8

Tahun 1983-1993 :
PPDGJ-II ICD-9 & DSM-III

Tahun 1994-2004 :
PPDGJ III ICD-10
aspek klinis, kepribadian dan psikososial dinilai secara
komprehensif, mulai PPDGJ-II
tujuan :
mencakup informasi yg komprehensif
membantu dlm perencanaan terapi,
meramalkan outcome/prognosis
format yg mudah & sistematik :
- mengkomunikasikan informasi klinis
- menangkap kompleksitas situasi klinis
- menggambarkan heterogenitas individual dg dx
yg sama
- memacu penggunaan model bio-psiko-sosial
dlm klinis, pendidikan & penelitian
Diagnosis multiaksial terdiri dari :
AKSIS I
Gangguan klinis
Gangguan lain yg menjadi fokus perhatian klinis
AKSIS II
Gangguan kepribadian
Retardasi mental
AKSIS III
Kondisi medik umum
AKSIS IV
Problem psikososial dan lingkungan
AKSIS V
Penilaian fungsi secara global
fungsi psikologis, sosial, okupasional
Pd beberapa jenis gg jiwa tdp berbagai tanda & gejala
yg sangat luas, sedangkan gg jiwa yg lain hanya tdp
tanda & gejala yg sangat terbatas
disusun suatu hirarki diagnosis
gg yd tdp dlm hirarki yg lebih tinggi mungkin
mempunyai ciri2 gg yg terletak di hirarki yg lebih
rendah, tetapi tdk sebaliknya
suatu dx baru ditegakkan setelah kemungkinan dx dlm
blok diatasnya dapat disingkirkan
I. Gg Mental Organik & Simptomatik (F00-F09)
Gg Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-F19)
Ciri khas :
etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder
II. Skizofrenia, Gg Skizotipal, & Gg Waham (F20-F29)
Ciri khas :
gejala psikotik, etiologi organik tdk jelas
III. Gg Suasana Perasaan (Mood/Afektif) (F30-F39)
Ciri khas :
gejala gg afek, (psikotik & non-psikotik)
IV. Gg. Neurotik, Gg Somatoform, & Gg Stres (F40-48)
Ciri khas :
gejala non-psikotik, etiologi non-organik
V. Sindrom Perilaku yg Berhubungan dg Faktor
Fisiologis & Faktor Fisik (F50-59)
Ciri khas :
gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik
VI. Gg Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-69)
Ciri khas :
gejala perilaku, etiologi non-organik
VII. Retardasi Mental (F70-79)
Ciri khas :
gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
VIII. Gejala Perkembangan Psikologis (F80-89)
Ciri khas :
gejala perkembangan khusus, onset masa kanak
IX. Gg Perilaku & Emosional dg Onset Masa Kanak &
Remaja (F90-98)
Ciri khas :
gejala perilaku/emosional, onset masa kanak
X. Kondisi Lain yg Menjadi Fokus Perhatian Klinis
mis. - parkinsonisme sekunder
- non-compliance
- malingering
- child abuse, dll
1. Gangguan F0 Gangguan
mental organik dan mental organik
Gangguan simtomatik termasuk
mental Gangguan mental
simtomatik
organik 2. Gangguan akibat F1 Gangguan mental
alkohol dan obat/zat dan perilaku akibat
penggunaan alkohol
dan zat psikoaktif
lainnya
1. Skizofrenia dan F2 Skizofrenia,
gangguan yang gangguan skizotipal
Gangguan terkait dan gangguan
waham
mental
2. Gangguan afektif F3 Gangguan suasana
psikotik* perasaan (mood
[afektif])
Gangguan 1. Gangguan Neurotik * F4 Gangguan Neurotik,
gangguan somatoform
neurotik dan dan gangguan yang
gangguan berkaitan dengan stres
2. Gangguan F5 Sindrom perilaku
kepribadian kepribadian dan yang berhubungan
perilaku masa dewasa dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik

F6 Gangguan
kepribadian dan perilaku
masa dewasa

Gangguan masa 1. Retardasi mental * F7 Retardasi mental

kanak, remaja
dan 2. Gangguan masa F8 Gangguan
perkembangan kanak, remaja dan
perkembangan *
perkembangan
psikologis
F9 Gangguan perilkaku
dan emosional dengan
onset pada masa kanak
dan remaja
Utk mengumpulkan informasi dlm penegakan
diagnosis
Dx memandu terapi dan membantu mem-prediksi
perjalanan (penyakit)
Dx psikiatrik didasarkan pada fenomenoligi deskriptif
: tanda, gejala dan perjalanan klinik
Pemeriksaan psikiatrik terdiri dari 2 bagian :
a. riwayat :
- menggambarkan RPS dan RPD
- memberikan informasi keluarga /pribadi lainnya
b. pemeriksaan status mental :
penilaian formal thd pikiran, mood dan perilaku
pasien saat ini
A. Identifikasi
1. usia, jenis kelamin
2. pekerjaan, pendidikan, etnis, status marital, agama
B. Keluhan Utama
- dg kata-kata pasien sendiri (bila mungkin)
- alasan konsultasi/hospitalisasi
C. RPS
1. kapan dan bagaimana keluhan tsb bermula
2. bagaimana gejala-gejala tsb berkembang
seiring perjalanan waktu
3. pengobatan yg sdh dilakukan
- medikasi : jenis obat, dosis, respon, efek
samping, kepatuhan
- terapi : modalitas, frekuensi, manfaat yg dirasakan
4. penggunaan obat/alkohol saat ini
D. Riwayat Psikiatrik
1. urutan kronologis dari semua gejala & episode
(diobati maupun tidak), mulai dari yg paling awal
sampai ke episode yg sekarang
2. deskripsi gejala
3. faktor presipitasi (jika ada)
4. terapi yg pernah dijalani & responnya (prediktor
terbaik utk respon terapi di masa datang adalah
respon terapi di masa lalu)
5. hospitalisasi : berapa lama dirawat, alasan
perawatan, terapi & responnya, rencana
pemulangan, kepatuha n & follow-up nya
E. Riwayat medik
1. kondisi medik saat ini & terapi
2. penyakit berat yg pernah dialami & terapi
3. riwayat perawatan ok. kondisi medik
4. riwayat operasi
F. Riwayat keluarga
1. anggota keluarga saat ini (umur & sex)
2. anggota keluarga dg gangguan/gejala
psikiatrik riwayat terapi
G. Riwayat pribadi
tujuan :
- menguraikan makna peristiwa selama kehidupan
pasien , yg mungkin
menyebabkan/mengeksaserbasi
gejala-gejala psikiatrik
- menggambarkan perubahan-perubahan kemampuan
fungsional seiring dg perjalanan waktu
- diseleksi mana yg secaradiagnostik signifikan,
berdasarkan informasi yg diterima dari
pasien/keluarganya
1. Kelahiran & masa bayi
riwayat pemakaian obat-obatan oleh ibu, komplikasi
perinatal, temperamen, saat berjalan, saat bicara
2. Masa kanak
kontrol BAK/BAB, toleransi thd perpisahan,
hubungan dg teman, sekolah, aktifitas ekstrakurikuler
3. Masa remaja
onset pubertas, hub dg teman sebaya, minat seksual,
penggunaan obat-obatan, perkembangan tujuan/karir,
pendidikan, pekerjaan, aktifitas ekstrakurikuler
4. Masa dewasa
perkawinan & hub romantik lainnya, riwayat seksual,
pekerjaan, militer, penggunaan obat/alkohol,
kriminal, minat di luar pekerjaan
Format sistematik utk merekam temuan ttg pikiran,
perasaan dan perilaku
Observasi bersifat objektif dan noninferential (apa yg
dilihat & didengar, bukan apa yg kita pikirkan)
Hanya fenomena yg diamati saat pemeriksaan,
selebihnya dicantumkan dalam riwayat.
A. Penampilan
- cara berpakaian & kebersihan
- sikap & perilaku
- tanda-tanda fisik (mis. tremor, ataksia)
- perhatian khusus bila ada hal-hal yg abnormal &
eksentrik
B. Bicara
volume, kecepatan, artikulasi, vokabulari, bukan isi
C. Ekspresi emosi
1. Subjektif - deskripsi pasien ttg perasaannya
(mis. Saya merasa sedih)
2. Objektif emosi dikomunikasikan melalui ekspresi
wajah, postur tubuh, dan nada suara
3. Afek :
- objektif, komponen emosi yg dpt diamati oleh
pemeriksa
- variabilitas emosi seiring perubahan pikiran
(mood : suasana perasaan yg mendasari nada
emosional)
D. Pikiran & Persepsi
1. Bentuk pikiran apakah logis dan goal-directed?
autistik , realistik
2. Isi pikiran abnormalitas meliputi :
a. Waham
b. Ideas of reference
c. Obsesi
d. Preokupasi
e. Thought insertion, thought withdrawl
3. Persepsi halusinasi, ilusi
E. Sensorium
- penilaian beberapa fungsi kognitif
- menggambarkan keutuhan seluruh SSP
- abnormalitas tjd pd delirium dan dementia
- mungkin ada kondisi medik yg mendasari atau
gejala
yg ada terkait dg penggunaan obat-obatan
1. Alertness (kesadaran) tingkat kesadaran
konstan atau fluktuatif
2. Orientasi thd tempat, orang, waktu
3. Konsentrasi kemampuan memusatkan &
mempertahankan perhatian
4. Memori remote, recent, immediate recall
5. Kalkulasi berhitung sederhana
6. Pengetahuan mengingat kejadian-kejadian penting
7. Pemikiran abstrak - peribahasa
8. Wawasan penyakit kemampuan mengenali &
memahami gejala yg dia alami
9. Penilaian - kemampuan mengambil keputusan,
bersikap yg sesuai dg norma-norma sosial, dan mampu
bekerjasama dg rencana terapi
Resume Status Mental :
- Kesadaran
- Roman muka
- Kontak/Rapport
- Orientasi
- Perhatian
- Emosi
- Memori
- Persepsi : halusinasi, ilusi
- Pikiran : bentik, jalan, isi
- Wawasan penyakit
- Tingkah laku/ Bicara
- Dekorum

Anda mungkin juga menyukai